Dampak-Dampak Bonus Demografi Bagi Indonesia | Geografi Kelas 11

Dampak Bonus Demografi bagi Indonesia

Artikel ini menjelaskan apa itu bonus demografi serta dampak-dampak yang akan didapat oleh Indonesia dengan adanya bonus demografi ini. Dengan Ruangguru, #30MenitBisa

Hai hai bagaimana kabarmu? Belakangan ini, hal produktif apa sih yang sedang kamu lakukan? Boleh doong ceritin aktivitas produktifnya, dan semoga waktumu terus digunakan untuk kegiatan-kegiatan positif dan produktif ya.

Ngomong-ngomong ada apa niiih, kok tumben banget ngomong kaya gini? Soalnya, kamu, teman-teman seusiamu, adik kelas kamu, kakak kelas kamu, dan semua anak muda Indonesia sebentar lagi akan menjadi tulang punggung yang menentukan nasib bangsa Indonesia ke depannya, waw! Percaya nggak? Harus percaya dong, coba deh baca beberapa alasannya di bawah ini biar makin yakin.

Kira-kira 10 tahun dari sekarang, Indonesia akan sampai pada titik puncak bonus demografi, yaa kira-kira di tahun 2028. Dan kamu tahu nggak, kalau tahun 2028 itu tepat 100 tahun peringatan sumpah pemuda Indonesia lho. Ini tidak bohong ya, tapi ada datanya. Menurut kalkulasi Badan Pusat Statistika (BPS), bonus demografi akan terjadi di antara tahun 2020 sampai 2030 dan puncaknya di tahun 2028.

Apa sih bonus demografi itu? Bonus demografi adalah sebuah kondisi di mana usia produktif antara umur 15 sampai 64 tahun jauh lebih besar dari usia tidak produktif. Artinya, negara kita akan menerima ledakan masyarakat usia produktif, yang mana hal itu menjadi prioritas utama pemerintah sekarang ini.

 

Peta usia penduduk Indonesia

 

Bonus demografi ini seperti pedang bermata dua. Di satu sisi bisa sangat menguntungkan jika kualitas sumber daya manusianya baik, namun bisa menjadi petaka jika kualitas sumber daya manusianya rendah. Kalau kamu termasuk anak muda yang kualitasnya baik atau rendah?

Sekarang kita bisa sama-sama lihat, banyak anak-anak muda Indonesia yang sukses mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa berbasis teknologi, dan lebih mengedepankan kolaborasi. Seperti Traveloka, Gojek, Tokopedia, Ruangguru, Kitabisa, Change.org dan banyak lagi. Atau mulai berbisnis, dari makanan sampai pakaian, dari yang cuma mengolah mie sampai sekedar mendaur ulang sampah. Tapi semua itu membuahkan hasil dan mereka sukses. Itu karena mereka, beberapa anak muda Indonesia punya keinginan, kegigihan, daya juang, inovasi, dan daya kreativitias yang tinggi.

Memangnya apa sih faktor-faktor yang menentukan keberhasilan bonus demografi? Sebenarnya dalam materi geografi ini, ada lho penjelasannya. Nah beberapa faktor yang menentukan keberhasilan dari bonus demografi di antaranya:

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan komponen paling utama karena pendidikan akan mengubah pola pikir suatu bangsa menjadi lebih baik dan terarah. Dalam usaha meningkatkan kualitas anak muda, sebagai penduduk produktif di masa mendatang, salah satu usaha yang tepat adalah dengan menyediakan kesempatan pendidikan seluas-luasnya. Kemudahan akses pendidikan yang didukung oleh prasarana pendidikan yang lengkap serta tenaga pendidik yang berkualitas akan menciptakan masyarakat yang berkualitas pula.

2. Kesehatan

Kesehatan merupakan investasi jangka panjang dan setiap manusia memerlukan kesehatan. Contohnya, pemerintah saat ini sedang berupaya memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat dengan berbagai program seperti jaminan kesehatan nasional dan diluncurkan BPJS.

3. Lapangan Pekerjaan

Lapangan pekerjaan sangat berperan karena merupakan lahan dan sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari pemerintah harus mempersiapkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Selain itu, masyarakat juga harus lebih kreatif untuk menciptakan pekerjaan.

4. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk sangat berpengaruh terhadap bonus demografi dan pembangunan. Semakin sedikit penduduk semakin mendukung adanya bonus demografi. Pemerintah melalui BKKBN saat ini giat memberikan pencerahan masyarakat guna mengurangi jumlah kelahiran dengan program KB.

Kemudian, ada juga nih syarat-syarat supaya bonus demografi dapat mencapai sasaran, yaitu:

1. Kualitas penduduk yang baik.

2. Suplai tenaga kerja produktif yang besar diimbangin dengan lapangan kerja yang besar pula, sehingga meningkatkan pendapatan per kapita.

3. Tabungan rumah tangga diinvestasikan untuk kegiatan produktif.

4. Jumlah anak sedikit memungkinkan perempuan memasuki pasar tenaga kerja, meningkatkan pendapatan.

5. Upaya peningkatan kesehatan remaja terutama kesehatan reproduksi dan penanggulangan perilaku yang tidak sehat seperti seks bebas, alkohol, narkoba, dan sebagainya.

 

Dampak bonus demografi terhadap pembangunan

 

Dampak bonus demografi terhadap pembangunan terbilang beragam, mulai dari yang positif sampai negatif. Kalau kamu lihat di poin 1 dampak negatiif dari adanya bonus demografi, pastinya itu jadi pertanyaan yang serius. Benarkah bonus demografi akan menimbulkan pengangguran besar-besaran? Sebelum menjawab itu, sebaiknya kamu ketahui dulu tentang industri 4.0.

Apa itu industri 4.0? Itu adalah kondisi di mana revolusi industri sudah mencapai tahap ke 4. Revolusi industri pertama yaitu pada tahun 1784, saat itu mesin uap pertama kali ditemukan dan mulai diterapkan. Revolusi industri yang kedua terjadi pada tahun 1870, saat di mana mesin yang menggunakan listrik dan bbm baru ditemukan dan diterapkan. Ketiga pada tahun 1969, pada tahun ini komputer dan mesin-mesin otomatis mulai diterapkan di hampir seluruh perusahaan.

Nah pada tahun 2011 kita sudah masuk ke revolusi industi tahap 4, atau industri 4.0, di mana robot dan kecerdasan buatan seperti artificial intelligence mulai digunakan oleh banyak perusahaan dan mulai menggantikan banyak lapangan pekerjaan. Artinya, saingan kamu-kamu nanti bukan hanya pekerja asing, tapi juga robot dan kecerdasan buatan.

robot demografi

Masa mau kalah sama robot. Sumber: Giphy.com

Lahan pekerjaan mana saja yang kemungkinan besar akan tergantikan? Yaitu akuntan, teller bank, resepsionis, bahkan supir. Waw! Tapi kamu jangan sedih dulu, mungkin memang banyak lapangan pekerjaan yang akan tergantikan oleh mesin atau teknologi canggih. Akan tetapi, dengan adanya bonus demografi yang berbarengan dengan revolusi industri 4.0 ini, banyak juga lapangan pekerjaan yang mulai bermunculan dan menjadi peluang buat kamu semua. Lapangan pekerjaan di bidang apa itu?

Lapangan pekerjaan baru yang akan tersedia kebanyakan bentuknya itu tenaga ahli. Seperti apa itu? Yaitu pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan kemampuan tertentu dan itu sulit untuk diterapkan oleh teknologi, seperti berpikir kritis, kemampuan berkomunikasi yang baik, kemampuan riset, bekerjasama, menganalisis masalah, fotografi, videografi, menulis, dan banyak lainnya.

fotografer

Achmad Zulkarnain, salah satu fotografer terbaik Indonesia.

Sumber: goodnewsfromindonesia.id

Ketika kamu punya kemampuan ahli pada suatu bidang yang tentunya tidak bisa dilakukan dengan teknologi, kamu akan mempunyai nilai lebih pada lingkungan kerja tersebut. Mulai dari sekarang, ada baiknya kamu mulai memfokuskan bidang apa yang kamu suka, dari situ kamu tinggal mulai meningkatkan kemampuan-kemampuan kamu di bidang itu. Dan ingat, semua itu harus kamu lakukan dengan banyak membaca, menonton, bahkan mengikuti pelatihan-pelatihan yang terkait dengan bidang yang kamu sukai itu.

Bagaimana? Nggak ada yang tau kan mungkin aja nantinya kamu akan jadi pengusaha, punya bisnis yang sukses dan bisa menyediakan lapangan pekerjaan. Terus, kamu sadar nggak sih kalau dengan adanya bonus demografi ini, kita semua dituntut untuk terus berkembang dan juga belajar, agar kita tidak dikalahkan oleh kecerdasan-kecerdasan buatan.

Untuk belajarnya sendiri agar lebih mudah, kamu bisa menggunakan ruangbelajar sebagai medianya. Kamu bisa menonton berbagai video belajar yang dikemas dengan tampilan yang asik, penjelasan materi yang luas, serta latihan-latihan soal yang bisa membuatmu lebih paham. Jadi, sudah siapkah kamu menjadi dampak positif pada bonus demografi Indonesia?

ruangbelajar

Artikel ini terakhir diperbarui tanggal 29 November 2020.

Referensi:

Yosepana, Sandra. 2009. Belajar Efektif Geografi untuk Kelas XI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Fahri Abdillah