Hakikat Manusia sebagai Makhluk Sosial & Contohnya | Sosiologi Kelas 10

hakikat manusia sebagai makhluk sosial

Kalau sedang ada masalah, kamu tipe orang yang memendam masalah itu sendiri atau menceritakannya kepada orang lain? Yuk, tulis di kolom komentar, ya! Artikel sosiologi kelas 10 ini, akan menjelaskan maksud dari hakikat manusia sebagai makhluk sosial beserta contohnya.

 

Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang nggak bisa hidup seorang diri. Dalam hidup, setiap orang perlu berinteraksi dan membutuhkan bantuan seseorang dalam kehidupan sehari-harinya. Misalnya, ketika kamu curhat kepada teman atau Ibumu mengenai nilai ulangan sosiologimu yang turun.

Bagi sebagian orang, memiliki tempat nyaman untuk menceritakan masalahnya kepada orang lain merupakan sebuah keberuntungan. Kita sebagai manusia jadi memiliki ruang untuk mengekspresikan dan mengeluarkan segala unek-unek yang tersimpan. Hal ini menjelaskan bahwa manusia memerlukan bantuan orang lain dalam memenuhi segala kebutuhannya.

Manusia sebagai makhluk sosial menurut Aristoteles

 

Manusia merupakan makhluk individu yang harus mengembangkan diri dan kepribadiannya agar dapat bertahan hidup dan beradaptasi dengan manusia lain di masyarakat sebagai makhluk sosial. Maka dari itu, manusia tidak bisa melepaskan dirinya dari orang lain. Itulah hakikat manusia sebagai makhluk sosial atau homo socius.

 

Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sosial adalah hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat atau sifat-sifat kemasyarakatan yang memperhatikan kepentingan umum.

Manusia dinyatakan sebagai makhluk sosial sosial sudah terjadi sejak ia lahir. Seorang manusia yang akan lahir pasti membutuhkan manusia lain untuk memberikan pertolongan. Nah, hal ini berlaku untuk semua manusia tanpa melihat sebuah kedudukan atau kekayaan.

Lalu, apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk sosial? Yup! Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan manusia lain untuk bersosialisasi atau berinteraksi dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Mengenal Objek Kajian Sosiologi dan Jenis-Jenisnya

Adanya hubungan timbal balik antara satu manusia dengan manusia lainnya membuktikan bahwa manusia pasti selalu bergantung pada orang lain agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Misalnya, saat berada di pasar untuk berbelanja makanan atau kebutuhan lainnya, kamu sebagai pembeli harus berinteraksi dengan penjual untuk mendapat sebuah kesepakatan. Atau ketika belajar di dalam kelas, adanya interaksi antara guru dan murid agar mendapat ilmu pengetahuan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan “Manusia baru bisa dikatakan sebagai manusia yang sebenarnya, jika berada dalam masyarakat”, bahwa dalam bermasyarakat, manusia melakukan komunikasi, sosialisasi dan interaksi dengan masyarakat lainnya.

Manusia sebagai makhluk sosial

Siapa yang mau diskon ruangguru sampai 60%? Akuuu~ (Sumber: Giphy.com)

 

Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki rasa empati, simpati, toleransi, setia kawan dan saling tolong menolong terhadap manusia lain. Hal tersebut yang membentuk keharmonisan dan kerukunan yang ada di lingkungan masyarakat sehingga muncul norma, etika, dan sopan santun yang dianut oleh masyarakat. Nah, ketika hal itu dilanggar maka akan terjadi sebuah penyimpangan sosial.

Ciri-ciri manusia sebagai makhluk sosial

 

Setelah kamu mengetahui pengertian dan ciri-ciri manusia sebagai makhluk sosial. Nah, selanjutnya ada beberapa contoh tindakan manusia sebagai makhluk sosial. Kira-kira apa aja ya?

 

Contoh Manusia sebagai Makhluk Sosial

Berikut beberapa contoh aktivitas manusia sebagai makhluk sosial:

 

1. Gotong Royong

Gotong royong merupakan salah satu contoh manusia sebagai makhluk sosial. Gotong royong adalah bentuk kerja sama antara sejumlah orang dalam kehidupan sosial atau bermasyarakat untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap untuk kepentingan bersama.

Nah, gotong royong memiliki beberapa manfaat, yaitu mempererat tali persaudaraan, meningkatkan keterampilan sosial, jadi lebih percaya diri, dan menimbulkan kebahagiaan dari sebuah kebersamaan.

Contoh gotong royong, yaitu membersihkan lingkungan (kerja bakti), saling membantu masyarakat yang terkena musibah, dan membangun fasilitas umum di lingkungan sekitar misalnya jalan atau jembatan.

contoh kegiatan bergotong royong

 

2. Sopan santun di lingkungan masyarakat

Sebagai makhluk sosial, kita harus bisa mengendalikan diri sendiri salah satunya yaitu berperilaku sopan santun terhadap sesama. Contoh berperilaku sopan santun yaitu menghormati orang yang lebih tua, menggunakan tangan kanan ketika menerima sesuatu, tidak berkata kasar, berpakaian sopan santun, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Realitas Sosial sebagai Objek Kajian Sosiologi

 

3. Berkelompok

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena pada diri manusia terdapat dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, setiap manusia juga pasti memiliki kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain. Nah, kebutuhan untuk hidup berkelompok atau berteman dengan orang lain terbentuk atas beberapa faktor.

Beberapa faktornya yaitu karena adanya kedekatan, kesamaan ciri atau kepentingannya masing-masing. Misalnya, seseorang yang berprofesi sebagai artis, lebih cenderung untuk mencari teman sesama artis lagi. Contoh kelompok sosial lainnya, yaitu OSIS, ekstrakurikuler di sekolah, atau komunitas pecinta hewan, kelompok arisan, paguyuban RT dan lain-lain.

 

4. Menjaga hubungan baik dengan lingkungan

Menjaga hubungan baik dengan sesama manusia di lingkungan masyarakat adalah salah satu tanda bahwa manusia adalah makhluk sosial. Hubungan baik yang terjalin ini pasti berkaitan dengan norma-norma dalam kehidupan bermasyaraka dan memberikan dampak positif untuk semua pihak.

Contoh terkecilnya adalah adalah menjaga hubungan baik dengan tetangga, sedangkan di sekolah dengan teman sekelas, kakak kelas, ataupun guru-guru. Hal-hal yang bisa dilakukan adalah dengan saling menghormati, saling menghargai, menaati peraturan, bertegur sapa, mengedepankan kepentingan bersama, saling membantu ketika terjadi musibah atau bersikap baik lainnya. Nah, dari hubungan yang terjaga dengan baik akan memberikan dampak positif kedepannya bagi setiap manusia yang terlibat di dalamnya.

 

5. Memiliki sikap empati dan simpati pada sesama

Rasa empati dan simpati ini memiliki kedekatan makna antara satu dan yang lainnya. Keduanya merupakan hal penting yang dapat menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Nah, dalam menjalin suatu hubungan serta memiliki sebuah relasi dengan sesama, setiap orang tentunya perlu untuk bersimpati dan berempati.

Lalu, apa sih simpati dan empati itu? Simpati merupakan suatu perilaku dari seorang individu merasa prihatin atau berbelas kasih kepada seseorang atau sekelompok. Rasa simpati ini akan muncul jika melihat kondisi atau kejadian yang dialami seseorang misalnya ketika melihat seseorang sedih, maka kita sebagai makhluk sosial juga ikut merasakan kesedihan walaupun tidak mengalami secara langsung peristiwa tersebut.

manusia sebagai makhluk sosial

Mendengarkan teman curhat salah satu bentuk empati. (Sumber: Giphy.com)

 

Perasaan empati ini lebih mendalam karena seseorang lebih merasakan perasaan yang dirasakan orang lain serta memiliki keinginan untuk membantu. Contohnya membantu korban bencana alam atau tragedi lainnya dengan datang dan membantu korban secara langsung.

Yup, seorang manusia pasti memiliki rasa iba atau perasaan sedih ketika seseorang sedang mengalami sebuah masalah atau kesusahan. Hal itu timbul secara alami dari naluri manusia karena manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan  satu sama lain.

Baca Juga: Gejala Sosial: Klasifikasi, Karakteristik, dan Contohnya

 

6. Partisipasi dalam kegiatan atau organisasi sosial

Sebagai makhluk sosial, manusia akan aktif berkegiatan dalam berbagai organisasi sosial. Contohnya seperti bergabung dalam komunitas tertentu, mengikuti kegiatan amal, atau acara sosial lainnya. Dengan begitu, mereka dapat berkesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain dan membangun solidaritas sosial.

 

7. Membangun kohesi sosial

Kohesi sosial adalah kemampuan individu atau kelompok untuk mempertahankan kesatuan dan kebersamaan, demi mencapai tujuan bersama. Manusia, cenderung merasa terhubung dengan kelompok tertentu, apalagi jika mereka memiliki identitas budaya, agama, suku, atau kebangsaan yang sama. Hal ini akan menciptakan kohesi sosial antara anggota masyarakat.

 

8. Berbagi informasi dan ilmu pengetahuan

Secara alami, manusia akan saling berbagi informasi, pengetahuan, dan pengalaman kepada orang lain dalam masyarakat. Mereka akan saling bercerita, berdiskusi, atau bermain media sosial untuk menyebarluaskan pemahaman dan wawasan yang mereka miliki secara publik.

Nah, itu dia materi mengenai hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Bagaimana? Seru ya belajar sosiologi. Kamu ingin belajar lebih lanjut? Atau masih penasaran? Buat kamu yang ingin belajar lebih lanjut, yuk belajar pakai ruangbelajar. Kamu bisa nonton video belajar, baca rangkuman, dan mengerjakan latihan soal langsung dari satu aplikasi. Download sekarang juga ya!

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Referensi:

Waluya, Bagja. (2007). Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X SMA/MA. Bandung: PT Setia Purna Inves.

Sumber Gambar:

Foto Aristoteles. Tautan: https://en.wikipedia.org/wiki/File:Aristotle_Altemps_Inv8575.jpg

 

Artikel ini terakhir diperbarui pada 16 Februari 2024.

Nurul Hidayah