Mengenal Program Keluarga Berencana (KB) dan Metodenya | Biologi Kelas 11

Kamu pasti pernah dengar istilah Keluarga Berencana atau disingkat KB, kan? Biasanya kita dengar dari iklan layanan masyarakat atau pelajaran di sekolah. Tapi, sebenarnya apa sih maksud dari program KB itu? Yuk, pelajari selengkapnya di artikel Biologi kelas 11 berikut!
—
Siapa di sini yang punya kakak atau adik? Pasti seru banget, ya. Kadang bisa jadi teman main, nggak jarang juga jadi teman ribut. Hehehe… Dalam satu keluarga, biasanya memang ada lebih dari satu anak, bahkan ada juga yang punya anak kembar.
Nah, kamu tahu nggak sih, ternyata kehamilan itu bisa direncanakan dan bahkan dicegah, lho. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan metode kontrasepsi, atau yang lebih dikenal sebagai Program Keluarga Berencana (KB). Program ini akan mengatur jarak kelahiran dan merencanakan masa depan keluarga dengan lebih baik. Wah, kayak apa, sih? Terus, apa aja sih metode KB yang bisa digunakan dan bagaimana cara kerjanya? Yuk, lanjut baca biar makin paham!
Apa itu Program Keluarga Berencana (KB)?
Kalau kamu pernah dengar istilah “dua anak cukup”, itu adalah salah satu slogan dari Program Keluarga Berencana (KB) yang sudah lama banget dikenalkan di Indonesia.
Secara sederhana, Keluarga Berencana (KB) adalah usaha untuk mengatur jumlah dan jarak kelahiran anak dalam sebuah keluarga. Artinya, lewat program KB, pasangan suami istri bisa merencanakan kapan ingin punya anak, berapa banyak anak yang diinginkan, dan kapan waktu yang tepat untuk hamil lagi. Jadi, bukan berarti pemerintah melarang untuk memiliki anak, ya, tapi mengatur agar keluarga bisa hidup lebih sejahtera, sehat, dan bahagia.
Baca Juga: Perbedaan Proses Fertilisasi, Kehamilan & Persalinan
Nah, di Indonesia, program ini dikelola oleh BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional). Lembaga ini dibentuk sejak tahun 1970-an sebagai upaya pemerintah untuk menekan angka kelahiran yang waktu itu cukup tinggi, dan dikhawatirkan akan memengaruhi kualitas hidup masyarakat. Berkat upaya ini, angka kelahiran di Indonesia berhasil ditekan secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir.
Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)
Program KB punya beberapa tujuan penting, di antaranya:
- Mengatur jarak kehamilan anak. Kalau jarak kehamilan terlalu dekat, tubuh ibu bisa kelelahan dan berisiko mengalami gangguan kesehatan. Dengan program KB ini, ibu punya waktu untuk pulih dan fokus merawat anak sebelumnya.
- Menjaga kesehatan ibu dan anak. Dengan mengatur jarak kehamilan, anak pun bisa tumbuh lebih sehat karena mendapat perhatian dan asupan gizi yang cukup.
- Meningkatkan kesejahteraan keluarga. Dengan jumlah anak yang ideal, orang tua bisa lebih fokus memberikan pendidikan, perhatian, dan kebutuhan hidup yang layak bagi setiap anak.
Macam-Macam Metode dalam Program Keluarga Berencana (KB)

Pil KB (Sumber: hellosehat.com)
Nah, sebenarnya KB itu bagian dari metode kontrasepsi. Caranya dengan menghambat proses pembuahan antara sperma dan sel telur, atau mencegah sel telur yang sudah dibuahi menempel di dinding rahim, baik melalui pendekatan medis maupun non-medis.
Ada banyak jenis kontrasepsi yang bisa digunakan, tergantung dari kebutuhan dan kondisi penggunanya. Secara umum, metode kontrasepsi dalam program KB dibagi menjadi dua kelompok, yaitu metode non-hormonal dan metode hormonal. Yuk, kita bahas satu per satu!
A. Metode Non-Hormonal
Metode non-hormonal adalah jenis kontrasepsi yang tidak mempengaruhi sistem hormon tubuh. Cara kerjanya, dengan mencegah terjadinya pembuahan dengan menghalangi pertemuan sperma dan sel telur. Jenis metode ini cocok bagi ibu yang tidak ingin mengubah keseimbangan hormon tubuh mereka. Beberapa contoh jenis kontrasepsi non-hormonal, yakni:
1. Kondom
Salah satu metode non-hormonal yang paling terkenal adalah kondom. Kondom biasanya terbuat dari bahan lateks dan digunakan dengan cara dipasang di organ reproduksi pria sebelum berhubungan. Kondom bekerja dengan menghalangi sperma agar tidak masuk ke rahim, sehingga pembuahan tidak terjadi.
Selain praktis dan mudah digunakan, kondom juga menjadi satu-satunya alat kontrasepsi yang bisa melindungi dari penyakit menular seksual, seperti HIV dan sifilis. Namun, kekurangannya, kondom bisa aja robek jika tidak digunakan dengan benar, dan beberapa orang mungkin alergi terhadap bahan lateks.
2. IUD (Intrauterine Device)
Selanjutnya ada IUD (Intrauterine Device) atau sering juga disebut alat kontrasepsi spiral. Ukurannya kecil dan berbentuk huruf T. Nantinya, alat ini akan dimasukkan ke dalam rahim ibu oleh dokter atau bidan. IUD bekerja dengan mencegah sperma membuahi sel telur atau mencegah sel telur yang sudah dibuahi menempel di dinding rahim.
Kelebihan IUD adalah daya tahannya yang cukup lama, bahkan hingga 10 tahun. Selain itu, alat ini juga aman untuk ibu menyusui. Meskipun begitu, proses pemasangan IUD bisa terasa tidak nyaman di awal, dan beberapa orang mungkin mengalami kram atau perdarahan ringan setelah pemasangan.
Baca Juga: Mengenal ASI: Jenis, Kandungan, dan Manfaatnya bagi Bayi
3. Vasektomi dan Tubektomi
Untuk metode yang bersifat permanen, ada vasektomi bagi ayah dan tubektomi bagi ibu. Vasektomi dilakukan dengan cara memotong atau menutup saluran sperma, sehingga sperma tidak lagi keluar saat ejakulasi. Prosedur ini sangat efektif dan cukup dilakukan sekali seumur hidup, tapi sifatnya permanen.
Sementara itu, tubektomi dilakukan dengan memotong atau menutup saluran telur (tuba falopi) supaya sel telur tidak bisa bertemu dengan sperma. Metode ini juga sangat efektif dan tidak mempengaruhi keseimbangan hormon tubuh. Tapi, sama seperti vasektomi, tubektomi juga tidak bisa dipulihkan kembali dan membutuhkan tindakan medis kecil.
B. Metode Hormonal
Metode hormonal justru bekerja dengan cara mengatur atau mengubah kadar hormon di dalam tubuh. Tujuannya, untuk mencegah ovulasi, sehingga kehamilan tidak dapat terjadi. Metode ini lebih banyak digunakan oleh wanita karena berkaitan langsung dengan siklus menstruasi dan sistem reproduksi perempuan.
1. Pil KB
Salah satu metode hormonal yang paling populer adalah pil KB. Pil ini diminum setiap hari dan mengandung kombinasi hormon estrogen dan progesteron, yang berfungsi menghambat pelepasan sel telur dari ovarium.
Selain mencegah kehamilan, pil KB juga memiliki manfaat tambahan, yaitu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi nyeri haid. Namun, agar efektif, pil ini harus diminum secara teratur pada waktu yang sama setiap hari. Jika lupa minum, efektivitasnya bisa menurun. Saat bulan-bulan pertama mengkonsumsi, beberapa orang akan mengalami efek samping ringan, seperti mual atau perubahan suasana hati.
2. Suntik KB
Suntik KB adalah metode memasukkan hormon ke dalam tubuh melalui suntikan yang dilakukan oleh tenaga medis. Biasanya, suntik KB dilakukan setiap 1-3 bulan sekali, tergantung jenisnya. Cara kerjanya sama dengan pil KB, yaitu menekan proses ovulasi dan menebalkan lendir di leher rahim, sehingga sperma sulit masuk. Tapi, efek sampingnya bisa membuat perubahan berat badan dan haid yang tidak teratur.
3. Susuk KB (Implan)
Metode hormonal lainnya adalah implan, yang sering juga disebut susuk KB. Implan ini bentuknya seperti batang kecil seukuran korek api, yang ditanam di bawah kulit lengan atas ibu oleh tenaga medis. Nantinya, implan akan melepaskan hormon progesteron secara perlahan untuk mencegah ovulasi dan menebalkan lendir serviks.
Implan tergolong praktis karena bisa bertahan hingga 3-5 tahun tanpa perlu perawatan khusus. Namun, karena memerlukan tindakan medis untuk pemasangan dan pencabutannya, beberapa orang mungkin merasa sedikit takut atau tidak nyaman. Selain itu, efek samping, seperti jerawat atau perubahan siklus haid juga bisa muncul, meskipun biasanya bersifat sementara.
Baca Juga: Kelainan dan Penyakit pada Sistem Reproduksi Manusia
Setelah membaca penjelasan tentang metode Keluarga Berencana (KB), semoga kamu jadi lebih paham betapa pentingnya menjaga dan merencanakan keluarga dengan bijak. Program KB juga dilakukan sebagai bentuk menghargai perjuangan ibu yang luar biasa dalam mengandung, melahirkan, dan membesarkan anak. Dengan perencanaan yang tepat, keluarga bisa hidup lebih sejahtera, anak-anak tumbuh sehat, serta para ibu yang punya waktu untuk pulih dan tetap menjaga kesehatannya.
Nah, kalau kamu ingin belajar lebih dalam tentang topik seperti ini, dengan penjelasan yang seru, video animasi interaktif, dan rangkuman yang gampang banget diingat, kamu bisa banget belajar di ruangbelajar. Yuk, download aplikasi ruangbelajar sekarang dan mulai perjalanan belajarmu dengan cara yang lebih menyenangkan!
Referensi:
Irnaningtyas & Istiadi, Y. (2016). Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sumber Foto:
Foto ‘Pil KB’ [daring], Tautan: https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/efek-pil-kb-risiko-kanker-endometrium/#gref


