Pernah mendengar angkatan dalam karya sastra Indonesia? Angkatannya itu….
Ada angkatan 1945, angkatan Balai Pustaka, angkatan Pujangga Baru , dan beberapa angkatan lainnya.
Bingung?
Angkatan dalam karya sastra Indonesia dapat ini dapat dikatakan sebagai penggolongan karya sastra ke dalam suatu periode.
“Apakah karya sastra itu bisa digolongkan?”
Ya jelas bisa dong. Karya sastra yang muncul di suatu periode, tentunya akan berbeda dengan karya sastra yang muncul di periode yang lain.
Perlu kalian ketahui nih Squad, di tiap-tiap angkatan memiliki ciri-ciri yang berbeda. Maksudnya ciri-ciri itu seperti apa sih?
Berikut ini karakteristik karya sastra di tiap-tiap angkatan karya sastra.
Angkatan sastra ini lahir sekitar tahun 1500 setelah agama Islam masuk ke Indonesia. Salah satu pujangga yang terkenal ialah Hamzah Fansuri dan Raja Ali Haji yang terkenal dengan “Gurindam Dua Belas”. Ada pun ciri-ciri karya sastra Indonesia lama ini ialah:
Baca Juga: Pengertian dan Ciri-Ciri Gurindam
Angkatan Balai Pustaka berdiri tahun 1917 dengan ditandai berdirinya Balai Pustaka. Para penulis/pengarang dan para ahli bahasa Melayu, didaulat menjadi redaktur dari Balai Pustaka. Novel “Siti Nurbaya” karya Marah Roesli, novel “Azab dan Sengsara” karya Merari Siregar, dan novel Salah Asuhan karya Abdul Muis merupakan salah satu contoh karya sastra Angkatan Balai Pustaka.
Balai Pustaka didirikan tahun 1917 (Sumber: korpri.online)
Ada pun ciri karya sastra pada angkatan ini antara lain:
Angkatan ini ditandai dengan terbentuknya Majalah Poejangga Baroe. Karya sastra yang ada di angkatan ini antara lain, “Rindu Dendam” karya J.E. Tatengkeng dan “Nyanyi Sunyi”karya Amir Hamzah. Nah, kalau angkatan Pujangga Baru ini memiliki karakteristik umum seperti:
Angkatan 1945 terbentuk pada masa kemerdekaan Indonesia. Salah satu sastrawan yang terkenal ialah Chairil Anwar. Ada beberapa karya dari Chairil Anwar yang sampai saat ini masih sering kita dengar seperti puisi “Aku” dan “Krawang-Bekasi”.
Karakteristik karya sastra dalam angkatan ini ialah:
Angkatan 1950 merupakan angkatan lanjutan dari angkatan 1945. Ada pengembangan karakteristik dari angkatan 1950 seperti:
Karya sastra yang ada di angkatan ini antara lain “Balada Orang-orang Tercinta” karya WS. Rendra, “Dua Dunia” karya Nh. Dini, dan “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer.
Angkatan ini muncul saat peralihan dari rezim Orde Lama ke Orde Baru. Beberapa sastrawan yang masuk ke dalam angkatan 1966 antara lain Taufik Ismail dengan karya “Tirani dan Benteng”, Sutardji Calzoum Bachri dengan karya “Amuk”, dan Sapardi Djoko Damono dengan karya “Dukamu Abadi”.
Salah satu sastrawan angkatan 1966, Taufik Ismail (Sumber: kapanlagi.com)
Berhubung angkatan ini muncul di saat peralihan rezim, jadi karakteristik yang dimiliki angkatan ini ialah:
Angkatan ini ditandai dengan perubahan millenium. Kalian pasti tahu dong novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata? Nah, itu termasuk angkatan 2000 Squad. Selain itu, novel “Ayat-ayat Cinta” karya Habibburahman El-Shirazy dan “Negeri 5 Menara” karya Anwar Fuadi, juga termasuk karya sastra angkatan 2000.
Ciri-ciri karya satra pada angkatan ini ialah:
Untuk melatih pemahaman kalian tentang karakteristik angkatan karya sastra Indonesia, coba yuk jawab soal berikut dan beri jawaban kalian pada kolom komentar disertai dengan alasannya ya.
Cermati puisi berikut!
Ingin belajar Bahasa Indonesia dengan seru dan menyenangkan? Bisa kok. Caranya, gabung aja sekarang di ruangbelajar!
Referensi:
Marsudi, Demas dkk. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Kelas XII Program Studi IPA-IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Artikel diperbarui pada 3 Agustus 2022.
Tedy Rizkha Heryansyah
Artikel Lainnya
Beri Komentar
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru
Produk Ruangguru
Produk Lainnya
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
© 2023 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia