Pengejawantahan Alam Semesta dalam Kosmos

Resensi Buku - Kosmos - Carl Sagan

Apabila kamu tertarik pada ketakjuban fenomena alam semesta, Kosmos karya Carl Sagan bisa jadi list bacaanmu selanjutnya. Berikut review selengkapnya!

Fenomena di alam semesta kerap membawa masyarakat pada ketakjuban dan membangkitkan keingintahuan akan kehidupan ini. Sudah banyak media yang disediakan untuk mempelajari alam semesta, seperti buku dan video. Buku nonfiksi mengenai cabang ilmu ini dapat ditemui salah satunya dalam karya Carl Sagan berjudul Kosmos. Carl Sagan merupakan seorang ahli astronomi, kosmologi, astrofisika, dan penulis sains populer dari Amerika Serikat. Kosmos adalah salah satu karya terbesarnya dan merupakan buku best seller. Sejak terbit pertama kali pada 1980, Kosmos telah mencapai cetakan kesembilan pada tahun 2020. 

Di dalam buku ini, Sagan mengangkat topik-topik yang menarik, mulai dari bagaimana alam semesta terbentuk dan berkembang, apa saja zat yang menyusun alam semesta dan kaitannya dengan tubuh manusia. 

Carl Sagan membawa keteraturan sistem alam semesta ke dalam Kosmos tidak hanya melalui satu bidang saja. Kosmos juga menyajikan sudut pandang alam semesta melalui ilmu biologi, antropologi, sejarah, filsafat, dan seni. Dengan membaca buku ini, pembaca turut mempelajari disiplin ilmu yang lain. 

Pada bab pertama buku ini, “Tepi Lautan Kosmik”, Carl Sagan memperkenalkan kosmos kepada pembaca agar mengetahui konsep dan rancangan kosmos sebagai fondasi untuk melanjutkan perjalanan kosmik di bab-bab selanjutnya. Carl Sagan mengajak pembaca ke masa lalu, seperti saat terbentuknya kosmos dan munculnya DNA pertama. Ia juga membawa realita masa kini. Selain itu, di dalam Kosmos juga digambarkan bagaimana masa depan perkembangan sains.

Seperti yang telah disebutkan di atas, Sagan membawa sejarah dan antropologi ke dalam pembahasan kosmos. Pembahasan bagaimana beberapa kultur kuno membentuk suatu peradaban dan bagaimana mereka memandang astronomi pada masa itu. Sagan menggambarkan kehidupan bangsa Assyria pada 1.000 SM yang mengaitkan sakit gigi dengan kejadian-kejadian kosmik.

Kemudian ada mantra penyembuh sakit gigi yang menyebutkan dewa-dewa, seperti Anu, Ea, dan Shamash. Begitu pula dengan kehidupan manusia di awal periode yang mempelajari alam semesta, kemudian terbentuk suatu kebudayaan. Carl Sagan menunjukkan bahwa kosmos adalah awal dan telah memengaruhi sendi-sendi kehidupan manusia.

Resensi Buku-Kosmos-Carl Sagan

 

Kosmos juga menyajikan foto-foto objek luar angkasa dan fenonema alam dari NASA. Carl Sagan sendiri terlibat dan berperan besar dalam ekspedisi wahana antariksa Mariner, Viking, Voyager, dan Galileo, serta menerima NASA Medal for Exceptional Scientific Achievement dan Distinguished Public Service. Oleh karena itu, Carl Sagan mengisahkan bagaimana perjalanan Viking serta Voyager 1 dan 2 mengunjungi Saturnus.

 

Seluruh langit seolah-olah menjadi milik kami. Sering kami tidur telentang memperhatikan bintang-bintang di langit, membicarakannya apakah kira-kira bintang-bintang itu dicipta ataukah jadi dengan sendirinya. 

– Mark Twain, Huckleberry Finn

 

Sebagai manusia, tentu pernah terlintas pertanyaan-pertanyaan bagaimana alam semesta ini terbentuk dan bekerja. Pemahaman tentang alam semesta dapat dipelajari, seperti di bangku kuliah bahkan dapat dinikmati melalui buku ini. Dalam tiga belas bab, Carl Sagan menyajikan Kosmos dengan narasi yang dapat dipahami pembaca awam, dengan gaya puitis yang dapat membangkitkan imaji pembaca. Dengan membaca Kosmos, pembaca akan merasa terpesona dengan megahnya alam semesta yang tua ini. Carl Sagan juga mengajak pembaca sebagai manusia penghuni Bumi yang kecil ini di luasnya lautan kosmis untuk berkontemplasi tentang asal-usul manusia yang dari zat bintang.

 

Loyalitas kita ditujukan kepada umat manusia dan planet Bumi. Kita bicara atas nama Bumi. Kewajiban kita supaya bertahan hidup bukan hanya untuk kita sendiri, melainkan juga untuk Kosmos, yang tua dan luas, yang darinya kita berasal.

– Carl Sagan, Kosmos

 

Tentang Peresensi:

Astria Sekar Arum menempuh pendidikan program studi Sastra Indonesia di Universitas Negeri Yogyakarta. Astria suka menonton film dan membaca buku berbagai genre. Saat ini, ia sedang menonton Detektif Conan The Movie 1-24.

Ruangguru membuka kesempatan untuk kamu yang suka menulis cerpen dan resensi buku untuk diterbitkan di ruangbaca, lho! Setiap minggunya, akan ada 1 cerpen dan 1 resensi buku yang dipublikasikan. Yuk, kirimkan karyamu sebanyak-banyaknya! Simak syarat dan ketentuannya di artikel ini. Kami tunggu ya~

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Ruangguru