Pengertian Zaman Praaksara dan Corak Kehidupan Masyarakatnya | Sejarah Kelas 10

Corak kehidupan Masyarakat Praaksara

Artikel Sejarah kelas 10 ini membahas tentang masa praaksara dan corak kehidupan masa praaksara mulai dari memburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, memburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, hingga masa perundagian.

 

Hai! Kali ini kita akan membahas tentang kehidupan masyarakat zaman praaksara. Kalian pastinya penasaran dong, bagaimana sih sejarah peradaban manusia itu terbentuk, dan seperti apa cara manusia bertahan hidup sebelum ada fasilitas seperti sekarang ini?

 

Pengertian Zaman Praaksara

Biar kamu tidak bertanya-tanya lebih lanjut, kamu simak dulu nih, apa pengertian dari zaman praaksara?

Kita coba breakdown per kata ya. Pra artinya “sebelum” dan aksara artinya “tulisan”. Berarti, zaman praaksara adalah zaman sebelum adanya tulisan.

Zaman praaksara juga bisa disebut nirleka. Nir artinya “tanpa” dan leka artinya “tulisan”. Dari sini kita bisa tahu kalau pada masa praaksara, manusia yang hidup pada zaman itu belum mengenal tulisan.

Nah, praaksara ini sama aja kayak prehistoric, ya. Terus, kenapa translasinya bukan prasejarah? Yaaaa karena kesapakatan para sejarawan aja hehehe.

Selain itu, kalo didefinisikan, sejarah itu kan berhubungan sama aktivitas manusia. Kalau prasejarah, berarti sebelum adanya aktivitas manusia gak sih. Padahal kan, meskipun saat itu belum mengenal tulisan, manusia sudah memiliki sejarah dan sudah menghasilkan kebudayaan. Maka dari itu, istilah praaksara lebih tepat menggantikan istilah prasejarah.

Sementara, perbedaan zaman praaksara dengan zaman sejarah yaa pada zaman sejarah, manusia sudah mulai mengenal tulisan. Gimana, gampang kan membedakannya?

Baca Juga: Pembabakan Zaman Praaksara Berdasarkan Arkeologi | Sejarah Kelas 10

Terus kira-kira, seperti apa ya pola hidup manusia purba pada masa lampau? Secara garis besar, ada empat pola atau corak kehidupan awal manusia purba, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.

Ini dia penjelasan lengkapnya!

Corak Kehidupan Manusia Purba

 

Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana

Manusia purba pada masa berburu dan mengumpulkan makanan (atau ada juga yang menyebut masa berburu dan meramu) tingkat sederhana masih melakukan food gatheringFood gathering adalah mencari dan mengumpulkan makanan dari alam untuk bertahan hidup.

Makanan yang dicari apa sih? Yaa bisa tumbuhan, buah-buahan, sampai daging hewan buruan.

Dalam kondisi ini, manusia purba sangat bergantung dengan alam. Jadi, kalau persedian makanan di tempat mereka tinggal habis, maka mereka akan mencari tempat baru untuk mendapatkan sumber makanan. Maka dari itu, pola hidup mereka disebut nomaden atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Karena pola hidup yang masih berpindah-pindah ini, mereka membutuhkan kelompok untuk memudahkan segala aktivitasnya. Makannya, sudah ada yang namanya pembagian tugas. Biasanya laki-laki akan berburu hewan, sedangkan perempuan bertugas menjaga anak, mengumpulkan makanan, dan meramu makanan tersebut.

Baca Juga: Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia | Sejarah Kelas 10

 

Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut

Pada masa ini, manusia purba sedikit lebih maju dari masa tingkat sederhana. Soalnya, mereka sudah  mulai menetap sementara atau semi sedenter. Kayaknya mereka mulai mikir kalo pindah-pindah mulu capek sih wkwk. Makannya, mereka biasanya tinggal di gua yang dekat dengan sumber air.

Gua tempat tinggal mereka ini disebut dengan abris sous roche. Di gua inilah, ribuan tahun setelah mereka hidup, ditemukan lukisan-lukisan yang terdapat pada dinding-dinding gua berupa cap tangan atau lukisan lainnya. Dipercaya, pada saat ini mereka mulai mengenal sistem kepercayaan dan kesenian. 

Nah, karena masih berburu dan mengumpulkan makanan, makannya mereka masih sangat bergantung dengan persediaan makanan dari alam. Di masa ini, (yang sezaman dengan mesolithikum), juga ditemukan sampah dapur sisa kulit kerang bernama kjokkenmoddinger. Mau liat penampakan kjokkenmoddinger? Ini dia~

Kjokkenmoddinger

Kjokkenmoddinger (sumber: asset eksklusif Ruangguru x Museum Nasional Indonesia)

 

Selain berburu hewan, mereka juga mulai bercocok tanam umbi-umbian yang masa panennya jangka pendek, kira-kira 3-5 bulan. Terus, kalau persediaan makanannya sudah benar-benar habis, mereka akan memutuskan untuk pindah tempat lagi.

Baca Juga: Aspek Kepercayaan pada Masa Praaksara | Sejarah Kelas 10

 

Masa Bercocok Tanam

Seiring berjalannya waktu, manusia purba makin pinter lagi dong pastinya. Mereka mikir, hmm, bisa ga yaaa aku tidak perlu pindah-pindah lagi. Eureka! Gimana kalo aku menanam saja tumbuh-tumbuhan yang bisa dimakan! Kurang lebih begitu deh yang ada di kepala mereka~

Tidak heran ya, soalnya manusia yang hidup di zaman ini adalah Ras Proto Melayu yang merupakan bagian dari Homo sapiens. Makannya, secara tingkat kecerdasan lebih tinggi dari Homo erectus atau Pithecanthropus, manusia purba pendahulu mereka.

Pada masa bercocok tanam, manusia sudah mampu menghasilkan makanan sendiri, dan sudah beralih juga nih dari food gathering ke food producing.

Saat itu, mereka akan memilih lahan yang sangat luas untuk ditanami berbagai jenis tanaman. Nah, jika di lahan ini ada pohon, maka pohon-pohonnya akan mereka tebang. Kemudian, sebagian hutannya akan mereka bakar. Terakhir, lahannya dapat digunakan untuk bercocok tanam.  Teknik ini dinamakan tebas dan bakar atau slash and burn.

Otomatis, mereka gak hidup secara nomaden lagi, melainkan sudah hidup menetap atau sedenter. Artinya, mereka sudah tidak tinggal di abris sous roche, melainkan sudah menempati rumah panggung yang terbuat dari kayu dan bambu. Tujuan pendirian rumah ini agar mereka terhindar dari banjir maupun ancaman bintang buas.

Karena sudah hidup menetap, jumlah mereka pun semakin banyak. Lama kelamaan, muncullah desa kecil. Dari sini mereka pun mulai sadar kalau penting juga nih punya pemimpin. Akhirnya, di masa ini, mereka memiliki kepala suku yang dipilih dengan sistem Primus Inter Pares. Jadi, pemilihannya itu dilakukan dengan musyawarah. Biasanya, orang yang dipilih memiliki fisik yang kuat dan kemampuan spiritual yang lebih baik.

Baca Juga: Mengenal Peralatan Manusia Purba Zaman Praaksara | Sejarah Kelas 10

 

Masa Perundagian

Perundagian berasal dari kata undagi yang artinya keahlian atau terampil. Sementara, perundagian adalah golongan orang yang memiliki keahlian atau keterampilan dalam melakukan pekerjaan tertentu.

Misal, ada yang ahli menjadi tukang kayu, pengrajin logam, pembuat alat-alat perkakas dari batu dan tulang, hingga ada yang punya keahlian berocock tanam.

Secara tidak langsung, di masa perundagian ini banyak muncul profesi baru. Tidak heran, masa perundagian juga disebut sebagai masa pertukangan.

Woww. Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi peradaban manusia bukan? Tidak  berhenti di situ saja. Karena hidupnya semakin maju dan manusianya semakin cerdas, mulailah muncul sistem ekonomi barter atau tukar menukar barang dalam kegiatan perekonomian.

Lalu, apa yang membedakan masa perundagian ini dengan masa-masa sebelumnya?

Pada masa perundagian, manusia sudah mulai menggunakan bahan logam dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka mengenal dua teknik pengolahan logam, yaitu teknik dua setangkup (bivalve) dan teknik cetak tuang (a cire perdue).

Perbedaan kedua teknik ini terletak pada cara pengolahannya. Mau tau bedanya gimana? Kamu bisa banget simak di video Adapto yang mengulas lebih lengkap tentang teknik bivalve dan a cire perdue!

Baca Juga: Sistem Kepercayaan Manusia Purba Masa Prasejarah

Nah guys, begitulah pola kehidupan masyarakat zaman praaksara. Pada saat itu, proses berpikir otak manusia terus berkembang, sehingga mereka dapat menentukan hal apa yang harus mereka lakukan agar lebih menguntungkan. Semua itu dilakukan demi mempertahankan keberlangsungan kehidupan mereka.

Jika kamu masih banyak pertanyaan atau ingin jauh lebih memahami tentang kehidupan masyarakat zaman dahulu, gabung aja di Ruangguru Privat Sejarah!

Belajar nggak cuma menyenangkan, tapi kamu juga bakal diajari konsepnya sampai paham! Para pengajar di Ruangguru Privat juga sudah terstandarisasi kualitasnya, loh. Kamu juga bisa pilih nih, mau diajarkan secara langsung (offline) atau daring (online). Fleksibel, kan? Untuk info lebih lanjut, cuss klik link berikut!

CTA Ruangguru Privat

Referensi:

Gunawan, Restu, Amurwani Dwi Lestariningsih, dan Sardiman. (2017) Sejarah Indonesia Kelas X Untuk SMA/MA/SMK/MAK. Kurikulum 13 Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Artikel pertama kali ditulis oleh Fahri Abdillah, kemudian diperbarui oleh Laras Sekar Seruni pada 6 Desember 2024.

Laras Sekar Seruni

Content Writer and Content Performance at Ruangguru. Writing is my cup of tea. I hope you enjoy and may learn a new thing! ^^