Mengenal Ciri-Ciri dan Struktur Virus | Biologi Kelas 10

Teman-teman, yuk kita pelajari bersama mengenai karakteristik/ciri-ciri dan struktur virus secara ringkas dan jelas lewat artikel Biologi kelas 10 berikut ini!
—
Hai, perkenalkan.
Aku virus.
Mungkin banyak dari kamu yang takut padaku. Kenapa? Oh, posisiku di dunia ini memang aneh. Mengingat ini, aku jadi sedih sendiri. Apalagi karena sampai sekarang ada beberapa peneliti yang masih bingung menentukan kategoriku. Apakah aku termasuk makhluk hidup, atau benda mati. Sebagian peneliti lain menganggapku peralihan antara makhluk hidup dan mati. Duh, ternyata begini rasanya digantung…
Kamu tau, menjadi diriku itu sungguh tidak enak. Banyak makhuk hidup yang menghindariku. Mereka takut padaku. Kebanyakan manusia langsung sakit kepala saat dokter menyebut namaku berada di tubuh teman atau keluarganya.

Virus. (Sumber: www.pixabay.com)
Padahal, aku hanya butuh teman.
Oh, bagaimana kalo kita berkenalan saja?
Berkenalan dengan Virus
Aku sering dikaitkan dengan penyakit, kayak flu, cacar air, atau bahkan COVID-19. Yap, aku memang bukan makhluk hidup seperti biasa, seperti kamu, hewan, atau tumbuhan. Aku sebenarnya unik banget!
Oke, mari kita kenalan. Secara sederhana, virus adalah partikel kecil yang hidup dan memperbanyak diri di dalam sel makhluk hidup lain (inang), bisa manusia, hewan, tumbuhan, bahkan bakteri. Ukuran virus saaangat kecil, jauh lebih kecil dari bakteri. Jadi, kalo kamu mau melihatku, kamu butuh mikroskop elektron transmisi, karena mikroskop biasa aja, nggak akan terlihat.
Baca Juga: Apa Itu Replikasi Virus dan Bagaimana Prosesnya?
Perbedaan Virus dan Bakteri
Tunggu, apa kamu masih mengira kalo aku itu sama dengan bakteri? Hahahaha…
Ya, emang nggak banyak sih yang mengira kalo virus dan bakteri itu sama, padahal, kami itu beda banget, loh.
Dari hal yang paling mendasar aja udah beda. Temanku, bakteri, dia punya segalanya. Sel, dinding sel, bahkan alat untuk berkembang biak. Bakteri bisa hidup sendiri, tanpa bergantung makhluk hidup lainnya. Sementara aku, virus, cuma bisa hidup numpang dalam sel makhluk hidup lain. Kalo nggak ada inang, aku nggak berdaya. Hiks.
Terus, ukuran kamu juga beda jauh. Kalo kamu pikir bakteri itu kecil, virus lebih kecil lagi! Serius. Bakteri masih bisa dilihat dengan mikroskop biasa, sementara aku cuma bisa dilihat pakai mikroskop elektron transmisi yang super canggih. Aku tuh benar-benar mini, bisa sampai 100 kali lebih kecil dari bakteri.
Dan jangan salah, nggak semua bakteri itu jahat, lho! Banyak bakteri yang justru baik bagi manusia. Contohnya bakteri Lactobacillus di usus yang membantu pencernaan, atau bakteri yang dipakai buat bikin yogurt dan keju. Sedangkan aku? Hmm… ya, sebagian besar virus memang dikenal karena menyebabkan penyakit. Tapi hei, beberapa dari kami juga punya sisi baik, kok!
Ciri-Ciri Virus
Berbeda dengan kamu, struktur tubuhku tergolong sangat sederhana, lho.
Kok bisa?
Virus hanya terdiri dari dua hal, yaitu asam nukleat (DNA atau RNA) dan pelindung yang disebut kapsid. Ada juga yang punya jaket tambahan dari lemak, namanya selubung lipid.
Ya, sekali lagi, karena aku tidak terbuat dari sel, melainkan membutuhkan sel inang sebagai rumah untuk bertahan hidup. Di dalam sel inang ini, aku dapat hidup dan aktif. Sebaliknya, jika aku tidak mempunyai sel inang maka aku hanya akan diam. Seperti mati dan tidak aktif.
Makanya, aku suka masuk ke dalam tubuh sesorang. Hehehe.
Baiklah. Sekarang, aku akan memperkenalkan karakteristik tubuhku kepada kamu. Kalo kamu pernah membaca atau menonton lewat ruangbelajar, kamu akan tahu bahwa diameter tubuhku sekitar 20-300 nanometer (nm) dan panjangku 20-14 ribu nanometer.
1 nanometer = 0,000001 mm
Sekarang, kebayang kan betapa kecilnya aku?
Diameterku bahkan bisa lebih tipis dari rambut kamu, lho. Makanya, untuk melihatku, kamu butuh alat scanning atau mikroskop elektron transmisi.
Baca Juga: Daur Lisogenik: Bagaimana virus HIV dapat Berkembang Biak
Nah, supaya kamu dapat memahamiku lebih mudah, kamu bisa perhatikan tabel ciri-ciri virus di bawah ini:
| Ciri-Ciri/Karakteristik Virus | |
| Bersifat aseluler (tidak memiliki sel) | Virus tidak punya struktur sel seperti makhluk hidup lain. Tubuhnya hanya terdiri dari satu jenis asam nukleat (DNA/RNA) dan pelindung protein (kapsid). |
| Ukurannya sangat kecil | Rata-rata ukuran virus sekitar 20–14 ribu nanometer. Jauh lebih kecil dari bakteri dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron transmisi. |
| Tidak bisa hidup mandiri | Virus hanya bisa “hidup” dan berkembang biak di dalam sel makhluk hidup (inang). Di luar inang, virus bersifat seperti benda mati. |
| Dapat menginfeksi berbagai makhluk hidup | Virus bisa menyerang manusia, hewan, tumbuhan, bahkan bakteri (virus yang menyerang bakteri disebut bakteriofag). |
| Reproduksi secara replikasi dalam sel inang | Virus memperbanyak diri dengan cara membajak sistem sel inang untuk memproduksi virus-virus baru. |
| Dapat berubah (bermutasi) | Virus sangat mudah bermutasi, sehingga bisa muncul varian baru seperti yang sering terjadi pada virus influenza atau COVID-19. |
| Hanya aktif di dalam sel hidup | Ketika berada di luar inang, virus tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan sama sekali. Virus tidak bisa tumbuh, tidak bisa berkembang, dan tidak bereaksi. |
| Dapat dikristalkan | Virus bisa diubah menjadi bentuk kristal tanpa kehilangan kemampuannya untuk menginfeksi kembali jika dimasukkan ke inang. |
Struktur Tubuh Virus
Sekarang, kita lihat struktur tubuhku secara terperinci ya!
Sebenarnya, bentuk tubuh virus sangat bervariasi. Ada yang seperti bola (isometric), oval, batang, jarum, tangkai memanjang/filamen, berbentuk menyerupai huruf T, bahkan ada yang bentuknya seperti berudu katak. Sama seperti kamu manusia yang punya fisik berbeda-beda. Tetapi, untuk memudahkan indentifikasinya, para manusia membagi kami menjadi beberapa. Seperti berikut:

Bentuk-bentuk virus (Sumber: www.biologijkcom)
Di cuaca dingin seperti ini, biasanya banyak manusia yang terkena flu. Itu karena ada virus berbentuk bola (nomor 3 dari kiri pada gambar) yang masuk ke tubuh kamu dan menyerang sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga: Daur Litik: Proses Reproduksi Virus
Nah, supaya kamu bisa lebih jelas mengenalku, aku akan jelasin struktur virus yang paling kanan ya. Itu adalah virus bakteriofag. Atau sederhananya, virus yang menyerang para bakteri. Kira-kira seperti ini struktur tubuhnya:

Gambar struktur tubuh virus. (Sumber: http://pustaka.pandani.web.id)
Secara sederhana, bagian tubuh virus terdiri dari kepala, leher, dan ekor. Masing-masing bagian ini mempunyai fungsinya sendiri. Hayo, kira-kira apa saja ya? Apakah sama seperti kamu?
a. Kepala Virus
Pada bagian kepalaku terdiri dari asam nukleat (DNA dan RNA) dan diselubungi oleh kapsid. Nah, apa, sih, kapsid itu? Kapsid adalah selubung yang berupa protein dan terdiri dari satu unit protein yang disebut dengan kapsomer. Kapsid ini juga berfungsi sebagai pemberi bentuk bagi virus, melindungi asam nukleat yang ada di dalam diriku dari kerusakan, serta menyediakan protein enzim agar aku mampu menembus membran sel inang saat melakukan infeksi.
b. Leher Virus
Leher merupakan tempat yang menyambungkan antara bagian kepala dan bagian ekor. Eits, jangan salah. Eits, tidak semua virus punya leher, lho. Hanya virus kompleks sepertiku saja yang punya. Fungsinya? Tentu untuk menyangga kepalaku. Mungkin mirip dengan leher kamu ya.
c. Ekor Virus
Ekorku mungkin salah satu bagian terpenting. Karena, ekor inilah yang akan menancap ke pada tubuh inang yang nantinya aku gunakan sebagai rumahku. Ekorku berbentuk seperti tabung yang dilengkap serabut-serabut. Jadi, kamu harus berhati-hati dengan ekorku, ya.
Penyakit yang Disebabkan oleh Virus
1. Influenza (Flu)
Penyebab: Virus Influenza tipe A, B, atau C.
Penyakit yang paling sering datang, terutama saat musim pancaroba dan musim hujan. Gejalanya bisa bikin kamu demam, hidung mampet/berair, nyeri badan, dan batuk. Virus influenza gampang banget menular lewat udara saat orang batuk atau bersin. Selain itu, virus ini juga suka banget bermutasi, makanya flu bisa datang dalam berbagai varian setiap tahun.
2. Pilek Biasa
Penyebab: Rhinovirus (paling umum), kadang Coronavirus atau Adenovirus.
Gejalanya mirip flu, tapi biasanya lebih ringan. Menular lewat kontak langsung atau percikan air liur. Meski terlihat sepele, virus ini bisa bikin satu kelas sakit bareng-bareng kalau satu orang nggak jaga kebersihan tangan.
3. Campak
Penyebab: Morbillivirus (dari famili Paramyxoviridae).
Campak menimbulkan bintik merah di kulit, demam tinggi, batuk, dan mata merah. Biasanya, penyakit ini banyak menyerang anak-anak. Tapi kabar baiknya, campak bisa dicegah dengan vaksin MR atau MMR.
4. COVID-19
Penyebab: SARS-CoV-2 (jenis Coronavirus).
Penyakit ini pertama kali muncul pada akhir 2019 dan sempat mengguncang seluruh dunia. Gejalanya bervariasi, mulai dari batuk, sesak napas, demam, hingga kehilangan indera penciuman. Karena virus COVID-19 mudah bermutasi, muncul banyak varian baru seperti Delta dan Omicron.
5. Cacar Air (Chickenpox)
Penyebab: Varicella-Zoster Virus (VZV).
Biasanya menyerang anak-anak dengan gejala bintik merah dan lepuh gatal di seluruh tubuh. Tapi, kalau seseorang yang pernah kena cacar air terkena lagi saat dewasa, bisa jadi, muncul penyakit lain yang disebut Herpes Zoster (cacar ular).
6. Hepatitis
Penyebab: Virus Hepatitis (A, B, C, D, dan E).
Semua jenisnya menyerang organ hati, tapi dengan cara yang berbeda. Misalnya, Hepatitis A menular lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi, sedangkan Hepatitis B dan C bisa menular lewat darah.
7. HIV/AIDS
Penyebab: Human Immunodeficiency Virus (HIV).
HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, tepatnya di sel T (sel darah putih). Kalo tidak ditangani, bisa berkembang jadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) loh, yaitu kondisi ketika tubuh kehilangan kemampuan melawan infeksi. Sampai sekarang, belum ada obat yang bisa benar-benar menyembuhkan HIV. Tapi, ada terapi yang bisa menekan virusnya agar tidak aktif.
8. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyebab: Virus Dengue (DEN-1 sampai DEN-4).
Virus ini dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya antara lain demam tinggi, nyeri sendi, dan bintik merah di kulit. KalO tidak ditangani, bisa berakibat fatal, loh.
9. Polio
Penyebab: Poliovirus.
Virus ini menyerang sistem saraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan permanen. Tapi tenang, polio bisa dicegah dengan vaksin yang sudah terbukti efektif.
10. Rabies
Penyebab: Rabdovirus (genus Lyssavirus).
Virus ini biasanya menular lewat gigitan hewan, seperti anjing, kucing, monyet, atau kelelawar yang terinfeksi. Kalo nggak segera ditangani, rabies bisa menyerang otak dan mematikan. Oleh karena itu, buat kamu yang punya hewan peliharaan yang bisa terkena rabies, wajib melakukan vaksin rabies setahun sekali ya.
11. Cacar (Smallpox)
Penyebab: Variola Virus.
Gejala cacar ini umumnya mirip dengan cacar air, hanya saja bintil-bintilnya lebih cepat mengering. Dulu, penyakit ini sangat mematikan dan menyebar cepat ke seluruh dunia. Tapi sekarang, cacar dinyatakan punah sejak 1980 berkat program vaksinasi global.
—
Hmm mungkin perkenalanku sampai di sini dulu ya. Di kesempatan yang lain, mungkin aku akan bercerita mengenai jenis-jenis diriku, bagaimana cara aku bereproduksi, serta manfaat dan kerugianku di dunia ini. Doakan aku menekuman sel inang supaya bisa terus hidup ya!
Referensi:
Irnaningtyas. (2016). Biologi untuk SMA/MA kelas X Kurikulum 2013. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sumber Foto:
Foto ‘Virus’ [daring], Tautan: https://pixabay.com/id/vectors/kuman-bacillus-marah-melawan-158107/ &
Foto ‘Bentuk-bentuk Virus’ [daring], Tautan: https://www.biologijk.com/2017/05/bentuk-dan-struktur-tubuh-virus.html
Foto ‘Struktur Tubuh Virus’ [daring], Tautan: http://pustaka.pandani.web.id/2014/02/struktur-virus.html


