Bahayanya Fokus hanya pada Satu Jenis Olahraga
Siapa di sini orang tua yang suka khawatir kalau anaknya tak lagi berolahraga? Pasti banyak ya. Setidaknya, anak diminta untuk menguasai salah satu jenis olahraga yang ia sukai agar selalu semangat dalam menjaga kebugaran tubuhnya. Tren seperti ini sudah ada sejak zaman dahulu, dengan disusul banyak bermunculannya klub-klub olahraga anak. Baik itu yang ada di sekolah, maupun di luar sekolah. Bahkan, kini fokusnya bukan hanya untuk sehat, tetapi juga untuk berprestasi di berbagai jenis olimpiade olahraga di beragam jenjang. Sampai ingin agar anak bisa masuk perguruan tinggi dengan beasiswa berkat bakatnya dalam olahraga.
Mengingat hal ini, para pejabat Ikatan Dokter Anak di Amerika membuat sejumlah rekomendasi untuk orang tua yang menyarankan bahwa spesialisasi pada suatu jenis olahraga ditunda sampai seorang anak setidaknya berusia 15 tahun. Anak-anak yang usia nya di bawah itu, harus didorong untuk berpartisipasi dalam berbagai olahraga. Orang tua juga didorong untuk mengevaluasi lingkungan pelatihan dan pembinaan program olahraga pemuda.
Jika mereka fokus pada satu jenis olahraga saja, biasanya disarankan untuk mengambil cuti berolahraga selama 3 bulan dalam rentang waktu satu tahun. Mereka juga harus mengambil cuti 1-2 hari dalam seminggu dari kegiatan olahraga untuk mengurangi kemungkinan cedera serius. Sebagai contoh, ahli bedah ortopedi Mark Miller, MD menyampaikan dalam olahraga baseball misalnya akan ada kemungkinan cedera bahu dan siku jika terlalu fokus terus-menerus. Begitu juga, dalam lari jarak jauh yang bisa mengakibatkan penekanan pada fraktur tulang.
Selain itu, Nirav Pandya selaku Direktur Kedokteran Olahraga untuk rumah sakit dan klinik di Benioff Children’s Hospital, San Fransisco mengatakan manfaat bagi anak-anak untuk bersaing di lebih dari satu olahraga. Ini membantu mereka secara mental, dan juga melatih berbagai kelompok otot dan memperkenalkan keterampilan yang dapat digunakan dalam tiap upaya atletik.
Dengan menguasai beragam olahraga juga akan menemui minatnya pada jenis olahraga yang disukai dan memperluas pengalaman positif berolahraga untuk mendapat banyak penghargaan. Walau sebenarnya, fokus yang harus orang tua kembangkan adalah penguasaan teknik permainan, anak-anak menikmati bermain, daripada hanya berfokus pada kemenangan. Juga bersosialiasi pada klub olahraga yang terdiri dari teman-teman sebayanya.
Apalagi sebagai permulaan, olahraga perannya hanya untuk meningkatkan kebugaran, motivasi, kepercayaan diri, dan kreativitas. Jauhkan ancaman pada anak bahwa tanpa spesialisasi, anak-anak akan tertinggal atau tidak dapat bermain di tingkat selanjutnya. Lagipula, ketangkasan mereka pada satu bidang olahraga sebenarnya bisa kok ditransfer pada bidang olahraga yang lainnya.
Misalnya saja, kemampuan seperti berlari, melompat, ketangkasan, dan melempar. Tidak hanya satu jenis olahraga saja 'kan yang menggunakan keterampilan ini? Tak hanya itu, kefokusan dan ketangguhan pada anak juga bisa ditransfer lho karena 'kan sudah dibiasakan sebelumnya. Kebiasaan dalam mengasah kemampuan mereka berolahraga ternyata mampu berdampak pada peningkatan nilai IQ, Smart Parents! Anak-anak akan menjadi seseorang yang tumbuh lebih kreatif.
Terakhir, pengalaman mereka berkembang dalam beragam jenis olahraga memicu adanya bermacam-macam interaksi antara tim olahraga maupun bersama para pelatihnya di berbagai konteks. Pada akhirnya, anak mulai memahami bagaimana menjadi pribadi yang baik dalam bekerja di sebuah tim.
Nah, jika anak diharapkan untuk menjadi seorang atlet maka ia bisa mulai fokus hanya pada satu olahraga di saat usianya sudah berada di atas 12 tahun. Walau sebaiknya juga bisa mencari pelarian olahraga dengan minimal 2-3 bidang lainnya saat ia merasa terlalu jenuh.
Tentunya, antara kegiatan olahraga dan kemampuan akademik juga harus seimbang ya. Orang tua bisa mengenalkan anak dengan belajar sambil beristirahat olahraga dengan membuka aplikasi Ruangguru. Download di Google Play atau App Store dan nikmati sensasi belajar bisa di mana saja dan juga kapan saja.
Rabia Edra