Perjanjian Renville: Latar Belakang, Hasil & Dampaknya bagi Indonesia | Sejarah Kelas 9

Header Perjanjian Renville

Setelah merdeka, ternyata Indonesia masih harus berjuang untuk mempertahakan kemerdekaan, salah satunya dengan melakukan Perjanjian Renville. Yuk disimak latar belakang, tokoh-tokoh yang terlibat, hasil, serta dampak Perjanjian Renville bagi Indonesia di artikel Sejarah kelas 9 berikut ini!

 

Halo guys! Kamu tahu dong kalau Indonesia merdeka tanggal berapa? Iyap, 17 Agustus 1945. Tapi setelah itu, Indonesia masih harus mempertahankan kemerdekaan. Lho, emang kenapa?

Karena, saat itu Belanda dan Sekutu kembali ke Indonesia. Tujuannya yaa, mereka ingin kembali menguasai Indonesia. Bahkan, Belanda tidak mengakui bahwa pada 17 Agustus 1945 Indonesia sudah meraih kemerdekaan. Ckckck.

Awalnya, masyarakat Indonesia sudah berusaha untuk melawan Belanda melalui fisik (secara bersenjata). Sayangnya, usaha tersebut masih gagal mengusir Belanda dan Sekutu dari Indonesia.

Bahkan, pada 27 Juli hingga 5 Agustus 1947, Belanda melakukan penyerangan di Pulau Jawa dan Sumatra yang dikenal dengan nama Agresi Militer pertama.

Baca Juga: Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI: Perlawanan Bersenjata | Sejarah Kelas 9

Kemudian, ditempuhlah cara lain, yaitu melalui jalan perundingan atau perjanjian. Nah, salah satu perundingan yang dilakukan antara Indonesia dengan Belanda adalah Perjanjian Renville. Atau, kalau mau disebut Perundingan Renville juga boleh, ya.

Lalu, bagaimana ceritanya Perjanjian Renville ini bisa terjadi? Yuk simak latar belakang dari Perjanjian Renville!

 

Latar Belakang Perjanjian Renville

Jadi guys, aksi Belanda dalam melancarkan Agresi Militer pertama ternyata dikecam oleh dunia internasional. Saat itu, India dan Australia yang merupakan sahabat Indonesia, melaporkan kelakuan Belanda ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Otomatis, PBB gak diem aja dong ya. Pada 18 September 1947, Dewan Keamanan (DK) PBB memutuskan untuk membentuk Komisi Tiga Negara atau KTN.

KTN ini bertugas sebagai mediator antara Indonesia dan Belanda, yang ujungnya adalah membawa Indonesia dan Belanda kembali ke meja perundingan. Di samping itu, KTN juga bertugas mengawasi gencatan senjata antara Indonesia dan Belanda, dan memasang patok-patok perbatasan wilayah antara Indonesia dan Belanda.

Lho, kok ada perbatasan wilayah? Ingat aja guys, dalam Perjanjian Linggajati (atau Linggarjati juga gapapa deh), Belanda mengakui secara de facto daerah Republik Indonesia, yang hanya terdiri dari Sumatra, Jawa, dan Madura.

Ketika itu, KTN diwakili oleh Australia yang merupakan representasi Indonesia, Belgia yang merupakan representasi Belanda, dan Amerika Serikat sebagai negara yang netral.

KTN pun mengusulkan agar Indonesia dan Belanda mengadakan perundingan di tempat yang netral, yaitu di geladak kapal Amerika Serikat yang bernama U.S.S. Renville. Untuk itulah, perundingan ini disebut sebagai Perundingan Renville.

Perjanjian Renville pun terjadi pada tanggal 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948. Saat itu, delegasi Indonesia pada perundingan ini diwakili oleh Amir Syarifuddin, sementara delegasi Belanda diwakili oleh Raden Abdulkadir Wijoyoatmojo, orang Indonesia yang berada di pihak Belanda.

beberapa tokoh yang menghadiri perjanjian renville

Beberapa tokoh yang menghadiri Perjanjian Renville (sumber: elnuha.net)

 

Biar kamu makin kenal dengan tokoh-tokoh yang terlibat dalam Perjanjian Renville, kamu bisa simak pemaparan singkat di bawah ini nih:

 

Tokoh-Tokoh Perjanjian Renville

 

Komisi Tiga Negara

  • Ketua: Frank Graham (Amerika Serikat)
  • Anggota: Paul van Zeeland (Belgia), Richard Kirby (Australia)

 

Indonesia

  • Ketua: Amir Syarifuddin
  • Anggota: Ali Sastroamidjojo, Haji Agus Salim, Dr. J. Leimena, Dr. Coa Tik Len, Nasrun

 

Belanda

  • Ketua: R. Abdulkadir Wijoyoatmojo
  • Anggota: Mr. H.A.L van Vredenburgh, Dr. P.J Koets, Mr. Dr. Chr. Soumokil

 

Lalu, seperti apa ya hasil dari Perjanjian Renville?

 

Hasil Perjanjian Renville

Secara garis besar, terdapat tiga hal pokok yang menjadi hasil dari Perjanjian Renville, yaitu:

Hasil Perjanjian Renville

 

  1. Belanda secara de facto mengakui wilayah Republik Indonesia yang terdiri dari Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan sebagian Sumatra.
  2. Disetujuinya garis demarkasi atau Garis Van Mook yang memisahkan daerah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda.
  3. TNI harus ditarik mundur dari wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.

 

Hmm, coba kamu perhatikan dengan seksama. Kira-kira, si Perjanjian Renville ini menguntungkan atau merugikan Indonesia, ya?

Jelas merugikan, guys! Bayangkan, wilayah Indonesia jadi semakin sempit. Cuma sebagian Jawa dan sebagian Sumatra, lho. 

Dari hasil yang merugikan ini, kira-kira, apa dampak Perjanjian Renville bagi Indonesia?

Baca Juga: Siapa Saja Tokoh Kemerdekaan dan Revolusi Indonesia? | Sejarah Kelas 9

 

Dampak Perjanjian Renville

Selain wilayah Indonesia yang menjadi semakin sempit, Belanda juga melakukan blokade ekonomi terhadap Indonesia.

Akibat lain dari Perjanjian Renville adalah jatuhnya Kabinet Amir Syarifuddin karena banyaknya protes dari golongan-golongan masyarakat di Indonesia.

Selain itu, karena banyaknya protes tersebut, muncul kelompok-kelompok anti pemerintah. Meskipun banyak protes yang dilayangkan, Kabinet Hatta yang merupakan kabinet baru setelah runtuhnya Kabinet Amir Syarifuddin, dengan terpaksa tetap melaksanakan Perjanjian Renville walaupun sangat merugikan untuk Indonesia.

Bahkan, lebih jauh lagi, Perundingan Renville menjadi salah satu pemantik dari pemberontakan Daarul Islam/Tentara Islam Indonesia atau DI/TII yang diinisasi oleh Kartosuwiryo.

Belanda juga turut membuat negara Boneka, antara lain negara Pasundan, negara Borneo Barat, negara Madura, negara Sumatera Timur, negara Jawa Timur, negara Indonesia Timur, dan lain-lain.

Hal ini menandakan, bahwa Perundingan Renville menyisakan kekecewaan yang cukup besar bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Mengenal Perjanjian Renville

Wilayah Indonesia berdasarkan Perjanjian Renville berdasarkan Garis van Mook (Sumber: rebanas.com)

Bagaimana, guys? Ternyata, Perjanjian Renville sangat merugikan Indonesia, ya! Sebagai warga negara yang baik, kita harus selalu berjuang untuk menjaga keutuhan negara ini, ya!

Kira-kira, bagaimana caranya, ya? Tentu saja salah satu caranya dengan belajar yang rajin. Supaya belajarnya semakin rajin, yuk belajar dengan aplikasi Ruangguru! Lewat aplikasi ini, kamu bisa mempelajari materi-materi Sejarah lainnya yang masih berkaitan dengan Perjanjian Renville, tentunya dengan video-video yang menarik dan seru! 

CTA Aplikasi Ruangguru

Referensi:

AM, Sardiman. (2017) Sejarah Indonesia Kelas XI Semester 2. Jakarta: Kemendikbud RI.

Poesponegoro, Marwati Djoened, dan Notosusanto, Nugroho. ( 2019) Sejarah Nasional Indonesia Jilid 6. Jakarta: Balai Pustaka

Ricklefs, M.C. (2022) Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. Jakarta: Serambi

Sumber foto:

Foto Beberapa tokoh yang menghadiri Perjanjian Renville [daring]. Tautan: https://elnuha.net/perjanjian-renville/ (Diakses: 26 Oktober 2020)

Foto USS Renville [daring]. Tautan: https://id.wikipedia.org/wiki/USS_Renville#/media/Berkas:USS_Renville_(APA-227).jpg (Diakses: 16 Februari 2024)

 

Artikel terakhir ditulis oleh Rabia Edra dan Embun Bening Diniari pada 20 Maret 2018, kemudian diperbarui oleh Laras Sekar Seruni pada 16 Februari 2024. 

Laras Sekar Seruni