Persilangan Monohibrid dan Dihibrid pada Hukum Mendel | Biologi Kelas 12

Persilangan Dihibrid dan Monohibrid pada Hukum Mendel - Biologi kelas 12-02

Pada artikel Biologi kelas 12 kali ini, kamu akan mempelajari tentang persilangan monohibrid dan persilangan dihibrid pada Hukum Mendel.

 

Halo teman-teman yang di sana! Kamu, iya kamu! Siapa di antara kamu yang tahu siapa ilmuwan yang dijuluki sebagai Bapak Genetika Modern?

Jawabannya pasti sudah ketebak ya saat kamu membaca judul artikel ini. Yup! Beliau adalah Mendel. Nama lengkapnya adalah Gregor Johann Mendel. Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya mengikuti suatu pola tertentu.

Penemuan itulah yang sampai sekarang kita sebut dengan nama Hukum Mendel. Nah, Hukum Mendel ini dibagi menjadi dua nih, yang pertama adalah Hukum I Mendel dan yang kedua adalah Hukum II Mendel.

 

Bunyi Hukum Mendel

Gimana sih bunyi Hukum I Mendel dan Hukum II Mendel? Simak berikut ini yuk!

Hukum I Mendel: “Setiap alel dari gen yang sama akan berpisah atau bersegregasi secara bebas pada saat pembentukan gamet.”

Hukum II Mendel: “Setiap alel dari gen yang berbeda akan bergabung atau berasortasi secara acak pada saat pembentukan gamet.”

Baca Juga: Memahami Apa Saja yang Termasuk Pola-Pola Hereditas

Persilangan Dihibrid dan Monohibrid pada Hukum Mendel - Biologi kelas 12-03

 

Perlu kamu ketahui, Hukum I Mendel disebut juga dengan hukum segregasi bebas. Kenapa? Karena pada hukum ini, alel-alel di dalam gen yang sama mengalami pemisahan (segregasi) secara bebas saat pembentukan gamet.

Alel itu sendiri adalah variasi atau bentuk alternatif dari suatu gen yang terletak di lokus yang sama pada kromosom homolog.

Di sisi lain, Hukum II Mendel disebut juga dengan hukum asortasi bebas karena alel-alel dari gen yang berbeda akan mengalami penggabungan (asortasi) secara bebas saat pembentukan gamet.

So, jangan sampai tertukar ya. Nah, Hukum I Mendel dan Hukum II Mendel ini diterapkan pada proses persilangan yang akan kita bahas pada artikel kali ini. Yuk, langsung saja kita simak!

 

Istilah-Istilah dalam Persilangan

Sebelum kita masuk ke inti dari pembahasan kita, ada istilah-istilah dalam persilangan yang perlu kamu ketahui dulu nih. Supaya kamu nggak bingung, ayo kita kenali istilah-istilah tersebut. Apa saja ya? Ini dia!

Persilangan Dihibrid dan Monohibrid pada Hukum Mendel - Biologi kelas 12-05

 

Oke, setelah kamu tahu apa saja simbol dan istilah-istilah dalam persilangan itu, sekarang yang harus kamu ketahui adalah bagaimana cara dalam menentukan gamet. Gamet yang akan kita ketahui adalah berapa jumlahnya serta apa jenisnya.

Baca Juga: Mengenal Gen, DNA, dan Kromosom

 

Cara Menentukan Gamet

Persilangan Dihibrid dan Monohibrid pada Hukum Mendel - Biologi kelas 12-04
 

Nah, sekarang kamu sudah tahu macam-macam simbol, istilah, serta cara dalam menentukan gamet, nih. Berarti kamu sudah siap untuk masuk ke pembahasan yang kita nanti-nanti dari tadi. Daripada terlalu banyak nulis, mending langsung kita simak saja, yuk!

 

Persilangan Monohibrid

Persilangan monohibrid adalah persilangan dengan satu sifat beda. Maksudnya adalah pada persilangan ini, kita hanya memperhatikan satu sifat saja, seperti warna bunga (merah, putih, dsb) atau bentuk buah (bulat, lonjong, dsb).

Pada persilangan monohibrid berlaku Hukum Mendel I karena pada saat pembentukan gamet , alel-alel yang sebelumnya berpasangan akan mengalami pemisahan secara bebas dalam dua sel gamet.

Secara bebas di sini maksudnya adalah pemisahan kedua alel tersebut tidak dipengaruhi atau mempengaruhi pasangan alel yang lainnya.

Mendel melakukan persilangan monohibrid dengan satu sifat beda yang menunjukkan sifat dominansi yang muncul secara penuh dan sifat dominansi yang tidak muncul secara penuh (intermediet).

Baca Juga: Mengenal Hukum Mendel tentang Pewarisan Sifat pada Makhluk Hidup

 

1. Kasus dominansi penuh

Persilangan pada kasus dominansi penuh akan terjadi apabila sifat alel yang satu dapat menutupi sifat alel yang lainnya. Akibatnya, sifat alel yang lebih kuat itu dapat menutupi sifat alel yang lemah.

Dalam hal ini, alel yang memiliki sifat yang menutupi disebut alel dominan dan alel yang memiliki sifat yang ditutupi disebut alel resesif.

Perhatikan contoh di bawah ini, ya.

Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan alel M bersifat dominan penuh terhadap m. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!

Penyelesaian:

Persilangan Dihibrid dan Monohibrid pada Hukum Mendel - Biologi kelas 12-06

 

Berdasarkan persilangan di atas, kita bisa mengetahui perbandingan fenotipe dan genotipenya. Perlu diingat kalau fenotipe adalah sifat yang tampak.

Jadi, berdasarkan hasil F2 kita bisa tahu kalau perbandingan fenotipenya adalah 3 : 1 (3 sifat merah : 1 sifat putih). Sedangkan, untuk perbandingan genotipenya diperoleh MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1.

 

2. Kasus dominansi tidak penuh (Intermediet)

Persilangan pada kasus intermediet terjadi apabila sifat dari salah satu alel tidak dapat menutupi sifat alel lain secara penuh. Akibatnya, individu heterozigot memiliki fenotipe intermediet (di antara) sifat kedua induknya.

Perhatikan contoh di bawah ini.

Persilangan antara bunga mawar merah (MM) dengan bunga mawar putih (mm) dengan M bersifat dominansi tidak sempurna terhadap m. Lakukanlah persilangan sampai mendapatkan F2!

Penyelesaian:

Persilangan Dihibrid dan Monohibrid pada Hukum Mendel - Biologi kelas 12-08 

 

Bagaimana nih? Sampai di sini paham ya? Kalau begitu, ayo kita lanjut ke jenis persilangan yang kedua, yaitu persilangan dihibrid.

Baca Juga: Penyimpangan Semu Hukum Mendel

 

Persilangan Dihibrid

Jika pada persilangan monohibrid kita hanya memperhatikan satu sifat beda saja, maka pada persilangan dihibrid kita akan memperhatikan dua sifat beda. Misalnya warna buah dan bentuk buah, warna buah dan rasa buah, dsb.

Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel karena pada saat pembentukan F2, alel-alel dari gen yang berbeda akan bergabung (mengelompok) secara bebas saat pembentukan gamet.

Penggabungan secara bebas ini maksudnya adalah alelyang satu dapat secara bebas bergabung dengan alel dari gen yang lainnya tanpa adanya syarat tertentu.

Perhatikan contoh berikut ini.

Persilangan antara biji bulat kuning (BBKK) dengan biji kisut hijau (bbkk). Biji bulat (B) dominan terhadap biji kisut (b) dan warna kuning (K) dominan terhadap warna hijau (k). Lakukan persilangan sampai mendapat F2!

Penyelesaian:

Persilangan Dihibrid dan Monohibrid pada Hukum Mendel - Biologi kelas 12-09
 

Sehingga, akan diperoleh F2 = bulat kuning (B_K_), bulat hijau (B_kk), kisut kuning (bbK_), kisut hijau (bbkk). 

Untuk perbandingan fenotipnya adalah sebagai berikut:

Perbandingan fenotip = bulat kuning : bulat hijau : kisut kuning : kisut hijau = 9 : 3 : 3 : 1. 

Wow, lumayan panjang ya pembahasan kita kali ini. Bagaimana, sudah mulai pusing?

Tapi tenang, pembahasan yang kelihatannya panjang dan rumit ini aslinya mudah kok, serius deh!

 

Latihan Soal Persilangan Monohibrid dan Dihibrid

Nah, kalau kamu cuma baca doang tanpa latihan soal, kan nggak afdol tuh. Oleh karena itu, di bawah ini ada latihan soal nih. Langsung dicoba, ya! Nanti yang sudah dapat jawabannya, bisa langsung tulis di kolom komentar. Oke?

Persilangan Dihibrid dan Monohibrid pada Hukum Mendel - Biologi kelas 12-07
 

Oke, selesai sudah pembahasan menarik kita kali ini tentang persilangan monohibrid dan dihibrid pada Hukum Mendel. Oh iya, kalau kamu masih bingung dengan materi ini, atau kamu ingin pelajari materi ini lewat video animasi biar lebih menarik lagi belajarnya, kamu bisa lho download aplikasi Ruangguru, lalu pilih aplikasi ruangbelajar. Dijamin, belajar jadi tambah asik dan nggak membosankan! Semangat belajar, ya! Semangat meraih mimpi!

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Referensi:

Irnaningtyas. (2018). Biologi untuk SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013 Revisi. Jakarta: Erlangga.

Hani Ammariah