Senyawa Polimer: Pengertian, Jenis & Contohnya dalam Kehidupan | Kimia Kelas 12

Artikel Kimia kelas 12 kali ini akan membahas tentang senyawa polimer. Seperti apakah wujud senyawa polimer dalam kehidupan kita sehari-hari? Simak penjelasan berikut ini, yuk!
—
Pernah kepikiran nggak, sebenarnya apa sih yang terkandung dalam plastik yang setiap hari kamu pakai buat bungkus jajanan atau minuman? Ternyata, plastik bukan cuma sekadar bahan fleksibel yang bisa dibentuk sesuka hati, lho. Plastik tersusun dari senyawa polimer. Dan nggak cuma plastik aja, masih banyak benda di sekitar kita yang mengandung senyawa polimer. Mulai dari karet gelang hingga kain sintetis.
Nah, di artikel ini, kakak bakal menjelaskan bagaimana senyawa polimer terbentuk dan contoh benda-benda lain yang mengandung senyawa polimer di sekitar kita. Yuk, kita kupas lebih detail bareng-bareng!
Apa itu Polimer?
Secara sederhana, polimer adalah senyawa kimia yang tersusun dari rantai panjang yang terdiri dari unit-unit kecil berulang yang disebut monomer. Jadi, polimer itu rantai panjang, sementara monomer merupakan unit-unit penyusunnya.
Istilah polimer pertama kali diperkenalkan pada tahun 1833 oleh ilmuwan Swedia bernama Jons Jacob Berzelius. Awalnya, ia menggunakan kata polimer untuk menggambarkan senyawa yang punya rumus empiris sama, tetapi massa molekulnya berbeda.
Seiring perkembangan ilmu, istilah polimer kemudian digunakan untuk menggambarkan molekul-molekul berukuran sangat besar yang tersusun dari rangkaian monomer yang berulang. Contoh sederhananya yaitu karet alam, yang tersusun dari rantai panjang atom karbon yang saling terhubung [-CH2C(CH3) = CHCH2–].
Baca Juga: Macam-Macam Wujud Zat, Sifat, Contoh & Perubahannya
Bagaimana Polimer Terbentuk?
Polimer terbentuk melalui proses yang disebut polimerisasi, yaitu proses ketika banyak monomer (molekul kecil) saling bergabung. Contoh yang paling mudah adalah pembentukan polietilen (PE), jenis plastik yang sering kamu temui pada kantong belanja atau botol plastik. Polietilen terbentuk dari monomer etilen (C₂H₄). Ketika banyak etilen bergabung, mereka membentuk rantai panjang yang disebut polietilen.

Dalam banyak gambar di buku pelajaran, polietilen digambarkan sebagai rantai lurus. Namun, sebenarnya rantai itu nggak benar-benar lurus.
Kenapa?
Karena atom karbon dalam rantai polimer memiliki bentuk ruang tetrahedral (seperti piramida dengan empat sisi). Ikatan-ikatannya nggak sejajar lurus seperti batang, melainkan membentuk sudut-sudut tertentu. Dengan kata lain, rantai polimer bisa melengkung, berputar, dan bahkan melipat secara acak.
Jadi, istilah rantai lurus lebih kepada struktur kimianya (ikatan C–C memanjang), bukan bentuk fisiknya yang benar-benar lurus, ya.
Jenis-Jenis Polimer
Tapi, sebenarnya, nggak semua polimer hanya berupa satu rantai panjang. Ada 3 jenis polimer, yaitu polimer rantai lurus, polimer bercabang, dan polimer berikatan silang. Supaya kamu lebih paham, yuk baca penjelasan berikut:
Baca Juga: Dari Mana Karet di Dunia Berasal?
1. Polimer Rantai Lurus
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada polimer rantai lurus, monomer-monomernya tersusun seperti satu tali panjang tanpa cabang. Contohnya adalah HDPE (High Density Polyethylene).
Walaupun namanya “lurus”, bentuk fisiknya tetap bisa melengkung atau berlipat karena bentuk atom karbon yang tetrahedral. Namun, tanpa cabang, rantai-rantai polimer dapat tersusun lebih rapat dan teratur.
2. Polimer Bercabang
Pada polimer bercabang, beberapa monomernya menempel ke sisi rantai utama, bukan hanya ujungnya. Jadinya, rantainya seperti tali dengan benang-benang kecil yang menonjol di berbagai titik. Contohnya LDPE (Low Density Polyethylene).
Karena susunannya nggak bisa serapat polimer rantai lurus, maka material yang terbuat dari polimer bercabang akan lebih fleksibel, lembut, dan densitasnya rendah.
3. Polimer Berikatan Silang
Nah, jenis ini sedikit berbeda karena bukan lagi cabang kecil, melainkan jembatan yang menghubungkan antar rantai polimer. Bayangkan beberapa tali yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan-ikatan pendek.
Ikatan silang membuat polimer jauh lebih kuat, nggak mudah berubah bentuk, serta lebih elastis atau lebih kokoh bergantung jumlah ikatan silangnya.
Salah satu contoh paling terkenal dari polimer berikatan silang adalah karet alam yang divulkanisasi. Karet alam awalnya hanya terdiri dari rantai-rantai polimer yang cukup fleksibel. Namun, ketika mengalami vulkanisasi, terjadi proses penambahan atom belerang (S) yang bertindak sebagai jembatan antar rantai polimer.

Nah, bentuk polimer lurus dan bercabang digolongkan sebagai material yang dinamakan termoplastik. Material ini meleleh jika dipanaskan yang dapat dimodelkan ke dalam berbagai bentuk, dan bentuknya dapat dipertahankan ketika didinginkan. Ikatan silang yang berat menghasilkan material yang dikenal sebagai plastik termoset. Sekali ikatan silang dibentuk, polimer ini akan mengambil bentuk yang tidak dapat diubah lagi, tanpa merombak plastiknya lebih dulu.
Baca Juga: Yuk, Kenali Jenis Plastik dan Bahayanya Bagi Kesehatan
Selulosa, Contoh Polimer yang Banyak di Sekitar Kita
Polimer ini ada di sekitar kita hampir di mana-mana, mulai dari buku yang kamu baca, tisu yang kamu pakai, sampai pakaian berbahan kapas yang kamu kenakan.
Selulosa adalah polimer alami yang tersusun dari satuan berulang –C₆H₁₀O₅. Senyawa organik ini paling umum di Bumi. Sekitar 33% dari semua materi tanaman adalah selulosa. Kayu memiliki sekitar 50% berat selulosa, sedangkan kapas hampir 90% selulosa.

Salah satu penggunaan terbesar selulosa adalah sebagai bahan baku pembuatan kertas. Dalam seratus tahun terakhir, senyawa ini juga dipakai sebagai bahan awal untuk sintesis plastik, fiber sintesis plastik, dan fiber sintesis pertama.
Selulosa dari bubur kayu mengandung banyak pengotor yang digunakan untuk membuat fiber. Selulosa tersebut dapat dimurnikan dengan melarutkannya ke dalam campuran NaOH dan CS2. Jika larutan kental ini dilewatkan ke dalam lubang sempit pada mulut pipa dalam bak asam, fiber selulosa yang dikenal sebagai rayon akan terbentuk.
Proses serupa juga bisa menghasilkan selofan, yaitu lembaran tipis yang tembus pandang. Selofan sering digunakan sebagai pembungkus hadiah, kemasan makanan, atau pembungkus permen.
Selulosa memiliki tiga gugus –OH dalam setiap satuan berulangnya. Gugus –OH ini dapat bereaksi dengan asam nitrat, membentuk selulosa nitrat. Pada tahun 1869, John Wesley Hyatt menemukan bahwa campuran selulosa nitrat dan kamfor yang dilarutkan ke dalam alkohol menghasilkan plastik pertama yang dikenal oleh kita, yaitu seluloid. Kemudian, seluloid digunakan sebagai pengganti gading dalam industri berbagai barang, mulai dari sisir sampai bola bilyar. Namun, selulosa nitrat mudah terbakar, sehingga diganti oleh plastik jenis lain.
Baca Juga: Selain Picu Kanker, Ini Bahaya Kertas Thermal pada Struk Belanja
Sekarang kamu sudah paham kan apa itu polimer, bagaimana terbentuknya, dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari? Nah, kalau kamu merasa materi ini seru dan pengin belajar lebih dalam lagi, kamu bisa lanjut eksplor di ruangbelajar.
Di sana, kamu bakal belajar lewat video animasi yang keren, penjelasan yang sederhana, plus soal-soal latihan yang bikin kamu makin paham tanpa pusing. Yuk, terus tingkatkan pemahamanmu, biar belajar Kimia jadi makin gampang dan menyenangkan!


