15 Cara Inspiratif Mendidik Siswa ala Mr. Kobayashi

“Having eyes, but not seeing beauty; having ears, but not hearing music; having minds, but not perceiving truth; having hearts that are never moved and therefore never set on fire. These are the things to fear, said the headmaster.”

Apa di antara Bapak/Ibu ada yang sudah pernah membaca buku Totto Chan, Gadis Kecil di Jendela? Buku ini sudah banyak dijadikan rekomendasi di berbagai sekolah. Dengan gaya penulisan yang ringan, sang penulis, Tetsuko Kuroyanagi menceritakan memori masa kecilnya saat menempuh sekolah dasar di Tomoe Gakuen.

kobayashi Foto: newyorkcambridge 

Nah, tapi Ruangguru.com tidak akan membahas bukunya, melainkan salah satu tokoh inspiratif dalam buku. Beliau adalah pendiri, kepala sekolah, sekaligus guru di Tomoe Gakuen, Sosaku Kobayashi. Beliau dikenal sebagai sosok yang cerdas, hangat, dan juga berwibawa.

Menurut pandangannya, yang terpenting dalam sebuah sekolah bukanlah fasilitasnya. Cara mengajar untuk memicu semangat belajar anak-anak adalah modal pentingnya. Mr. Kobayashi mencoba keluar dari tradisi umum masyarakat dengan menerapkan metode mendidik yang tidak lazim. Namun, cara-cara tersebut justru memberi kesan dan pelajaran mendalam bagi siswanya.

Berikut adalah 15 hal yang dilakukan Mr. Kobayashi dalam mendidik siswa Tomoe:

1. Membangun sekolah dengan jerih payahnya sendiri

Bangunan Tomoe Gakuen sangat unik karena menggunakan gerbong kereta bekas lengkap dengan relnya sebagai kelas.

bangunan sekolah Kobayashi
Foto: apresiasisastrasia

2. Sebelum menjadi siswa di Tomoe, setiap anak ‘aiwawancara’ terlebih dulu

Wawancara di sini bukan untuk menentukan diterima atau tidak, melainkan untuk mengenal karakter setiap siswa. Selain itu, juga memancing agar siswa berani bebicara mengenai kejadian yang pernah dialaminya.

3. Menerima semua siswa tanpa pandang bulu

Ada yang cacat fisik, kretinisme, hingga badannya berhenti bertumbuh.

4. Siswa dibebaskan untuk memilih mata pelajaran sendiri

Ini dimaksudkan agar siswa dapat berkembang sesuai minat dan bakat masing-masing.

5. Mengajak ke Perpustakaan

Cara menumbuhkan minat baca pada siswa adalah dengan mengajak ke perpustakaan. Setelah itu, siswa diminta untuk menceritakan buku apa yang dibacanya.

Perpustakaan
Foto: pexels.com 

6. Memberikan kepercayaan dan tanggung jawab penuh pada semua siswanya

Contohnya, ketika Totto Chan kehilangan dompetnya, ia mencari di septic tank dan membuat halaman jadi kotor. Lalu Mr. Kobayashi mengatakan, “Kamu akan mengembalikan semua ke tempatnya semula, kan?”. Ini membuat siswa merasa harus lebih bertanggung jawab atas apa pun yang dilakukan.

7. Sering meminta siswa untuk berpidato singkat

Para siswa bisa membahas hal apa saja yang diinginkan oleh mereka. Hal ini memacu keberanian siswa untuk berbicara.

mengajarkan pidato Foto: teachenglishinasia.com 

8. Positive Vibes 

Selalu menanamkan kata-kata positif pada siswa. Misalnya kalimat, “Kamu benar-benar anak baik. Kamu tahu itu, kan?” yang selalu ia katakan pada Totto Chan.

9. Pendengar yang Baik

Selalu menjadi pendengar yang baik sekaligus pemberi solusi.

10. Memberikan Pengertian Bukan Hukuman

Jika ada siswa yang berulah, beliau tidak memarahinya, namun memberikan penjelasan agar siswa tersebut mengerti akan kesalahannya. Ia percaya semua anak pada dasarnya baik, tidak perlu diberi hukuman atas ulahnya.

11.Setiap aktivitas belajar melibatkan daya pikir, emosi, psikomotorik, sains, dan biologi.

Menyerahkan siswa sepenuhnya pada alam. Misalnya, mengundang petani untuk hadir dan mengajarkan berocok tanam hingga panen.

Sushi Foto: bronxflavor.com 

Untuk perbekalan makan siang, Mr. Kobayashi selalu menyebut “sesuatu dari laut dan sesuatu dari gunung”. Ia juga mengajarkan siswa Tomoe untuk menciptakan lagu sederhana sehingga suasana makan siang mereka lebih ceria.

12. Menumbuhkan rasa percaya diri kepada siswa yang memiliki keterbatasan

Untuk menumbuhkan rasa percaya diri, ia meminta Akira Takahashi, siswa laki-laki yang memiliki lengan dan tungkai kaki pendek (tubuhnya tidak dapat tumbuh lagi) untuk ikut lomba. Akira awalnya meragukan dirinya untuk dapat menang dalam lomba tersebut. Namun, Mr. Kobayashi sengaja mengatur agar Akiralah pemenangnya. Sejak saat itu, Akira tidak lagi ‘minder’ akan tubuhnya. Selain itu, saat kegiatan berenang di sekolah, seluruh siswa diminta untuk melepas seluruh busananya. Ini dilakukan agar semua merasa percaya diri akan tubuhnya sendiri.

13. Siswa bebas berkreasi

Dikarenakan anak-anak cenderung suka mencoreti, ia menyediakan lantai khusus untuk hal tersebut. Dengan fasilitas itu, siswa bisa dengan leluasa mengekspresikan dirinya, tapi tetap tahu aturan.

Palet warna Foto: pexels.com 

14. Kesetaraan gender

Di Jepang, kedudukan laki-laki di atas anak perempuan. Namun di Tomoe hal ini tidak terjadi. Setiap anak laki-laki akan tetap ditegur jika mengusili anak perempuan. Siswa dibiasakan untuk mengatakan “maaf” jika salah, menyertakan “tolong” jika butuh bantuan, dan “terima kasih”.

15.  Mengajarkan Euritmik

Beliau mengajarkan pelajaran musik khusus bernama Euritmik. Euritmik adalah pendidikan tentang ritme/irama yang diciptakan oleh Emile Jaques Dalcroze, seorang guru musik berkebangsaan Perancis. Pelajaran ini banyak sekali manfaatnya, baik untuk tubuh maupun otak. Dengan mempraktikkan euritmik membuat kepribadian siswa menjadi kuat, indah, selaras dengan alam, dan taat hukum seperti ritmik.

Bagi para Bapak/Ibu guru, mari coba 15 cara inspiratif di atas agar cara mengajar jadi semakin variatif. 🙂

Ruangguru