Pengertian Sedimentasi, Proses, Jenis, dan Contohnya | Geografi Kelas 10

Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan sedimentasi? Yuk, kita belajar tentang pengertian, proses, jenis, contoh, hingga dampak sedimentasi di artikel Geografi Kelas 10 berikut ini!
—
Pernah dengar istilah sedimentasi? Sedimentasi merupakan fenomena alamiah yang berperan penting dalam membentuk lanskap bumi dan mempengaruhi ekosistem perairan. Proses ini melibatkan pengendapan partikel-partikel tersuspensi dalam cairan, yang kemudian membentuk lapisan-lapisan sedimen di dasar sungai, danau, atau laut.
Dari pembentukan delta yang subur hingga akumulasi sedimen di dasar laut, sedimentasi memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan kehidupan manusia, lho. Nah, pada artikel kali ini, kita akan mengupas tuntas mengenai pengertian sedimentasi, prosesnya, jenis-jenis sedimentasi, hingga contoh dan dampaknya. Langsung aja yuk, cus kita bahas!
Pengertian Sedimentasi
Apa itu sedimentasi? Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel yang tersuspensi dalam cairan, biasanya air, yang akhirnya membentuk lapisan sedimen di dasar wadah atau permukaan. Proses ini terjadi secara alami dalam lingkungan perairan seperti sungai, danau, dan laut, serta dapat juga dipicu oleh aktivitas manusia. Sedimentasi memiliki peran penting dalam pembentukan struktur geologi dan tanah, serta mempengaruhi ekosistem perairan.

Gambar sedimentasi (Sumber: bloggeografi.id)
Proses Sedimentasi
Proses sedimentasi dapat dijelaskan melalui beberapa tahap utama sebagai berikut:
1. Erosi dan Transportasi
Partikel-partikel dari batuan dan tanah terlepas akibat erosi oleh angin, air, atau es. Partikel-partikel ini kemudian diangkut oleh agen erosif, seperti aliran air sungai atau arus laut.
2. Suspensi
Partikel-partikel yang terangkut oleh air atau angin tetap dalam suspensi selama kecepatan aliran cukup tinggi untuk mengatasi gravitasi. Selama suspensi ini, partikel-partikel dapat berpindah jarak yang jauh.
3. Pengendapan
Ketika kecepatan aliran air atau angin menurun, partikel-partikel mulai mengendap karena gaya gravitasi. Proses ini menyebabkan partikel-partikel berat mengendap lebih dahulu, diikuti oleh partikel-partikel yang lebih ringan.
Baca Juga: Tenaga Eksogen, Pelapukan, Erosi, Sedimentasi, dan Pergerakan Massa Tanah
4. Pembentukan Lapisan
Setelah partikel-partikel mengendap, mereka membentuk lapisan sedimen di dasar sungai, danau, atau laut. Seiring waktu, lapisan-lapisan ini bisa saling menumpuk dan memadat, membentuk batuan sedimen.
Jenis-Jenis Sedimentasi
Macam-macam sedimentasi dapat diklasifikasikan berdasarkan lingkungan atau agen pengendapannya, yaitu sebagai berikut:
1. Sedimentasi Fluvial
Merupakan sedimentasi yang terjadi di lingkungan sungai. Sedimen ini biasanya terdiri dari pasir, kerikil, dan lumpur yang diendapkan oleh aliran air sungai.
2. Sedimentasi Lakustrin
Merupakan sedimentasi yang terjadi di danau. Sedimen ini sering kali halus dan terdiri dari lumpur atau tanah liat yang diendapkan di dasar danau yang tenang.
3. Sedimentasi Marin
Merupakan sedimentasi yang terjadi di laut. Sedimen ini bisa berupa pasir pantai, lumpur dasar laut, atau terumbu karang yang terbentuk dari sisa-sisa organisme laut.
4. Sedimentasi Glacial
Merupakan sedimentasi yang terjadi di daerah glasial atau es. Sedimen ini terdiri dari campuran partikel kasar hingga halus yang diangkut dan diendapkan oleh es atau lelehan air es.
5. Sedimentasi Angin (Aeolian)
Merupakan sedimentasi yang terjadi di daerah gurun atau pantai. Sedimen ini biasanya berupa pasir halus yang diangkut dan diendapkan oleh angin.
Contoh Sedimentasi
Beberapa contoh nyata dari sedimentasi meliputi:

1. Delta Sungai
Pembentukan delta sungai, seperti Delta Sungai Nil di Mesir, adalah hasil dari sedimentasi fluvial. Partikel-partikel sedimen yang dibawa oleh aliran sungai diendapkan saat sungai memasuki badan air yang lebih besar dan lambat, seperti laut atau danau.
2. Endapan Danau
Danau Kawaguchi di Jepang menunjukkan contoh sedimentasi lakustrin, di mana lumpur dan partikel halus lainnya mengendap di dasar danau yang tenang.
3. Terumbu Karang
Terumbu karang, seperti Great Barrier Reef di Australia, terbentuk dari sedimentasi marin di mana sisa-sisa organisme laut mengendap dan membentuk struktur keras yang menjadi habitat bagi berbagai spesies laut.
Baca Juga: Pengertian Siklus Hidrologi, Proses & Jenis-Jenisnya
4. Morain Glacial
Morain adalah tumpukan sedimen yang diendapkan oleh gletser, contoh klasik dari sedimentasi glacial. Misalnya, morain di Swiss yang terbentuk oleh gletser selama Zaman Es terakhir.
5. Gurun Pasir
Gurun Sahara di Afrika adalah contoh sedimentasi angin, di mana angin mengangkut dan mengendapkan pasir halus, membentuk bukit pasir yang luas.
Dampak Sedimentasi
Sedimentasi memiliki berbagai dampak positif dan negatif terhadap lingkungan dan aktivitas manusia, di antaranya yaitu:
1. Pembentukan Tanah Subur
Sedimen yang diendapkan oleh sungai sering kali mengandung mineral dan nutrisi yang penting untuk pertanian, seperti yang terjadi di Lembah Sungai Nil.
2. Pembentukan Delta
Delta sungai yang subur sering kali menjadi tempat tinggal dan lahan pertanian yang produktif, seperti Delta Mekong di Vietnam.
3. Kerusakan Habitat
Sedimentasi berlebihan dapat menyebabkan pendangkalan sungai dan danau, mengganggu habitat ikan dan organisme air lainnya.
4. Pengendapan Sedimen di Waduk
Sedimentasi di waduk dapat mengurangi kapasitas penyimpanan air, mengurangi efisiensi bendungan, dan menyebabkan masalah pengelolaan air.
5. Polusi Sedimen
Sedimen dapat membawa polutan, seperti logam berat atau bahan kimia, yang bisa mencemari badan air dan mengganggu ekosistem.
Alat Ukur Sedimentasi
Terdapat berbagai alat yang bisa digunakan untuk mempelajari dan mengukur sedimentasi, antara lain yakni:
1. Sonde Sedimen
Digunakan untuk mengambil sampel sedimen dari dasar sungai, danau, atau laut. Alat ini dapat membantu dalam analisis lapisan sedimen dan komposisinya.
Baca Juga: Vulkanisme, Pengertian, Gejala, Erupsi & Bentuk Gunung Api
2. Turbidimeter
Mengukur kekeruhan air, yang berkorelasi dengan jumlah partikel tersuspensi dalam air. Alat ini dapat membantu dalam menilai tingkat sedimentasi dalam air.
3. Pengukur Kecepatan Aliran
Alat ini dapat mengukur kecepatan aliran air, yang penting untuk memahami transportasi dan pengendapan partikel sedimen.
4. Penakar Sedimen
Alat ini dapat digunakan dalam laboratorium untuk mengukur laju pengendapan partikel dalam sampel air. Alat ini dapat membantu dalam studi proses sedimentasi di bawah kondisi terkendali.
5. Sistem Pencitraan Bawah Air
Alat seperti sonar atau kamera bawah air dapat digunakan untuk memetakan dasar perairan dan memantau akumulasi sedimen secara visual.
—
Demikian artikel lengkap yang membahas tentang sedimentasi, meliputi pengertian, proses, jenis, hingga contoh dan dampaknya. Semoga artikel ini bisa membantu kamu memahami lebih jauh tentang sedimentasi, ya.
Jika kamu ingin belajar materi geografi lainnya, kamu bisa tonton video belajar di ruangbelajar atau bergabung bersama Ruangguru Privat. Dijamin belajarmu akan makin seru dan menyenangkan!
Referensi:
Wardiyatmoko. 2006. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Sindhu P. Yasinto. 2016. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga
Sumber Gambar:
Gambar Sedimentasi [daring]. Tautan: https://bloggeografi.id/2020/04/01/tenaga-eksogen-sedimentasi/ (Diakses: 18 September 2025)
Artikel pertama kali diterbitkan pada 2 Februari 2018 oleh Embun Bening Diniari.


