Mengenal 4 Macam Organ Sistem Ekskresi Manusia & Fungsinya | Biologi Kelas 8

Sistem Ekskresi Manusia

Pada artikel Biologi kelas 8 ini, kamu akan belajar tentang macam-macam organ sistem ekskresi manusia, yaitu paru-paru, hati, ginjal, dan kulit. Artikel ini juga menjelaskan fungsi serta struktur sistem ekskresi tersebut. Yuk, simak bersama!

Coba bayangkan, bagaimana jika banyak sampah menumpuk di dalam kamarmu? Apa yang akan kamu rasakan? Yap, pasti bau, sumpek, kotor, dan akan menjadi sumber penyakit. Lalu, apa yang harus kamu lakukan agar kamarmu tetap nyaman dan tidak menjadi sumber penyakit? Betul sekali, membuang sampahnya!

Begitupun dengan tubuh manusia, tubuh perlu membuang sampah agar tetap sehat. Proses pembuangan sampah yang dilakukan oleh tubuh ini dikenal sebagai sistem ekskresi.

Pengertian Sistem Sekresi

Apa itu sistem ekskresi? Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh.

Zat-zat sisa metabolisme ini antara lain seperti gas CO2, limbah nitrogen seperti urea, sisa perombakan sel darah merah seperti bilirubin, sampai kelebihan zat seperti kelebihan air (H2O), yang bisa dikeluarkan diantaranya melalui keringat dan juga urin. Pengeluaran zat-zat tersebut bertujuan agar zat-zat sisa dalam tubuh tidak meracuni organ lainnya.

Ada 4 macam organ sistem ekskresi manusia, yaitu ginjal, paru-paru, hati, dan kulit. Yuk, langsung aja kita bahas satu per satu!

Baca Juga: Belajar Organ Sistem Ekskresi Manusia, Fungsi & Zat yang Dikeluarkan

Paru-Paru

Kamu pastinya sudah tidak asing ya, dengan organ paru-paru karena pembahasan tentang paru-paru pernah kamu pelajari pada bab sistem pernapasan. Nah, selain berfungsi sebagai organ pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai organ ekskresi, lho!

Fungsi paru-paru sebagai organ ekskresi:

Dalam sistem ekskresi manusia, paru-paru berfungsi untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2) yang merupakani limbah hasil metabolisme sel-sel tubuh, sehingga harus dikeluarkan ketika kita menghembuskan napas.

Detailnya begini, ketika kamu menarik napas, oksigen akan dibawa masuk ke dalam paru-paru dengan melewati beberapa saluran pernapasan, mulai dari hidung, lalu faring, laring, trakea, bronkus hingga sampai di paru-paru. Kemudian, di paru-paru, tepatnya di alveolus, akan terjadi pertukaran antara oksigen dengan karbondioksida.

Oksigen akan dipindahkan dari alveolus ke peredaran darah untuk selanjutnya diedarkan ke sel-sel tubuh. Oksigen lalu dipakai oleh sel-sel tubuh untuk melakukan metabolisme, sehingga sel-sel tubuh bisa beraktivitas. Hasil metabolisme ini menyisakan limbah dalam bentuk karbondioksida.

Zat yang dikeluarkan paru-paru sebagai organ ekskresi:

Karena karbondioksida adalah limbah, maka harus dibuang dari dalam tubuh. Oleh karena itu, karbondioksida dibawa dari sel-sel tubuh ke peredaran darah menuju ke alveolus. Karbondioksida dipindahkan dari peredaran darah ke alveolus untuk dikeluarkan oleh paru-paru saat kita menghembuskan napas.

Begitulah proses organ paru-paru ikut berperan sebagai organ ekskresi. Paham kan sampai sini?

Ekskresi pada Paru-Paru

 

Sekarang lanjut yuk, ke pembahasan organ hati!

Hati

Fungsi hati sebagai organ ekskresi:

Sebagai organ yang berperan dalam sistem ekskresi manusia, hati berfungsi untuk merombak sel-sel darah merah yang sudah tua atau rusak untuk menghasilkan bilirubin yang sifatnya beracun. Karena beracun, maka bilirubin harus diproses untuk bisa dikeluarkan dari dalam tubuh, salah satunya yaitu dikeluarkan bersamaan dengan urin.

Detail prosesnya begini, guys! Pertama-tama, di dalam hati, sel-sel darah merah yang sudah rusak akan dirombak. Kandungan hemoglobin pada sel darah merah yang sudah rusak lalu diuraikan menjadi senyawa hemin dan protein globin. Nah, hemoglobin sendiri merupakan protein pada sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen.

Protein globin hasil perombakan sel darah merah lalu akan diuraikan menjadi asam amino yang bisa digunakan untuk membentuk sel darah merah baru. Sementara itu, senyawa hemin (atau heme) akan diubah menjadi biliverdin dan zat besi. Zat besinya akan dibawa ke sumsum merah tulang untuk dipakai membentuk hemoglobin baru, sementara biliverdinnya akan diubah menjadi bilirubin.

Ekskresi pada Hati

 

Nah, bilirubin ini lalu akan ditambahkan oleh hati ke dalam cairan empedu. Empedu? Kayak gimana tuh?

Jadi, empedu merupakan cairan berwarna kehijauan yang berperan dalam pencernaan lemak di usus halus. Nah, di usus besar, bilirubin lalu akan dipisahkan dari komponen cairan empedu lainnya. Bilirubin tersebut lalu akan diproses lebih jauh membentuk sterkobilin, yang menjadi zat warna feses, dan urobilinogen.

Zat yang dikeluarkan hati sebagai organ ekskresi:

Urobilinogen inilah yang selanjutnya dibawa ke ginjal dan diubah menjadi urobilin. Urobilin lalu diekskresikan bersamaan dengan urin sebagai zat warna urin.

Baca Juga: Jenis-Jenis Sistem Peredaran Darah pada Manusia

Begitulah proses organ hati ikut berperan sebagai organ ekskresi.

Zat Warna Feses dan Urin

Fungsi hati lainnya dalam sistem ekskresi adalah untuk menguraikan asam amino, yang akan menghasilkan amonia dan urea yang sifatnya beracun. Oleh karena itu, amonia dan urea selanjutnya akan diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urine. Bye-bye, urea dan amonia!

Ginjal

Ginjal merupakan organ sistem ekskresi yang bentuknya seperti biji kacang merah. Letak ginjal dalam tubuh ada di sebelah kanan dan kiri tulang pinggang, yaitu di dalam rongga perut pada dinding tubuh bagian belakang.

Ginjal terdiri dari tiga lapisan. Bagian luar ginjal disebut kulit ginjal (korteks renalis). Kemudian, bagian di bawahnya disebut medula renalis. Bagian dalam ginjal disebut rongga ginjal (pelvis renalis). Bagian dalam inilah yang berfungsi sebagai penampung urine sebelum dikeluarkan melalui ureter.

gambar struktur ginjal

Gambar bagian ginjal (Sumber: Roboguru.com)

 

Fungsi ginjal sebagai organ ekskresi:

Ginjal tersusun lebih dari 1 juta alat penyaring bernama nefron. Oleh karena itu, ginjal berfungsi untuk menyaring zat-zat sisa metabolisme dari dalam darah. Selain itu, ginjal juga berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, mengeskresikan gula darah yang melebihi kadar normal, serta mengatur keseimbangan kadar asam, basa, dan garam di dalam tubuh.

Zat yang dikeluarkan ginjal sebagai organ ekskresi:

Ginjal menyaring zat-zat sisa dan racun keluar dari darah. Nah, zat-zat yang disaring ini ginjal berupa urea, garam, dan kelebihan air yang kemudian akan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urine. Tapi, tahukah kamu urine yang dikeluarkan tubuh itu harus melalui serangkaian proses?

Ada tiga tahap dalam proses pembentukan urine, di antaranya:

  • Filtrasi, yaitu proses penyaringan sel-sel darah. Proses filtrasi menghasilkan urine primer yang mengandung air, glukosa, asam amino, urea, dan ion-ion.
  • Reabsorbsi, yaitu proses penyerapan kembali zat-zat pada urine primer yang masih dibutuhkan oleh tubuh. Proses reabsorbsi menghasilkan urine sekunder.
  • Augmentasi, yaitu proses pengumpulan zat-zat yang tidak diperlukan tubuh ke dalam cairan urine sekunder. Proses augmentasi menghasilkan urin sesungguhnya.

 

Sekarang, lanjut ke pembahasan organ terakhir, yaitu kulit!

Kulit

Fungsi kulit sebagai organ sistem ekskresi adalah untuk mengeluarkan keringat yang mengandung kelebihan air, garam mineral, maupun sedikit limbah nitrogen seperti urea, yang dapat meracuni tubuh. Keringat biasanya keluar ketika kita melakukan aktivitas, seperti berolahraga atau saat kita sedang kepanasan.

Kulit sendiri terdiri atas dua lapisan utama, yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis. Kita bahas satu per satu, ya!

a. Lapisan Epidermis (Kulit Ari)

Epidermis merupakan lapisan kulit paling luar yang tersusun dari sel-sel epitel yang tersusun rapat dan mengandung senyawa keratin.

Bagian paling atas sel-sel epidermis terdiri dari sel-sel mati yang akan selalu mengelupas secara berkala, sehingga perlu digantikan oleh sel-sel kulit yang baru. Selain itu, di epidermis juga terdapat melanosit, berupa sel penghasil pigmen melanin yang menentukan warna kulit kita.

Lapisan Struktur Kulit Manusia

 

b. Lapisan Dermis (Kulit Jangat)

Lapisan dermis terdapat di bawah lapisan epidermis. Pada lapisan ini, terdapat otot penggerak rambut, pembuluh darah, serabut saraf, kelenjar minyak (glandula sebasea) yang berfungsi menghasilkan minyak pelumas kulit, dan kelenjar keringat (glandula sudorifera) yang berfungsi menghasilkan keringat.

Kelenjar keringat memiliki pangkal yang menggulung dan saluran yang memanjang hingga ke pori-pori kulit. Nah, ketika kamu sedang beraktivitas di cuaca panas atau habis berolahraga, tubuh kamu pasti mengeluarkan keringat, kan? Hal itu bertujuan untuk ‘mendinginkan’ tubuh dengan cara mengeluarkan kelebihan panas tubuh. Tapi kok bisa gitu? Kaitannya dengan keringat gimana?

Detailnya begini, ketika kita berada di tempat yang panas, maupun ketika habis berolahraga, suhu tubuh kita akan meningkat. Hal ini lalu mendorong otak, tepatnya bagian hipotalamus di otak, untuk mengirimkan perintah ke kelenjar keringat agar aktif mengeluarkan keringat.

Nah, selain ada garam mineral dan limbah nitrogen seperti urea, di dalam keringat juga ada kandungan airnya, kan? Ketika dikeluarkan dari tubuh, air dalam keringat bisa menguap atau berubah menjadi uap air dengan memanfaatkan kelebihan panas tubuh. Ini nih, bagaimana keringat juga ikut membantu mengeluarkan kelebihan panas tubuh.

Baca Juga: Apa Saja Organ-Organ Sistem Pencernaan Manusia?

Oh ya, kalau kamu lihat pada gambar di atas, di bawah lapisan dermis masih terdapat lapisan hipodermis, kan? Lapisan ini berisi kumpulan jaringan ikat, khususnya jaringan lemak, yang berfungsi menyatukan kulit pada otot dan mempertahankan suhu tubuh kita agar tetap hangat.

Ekskresi pada Kulit

 

Selesai deh, penjelasan materi tentang organ-organ sistem ekskresi pada manusia yang meliputi paru-paru, hati, ginjal, dan kulit. Kalau kamu masih penasaran tentang materi ini dan ingin mempelajari lebih dalam, segera gabung di ruangbelajar, yuk! Di sana, kamu bisa belajar materi ini dengan menonton video belajar beranimasi yang seru, lho!

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Referensi:

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII SMP/MTS Semester II. Jakarta: Balitbang Kemendikbud.

 

Artikel ini telah diperbarui pada 1 Maret 2023.

Nurul Hidayah