Kebudayaan Universal: Pengertian, Unsur, dan Proses Terbentuknya | Sosiologi Kelas 8

Kebudayaan Universal dan Proses Pembentukannya

Artikel Sosiologi Kelas 8 ini membahas mengenai pengertian, unsur, serta proses pembentukan budaya universal.

 

Kamu pernah kepikiran gak sih, kok semua orang di berbagai negara itu berbicara menggunakan bahasa yang berbeda ya? Kenapa gak satu bahasa aja sih di seluruh dunia biar gampang ngobrolnya kalo ada bule?

Jadi gais, bahasa ini sebenarnya adalah salah satu unsur kebudayaan, loh. Dan kebudayaan itu dapat kamu jumpai di berbagai belahan dunia. Eh, tapi, apa itu kebudayaan? Dan kenapa bisa ada di mana-mana? Yuk, simak penjelasannya dari aku ya!

 

Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu buddayah yang ternyata merupakan bentuk jamak dari kata budhi atau budi yang berarti akal.

Kalau menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan manusia mulai dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar, dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat.

Sementara, kalo menurut Selo Soemardjan, kebudayaan adalah hasil cipta, karya, dan karsa manusia. Jadi, apapun yang dihasilkan oleh manusia itu bisa disebut sebagai budaya, loh. Nah, biar makin jelas, coba kamu perhatikan gambar di bawah ini, ya!

pengertian budaya dan wujudnya

Berdasarkan gambar di atas, ternyata wujud budaya itu bisa banyak banget, gak cuma rumah dan pakaian tradisional aja. Tapi, kamu pernah kepikiran gak sih, kalo di berbagai belahan bumi, semua manusia itu memiliki budayanya masing-masing? Nah, ini nih yang disebut sebagai kebudayaan universal.

Baca Juga: Mobilitas Sosial: Pengertian, Bentuk, Faktor & Dampaknya

 

7 Unsur Kebudayaan

Sebelum aku bahas tentang kebudayaan universal, kamu perlu tau dulu ya unsur-unsur kebudayaan itu ada apa aja. Coba simak di bawah, ya!

1. Sistem Religi (Kepercayaan)

Kalau kamu perhatiin, setiap kelompok masyarakat pasti punya cara sendiri buat memahami hal-hal yang gaib atau spiritual. Ada yang lewat ritual, upacara, sampai aturan hidup sehari-hari yang dianggap sakral.

Nah, sistem religi inilah yang bikin hidup mereka punya arah, nilai, dan rasa keterhubungan dengan sesuatu yang lebih besar.

 

2. Sistem Bahasa

Bahasa itu bukan cuma alat ngomong, tapi cara manusia nyambung satu sama lain dan nyimpen pengetahuan. Setiap budaya punya gaya tutur, kosakata, bahkan simbol yang beda-beda, makanya bahasa jadi ciri khas banget.

Tanpa bahasa, susah banget buat masyarakat mempertahankan identitas dan ngelanjutin tradisi ke generasi berikutnya.

 

3. Sistem Ekonomi (Mata Pencaharian)

Di mana pun manusia tinggal, mereka pasti punya cara buat bertahan hidup, mulai dari berburu, bertani, berdagang, sampai kerja di industri modern.

Cara-cara inilah yang membentuk sistem ekonomi dalam sebuah budaya. Jadi, mata pencaharian itu gak cuma soal cari uang, tapi juga tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber daya yang mereka punya.

 

4. Sistem Pengetahuan

Setiap masyarakat punya pengetahuan yang berkembang dari pengalaman hidup mereka, entah itu soal alam, kesehatan, bercocok tanam, sampai cara membangun rumah yang cocok dengan lingkungan.

Pengetahuan ini biasanya diwariskan secara turun-temurun, sering lewat praktik langsung. Menariknya, pengetahuan lokal sering kali jadi solusi paling pas buat masalah di daerah mereka.

 

5. Sistem Teknologi

Teknologi di sini bukan cuma smartphone atau laptop ya, tapi semua alat yang manusia pakai buat mempermudah hidup, dari peralatan masak tradisional sampai transportasi.

Setiap budaya punya teknologinya sendiri sesuai kebutuhan lingkungan dan kesehariannya. Makanya teknologi selalu berkembang bareng budaya itu sendiri.

 

6. Sistem Kesenian

Seni itu jadi wadah masyarakat buat mengekspresikan rasa, identitas, dan pandangan hidup mereka. Entah lewat musik, tari, ukiran, atau pakaian adat, semuanya punya makna simbolis yang nyambung banget sama kehidupan sehari-hari. Kesenian inilah yang bikin tiap budaya terasa unik dan penuh warna.

 

7. Sistem Lembaga Masyarakat

Supaya hidup bersama tetap tertib, masyarakat bikin aturan dan struktur sosial seperti keluarga, komunitas, adat, sampai kepemimpinan. Lembaga-lembaga inilah yang ngatur peran, tanggung jawab, dan cara berinteraksi satu sama lain.

Jadi, nggak cuma buat ngatur, tapi juga buat menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.

unsur kebudayaan universal

Kebudayaan Universal

Kebudayaan universal itu apa, sih? Jadi nih gais, budaya itu dimiliki oleh semua peradaban di muka bumi, sehingga disebut universal.

Dari pembahasan tentang unsur-unsur kebudayaan, coba kita ambil satu bahasan ya, tentang bahasa. Bahasa itu disebut sebagai salah satu unsur budaya universal karena setiap kebudayaan dari berbagai daerah pasti memiliki bahasa.

Walaupun bahasa di tiap daerah atau negara itu berbeda-beda. Begitu juga seperti unsur lainnya, seperti teknologi. Semua kebudayaan pasti memiliki teknologi, hanya saja masing-masing teknologinya pasti mempunyai ciri khas dan fungsinya sendiri.

Nah, dari perumpamaan di atas, sekarang kamu udah tau berarti ya, apa aja unsur kebudayaan universal dan alasannya mengapa mereka disebut universal.

Terus, biar kamu makin kebayang, kira-kira wujud kebudayaan itu ada apa aja sih?

 

Wujud Kebudayaan

Dari tadi kita ngomongin tentang kebudayaan, tapi mungkin kamu masih ada yang bertanya-tanya, wujud kebudayaan itu seperti apa sih? Secara garis besar, wujud kebudayaan terdiri atas tiga hal, yaitu gagasan (ide), aktivitas (tindakan/perilaku), dan artefak (karya). Yuk kita bahas satu per satu!

 

1. Gagasan (Ide)

Gagasan atau ide merupakan wujud kebudayaan yang sifatnya abstrak, isinya pikiran, norma, aturan, keyakinan, sampai nilai yang dianut suatu masyarakat.

Misalnya: gotong royong, sopan santun, atau kepercayaan terhadap hal-hal tertentu.

 

2. Aktivitas (Tindakan/Perilaku)

Aktivitas ini merupakan wujud yang terlihat dalam perilaku manusia saat menjalankan nilai atau aturan tadi.

Contohnya: upacara adat, ritual keagamaan, aktivitas gotong royong, atau prosesi pernikahan tradisional.

 

3. Artefak (Karya)

Artefak atau karya adalah wujud kebudayaan yang paling konkret, yaitu benda-benda yang diciptakan manusia.

Misalnya: rumah adat, pakaian tradisional, senjata, ukiran, alat musik, kerajinan, dan berbagai hasil teknologi tradisional maupun modern.

 

Sekarang, kita masuk ke bahasan berikutnya ya, tentang gimana awal mulanya kebudayaan itu bisa terbentuk.

Baca Juga: Masyarakat Multikultural: Pengertian, Karakteristik, Faktor Penyebab & Contoh

 

Proses Terbentuknya Kebudayaan

Menurut kamu, bisa gak sih kita sebagai individu menghasilkan budaya sendiri? Atau, apa sebenarnya kebudayaan itu udah otomatis ada dari sananya ya di masing-masing daerah? Jawabannya bisa dong, geng! Kita sebagai individu bisa loh menghasilkan suatu budaya, makanya ada yang disebut sebagai budaya individu.

Jadi, budaya individu adalah hasil cipta atau pola pikir yang dimiliki seseorang. Misalnya, kamu sebagai individu menciptakan suatu alat musik baru, atau kamu menulis sebuah lagu, atau kamu memiliki ide yang bisa ngebantu kamu dalam belajar tiap harinya. Nah, itu tandanya, kamu menciptakan sesuatu kan, berarti itu adalah budaya individu kamu, loh!

Sekarang pertanyaannya, apa sih awal mulanya yang bikin kita selaku manusia kok bisa menghasilkan budaya? Jawabannya adalah karena kita punya dorongan atau motivasinya, gais!

Jadi, ada 4 dorongan yang bisa menjadi cikal bakal terbentuknya suatu budaya, nih. Dorongan tersebut adalah dorongan naluri, inderawi, akal, dan religi/keagamaan.

faktor pembentuk kebudayaan

1. Dorongan Naluri

Dorongan Naluri, yaitu timbul semata-mata karena dorongan naluri. Misalnya, seorang bayi secara naluri akan menangis apabila dia merasakan lapar atau haus.

 

2. Dorongan Indrawi

Dorongan Indrawi, yaitu timbul karena rangsangan yang dirasakan oleh manusia melalui panca indranya, seperti penglihatan, peraba, pendengaran, dan pengecap. Misalnya, karena mengamati pemandangan di kampung, akhirnya kamu bisa menghasilkan lukisan pemandangan yang indah.

 

3. Dorongan Akal

Dorongan Akal, yaitu sebuah dorongan yang muncul karena kemampuan kita sebagai manusia yang dapat memanfaatkan akal dan pikiran untuk kemudahan hidup kita. Misalnya, untuk memudahkan menggambar sebuah lingkaran, akhirnya diciptakan lah sebuah alat bernama jangka.

 

4. Dorongan Religi

Dorongan Religi, yaitu dorongan yang dirasakan karena dasar kepercayaan atau dorongan rohani. Misalnya, karena kepercayaan, manusia akhirnya melahirkan tradisi atau kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan kegiatan keagamaan, seperti ritual pemakaman yang diiringi oleh doa-doa atau tradisi sejenis.

 

Nah, sekarang, berarti kamu udah tau ya gais, apa aja sih yang masuk dalam unsur kebudayaan universal, dan juga apa aja yang menjadi dorongan lahirnya suatu budaya. Tapi kayaknya masih ada pertanyaan yang belom kejawab gak, ya? Hmmm…

“Terus kak, kenapa budaya itu bisa beda-beda bentuknya kalo dorongannya cuma dari 4 hal itu?”

Nah, itu dia pertanyaannya. Dengan dorongan yang sama, budaya yang lahir bisa beda, loh. Kenapa hayoo kok bisa gitu ya? xixixi. Jadi jawabannya, karena suatu budaya itu dipengaruhi oleh banyak hal loh, bukan hanya dari dorongannya aja. Suatu budaya juga dipengaruhi oleh lokasi atau tempat tinggal manusianya secara geografis, daerah lingkungan sekitarnya, kepercayaannya, cara interaksi, pola kehidupan, hingga tingkat pendidikannya.

Itu makanya, kita di Indonesia yang merupakan negara kepulauan, memiliki bahasa daerah yang jauh lebih banyak daripada negara-negara di benua Amerika, yang tidak banyak dipisahkan oleh lautan. Jadi, faktor geografis Indonesia itu mempengaruhi berbagai macam bahasa yang ada di dalamnya. Gitu, gengs.

Oke gais, jadi untuk bahasan kali ini cukup sampe di sini aja ya. Aku mau apresiasi banget nih buat kamu yang udah baca tulisan ini sampai selesai, jadi terharuuu huhuw.

Kalo mau masih kurang puas sama bahasan aku kali ini, boleh banget ya langsung langganan ruangbelajar aja! Jadi selain bisa baca-baca tulisan kayak gini, masih banyak banget materi pelajaran IPS dan pelajaran lainnya yang lebih menarik lagi pembahasannya, loh. Jadi, jangan sungkan buat langsung langganan aja ya gais huehe. Sampai jumpa di tulisan berikutnya, dadah!

CTA Ruangguru

Referensi:

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (jakarta: Aksara Baru, 1979)

Gunsu Nurmansyah, Nunung Rodliyah, Recca Ayu Hapsari (2019). Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi. Aura Publisher.

Kak Ali MT Soshum