4 Fakta Dr. Saharjo, Kesederhanaan hingga Usulan Bidang Hukum
Artikel dalam rangka Hari Pahlawan kali ini akan mengisahkan beberapa fakta tentang pahlawan nasional yang berperan dalam bidang hukum dan HAM di Indonesia, Dr. Saharjo. Kira-kira fakta apa saja yang ada dalam perjalanan Dr. Saharjo? Simak ulasannya di artikel berikut ini.kantor
—
“Kak cek DM”
“Kak, gimana caranya langganan paket ruangbelajar?”
“Kak, bisa les ngga di kantor Ruangguru?”
Ngaku deh, siapa di antara kamu yang pernah chat atau nanya ke akun sosial media Ruangguru? Kalau cuma cek DM dan tanya langganan paket ruangbelajar pasti bakalan dijawab dengan jawaban yang pastinya ngebantu kamu banget.
Masalahnya kalau les di kantor Ruangguru ini lho…..kantor Ruangguru ini cuma buat operasional seperti kantor pada umumnya aja teman-teman. Nggak bisa jadiin tempat les. Kantor Ruangguru sendiri terletak di Jalan Dr Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet – Jakarta.
Yaps, nama jalan tempat kantor Ruangguru berada persis dengan artikel yang akan kita bahas kali ini. Doktor Saharjo. Siapakah beliau? Mari kita berkenalan.
1. Putra Abdi Dalem Keraton Surakarta
Tanggal 26 Juni 1909, bertempat di Sala, ibukota Kerajaan Surakarta pada waktu itu, lahir putra sulung dari Raden Ngabei Sastroprayitno. Saharjo namanya. Sudah ketahuan kan ayah dari Saharjo ada embel-embel nama keraton gitu. Pastinya ada hubungannya dong dengan kerajaan? Yaps, Saharjo memiliki ayah seorang abdi dalem (pegawai kerajaan).
Sehubungan dengan status ayahnya yang masih ada ikatan di kerajaan, maka pendidikan Saharjo pun dapat dikatakan sangat baik. Saharjo mengenyam pendidikan di ELS (Europese Lagere School) dan lulus tepat waktu hingga melanjutkan sekolah dokter di STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen)
2. Putar Haluan dari Kesehatan ke Hukum
STOVIA, tempat Saharjo menuntut ilmu merupakan sekolah yang mencetak dokter-dokter terbaik pada masa itu. Sayangnya, setelah satu tahun di STOVIA, beliau merasa ngga cocok buat jadi dokter. Saharjo termasuk orang yang tidak tahan jika melihat darah. Nah, oleh karena itu beliau pindah sekolah ke AMS (Algemeene Middlebare School) hingga pada akhirnya beliau menamatkan kuliah di RHS (Rechts Hoge School – Sekolah Tinggi Hukum)
3. Biaya Kuliah Dibantu oleh Tunangannya
Kuliah di RHS bukan hal yang mudah bagi Saharjo, terlebih soal ekonomi. Meski termasuk putra abdi dalem kerajaan, Saharjo tidak mau menerima bantuan uang kuliahnya. Beliau berpikiran bahwa uang kuliahnya bisa lebih bermanfaat jika diberikan ke adik-adiknya yang masih sekolah. Kesulitan ekonomi dalam melanjutkan kuliahnya inilah yang mempertemukan Saharjo dengan istrinya.
Baca Juga: Herman Johannes, Insinyur yang Turut Berperang
Siti Nuraini. Perempuan yang menjadi pendamping hidup Saharjo ini sempat membantu uang kuliah Saharjo yang kala itu menjadi tunangannya. Siti Nuraini saat itu menjadi guru Keputrian Perguruan Rakyat dengan upah 25 gulden. Sedangkan, Saharjo bekerja di tempat yang sama dengan upah 22.50 gulden. Berhubung kebutuhan kuliah Siti Nuraini masih ditanggung orangtuanya, ia memutuskan membantu perkuliahan Saharjo.
4. Mengubah Beberapa Istilah di Bidang Hukum
Menjabat sebagai Menteri Kehakiman di tahun 1959-1962, banyak usulan-usulan di bidang hukum yang hingga kini masih digunakan. Pertama, beliau mengganti istilah “penjara” dengan istilah “permasyarakatan”. Kedua, beliau mengganti istilah “terhukum” menjadi istilah “narapidana”. Makanya, kalau dengar berita-berita gitu misalnya ada kasus, umumnya disebutkan, “Narapidana tersebut dipindahkan ke Lapas (Lembaga Permasyarakatan) Nusakambangan”.
Selain kedua istilah tersebut, Dr.Saharjo juga mengganti lambang hukum di Indonesia. Sebelumnya, lambang hukum di Indonesia menggunakan Dewi Themis. Dewi yang dalam mitologi Yunani menyandang sebagai Dewi Keadilan ini, menurut Saharjo tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Sebagai gantinya, Saharjo mengusulkan pohon beringin untuk menjadi lambang hukumnya.
Nah itu tadi ya teman-teman 4 fakta tentang Dr. Saharjo yang ternyata punya jasa dalam bidang hukum di Indonesia. Memang beliau tidak terlalu dikenal rakyat Indonesia pada umumnya, toh ada buktinya bahwa nama beliau dijadikan nama jalan yang ada di Jakarta. Semoga bisa menginspirasi kamu yang punya cita-cita terjun di bidang hukum ya.
Kalau di jalan ketemu Bang Fajar
Jangan lupa untuk berujar
Intinya mah jangan males buat belajar
Kan sudah ada ruangbelajar