Negara dengan Kualitas Pendidikan Terbaik Ini Menghapus Mata Pelajaran Eksak

Matematika, Fisika, dan Kimia, adalah beberapa mata pelajaran eksak yang dipenuhi dengan rumus-rumus. Pencarian hasil dari tiap perhitungan punya rumus yang berbeda-beda. Nah, hal inilah yang terkadang membuat kepala pusing tujuh keliling untuk dapat mengingatnya. Tapi pernah nggak sih kamu penasaran, untuk apa materi-materi tersebut dipelajari?

Salah satu negara pendidikan terbaik di dunia, Finlandia, mencoba salah satu sistem yang terbilang cukup fenomenal. Di tahun 2020 mendatang negara seribu danau ini berencana untuk tidak mengajarkan pelajaran Matematika, Fisika, dan Kimia sebagai mata pelajaran individu. Wah, kok bisa? 

pendidikan terbaik - Pelajaran Kimia Pelajaran Kimia. (Sumber: freeassignmenthelp.com) 

Nah, sekolah di Finlandia akan mengajarkan ketiga pelajaran tersebut dalam tema yang lebih luas. Ketimbang mempelajari berbagai mata pelajaran satu demi satu, siswa Finlandia akan mempelajari suatu kejadian, fenomena, kasus melalui berbagai ilmu. Metode belajar seperti ini dikenal dengan istilah Phenomenon-Based Education (Pendidikan Berdasarkan Fenomena). Dengan adanya sistem demikian, siswa tidak lagi bertanya-tanya:

“Apa gunanya saya mempelajari mata pelajaran X?”

“Aku kan mau jadi jaksa, untuk apa belajar Fisika?”

Nantinya, guru di Finlandia akan mengajar ketiga pelajaran tersebut dengan menyelipkan tema-tema tertentu. Misalnya, siswa akan diberi waktu sepanjang 2 jam pelajaran untuk mempelajari tema Uni Eropa. Pada tema tersebut, siswa akan sekaligus belajar Bahasa, Ekonomi, Geografi, juga Sejarah. Jadi, tidak hanya terpaku di Sejarah saja, namun dikaitkan dengan materi lain. Kemudian, contoh lainnya yaitu siswa akan praktik di sebuah kantin atau kafe untuk mempelajari Matematika, Bahasa, serta keterampilan komunikasi. 

pendidikan terbaik - Belajar di kafetaria Belajar di kafetaria. (Sumber: mie.ie) 

Sebagai pengaplikasian agar kamu lebih paham, baru-baru ini ada terjadi longsor di Banjarnegara. Nah, dengan metode belajar phenomenon-based education, siswa akan menganalisis kejadian tersebut dari berbagai bidang ilmu. Misalnya, jika ditelusur dari ilmu Geografi tentang struktur tanah, Ilmu Sosial mengenai dampak dari longsor terhadap warga setempat, lalu dari segi pelajaran Ekonomi untuk mengetahui berapa kerugian yang harus ditanggung, dari Matematika misalnya statistika korban jiwa, dan sebagainya. Contoh lain, misalnya siswa belajar tentang Perang Dunia ke-II, tidak lagi hanya dilihat dari kacamata ilmu Sejarah, tetapi juga Geografi, dan Matematika.

Siswa akan tetap mempelajari teori-teori ilmiah wajib. Akan tetapi, minat siswa untuk mencari tahu mengenai materi yang disampaikan akan lebih tinggi. Menurut Pasi Silander selaku Manajer Pengembangan Pendidikan Helsinki, yang dibutuhkan adalah jenis pendidikan yang berbeda untuk mempersiapkan anak didik agar lebih siap bekerja. Kini, dunia pendidikan semakin maju. Manajer Pendidikan Helsinki, Marjo Kyllonen mengatakan bahwa Finlandia perlu merekonstruksi pendidikan dan membuat rencana ulang untuk sistem yang sudah ada. Dengan demikian, siswa akan lebih siap menghadapi masa depan.

pendidikan terbaik - Marjo Kyllonen Marjo Kyllonen. (Sumber: salaaberta.com) 

Menurut rencana, pelajaran individu mulai akan dihapus untuk pelajar usia 16 tahun, yaitu jenjang SMA. Kini, sebanyak 70 persen guru SMA sudah dilatih untuk mengajar dengan pendekatan baru ini. Tidak hanya itu, gaji pun akan dinaikkan lho. Well, strategi ini bukan langsung dilakukan dalam sekejap. Pemerintah terlebih dulu melakukan uji coba beberapa tahun ke belakang di Helsinki, ibu kota negara. Hasil uji coba menunjukkan bahwa siswa merasa senang dan diuntungkan. 

pendidikan terbaik - Guru-guru di Finlandia Guru-guru di Finlandia. (Sumber: finland.fi) 

Tidak sedikit yang heran mengapa Finlandia fokus ke metode belajar integrasi seperti ini. Padahal, berdasarkan data tes internasional baru-baru ini, nilai ujian siswa Finlandia agak menurun. Bagi Finlandia, sekolah seharusnya mengajarkan hal-hal yang dibutuhkan anak muda dalam hidup mereka. Bukan sekadar melakukan berbagai upaya agar mendapat nilai tes nasional yang tinggi. Pengetahuan dan skill yang terintegrasi pada isu-isu nyatalah yang dibutuhkan generasi muda.

Dengan adanya metode ini, siswa tidak hanya belajar pengetahuan, namun juga melatih kemampuan tambahan karena pembelajaran lebih praktis. Komunikasi antara guru dan siswa pun akan berubah. Siswa akan lebih banyak inisiatif, kerja berkelompok untuk membahas suatu masalah. Bagaimana proses pemecahan masalah dalam berinteraksi dan bersosialisasi di antara kelompok-kelompok yang lebih kecil. Hal ini akan membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan agar siap berkarier. 

pendidikan terbaik - Pembelajaran berdasarkan fenomena Pembelajaran berdasarkan fenomena. (Sumber: nebula.wsimg.com) 

Dikarenakan sistem pendidikan dua arah, siswa tidak hanya menunggu ‘didikte’ oleh guru. Guru akan mempertimbangkan setiap masukan yang ada dari siswa seputar topik, kejadian, dan fenomena yang ingin dipelajari sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Tidak hanya itu, siswa juga dapat mengevaluasi keberhasilannya sendiri.

Kalau sistem ini diterapkan di Indonesia, kira-kira akan berhasil tidak ya? Share pendapatmu yuk di kolom komentar! (TN)

Ruangguru