3 Pahlawan Kecil Indonesia yang Menginspirasi
Di Hari Anak Nasional kali ini, Ruangguru akan menyorot tiga anak Indonesia yang bisa dipandang sebagai pahlawan kecil Indonesia. Mengapa? Perbuatan-perbuatan sederhana mereka dapat memberikan perubahan bagi lingkungan, juga negara. Siapa saja? Simak yuk ceritanya.
1. Tasripin
Tasripin, bocah dari Banyuwangi merupakan salah satu gambaran pahlawan kecil di Indonesia. Saat anak-anak seusianya sibuk sekolah, bermain, dan dipenuhi kasih sayang orang tua, Tasripin harus berperan sebagai kepala keluarga. Ia terpaksa berhenti sekolah dan menjadi buruh tani demi menghidupi ketiga adiknya, Dandi, Riyanti, dan Daryo. Tanggung jawab besar ini diambil alih olehnya setelah ditinggal kedua orangtuanya. Cita-cita besarnya untuk menjadi guru pun sirna seketika.

Masak, menyuapi, memandikan, mencuci, menyapu, hingga membetulkan atap bocor, semua dilakukannya sendiri. Di dalam rumah papan berukuran 5×6 meter, mereka tidur hanya dengan berselimutkan sarung di dipan kayu beralaskan karpet plastik. Untuk makan sehari-hari, ia bekerja membantu tetangganya. Mulai dari menjadi buruh tani, bekerja di sawah, mengeringkan gabah, hingga mengangkut hasil panen turun. Bekerja dari pukul 7 pagi hingga 12 siang, Tasripin dibayar dengan beras, atau kadang uang 10 ribu. Kira-kira dicukupkan untuk makan selama dua hari. Makanannya sehari-hari pun hanya nasi dengan kerupuk atau garam. Untuk sekedar makan mie instan pun sangat sulit, menunggu ada rezeki lebih. Dengan upah seadanya itu, ia masih menyisihkan sedikit uang untuk adik-adiknya jajan lho.
Uang yang dikirimkan sang Ayah melalui bibinya dialokasikan untuk membayar listrik dan kebutuhan mendesak. Hal ini menjadikan sekolah sebagai hal yang mahal untuk mereka. Walaupun kekurangan dan tidak mencicipi pendidikan lagi, ia merasa punya tanggung jawab besar pada akhlak adik-adiknya. Bocah Banyuwangi ini mengajari adik-adiknya membaca Al Quran setiap sore. Dengan tekun dan sabar ia mengajak adik-adiknya shalat dan mengaji di mushola terdekat.

Kerja keras Tasripin membuahkan hasil. Kisahnya ini disorot oleh pemerintah dan bala bantuan datang tak henti-henti. Kini, berkat hidupnya sudah berkecukupan, Tasripin dan adik-adiknya sudah bisa melanjutkan sekolah. Rumahnya pun sudah layak tinggal setelah direnovasi. Tasripin berhasil menjadi pahlawan kecil bagi keluarganya.
2. Daffa Farros Oktoviarto
Beberapa waktu lalu, media sosial seperti Facebook dan Instagram dihebohkan dengan aksi heroik seorang anak kecil. Dari foto yang beredar, dengan sepedanya, bocah itu terlihat menghadang pemotor yang melintas di trotoar. Pemilik akun Facebook bernama Ronald Kusuma yang melihat langsung peristiwa itu memotret dan mengunggahnya. Hal tersebut terjadi di dekat fly over Kalibanteng Semarang, Jalan Jenderal Sudirman.
“Ini keren banget anak kecil di Semarang, dia berantem sama pengendara sepeda motor yang naik ke trotoar saat terjadi kemacetan parah di Jalan Sudirman Kalibanteng SMG si anak tetap ga mau kasih jalan buat motor, dan akhirnya setelah ribut2 kecil si pengendara motor akhirnya mundur,” tulis Ronald pada caption foto.
Di foto tersebut, seorang pemotor pria berhenti di atas trotoar karena dihadang bocah kecil laki-laki bertubuh mungil. Matanya tampak melotot ke arah pengendara tersebut. Ia memegang kuat sepedanya secara melintang untuk menghalau pemotor.
Aksi heroik ini menuai banyak pujian dari para netizen, sampai ke Wali Kota Semarang, Hendra Prihadi. Dalam akunnya @hendrarprihadi, beliau me-repost video aksi Daffa. “#bergerakbersama bukan seruan diawang2 — Daffa bisa membuktikan..njenengan? #videorepost @saefana,” begitu tulisnya.

Daffa termasuk pahlawan kecil yang berani menegur orang yang melakukan perbuatan-perbuatan melanggar aturan. Ia tidak merasa gentar meskipun orang yang ditegurnya jauh lebih tua. Selama ia benar, maka ia akan tetap maju. Aksi Daffa menyadarkan para pengguna jalan agar lebih tertib.
3. Devika Pandanwangi
Seorang pahlawan (yang kini tidak kecil lagi) juga turut mengharumkan nama Indonesia. Devika Pandanwangi membuat sebuah inovasi dengan membuat bra sekaligus penampung ASI (Air Susu Ibu). Dengan bra ini, para ibu bekerja tidak akan kesulitan lagi menampung ASI yang kerap merembes tanpa diduga. Komponen bra penampung ASI ini terdiri dari bra khusus ibu menyusui, cup dengan bahan silikon, selang, serta kantung penampung. Ia membeli seluruh peralatan di toko kebutuhan wanita dan menghabiskan uang sekitar 200 ribu rupiah.

“Kalau ibu menyusui, biasanya kan asinya menetes sendiri. Ataupun kalau misalnya bepergian atau wanita karir, atau yang kiri menyusui, yang kanan juga menetes. Ini bisa ditampung, ada cup pada branya,” tutur Devika.
Saat melakukan eksperimen ini, ia masih SMA. Beberapa tahun lalu, perempuan kelahiran 8 Juli 1995 ini punya adik bayi. Nah, ketika ibunya pergi bekerja, seringkali ASI-nya menetes dan terbuang percuma. Dari sanalah muncul ide untuk membuat bra ini.
Secara teknis, sistem kerjanya sangat sederhana. Jadi, ketika ASI keluar dengan sendirinya karena tidak sedang diminum bayi, ASI yang menetes itu ditampung dalam cup. Kemudian, dialirkan melalui selang dan masuk ke dalam kantung plastik penampung yang diselubungi alumunium foil. Mengapa menggunakan alumunium foil? Agar suhu tubuh si ibu dan ASI sama dan menjaga kesterilan. HIngga 80 cc ASI dapat ditampung oleh kantung di dalamnya. Setelah dikeluarkan, ASI dapat bertahan tiga sampai empat jam lamanya. Sebelum waktunya habis, ASI harus sudah diberikan ke bayi.
Alat ini sudah mengikuti perlombaan dan mendapat banyak penghargaan. Devika menciptakan sebuah inovasi unik, sederhana namun sangat bermanfaat bagi kaum ibu, terlebih yang bekerja. Oleh sebab itu, ia patut menyangga gelar pahlawan.
Bagaimana dengan dirimu? Sudahkah jadi pahlawan? Setidaknya untuk sekitarmu dulu. Lihat saja beberapa contoh di atas. Hal sederhana, tapi sedikit-sedikit dapat memberikan perubahan bagi dunia. Semoga kisah mereka dapat menginspirasimu ya! Selamat Hari Anak Nasional!
Untuk menjadi pahlawan bagi diri sendiri, kamu bisa mulai dengan belajar bersama teman-teman se-Indonesia dan STAR Master Teacher lulusan PTN ternama di Brain Academy Online. Ada kelas gratisnya loh! Coba dulu, kalau cocok baru langganan. Asik ‘kan?