#CeritaGuruku dan Ucapan Hari Guru dari Siswa di Indonesia

hari guru nasional 2020

Artikel ini berisi kumpulan ucapan hari guru dari berbagai siswa di seluruh pelosok Indonesia.

Bu Widi membagikan kertas HVS. Setelah seisi kelas mendapatkannya, dia berjalan dari meja paling belakang menuju papan tulis. Langkahnya pelan. Membuat suasananya jadi horor. Kami saling berbisik. Perasaan, gak ada pengumuman kalau hari ini ulangan, deh.

“Simpel aja,” kata Bu Widi. “Kalian tulis cerita perjalanan di kertas itu.”

Seketika kelas bergemuruh. Kemarin memang kami baru aja kedapatan libur panjang akibat puasa. Tapi, nggak semua dari kami pergi. Gimana nasib mereka yang nggak pulang kampung coba? Bisa-bisa nulis: “Saya pergi dari kamar ke kamar mandi karena kebelet, lalu kembali ke kamar lagi. Rebahan adalah jalan ninjaku.”

Saat itu, mengarang adalah kegiatan yang cukup menyebalkan buat saya. Saya tidak bisa menuangkan apa yang ada di kepala saya menjadi sebuah tulisan. Mungkin, karena ada kata “karang”, yang secara tidak langsung membuat saya berpikir kalau tulisan saya harus mengkhayal bebas dan super keren.

Buat saya, hal paling sulitnya adalah menemukan kalimat pembuka. Saya tidak tahu harus mengawali tulisan saya dari mana. Saat itu, saya ingin membuat cerita tentang pulang kampung ke Jogja. Apa saya mulai dari saat saya sampai Jogja? Tapi, gak ada cerita selama di perjalanannya dong. Apa saya mulai dari rumah? Tapi, bedanya cuma naik mobil aja dong. Saya jadi pusing sendiri.

Kertas milik teman sebangku saya sudah terisi beberapa paragraf.

Tidak mau kalah, kali ini saya cuek. Saya tulis apapun yang ada di pikiran saya sebanyak-banyaknya. Katanya, menulis adalah proses menuangkan pikiran. Sepuluh menit kemudian, saya merasa lega. Ah, jadi ini rasanya mengarang? Lalu, begitu saya liat kertas saya:

 

meme nulis spongebob(Sumber: ruinedchildhood.com)

Ternyata baru beberapa kata. 🙁

Begitulah kurang lebih kisah saya yang gak paham soal Bahasa Indonesia. Lucunya, saat ini saya bekerja sebagai penulis. Sebuah pekerjaan yang tidak saya kuasai semasa SMA. Kedengarannya memang aneh. Di masa itu, jangankan menulis, baca novel aja saya ngantuk. Bacaan saya saat itu cuma komik dengan satu alasan: banyak gambarnya.

Di saat mengetik ini, saya jadi teringat Bu Widi. Seperti halnya saya dan menulis, hubungan saya dengan Bu Widi tidak begitu spesial. Saya cuma murid yang biasa-biasa aja. Bukan tipikal murid yang diingat guru karena pintar dan aktif, tapi juga gak pernah ditandain karena nakal. Posisi duduk saya pun selalu di tengah. Kalau sekarang Bu Widi diwawancarai Deddy Corbuzier mengenai saya, mungkin dia akan bertanya-tanya, “Kresnoadi? Itu nama orang apa nama candi?”

Yah, Bu Widi boleh saja lupa tentang saya.

Tapi, saya tidak pernah lupa.

Bu Widi selalu meminta kami untuk banyak menulis dan, secara tidak langsung, saya menyadari kepayahan-kepayahan saya: soal kalimat pembuka, soal stuck dari satu paragraf ke paragraf lain, dan soal diksi yang itu-itu saja.

Bu Widi, mungkin salah satu guru yang secara tidak sadar membuat saya meningkatkan kemampuan menulis, dan itu berdampak besar di hidup saya sampai sekarang. Bu Widi mungkin bukan seperti guru di film-film yang pandai mengeluarkan kata-kata mutiara. Seperti Yoda dengan quote “do or do not. There is no try” yang inspiratif atau Mr Miyagi, guru dalam film Karate Kid yang bilang, “It’s ok to lose opponent, must not lose to fear.”

Di sisi lain, Bu Widi adalah guru yang santai, karena fokusnya cuma satu: bagaimana saya, dan teman-teman yang lain, bisa berkembang di masa depan.

Mungkin di dunia ini ada dua jenis kalimat: yang bisa langsung kita pahami dan yang butuh waktu lama untuk mencernanya.

Tapi percayalah, di suatu waktu di masa depan, di tempat antah berantah, kita semua akan teringat ucapan atau tindakan guru-guru kita, lalu kita akan bilang: “Benar juga.”

 

Dalam rangka menyambut Hari Guru Nasional, Ruangguru meminta kepada siswa di berbagai penjuru Indonesia untuk memberikan ucapan kepada gurunya dalam #CeritaGuruku. Dan, inilah beberapa hasilnya:

 

Buat Miss Novi, guru Bahasa Indonesia sekaligus Pembina OSIS, aku mau bilang, “Miss, please know that I am always there for you, when you are hard or happy. never forget your stubborn student.” – Cacha Meyla, Mamuju.

“Bagiku, Bu Lastri adalah sosok superhero nomor 2 setelah orangtua. Kata-kata yang selalu kuingat dari beliau adalah, ‘Menolak lupa, menolak tidak tahu, dan menolak menyerah’. – Rifqa, Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

“Guru idolaku adalah Bapak Sidik Pramono, beliau mengajar mapel kimia. Usia beliau sekarang 53 tahun, dan telah mengajar sejak 2005. Saya terkesan dengan beliau. Perjalanannya dari rumah ke sekolah menempuh jarak 101 km dengan kondisi jalan yang berliku-liku dan naik turun. Hebatnya, beliau sangat disiplin dan selalu datang tepat waktu. Terimakasih saya ucapkan kepada beliau karena pengalaman beliau telah menjadi motivasi dan inspirasi saya. Bahwa tempat tinggal yang jauh dari perkotaan dan berada di pegunungan bukanlah halangan untuk meraih cita-cita setinggi bintang.” – Rohmatin, Nawangan, Jawa Timur.

“Guru adalah cahaya mentari bagi kehidupan generasi penerus bangsa Indonesia, dan Pak Iqro salah satunya. Beliau adalah pengajar SIstem Komputer dan Fisika. Buat saya, ini adalah pelajaran yang baru, tapi Pak Iqro selalu aktif baik di grup mata pelajaran maupun Google Classroom. Semangat ya, Pak. Meskipun dalam keadaan Pandemi COVID-19 dan juga terima kasih sudah mengajar saya dan teman-teman lainnya.” – Felix, Rangkasbitung.

“Bu Ida dan Bu Cris, YOU’R MY HEROES, LAST-TODAY-AND-FOREVER!” – Hakim, Jombang, Jawa Timur.

“Bu Kristina, jangan lelah untuk membimbing siswamu ini, ya. Saya akan berusaha lebih giat belajar untuk membuat ibu bangga. Semoga ibu sehat selalu dan senantiasa berada dalam lindungan Tuhan. Thank you for your hardworking. It really means a lot to me 😊” – Kana Afanin.

“Salah satu pesan dari Pak Lulu yang masih saya ingat adalah: ‘Hadapilah segala permasalahan yang datang silih berganti dengan kepala dingin dan sabar.’ Petuah itu saya jalankan sampai sekarang.”- Nurul Maulida, Sukabumi.

I am so grateful to be a student of you all. all of you do not only teach but also educate me lovingly. Thank for leading me in achieving my dreams.

Everything that I have achieved now is because of your hard effort in guiding me. Only this word as my gratitude that I can give to you, may God rewards all of your kindness.

So many years, all of you had educated me in joy an sorrow. We all had created so many beautiful memories together. I will never forget that I always remember forever. Thanks for everything that all of you had given to me.

We cannot give back for what you had given to us. It cannot be denied that you had made a wonderful impact in our lives. Some times we made you upset but we know that you really care about us.

I say thanks to you for all of your services and sacrifice for us. You gave your time sincerely to educate us to be a knowledgeable and faithful human. May God rewards all of your works, my teachers.” – Mulyadi, SMA Nadhatul Islam.

 

Makasih ya, Pak, Bu.

 

ruangbelajar plus

 

Sumber foto:

Foto ‘Meme Spongebob’ [daring] Tautan: https://ruinedchildhood.com/post/72954275996

Kresnoadi