30 Contoh Teks Laporan Percobaan Singkat & Strukturnya | Bahasa Indonesia Kelas 9

Contoh Teks Laporan Percobaan dan Strukturnya

Pada artikel sebelumnya, kamu telah mengenal pengertian, tujuan, struktur, hingga kaidah kebahasaan dari sebuah teks laporan percobaan. Agar lebih jelas, yuk kenali contoh-contoh teks laporan percobaan di artikel Bahasa Indonesia kelas 9 berikut!

 

Pernahkah kamu melakukan pengamatan atau eksperimen terhadap suatu objek? Jika pernah, maka kamu bertindak sebagai seorang peneliti yang akan mendapatkan informasi mengenai objek tersebut, ya.

Objek yang dapat kamu amati ini, bisa berupa makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan, atau benda mati, seperti makanan atau minuman.

Setelah selesai melakukan penelitian, biasanya kamu akan menyampaikan informasi mengenai penilaian dari hasil pengamatan dan analisis dari objek yang telah kamu teliti.

Ketika melaporkan suatu hasil pengamatan, peneliti harus menyajikan informasi secara objektif atau apa adanya, tanpa menambah atau mengurangi, ya.

Misalnya, kamu melakukan pengamatan membuat minuman dari campuran coca-cola dan sprite, setelah dicampur ternyata hasilnya nggak seenak yang kamu kira, maka kamu harus melaporkannya secara objektif. Nah, hasil pengamatan tersebut kemudian  kamu tuangkan dalam bentuk tulisan laporan percobaan.

 

Pengertian Teks Laporan Percobaan

Lalu, apa sih teks laporan percobaan itu? Teks laporan percobaan adalah teks yang berisi hasil suatu percobaan yang dilakukan oleh peneliti. Teks laporan percobaan bertujuan untuk menginformasikan hasil pengujian sebuah teori.

Di artikel sebelumnya, kamu telah mempelajari tentang pengertian, tujuan, struktur, hingga kaidah kebahasaan laporan percobaan secara lebih lengkap. Kalau kamu mau baca-baca dulu, kamu bisa klik link di bawah ini, ya.

Baca Juga: Pembahasan Lengkap Teks Laporan Percobaan: Pengertian, Tujuan, Ciri-Ciri, Struktur, dan Kaidah Kebahasaannya

 

Struktur Teks Laporan Percobaan

Lanjut! Sebelum membuat sebuah teks laporan percobaan, kamu perlu tahu dulu nih tentang struktur teks laporan percobaannya. Secara umum, struktur teks laporan percobaan dibagi menjadi dua bagian, yaitu pernyataan umum dan uraian.

1. Pernyataan Umum

Berisi paparan atau klasifikasi yang membahas secara umum tentang objek percobaan. Pada bagian ini berisi tujuan, pengertian atau landasan teori, dan latar belakang.

2. Uraian

Berisi poin-poin laporan yang disusun dengan rinci bagian per bagian. Dalam uraian memuat alat dan bahan, langkah-langkah atau prosedur kerja, dan hasil percobaan serta simpulan.

Struktur teks laporan percobaan

Baca Juga: Membahas Teks Pidato: Pengertian, Tujuan, Struktur & Metodenya

 

Contoh Teks Laporan Percobaan

Oke, setelah kamu mengetahui pengertian dan struktur teks laporan percobaan, berikutnya, yuk kita simak beberapa contoh teks laporan percobaan yang bisa kamu jadikan referensi.

 

1. Contoh Teks Laporan Percobaan Pengaruh Suhu terhadap Laju Fermentasi Roti

Pengaruh Suhu Terhadap Laju Fermentasi Roti

Latar Belakang:

Fermentasi adalah proses penting dalam pembuatan roti, di mana ragi mengubah gula menjadi alkohol dan gas karbon dioksida. Mengetahui suhu optimal untuk fermentasi dapat meningkatkan kualitas roti dan efisiensi produksi.

Tujuan Percobaan:

Menentukan suhu optimal untuk fermentasi roti dengan mengamati laju fermentasi pada suhu yang berbeda.

Landasan Teori:

Fermentasi adalah proses biokimia di mana mikroorganisme seperti ragi mengubah gula menjadi alkohol dan gas. Menurut teori fermentasi Pasteur, aktivitas enzim ragi dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu optimal, enzim bekerja paling efektif, sehingga laju fermentasi akan maksimal.

Alat:

  • Termometer
  • Timbangan digital
  • Oven
  • Stopwatch
  • Tiga wadah plastik

 

Bahan:

  • 500 gram tepung terigu
  • 300 ml air hangat
  • 50 gram gula
  • 10 gram ragi
  • 5 gram garam

 

Langkah-langkah:

  1. Siapkan semua bahan dan alat yang diperlukan.
  2. Campurkan tepung terigu, air hangat, gula, ragi, dan garam dalam sebuah mangkuk besar. Aduk hingga rata dan uleni sampai adonan elastis.
  3. Bagi adonan menjadi tiga bagian yang sama besar dan tempatkan di tiga wadah plastik terpisah.
  4. Tempatkan masing-masing wadah di ruangan dengan suhu berbeda: 20°C, 30°C, dan 40°C.
  5. Catat waktu mulai fermentasi dan amati pertumbuhan adonan setiap 30 menit selama 2 jam. Ukur volume adonan yang mengembang menggunakan metode displacement (penggeseran air).

 

Hasil Percobaan*:

Waktu (menit) Volume Adonan pada 20°C (ml) Volume Adonan pada 30°C (ml) Volume Adonan pada 40°C (ml)
0 100 100 100
30 110 130 115
60 120 160 130
90 125 180 140
120 130 200 145

(*) Percobaan ini hanya merupakan contoh teks saja. Hasil yang didapatkan bisa jadi berbeda dengan hasil yang tertera pada tabel di atas. 

 

Analisis Data:

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa adonan pada suhu 30°C mengembang paling cepat dan paling besar dibandingkan dengan suhu 20°C dan 40°C.

Pembahasan:

Interpretasi hasil menunjukkan bahwa suhu 30°C adalah suhu optimal untuk fermentasi ragi dalam pembuatan roti. Pada suhu ini, enzim ragi bekerja paling efektif, menghasilkan gas karbon dioksida yang cukup untuk membuat adonan mengembang dengan baik. Suhu di bawah 30°C (20°C), menyebabkan fermentasi berlangsung lebih lambat. Sementara suhu di atas 30°C (40°C) mempercepat fermentasi, namun tidak seefektif pada suhu 30°C.

Kendala yang dihadapi selama percobaan, antara lain pengaturan suhu yang kurang stabil dan variasi dalam pengukuran volume adonan.

Kesimpulan:

Suhu optimal untuk fermentasi roti adalah 30°C. Pada suhu ini, laju fermentasi ragi paling cepat dan menghasilkan adonan yang paling mengembang. Penelitian ini bermanfaat bagi industri roti dalam meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi.

Daftar Pustaka:

Pasteur, L. (1860). “Studies on Fermentation.”

Smith, J. (2005). “Baking Science: Principles and Practice.” Food Science Journal.

 

2. Contoh Teks Laporan Percobaan Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau

Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau

Latar Belakang:

Cahaya merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Fotosintesis, proses di mana tanaman mengubah cahaya menjadi energi, sangat bergantung pada intensitas cahaya yang diterima. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.

Tujuan Percobaan:

Menentukan bagaimana intensitas cahaya yang berbeda mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau.

Landasan Teori:

Fotosintesis adalah proses di mana tumbuhan menggunakan energi cahaya untuk mengubah air dan karbon dioksida menjadi glukosa dan oksigen. Teori ini menunjukkan bahwa intensitas cahaya yang lebih tinggi seharusnya meningkatkan laju fotosintesis, sehingga mempercepat pertumbuhan tanaman. Namun, ada batasan di mana terlalu banyak cahaya bisa merusak tanaman.

Alat:

  • Tiga pot tanaman
  • Penggaris
  • Lampu dengan pengatur intensitas
  • Timer
  • Termometer

 

Bahan:

  • Benih kacang hijau
  • Tanah
  • Air

 

Langkah-langkah:

1. Siapkan tiga pot dengan tanah dan tanamkan 5 benih kacang hijau di setiap pot.
2. Pengaturan Cahaya:

  • Tempatkan pot pertama di bawah cahaya intensitas rendah (20% intensitas lampu).
  • Tempatkan pot kedua di bawah cahaya intensitas sedang (50% intensitas lampu).
  • Tempatkan pot ketiga di bawah cahaya intensitas tinggi (100% intensitas lampu).

3. Sirami tanaman setiap hari dengan jumlah air yang sama.
4. Ukur tinggi tanaman setiap 3 hari selama 2 minggu dengan penggaris.

 

Hasil Percobaan*:

Hari Tinggi Tanaman pada Cahaya Rendah (cm) Tinggi Tanaman pada Cahaya Sedang (cm) Tinggi Tanaman pada Cahaya Tinggi (cm)
0 0 0 0
3 2 3 4
6 4 6 8
9 6 9 11
12 7 12 13
15 8 15 15

(*) Percobaan ini hanya merupakan contoh teks saja. Hasil yang didapatkan bisa jadi berbeda dengan hasil yang tertera pada tabel di atas. 

 

Analisis Data:

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman di bawah cahaya intensitas tinggi tumbuh lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman di bawah cahaya intensitas sedang dan rendah. Namun, pertumbuhan tanaman pada cahaya intensitas tinggi mulai melambat pada akhir periode pengamatan.

Pembahasan:

Interpretasi hasil menunjukkan bahwa intensitas cahaya yang lebih tinggi meningkatkan laju pertumbuhan tanaman kacang hijau. Ini sesuai dengan teori fotosintesis yang menyatakan bahwa lebih banyak cahaya meningkatkan produksi energi untuk pertumbuhan. Namun, pada intensitas cahaya yang sangat tinggi, laju pertumbuhan tidak terus meningkat dan cenderung stabil. Hal ini mungkin disebabkan oleh batasan fisiologis tanaman atau kerusakan akibat terlalu banyak cahaya.

Kelemahan dalam percobaan ini, meliputi volume air dalam penyiraman dan perubahan suhu yang tidak terkontrol, yang dapat mempengaruhi hasil.

Kesimpulan:

Intensitas cahaya yang lebih tinggi (100%) secara signifikan meningkatkan pertumbuhan tanaman kacang hijau dibandingkan dengan cahaya intensitas sedang (50%) dan rendah (20%). Namun, ada indikasi bahwa terlalu banyak cahaya bisa membatasi laju pertumbuhan pada tingkat tertentu. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan intensitas cahaya optimal untuk pertumbuhan tanaman yang berbeda.

Daftar Pustaka:

Campbell, N.A., & Reece, J.B. (2005). “Biology.” Benjamin Cummings.

Taiz, L., & Zeiger, E. (2010). “Plant Physiology.” Sinauer Associates.

 

3. Contoh Teks Laporan Percobaan Pengaruh pH Larutan Terhadap Pertumbuhan Bakteri

Pengaruh pH Larutan Terhadap Pertumbuhan Bakteri

Latar Belakang:

Bakteri adalah mikroorganisme yang dapat ditemukan di berbagai lingkungan dengan kondisi yang beragam. Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah pH lingkungan. Mengetahui pH optimal untuk pertumbuhan bakteri dapat berguna dalam berbagai aplikasi, termasuk industri pangan dan kesehatan.

Tujuan Percobaan:

Menentukan pengaruh pH larutan terhadap laju pertumbuhan bakteri Escherichia coli (E. coli).

Landasan Teori:

pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan suatu larutan. Mikroorganisme seperti bakteri memiliki rentang pH optimal di mana mereka dapat tumbuh dengan baik. Teori pertumbuhan mikroorganisme menyatakan bahwa pH mempengaruhi aktivitas enzim dan metabolisme bakteri, yang pada gilirannya mempengaruhi laju pertumbuhan mereka.

Alat:

  • Mikropipet
  • Inkubator
  • Tabung reaksi
  • Spektrofotometer
  • pH meter

 

Bahan:

  • Kultur bakteri E. coli
  • Larutan buffer dengan pH 4, 7, dan 10
  • Media nutrisi (Nutrient broth)

 

Langkah-langkah:

1. Persiapan Media dan Kultur:

  • Siapkan tiga set media nutrisi dengan pH yang berbeda (pH 4, 7, dan 10) menggunakan larutan buffer.
  • Inokulasikan kultur E. coli ke dalam masing-masing media.

 

2. Inkubasi:

  • Tempatkan semua tabung reaksi di dalam inkubator pada suhu 37°C.
  • Inkubasi selama 24 jam.

 

3. Pengamatan:

  • Setiap 6 jam, ambil sampel dari masing-masing tabung dan ukur kekeruhan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 600 nm (OD600).
  • Catat hasil pengukuran.

 

Hasil Percobaan*:

Waktu (jam) OD600 pada pH 4 OD600 pada pH 7 OD600 pada pH 10
0 0.02 0.02 0.02
6 0.05 0.30 0.10
12 0.08 0.70 0.20
18 0.10 1.00 0.30
24 0.12 1.20 0.40

(*) Percobaan ini hanya merupakan contoh teks saja. Hasil yang didapatkan bisa jadi berbeda dengan hasil yang tertera pada tabel di atas. 

 

Analisis Data:

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bakteri E. coli tumbuh paling baik pada pH 7. Pertumbuhan bakteri pada pH 4 dan pH 10 lebih lambat dan kurang optimal dibandingkan dengan pH netral.

Pembahasan:

Interpretasi hasil menunjukkan bahwa pH netral (pH 7) adalah kondisi optimal untuk pertumbuhan bakteri E. coli. Pada pH 4 (asam) dan pH 10 (basa), pertumbuhan bakteri terhambat, yang mungkin disebabkan oleh terganggunya aktivitas enzim dan proses metabolisme akibat kondisi pH ekstrem. Ini menunjukkan pentingnya pH lingkungan dalam menentukan laju pertumbuhan bakteri.

Kelemahan dalam percobaan ini, antara lain variasi dalam pengukuran OD600 dan kemungkinan kontaminasi selama proses inkubasi. Penelitian lebih lanjut dengan pengulangan lebih banyak dapat memberikan hasil yang lebih akurat.

Kesimpulan:

pH lingkungan memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan bakteri E. coli. pH netral (7) adalah kondisi optimal untuk pertumbuhan bakteri ini, sementara pH asam (4) dan basa (10) menghambat laju pertumbuhan. Hasil ini dapat diterapkan dalam pengendalian kondisi pH untuk berbagai aplikasi industri dan medis.

Daftar Pustaka:

Madigan, M.T., Martinko, J.M., & Parker, J. (2000). “Brock Biology of Microorganisms.” Prentice Hall.

Prescott, L.M., Harley, J.P., & Klein, D.A. (2002). “Microbiology.” McGraw-Hill.

 

4. Contoh Teks Laporan Percobaan Pengaruh Konsentrasi Garam terhadap Titik Didih Air

Pengaruh Konsentrasi Garam terhadap Titik Didih Air

Latar Belakang:

Penambahan zat terlarut, seperti garam, ke dalam air dapat mempengaruhi sifat fisik air tersebut, termasuk titik didihnya. Prinsip ini dikenal sebagai peningkatan titik didih, yang penting dalam berbagai aplikasi, dari memasak hingga industri.

Tujuan Percobaan:

Menentukan bagaimana konsentrasi garam yang berbeda mempengaruhi titik didih air.

Landasan Teori:

Menurut prinsip koligatif larutan, penambahan zat terlarut non-volatil ke dalam pelarut murni, seperti air, akan menyebabkan peningkatan titik didih larutan tersebut. Peningkatan ini terjadi karena zat terlarut mengurangi tekanan uap pelarut, sehingga memerlukan suhu yang lebih tinggi untuk mendidih.

Alat:

  • Termometer
  • Beaker
  • Kompor listrik
  • Timbangan digital
  • Gelas ukur

 

Bahan:

  • Air suling
  • Garam (NaCl)

 

Langkah-langkah:

  1. Siapkan empat beaker, masing-masing diisi dengan 500 ml air suling.
  2. Tambahkan garam dengan konsentrasi berbeda ke setiap beaker: 0 gram (kontrol), 10 gram, 20 gram, dan 30 gram.
  3. Panaskan beaker yang berisi air tanpa garam (kontrol) di atas kompor listrik.
  4. Catat suhu ketika air mulai mendidih menggunakan termometer.
  5. Ulangi langkah ini untuk setiap beaker dengan konsentrasi garam yang berbeda.

 

Hasil Percobaan*:

Konsentrasi Garam (gram) Titik Didih (°C)
0 (kontrol) 100
10 101
20 102
30 103

(*) Percobaan ini hanya merupakan contoh teks saja. Hasil yang didapatkan bisa jadi berbeda dengan hasil yang tertera pada tabel di atas. 

 

Analisis Data:

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi garam dalam air menyebabkan peningkatan titik didih. Semakin tinggi konsentrasi garam, semakin tinggi titik didih air.

Pembahasan:

Interpretasi hasil menunjukkan bahwa penambahan garam meningkatkan titik didih air. Ini sesuai dengan prinsip koligatif, di mana zat terlarut mengurangi tekanan uap pelarut, sehingga memerlukan suhu lebih tinggi untuk mendidih. Pada konsentrasi garam 10 gram, titik didih air meningkat sebesar 1°C, dan peningkatan ini terus bertambah seiring dengan meningkatnya konsentrasi garam.

Kelemahan dalam percobaan ini, antara lain kemungkinan adanya kesalahan dalam pengukuran suhu dan pengaruh penguapan air selama pemanasan. Pengulangan percobaan dengan kontrol yang lebih ketat dapat memberikan hasil yang lebih akurat.

Kesimpulan:

Penambahan garam ke dalam air menyebabkan peningkatan titik didih. Semakin tinggi konsentrasi garam, semakin tinggi titik didih air. Hasil ini dapat diterapkan dalam berbagai aplikasi, seperti dalam industri makanan dan minuman, di mana pengendalian titik didih penting untuk proses produksi.

Daftar Pustaka:

Atkins, P., & de Paula, J. (2006). “Physical Chemistry.” Oxford University Press.

Petrucci, R.H., Harwood, W.S., Herring, F.G., & Madura, J.D. (2007). “General Chemistry: Principles and Modern Applications.” Pearson Prentice Hall.

 

5. Contoh Teks Laporan Percobaan Pengaruh Konsentrasi Larutan Gula terhadap Kecepatan Osmosis pada Kentang

Pengaruh Konsentrasi Larutan Gula terhadap Kecepatan Osmosis pada Kentang

Latar Belakang:

Osmosis adalah pergerakan air melalui membran semipermeabel dari daerah dengan konsentrasi air tinggi ke daerah dengan konsentrasi air rendah. Prinsip ini sangat penting dalam biologi, terutama dalam memahami bagaimana sel-sel tanaman menyerap air.

Tujuan Percobaan:

Menentukan pengaruh berbagai konsentrasi larutan gula terhadap kecepatan osmosis pada kentang.

Landasan Teori:

Osmosis adalah proses di mana air bergerak melalui membran semipermeabel dari larutan hipotonik (konsentrasi zat terlarut rendah) ke larutan hipertonik (konsentrasi zat terlarut tinggi). Ketika potongan kentang ditempatkan dalam larutan gula, air akan bergerak masuk atau keluar dari kentang, tergantung pada konsentrasi gula dalam larutan tersebut.

Alat:

  • Timbangan digital
  • Gelas ukur
  • Pisau
  • Beaker
  • Stopwatch

 

Bahan:

  • Kentang
  • Air suling
  • Gula
  • Larutan gula dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%, dan 15%

 

Langkah-langkah:

  1. Potong kentang menjadi potongan dengan ukuran dan berat yang sama.
  2. Timbang setiap potongan kentang dan catat berat awal.
  3. Siapkan larutan gula dengan konsentrasi 0%, 5%, 10%, dan 15%.
  4. Tempatkan masing-masing potongan kentang dalam beaker yang berisi larutan gula dengan konsentrasi berbeda. Biarkan selama 1 jam.
  5. Setelah 1 jam, angkat potongan kentang, keringkan dengan tisu, dan timbang lagi.
  6. Catat berat akhir setiap potongan kentang.

 

Hasil Percobaan*:

Konsentrasi Larutan Gula  Berat Awal (gram) Berat Akhir (gram) Perubahan Berat (gram)
0% (kontrol) 5.0 5.2 +0.2
5% 5.0 5.0 0.0
10% 5.0 4.7 -0.3
15% 5.0 4.5 -0.5

(*) Percobaan ini hanya merupakan contoh teks saja. Hasil yang didapatkan bisa jadi berbeda dengan hasil yang tertera pada tabel di atas. 

 

Analisis Data:

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa potongan kentang yang ditempatkan dalam larutan gula dengan konsentrasi tinggi kehilangan berat, sedangkan yang ditempatkan dalam air (kontrol) mengalami peningkatan berat. Potongan kentang dalam larutan gula 5% tidak menunjukkan perubahan berat yang signifikan.

Pembahasan:

Interpretasi hasil menunjukkan bahwa air bergerak keluar dari potongan kentang dalam larutan gula dengan konsentrasi tinggi (10% dan 15%) karena larutan ini bersifat hipertonik. Ini menyebabkan penurunan berat potongan kentang karena kehilangan air. Sebaliknya, potongan kentang dalam air (kontrol) menyerap air karena larutan ini bersifat hipotonik, menyebabkan peningkatan berat. Pada konsentrasi 5%, tidak ada perubahan berat yang signifikan, menunjukkan kondisi hampir isotonic.

Kelemahan dalam percobaan ini, meliputi ketidakakuratan dalam ukuran dan berat potongan kentang serta kemungkinan kesalahan dalam pengukuran berat. Pengulangan percobaan dengan kontrol yang lebih ketat dapat memberikan hasil yang lebih akurat.

Kesimpulan:

Konsentrasi larutan gula mempengaruhi kecepatan osmosis pada kentang. Potongan kentang kehilangan berat dalam larutan gula dengan konsentrasi tinggi dan menyerap air dalam larutan gula dengan konsentrasi rendah atau air murni. Hasil ini mendukung teori osmosis dan menunjukkan pentingnya konsentrasi zat terlarut dalam mempengaruhi pergerakan air melalui membran semipermeabel.

Daftar Pustaka:

Campbell, N.A., & Reece, J.B. (2005). “Biology.” Benjamin Cummings.

Taiz, L., & Zeiger, E. (2010). “Plant Physiology.” Sinauer Associates.

 

6. Contoh Teks Laporan Percobaan Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi Enzim Amilase

Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi Enzim Amilase

Latar Belakang:

Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Amilase adalah enzim yang mengkatalis hidrolisis pati menjadi gula sederhana. Suhu dapat mempengaruhi aktivitas enzim, yang berdampak pada laju reaksi yang dikatalis oleh enzim tersebut.

Tujuan Percobaan:

Menentukan pengaruh suhu terhadap laju reaksi enzim amilase.

Landasan Teori:

Enzim memiliki suhu optimal di mana mereka menunjukkan aktivitas tertinggi. Pada suhu yang terlalu rendah, reaksi enzimatik berjalan lambat karena kurangnya energi kinetik. Pada suhu yang terlalu tinggi, enzim dapat terdenaturasi dan kehilangan aktivitasnya. Teori enzim ini menunjukkan bahwa ada suhu optimal di mana laju reaksi enzimatik mencapai puncaknya.

Alat:

  • Inkubator
  • Termometer
  • Tabung reaksi
  • Stopwatch
  • Spektrofotometer

 

Bahan:

  • Larutan pati
  • Larutan amilase
  • Larutan iodin

 

Langkah-langkah:

1. Persiapan Larutan:

  • Siapkan larutan pati dengan konsentrasi tertentu.
  • Siapkan larutan amilase dengan konsentrasi tertentu.

 

2. Pengaturan Suhu:

  • Siapkan empat tabung reaksi dan tambahkan larutan pati ke masing-masing tabung.
  • Tempatkan tabung reaksi dalam inkubator yang diatur pada suhu 10°C, 25°C, 37°C, dan 50°C selama 10 menit untuk mencapai suhu yang diinginkan.

 

3. Reaksi Enzimatik:

  • Tambahkan larutan amilase ke dalam setiap tabung reaksi dan mulai penghitungan waktu menggunakan stopwatch.
  • Setiap 2 menit, ambil sampel kecil dari masing-masing tabung dan tambahkan larutan iodin untuk menghentikan reaksi dan mengukur konsentrasi pati yang tersisa.

 

4. Pengukuran:

  • Gunakan spektrofotometer untuk mengukur absorbansi sampel pada panjang gelombang 580 nm.
  • Catat absorbansi setiap sampel untuk menentukan konsentrasi pati yang tersisa.

 

Hasil Percobaan*:

Waktu (menit) Absorbansi pada 10°C Absorbansi pada 25°C Absorbansi pada 37°C Absorbansi pada 50°C
0 0.75 0.75 0.75 0.75
2 0.74 0.60 0.45 0.70
4 0.73 0.45 0.20 0.65
6 0.72 0.35 0.10 0.60
8 0.71 0.30 0.05 0.55
10 0.70 0.25 0.02 0.50

(*) Percobaan ini hanya merupakan contoh teks saja. Hasil yang didapatkan bisa jadi berbeda dengan hasil yang tertera pada tabel di atas. 

 

Analisis Data:

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa laju reaksi enzim amilase meningkat dengan kenaikan suhu hingga suhu optimal 37°C, di mana absorbansi menunjukkan penurunan konsentrasi pati yang paling cepat. Pada suhu 50°C, laju reaksi menurun dibandingkan dengan suhu optimal, menunjukkan kemungkinan denaturasi enzim.

Pembahasan:

Interpretasi hasil menunjukkan bahwa suhu memiliki pengaruh signifikan terhadap laju reaksi enzim amilase. Suhu 37°C adalah suhu optimal di mana aktivitas enzim mencapai puncaknya, sesuai dengan kondisi fisiologis tubuh manusia. Pada suhu lebih tinggi, aktivitas enzim menurun, kemungkinan karena denaturasi enzim. Pada suhu lebih rendah, aktivitas enzim juga menurun karena kurangnya energi kinetik.

Kelemahan dalam percobaan ini, meliputi kemungkinan ketidakakuratan dalam pengukuran absorbansi dan kesulitan menjaga suhu konstan selama percobaan. Pengulangan percobaan dengan kontrol yang lebih ketat dapat memberikan hasil yang lebih akurat.

Kesimpulan:

Suhu mempengaruhi laju reaksi enzim amilase secara signifikan. Suhu optimal untuk aktivitas enzim amilase adalah 37°C, sementara suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi mengurangi laju reaksi. Hasil ini penting untuk memahami kondisi optimal bagi aktivitas enzim dalam berbagai aplikasi biokimia.

Daftar Pustaka:

Nelson, D.L., & Cox, M.M. (2008). “Lehninger Principles of Biochemistry.” W.H. Freeman.

Berg, J.M., Tymoczko, J.L., & Stryer, L. (2012). “Biochemistry.” W.H. Freeman.

 

7. Contoh Teks Laporan Percobaan Pengaruh Suhu terhadap Kecepatan Pelarutan Gula dalam Air

Pengaruh Suhu terhadap Kecepatan Pelarutan Gula dalam Air

Latar Belakang:

Pelarutan adalah proses di mana zat terlarut menyebar dalam pelarut, membentuk larutan homogen. Suhu mempengaruhi kecepatan pelarutan zat, karena meningkatkan energi kinetik molekul, sehingga mempercepat interaksi antara partikel zat terlarut dan pelarut.

Tujuan Percobaan:

Menentukan pengaruh suhu terhadap kecepatan pelarutan gula dalam air.

Landasan Teori:

Pelarutan gula dalam air merupakan contoh proses fisika di mana gula (zat terlarut) menyebar dalam air (pelarut). Semakin tinggi suhu air, semakin cepat gula akan larut karena molekul air bergerak lebih cepat, meningkatkan frekuensi tumbukan antara molekul gula dan air.

Alat:

  • Gelas ukur
  • Sendok
  • Termometer
  • Kompor listrik
  • Stopwatch

 

Bahan:

  • Gula pasir
  • Air

 

Langkah-langkah:

  1. Siapkan tiga gelas ukur, masing-masing berisi 200 ml air.
  2. Panaskan satu gelas air di atas kompor listrik hingga mencapai suhu 20°C, 40°C, dan 60°C.
  3. Tambahkan 10 gram gula pasir ke setiap gelas air yang telah dipanaskan.
  4. Aduk larutan dengan sendok hingga gula larut sepenuhnya.
  5. Catat waktu yang dibutuhkan agar gula larut sepenuhnya pada masing-masing suhu.
  6. Gunakan stopwatch untuk mengukur waktu dari saat gula ditambahkan hingga larut sempurna.

 

Hasil Percobaan*:

Suhu Air (°C) Waktu Pelarutan (detik)
20 120
40 60
60 30

(*) Percobaan ini hanya merupakan contoh teks saja. Hasil yang didapatkan bisa jadi berbeda dengan hasil yang tertera pada tabel di atas. 

 

Analisis Data:

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu air, semakin cepat gula larut. Pada suhu 60°C, gula larut paling cepat dalam waktu 30 detik, sedangkan pada suhu 20°C, gula memerlukan waktu 120 detik untuk larut sepenuhnya.

Pembahasan:

Interpretasi hasil menunjukkan bahwa suhu mempengaruhi kecepatan pelarutan gula dalam air. Pada suhu yang lebih tinggi, molekul air bergerak lebih cepat, meningkatkan energi kinetik, dan mempercepat interaksi antara molekul gula dan air. Ini menjelaskan mengapa gula larut lebih cepat pada suhu 60°C dibandingkan dengan suhu 20°C.

Kelemahan dalam percobaan ini termasuk kemungkinan suhu yang tidak stabil dan pengukuran waktu yang mungkin tidak akurat. Pengulangan percobaan dengan kontrol yang lebih ketat dapat memberikan hasil yang lebih konsisten.

Kesimpulan:

Suhu air mempengaruhi kecepatan pelarutan gula. Semakin tinggi suhu air, semakin cepat gula larut. Pada suhu 60°C, gula larut paling cepat, sedangkan pada suhu 20°C, gula memerlukan waktu lebih lama untuk larut. Hasil ini dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari, seperti dalam pembuatan minuman atau makanan yang memerlukan pelarutan gula cepat.

Daftar Pustaka:

Brown, T., & Wilson, P. (2003). “Chemistry for Dummies.” Wiley Publishing.

Zumdahl, S.S., & Zumdahl, S.A. (2013). “Chemistry: An Atoms First Approach.” Cengage Learning.

 

8. Contoh Teks Laporan Percobaan Pengaruh pH terhadap Pertumbuhan Kecambah Kacang Hijau

Pengaruh pH terhadap Pertumbuhan Kecambah Kacang Hijau

Latar Belakang:

pH adalah ukuran keasaman atau kebasaan suatu larutan. Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh pH media tanamnya, karena pH mempengaruhi ketersediaan nutrisi dan aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana pH mempengaruhi pertumbuhan tanaman, khususnya kecambah kacang hijau.

Tujuan Percobaan:

Menentukan pengaruh pH terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau.

Landasan Teori:

pH tanah mempengaruhi kelarutan mineral dan nutrisi yang tersedia untuk tanaman. Tanah dengan pH terlalu tinggi (basa) atau terlalu rendah (asam) dapat menyebabkan tanaman mengalami kesulitan dalam menyerap nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhannya.

Alat:

  • Pot tanaman
  • Gelas ukur
  • pH meter atau kertas lakmus
  • Stopwatch

 

Bahan:

  • Biji kacang hijau
  • Tanah
  • Air
  • Larutan asam (misalnya larutan cuka)
  • Larutan basa (misalnya larutan baking soda)

 

Langkah-langkah:

1. Persiapan Media Tanam:

  • Siapkan tiga pot tanaman dan isi dengan tanah.
  • Tanam 5 biji kacang hijau di setiap pot pada kedalaman sekitar 2 cm.
  • Siram tanah dengan air secukupnya.

 

2. Pengaturan pH:

  • Pot pertama (kontrol): Siram dengan air netral (pH 7).
  • Pot kedua: Siram dengan larutan asam (pH 4-5).
  • Pot ketiga: Siram dengan larutan basa (pH 8-9).

 

3. Pengamatan Pertumbuhan:

  • Amati dan catat pertumbuhan kecambah setiap hari selama 7 hari.
  • Ukur tinggi kecambah dengan penggaris setiap hari pada waktu yang sama.

 

Hasil Percobaan*:

Hari Tinggi Kecambah (cm) pada pH Netral Tinggi Kecambah (cm) pada pH Asam Tinggi Kecambah (cm) pada pH Basa
1 0.5 0.4 0.4
2 1.0 0.7 0.6
3 1.5 1.0 0.8
4 2.0 1.2 1.0
5 2.5 1.5 1.1
6 3.0 1.7 1.2
7 3.5 2.0 1.3

(*) Percobaan ini hanya merupakan contoh teks saja. Hasil yang didapatkan bisa jadi berbeda dengan hasil yang tertera pada tabel di atas. 

 

Analisis Data:

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kecambah kacang hijau yang tumbuh dalam media dengan pH netral memiliki pertumbuhan tercepat. Kecambah dalam media dengan pH asam menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat, dan kecambah dalam media dengan pH basa menunjukkan pertumbuhan yang paling lambat.

Pembahasan:

Interpretasi hasil menunjukkan bahwa pH media tanam memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau. Tanaman yang tumbuh dalam media dengan pH netral mengalami pertumbuhan optimal, sedangkan tanaman dalam media dengan pH asam atau basa mengalami pertumbuhan yang terhambat. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh ketersediaan nutrisi yang berbeda pada pH yang berbeda.

Kelemahan dalam percobaan ini, meliputi ketidakakuratan dalam jumlah larutan yang diberikan dan kesulitan menjaga pH yang konsisten selama percobaan. Pengulangan percobaan dengan kontrol yang lebih ketat dapat memberikan hasil yang lebih akurat.

Kesimpulan:

pH media tanam mempengaruhi pertumbuhan kecambah kacang hijau. Kecambah tumbuh paling cepat dalam media dengan pH netral, sementara pertumbuhan terhambat dalam media dengan pH asam atau basa. Hasil ini penting untuk pertanian dan hortikultura dalam menentukan pH optimal untuk berbagai jenis tanaman.

Daftar Pustaka:

Hopkins, W.G., & Hüner, N.P.A. (2008). “Introduction to Plant Physiology.” John Wiley & Sons.

Taiz, L., & Zeiger, E. (2010). “Plant Physiology.” Sinauer Associates.

 

9. Contoh Teks Laporan Percobaan Mengetahui Kadar Vitamin C pada Makan/Minuman

Mengetahui Kadar Vitamin C pada Makan/Minuman

Tujuan Percobaan: 

Mengetahui kadar kandungan vitamin C yang terdapat dalam sampel makanan/minuman yang diuji.

Alat dan bahan:

  • Jeruk nipis
  • jambu merah
  • tomat
  • air
  • amilum iodida (betadine)
  • vitamin C tablet
  • minuman sari buah
  • pipet tetes
  • tabung reaksi
  • mortar dan penumbuknya

 

Langkah-langkah:

  1. Ambil ekstrak dari setiap buah yang sudah disediakan seperti jeruk nipis, jambu merah, dan tomat.
  2. Larutkan vitamin C di wadah yang berbeda.
  3. Setiap tabung reaksi diisi dengan amilum iodida sebanyak 1 ml lalu diberi tetes demi tetes ekstrak atau larutan bahan makanan tadi
  4. Catat berapa tetes yang diperlukan agar larutan amilum iodida menjadi jernih.

 

Hasil percobaan:

Diketahui bahwa semakin banyak jumlah tetesan yang diperlukan maka semakin sedikit kandungan vitamin C pada bahan makanan tersebut.

Kesimpulan:

Berdasarkan percobaan beberapa bahan makanan yang dicurigai mengandung Vitamin C, diketahui bahwa kandungan vitamin C buah jambu biji merah paling tinggi di antara bahan makanan lain.

Selain itu, diketahui bahwa kadar vitamin C dalam minuman sari buah yang dinyatakan mengandung 100% vitamin C, ternyata kadar vitamin C-nya hanya 11,8% atau tidak sesuai dengan informasi nilai gizi yang tercantum pada kemasan produk.

Jadi, lebih baik mengonsumsi bahan makanan alami yang mengandung vitamin C, seperti jeruk nipis, tomat, dan jambu biji merah daripada bahan makanan yang telah tercampur dengan zat adiktif /buatan.

 

10. Contoh Teks Laporan Percobaan Menguji Kandungan Boraks dalam Makanan

Menguji Kandungan Boraks dalam Makanan

Tujuan Percobaan: 

Boraks merupakan kandungan garam natrium karbonat dekahidrat (Na2B4O7.10H2O) yang sering digunakan dalam bahan industri non pangan seperti industri kertas, gelas, pengawet kayu, antiseptik dan masih banyak lagi. Boraks termasuk bahan beracun dan sangat berbahaya bagi manusia jika dikonsumsi.

Alat dan bahan:

  • Pipet tetes
  • Air kunyit
  • Mie
  • Pisau
  • Sampel bakso
  • Kerupuk
  • Boraks

 

Langkah-langkah:

  1. Bakso dilumatkan lalu di angin-anginkan sebentar.
  2. Tetesi bakso dengan air kunyit.
  3. Tunggu beberapa saat, kurang lebih 5 menit.
  4. Amatilah perubahan warnanya.
  5. Lakukan juga cara yang sama terhadap makanan yang diduga mengandung boraks.

 

Hasil percobaan:

Bahan makanan jika ditetesi dengan air kunyit akan mengalami perubahan warna menjadi merah kecoklatan itu menandakan bahan makanan tersebut mengandung boraks.

Kesimpulan:

Bahan makanan jika ditetesi dengan air kunyit akan mengalami perubahan warna menjadi merah kecoklatan itu menandakan bahan makanan tersebut mengandung boraks.

Makanan akan berubah menjadi merah kecoklatan jika ditetesi air kunyit karena kunyit mengandung kurkumin, sedangkan boraks mempunyai sifat basa yang efeknya jika boraks kita campur dengan kurkumin maka akan menghasilkan senyawa baru yang biasa disebut dengan boro kurkumin yang mempunyai warna merah kecokelatan.

 

11. Contoh Teks Laporan Percobaan Membuat Tinta Tak Terlihat

Membuat Tinta Tak Terlihat

Tujuan Percobaan:

Untuk membuat tinta pulpen agar tidak terlihat.

Alat dan bahan:

  • lemon
  • air
  • sendok
  • mangkuk
  • cotton bud
  • kertas putih
  • lampu bohlam

 

Langkah-langkah:

  1. Peras jus lemon ke dalam mangkuk dan tambahkan beberapa tetes air ke dalam mangkuk tersebut.
  2. Kemudian aduk air dan jus lemon dengan menggunakan sendok.
  3. Celupkan cotton bud ke dalam campuran dan tulis pesan diatas kertas putih.
  4. Tunggu jus tersebut kering sehingga tidak terlihat.
  5. Untuk membaca pesan tersebut dapat dilakukan dengan memanaskan kertas yang dipegang dengan mendekatkannya ke bola lampu.

 

Hasil percobaan:

Setelah langkah di atas selesai kamu lakukan, kamu berhasil membuat tinta rahasia yang tidak terlihat. Kamu dapat menyampaikan pesan rahasia ini kepada teman-temanmu dengan cara menggunakan tinta yang tidak terlihat ini. Ini merupakan salah satu contoh reaksi kimia.

Kesimpulan:

Jus lemon merupakan  senyawa organik yang bisa teroksidasi dan berubah warna menjadi coklat ketika dipanaskan. Bahan yang diencerkan ini membuat pesan sulit untuk dibaca. Dengan demikian, tidak seorang pun menyadari keberadaan tulisan itu sampai dengan tulisan tersebut dipanaskan dengan cara mendekatkannya kepada bola lampu.

Zat lain yang bisa bekerja dengan cara yang sama, diantaranya  jus jeruk, madu, susu, jus bawang, cuka, dan anggur. Tinta tidak terlihat juga dapat dibuat dengan menggunakan reaksi kimia atau melihat cairan tertentu.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Pidato beserta Struktur, Tujuan & Jenisnya

 

12. Contoh Teks Laporan Percobaan Membuat Telur Asin

Percobaan Membuat Telur Asin

Tujuan Percobaan:

Telur asin merupakan  telur yang terbuat dari telur bebek yang sudah melalui proses pengasinan terlebih dahulu. Telur asin mengandung banyak vitamin dan gizi sehingga mengonsumsi telur asin memiliki manfaat  bagi tubuh.

Manfaat mengonsumsi telur asin, diantaranya menjaga sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan fungsi penglihatan. Proses pembuatan telur asin sangat mudah dan sederhana serta dilakukan dengan cara tradisional.

Alat dan bahan:

  • telur bebek
  • abu gosok
  • tanah liat
  • garam
  • ampelas

 

Langkah-langkah:

  1. Cuci telur bebek hingga bersih.
  2. Amplas kulit telur sampai tipis.
  3. Campurkan abu gosok, tanah liat, dan garam hingga merat.
  4. Lapisi telur yang sudah diamplas menggunakan bahan campuran tadi.
  5. Diamkan telur pada suhu ruang selama 20 hari atau 3 minggu.

 

Hasil percobaan:

Telur bebek yang dibuat melewati proses pengasinan seperti di atas menghasilkan telur asin yang sempurna dan lezat sehingga sangat cocok dikonsumsi bersama nasi putih. Telur asin dapat dijadikan alternatif varian olahan telur bebek.

Kesimpulan:

Pembuatan telur asin di atas menghasilkan kandungan gizi yang cukup lengkap dan cocok dikonsumsi oleh segala usia. Namun, bagi penderita darah tinggi tidak disarankan mengonsumsi telur asin secara berlebihan karena kandungan garamnya yang sangat tinggi. Meskipun kandungan gizinya lengkap, tetapi telur asin tidak dianjurkan dikonsumsi dalam jumlah banyak.

 

13. Contoh Teks Laporan Percobaan Membuat Milkshake Keju Cheddar

Membuat Milkshake Keju Cheddar

Tujuan Percobaan:

Mengetahui apakah keju cheddar yang dibeli di minimarket terdekat dapat diolah sendiri menjadi minuman susu rasa keju sehingga tidak perlu membeli bubuk perasa keju buatan pabrik.

Alat dan bahan:

  • setengah keju kemasan kraft cheddar
  • susu UHT plain 500 ml
  • air mendidih 100 ml
  • 4 sendok makan gula pasir
  • 1 buah mangkuk
  • 1 buah sendok

 

Langkah-langkah:

  1. Potong keju kraft cheddar kecil-kecil sampai halus.
  2. Simpan keju pada mangkuk.
  3. Tuang air panas ke dalam mangkuk.
  4. Potong keju sampai menjadi kecil.
  5. Setelah itu, masukkan 4 sendok makan gula ke dalam mangkuk lalu aduk hingga rata.
  6. Adonan keju cair yang sudah diberikan gula tuangkan ke dalam susu.
  7. Aduk susu merata sehingga warna susu berubah menjadi putih kekuningan.

 

Hasil percobaan:

Susu cair berasa tawar berhasil mempunyai rasa susu keju yang manis, rasanya tidak seperti menggunakan perasa makanan buatan. Namun, gulanya terlalu banyak sehingga susu keju terlalu manis.

Kesimpulan:

Milkshake susu keju manis dapat dibuat sendiri tanpa menggunakan bubuk perasa keju buatan yang menyisakan rasa artifisial atau buatan di lidah. Kamu bisa menggunakan keju cheddar asli untuk memberi cita rasa keju dan gula untuk memberi rasa manis. Selain itu, jika terlalu manis kamu dapat mengurangi kadar gula pada milkshake tersebut.

 

14. Contoh Teks Laporan Percobaan Membuat Pelangi dalam Gelas

Membuat Pelangi dalam Gelas

Tujuan Percobaan:

Untuk mengetahui proses terjadinya pelangi.

Alat dan bahan:

  • air
  • kaca
  • gunting
  • senter
  • ruangan gelap

 

Langkah-langkah:

  1. Simpan gelas berisi air di atas meja dan letakkan kaca ke dalam gelas secara serong.
  2. Tutup semua tirai dan lubang yang memungkinkan cahaya masuk, buatlah ruangan benar-benar gelap.
  3. Sorot cahaya senter pada kaca di dalam gelas.
  4. Perhatikan pelangi yang muncul dari sudut kaca.
  5. Sesuaikan sudut kaca semaumu.

 

Hasil percobaan:

Muncul pelangi pada sudut kaca. Pelangi terbentuk ketika cahaya lampu senter dibiaskan saat melewati air di dalam gelas. Sumber cahaya buatan merupakan sumber cahaya yang memancarkan cahaya karena dibuat manusia, misalnya lampu senter.

Cahaya memiliki sifat-sifat gelombang, diantaranya merambat lurus, menembus benda bening, dan dapat dibiaskan. Senter yang dinyalakan di tempat gelap akan tampak garis lurus cahaya. Hal ini menunjukkan bahwa cahaya yang dihasilkan lampu senter tersebut merambat lurus.

Kesimpulan:

Dari percobaan membuat pelangi dengan senter dan gelas berisi air, kamu mempelajari bahwa pelangi terjadi karena pembiasan cahaya yang terjadi melalui tetesan air. Hal ini dibuktikan lewat terbentuknya berkas pelangi ketika sinar dari senter menyentuh permukaan kaca yang diletakkan serong pada gelas berisi air.

 

15. Contoh Teks Laporan Percobaan Membuat Sabun Mandi Alami

Membuat Sabun Mandi dari Lidah Buaya

Tujuan Percobaan: 

Tujuan dari pembuatan sabun dengan menggunakan lidah buaya ini adalah untuk menambah wawasan tentang cara membuat sabun dan belajar mengenai pentingnya keamanan dari sabun itu sendiri.

Alat dan bahan:

  • lidah buaya
  • pewangi
  • sendok sayur
  • air
  • pisau
  • saringan
  • panci

 

Langkah-langkah:

  1. Cuci terlebih dahulu lidah buaya sampai benar-benar bersih.
  2. Kemudian potong lidah buaya dengan potongan kecil-kecil.
  3. Lalu peras lidah buaya yang sudah dipotong tersebut hingga seratnya keluar.
  4. Tambahkan sedikit air dan pewangi secukupnya saja.
  5. Aduklah sampai semua bahan tercampur rata.
  6. Setelah campuran tersebut mengembang, tambahkan sabun cair. Cairan tersebut sudah bisa untuk digunakan (jika ingin sabun cair)
  7. Jika kamu ingin membuat sabun batangan, maka simpanlah kedalam lemari pendingin.
  8. Setelah membuka keluarkan sabun tersebut dari dalam lemari pendingin, dan sabun lidah buaya siap untuk digunakan.

 

Hasil:

Sabun mandi yang terbuat dari lidah buaya telah berhasil dibuat.

Kesimpulan:

Sabun terbukti sangat bermanfaat bagi tubuh dan kulit. Hal itu dikarenakan kandungan dan manfaat dari lidah buaya sangat banyak sekali. Sabun lidah buaya sangat ramah lingkungan dan sangat mudah untuk dibuat. Selain itu juga terbukti bermanfaat bagi tubuh karena membuat kulit menjadi lebih segar.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Cerpen Singkat dan Menarik beserta Strukturnya

 

16. Contoh Teks Laporan Percobaan Membuat Baterai Alami dari Kentang

Membuat Baterai Alami dari Kentang

Tujuan Percobaan:

Sebagai alternatif jika energi dalam sebuah baterai habis ketika mati lampu dan untuk menambah pengetahuan

Alat dan bahan

  • kentang
  • kabel
  • lempengan tembaga
  • lempengan seng
  • penjepit buaya

 

Langkah-langkah:

  1. Tancapkan lempengan tembaga dan seng pada kentang dengan jarak 1 cm.
  2. Jepit kabel pada setiap lempengan tersebut, lalu hubungkan dengan lampu.
  3. Perhatikan lampu tersebut, apakah menyala dengan baik atau tidak. Jika belum menyala, kamu bisa membaliknya.
  4. Setelah dicoba dan masih belum menyala, tambahkan kentang untuk menghasilkan arus listrik yang besar.

 

Hasil Percobaan:

Dengan adanya langkah pembuatan baterai alami ini, maka kamu bisa membuat salah satu energi alternatif yang dapat digunakan pada situasi tertentu.

Kesimpulan:

Lampu bisa menyala karena adanya arus listrik yang mengalir. Getah kentang akan mempengaruhi logam kimiawi seperti halnya larutan elektrolit dalam aki.

 

17. Contoh Teks Laporan Percobaan pada Perkecambahan Kacang Hijau

Pengamatan Perkecambahan Kacang Hijau

Tujuan Percobaan:

Mengamati proses perkecambahan kacang hijau di tempat gelap dan tempat terang

Alat dan bahan:

  • biji kacang hijau
  • beberapa lembar kapas
  • dua gelas plastik atau cawan
  • air

 

Langkah-langkah:

  1. Celupkan kapas ke dalam air.
  2. Masukkan kapas ke dalam dua gelas plastik atau cawan berbeda.
  3. Letakkan biji kacang hijau di atas kapas yang sudah berada di dalam gelas atau cawan.
  4. Tempatkan gelas atau cawan pertama di tempat gelap dan cawan kedua di tempat terang.
  5. Siram biji kacang hijau secara teratur.
  6. Amati proses perkecambahan hingga pertumbuhan.

 

Hasil percobaan:

laporan percobaan menanam kacang hijau

Kesimpulan:

Perkecambahan kacang hijau di tempat gelap lebih cepat dibandingkan perkecambahan di tempat terang. Sebab, ada hormon auksin yang berperan dalam proses pembesaran sel dan pemanjangan sel akan terurai dan rusak apabila terpapar cahaya matahari.

Jadi, kacang hijau yang berada di tempat gelap lebih cepat panjang dibandingkan kacang hijau di tempat yang terang.

 

18. Contoh Teks Laporan Percobaan Pengamatan Tumbuhan Toge

Pengamatan Tumbuhan Toge

Tujuan Percobaan:

Mengetahui proses pertumbuhan toge di berbagai kondisi.

Alat dan bahan:

  • biji kacang hijau
  • beberapa lembar kapas
  • 4 buah gelas
  • air
  • penggaris

 

Langkah-langkah:

  1. Siapkan empat buah gelas.
  2. Masukkan kapas dan air ke dalam gelas.
  3. Letakkan biji kacang hijau di atas kapas.
  4. Tempelkan label nama pada masing-masing cawan dengan ketentuan
    a) Gelas A di tempat cahaya cukup dengan air cukup
    b) Gelas B di tempat cahaya kurang dengan air cukup
    c) Gelas C di tempat cahaya cukup dengan air kurang
    d) Gelas D di tempat cahaya kurang dengan air kurang
  1. Amati perkembangan kacang hijau setiap hari selama 6 hari.

 

Hasil percobaan:

laporan percobaan menanam toge

Kesimpulan:

Pertumbuhan toge membutuhkan air dan cahaya yang cukup. Toge yang diletakkan di tempat gelap mengalami pertumbuhan lebih cepat dibandingkan toge di tempat terang.

Hal tersebut disebabkan karena kerusakan hormon auksin akibat cahaya, sehingga pertumbuhan panjang toge di tempat terang kurang maksimal. Selain itu, toge yang kekurangan air pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan toge yang diberi air secara cukup.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Diskusi, Lengkap Berdasarkan Strukturnya

 

19. Contoh Teks Laporan Percobaan Makanan

Membuat Es Krim Vanila dari Bahan-Bahan yang Sehat

Tujuan Percobaan:

Es krim adalah jenis makanan yang paling disukai oleh anak-anak. Kebanyakan, es krim dibuat dari bahan yang banyak mengandung gula dan pewarna. Oleh karena itu, tidak jarang anak mengalami demam dan batuk karena sering mengkonsumsinya.

Nah, di percobaan kali ini, kita akan membuat es krim dari bahan-bahan menyehatkan, namun rasanya tetap lezat pastinya.

Alat dan bahan:

  • 1 liter susu segar
  • 200 g gula pasir
  • 4 butir kuning telur ayam yang sudah dikocok
  • 1 sendok makan vanilli
  • larutan tepung maizena

 

Langkah-langkah:

  1. Masukkan susu segar, gula pasir, dan air ke dalam panci, lalu masak sambil diaduk-aduk hingga mendidih.
  2. Masukkan larutan tepung maizena dan vanilli ke dalam rebusan susu hingga merata.
  3. Setelah larutan mendidih, saring susu ke dalam wadah lain yang telah disiapkan.
  4. Kocok kuning telur, lalu aduk agar merata dengan sempurna
  5. Setelah merata, diamkan selama kurang lebih 10 menit.
  6. Adonan es krim siap dimasukkan ke dalam freezeer atau kulkas.
  7. Aduk kembali es krimnya setelah 15 menit dan lakukan itu sebanyak 3 kali agar benar-benar lembut dan halus.
  8. Masukkan ke dalam freezer kembali selama kurang lebih 8 jam sampai beku dan sempurna teksturnya.

 

Hasil percobaan:

Es krim ini rasanya tetap lezat dan lebih sehat karena tidak memakai pewarna ataupun gula buatan.

Kesimpulan:

Sebagai makanan yang banyak disukai anak-anak, es krim bisa kita buat sendiri menggunakan bahan-bahan dan alat sederhana yang jauh lebih sehat.

 

20. Contoh Teks Laporan Percobaan Minuman

Analisis Sensori Minuman Jeruk

Tujuan Percobaan:

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengevaluasi perbedaan rasa, aroma, dan kesukaan antara dua jenis/varian minuman jeruk yang berbeda. Diharapkan, laporan ini dapat memberikan informasi yang berguna dalam mengembangkan produk minuman jeruk yang lebih disukai oleh konsumen.

Alat dan Bahan:

  • Dua jenis minuman jeruk yang berbeda: Minuman A (dengan tambahan gula) dan Minuman B (tanpa tambahan gula).
  • Air mineral untuk membersihkan mulut.

 

Langkah-langkah:

  1. Siapkan 2 sampel minuman jeruk yang diambil dari dua produsen yang berbeda.
  2. Masukkan 2 sampel minuman tersebut ke dalam kemasan yang sama untuk memastikan hasil yang objektif.
  3. Dalam percobaan ini, kami menggunakan kelompok sukarelawan sebanyak 30 orang yang telah dipastikan tidak memiliki alergi terhadap jeruk atau masalah kesehatan lain yang dapat mempengaruhi hasil percobaan.
  4. Prosedur Percobaan:
    • Peserta duduk di suatu ruangan tanpa adanya gangguan.
    • Setiap peserta diberikan satu gelas kecil air mineral untuk membersihkan mulut antar tes.
    • Setiap peserta diberi instruksi untuk mencicipi Minuman A, membersihkan mulut, dan mencatat rasa dan aroma yang dirasakan.
    • Proses yang sama diulang untuk Minuman B, dengan peserta mencatat lagi rasa dan aroma yang dirasakan.
    • Peserta diminta untuk memberikan penilaian mengenai minuman jeruk yang disukai pada akhir percobaan.

 

Hasil percobaan:

Hasil analisis sensori dari percobaan ini menunjukkan perbedaan yang signifikan antara Minuman A dan Minuman B dari segi rasa dan aroma.

a. Rasa

  • Minuman A: Mayoritas peserta menyatakan Minuman A memiliki rasa yang manis dengan sentuhan asam jeruk yang menyegarkan.
  • Minuman B: Mayoritas peserta menyatakan Minuman B memiliki rasa yang segar dengan rasa jeruk yang lebih alami dan sedikit asam.

 

b. Aroma

  • Minuman A: Peserta menyatakan ada aroma jeruk yang kuat dari minuman A dengan sentuhan aroma tambahan seperti gula.
  • Minuman B: Peserta menyatakan ada aroma jeruk yang lebih murni dari minuman B tanpa adanya tambahan aroma lain.

 

c. Kesukaan

Sebanyak 22 peserta dari total 30 sukarelawan lebih menyukai Minuman B daripada Minuman A karena rasa jeruk yang lebih murni dan segar.

Kesimpulan:

Berdasarkan analisis sensori dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa Minuman B (tanpa tambahan gula) memiliki rasa dan aroma yang lebih disukai oleh peserta daripada Minuman A (dengan tambahan gula).

Percobaan ini dapat menjadi bahan dalam mengembangkan produk minuman jeruk yang lebih diminati oleh konsumen. Namun, perlu dilakukan lebih banyak penelitian dan uji coba untuk mengoptimalkan formula dan kesegaran produk minuman jeruk yang lebih baik.

 

21. Contoh Teks Laporan Percobaan Uji Kandungan Zat pada Makanan

Analisis Kandungan Zat pada Berbagai Jenis Makanan

Tujuan Percobaan:

Melakukan analisis kandungan zat pada berbagai jenis makanan. Dengan melakukan percobaan ini, diharapkan kita dapat memahami masing-masing kandungan zat dari makanan-makanan yang diuji untuk memenuhi kebutuhan gizi harian, serta memberikan informasi penting bagi pemilihan makanan yang sehat dan seimbang.

Alat dan bahan:

A. Bahan

Berbagai jenis makanan yang akan diuji:

  1. Nasi putih
  2. Ayam panggang
  3. Sayuran hijau (bayam)
  4. Buah-buahan (apel)
  5. Roti gandum utuh

 

B. Alat pendukung

  1. Alat penggiling: Digunakan untuk menggiling makanan agar menjadi serbuk halus.
  2. Oven: Digunakan untuk mengeringkan makanan yang telah digiling.
  3. Alat pengukur: Digunakan untuk mengukur kadar air, protein, lemak, serat, vitamin, dan mineral dalam makanan.

 

Langkah-langkah:

  1. Pengolahan sampel:
    • Setiap jenis makanan dipersiapkan dalam jumlah yang sama untuk dianalisis.
    • Makanan diukur berat awalnya sebelum diolah.
  2. Penggilingan dan pengeringan:
    • Setiap makanan digiling hingga menjadi serbuk halus.
    • Serbuk makanan tersebut kemudian dikeringkan menggunakan pengering oven pada suhu tertentu hingga mencapai berat yang konstan (tidak ada lagi kelembapan yang terukur).
  3. Pengukuran kandungan zat:
    • Kadar air dalam makanan diukur dengan perbedaan berat sebelum dan setelah pengeringan.
    • Kadar protein diukur menggunakan metode Kjeldahl.
    • Kadar lemak diukur dengan ekstraksi menggunakan pelarut organik.
    • Kadar serat diukur dengan metode gravimetri.
    • Kadar vitamin dan mineral diukur dengan metode spektrofotometri atau kromatografi.

 

Hasil percobaan:

Hasil analisis kandungan zat pada berbagai jenis makanan diperoleh sebagai berikut:

A. Nasi putih

  • Kadar Air: 12%
  • Kadar Protein: 7%
  • Kadar Lemak: 1%
  • Kadar Serat: 1%
  • Kadar Vitamin dan Mineral: Kandungan vitamin dan mineral rendah.

 

B. Ayam panggang

  • Kadar Air: 60%
  • Kadar Protein: 25%
  • Kadar Lemak: 15%
  • Kadar Serat: 0.5%
  • Kadar Vitamin dan Mineral: Mengandung vitamin B kompleks, zat besi, dan selenium.

 

C. Sayuran hijau (Bayam)

  • Kadar Air: 92%
  • Kadar Protein: 3%
  • Kadar Lemak: 0.5%
  • Kadar Serat: 2%
  • Kadar Vitamin dan Mineral: Kaya akan vitamin A, vitamin C, zat besi, dan kalsium.

 

D. Buah-buahan (Apel)

  • Kadar Air: 85%
  • Kadar Protein: 0.5%
  • Kadar Lemak: 0.3%
  • Kadar Serat: 2%
  • Kadar Vitamin dan Mineral: Mengandung vitamin C, serat, dan beberapa mineral seperti kalium dan magnesium.

 

E. Roti gandum utuh

  • Kadar Air: 30%
  • Kadar Protein: 10%
  • Kadar Lemak: 5%
  • Kadar Serat: 8%
  • Kadar Vitamin dan Mineral: Mengandung vitamin B kompleks, serat, zat besi, dan selenium.

 

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil analisis kandungan zat pada berbagai jenis makanan, dapat disimpulkan bahwa setiap makanan memiliki kandungan nutrisi yang berbeda.

Beberapa makanan, seperti sayuran hijau dan buah-buahan, mengandung lebih banyak vitamin dan mineral dibandingkan makanan lain seperti nasi putih.

Roti gandum utuh juga memiliki kandungan serat yang cukup tinggi dibandingkan jenis makanan lainnya. Ayam panggang memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan makanan sumber karbohidrat.

 

22. Contoh Teks Laporan Percobaan tentang Kerajinan Tangan

Eksperimen Pewarnaan Batik pada Kain

Tujuan Percobaan:

Batik adalah seni tekstil yang unik dan indah, dimana kain diberi pola atau gambar dengan cara diwarnai menggunakan lilin atau zat tertentu.

Tujuan dari eksperimen ini adalah untuk mencoba teknik pewarnaan batik menggunakan lilin pada kain, serta mengevaluasi hasil akhir dari batik yang dihasilkan.

Alat dan bahan:

  1. Kain putih 100% katun dengan ukuran 50 cm x 50 cm.
  2. Canting: Alat tradisional berbentuk seperti wadah kecil dengan lubang kecil di ujungnya yang digunakan untuk mengaplikasikan lilin pada kain.
  3. Lilin Batik: Digunakan sebagai zat resisten untuk mencegah pewarnaan pada area tertentu kain.
  4. Pewarna Kain: Pewarna khusus untuk kain, tersedia dalam berbagai warna.
  5. Panci besar: Digunakan untuk merebus air dan mencelupkan kain dalam pewarna.
  6. Kompor: Untuk memanaskan panci.
  7. Gantungan kain: Untuk mengeringkan kain setelah proses pewarnaan.

 

Langkah-langkah:

  1. Persiapan Kain:
    • Kain dicuci dan dijemur untuk menghilangkan zat tambahan dan memastikan kain dalam keadaan bersih.
  2. Proses Pewarnaan Batik:
    • Lilin batik dipanaskan hingga cair dan diaplikasikan pada kain dengan canting sesuai pola yang diinginkan.
    • Kain yang telah diberi pola lilin kemudian dicelupkan ke dalam pewarna yang telah dipanaskan.
    • Kain direndam dalam pewarna selama beberapa menit, tergantung dari tingkat kecerahan warna yang diinginkan.
    • Setelah selesai dicelupkan, kain diangkat dan dikeringkan.
  3. Penyelesaian Batik:
    • Setelah kain kering, lilin batik dilelehkan dengan menyetrika kain di atas kertas koran, sehingga lilin menyerap oleh kertas.
    • Kain yang telah dilelehkan lilinnya, dicuci untuk menghilangkan sisa lilin dan dijemur kembali.

 

Hasil percobaan:

Kain yang telah diberi pola lilin sebelum dicelupkan ke dalam pewarna menghasilkan batik dengan pola yang unik dan menarik. Pola lilin mencegah pewarnaan pada bagian yang terlindungi, menghasilkan kontras yang menarik antara bagian pewarnaan dan tanpa warna.

Hasil akhir batik tergantung pada pola lilin, teknik pewarnaan, dan pilihan pewarna yang digunakan.

Kesimpulan:

Eksperimen pewarnaan batik pada kain menghasilkan kerajinan tangan yang menarik dan unik. Batik adalah seni tradisional yang memerlukan ketelitian dan kreativitas agar menghasilkan pola yang indah.

Proses pewarnaan batik menggunakan lilin memberikan kebebasan untuk menciptakan pola yang beragam, dan hasil akhirnya sangat bergantung pada keahlian seniman batik.

 

23. Contoh Teks Laporan Percobaan Membuat Puding

Membuat Puding Cokelat dengan Topping Buah

Tujuan Percobaan:

Puding merupakan makanan penutup yang populer dan mudah dibuat. Dalam percobaan ini, akan dibuat variasi puding dengan rasa cokelat yang lezat dan menambahkan topping berupa potongan buah segar untuk memberikan sentuhan manis dan segar pada puding.

Alat dan bahan:

A. Peralatan:

  1. Panci
  2. spatula
  3. loyang puding
  4. mangkuk untuk mencampurkan bahan
  5. pisau untuk memotong buah

 

B. Bahan:

  1. 500 ml susu cair,
  2. 3 sendok makan bubuk cokelat,
  3. 2 sendok makan gula pasir,
  4. 2 sendok teh bubuk agar-agar,
  5. Topping buah segar (pisang, stroberi, dan kiwi), potong kecil-kecil sesuai selera.

 

Langkah-langkah:

  1. Persiapan Bahan:
    • Bubuk agar-agar dicampurkan dengan sedikit air untuk membuat larutan agar-agar.
    • Susu cair, gula pasir, dan bubuk cokelat dicampurkan di dalam panci.
  2. Proses Pembuatan Puding:
    • Larutan agar-agar ditambahkan ke dalam campuran susu cokelat sambil diaduk perlahan hingga merata.
    • Panci diletakkan di atas kompor dengan api kecil, aduk terus hingga campuran mendidih dan bergelembung.
    • Setelah mendidih, matikan api dan biarkan campuran agak dingin sejenak sebelum dituangkan ke dalam loyang puding.
  3. Penambahan Topping:
    • Setelah campuran puding agak mengeras, tambahkan topping berupa potongan buah segar di atasnya.
    • Kembalikan loyang ke lemari es dan biarkan puding benar-benar mengeras dan dingin sebelum disajikan.

 

Hasil percobaan:

Puding cokelat yang dibuat akan memiliki tekstur yang lembut dan rasa cokelat yang nikmat. Topping buah memberikan sentuhan manis dan segar pada puding, menambahkan variasi rasa dan tampilan yang menarik.

Potongan buah segar seperti pisang, stroberi, dan kiwi memberikan kontras warna yang cantik, serta memberikan nilai gizi lebih pada hidangan puding.

Kesimpulan:

Percobaan pembuatan puding cokelat dengan topping buah menghasilkan hidangan penutup yang lezat dan menarik. Proses pembuatan puding relatif mudah dan cepat, sehingga dapat dijadikan alternatif pilihan makanan penutup yang praktis untuk keluarga atau acara khusus.

Penambahan topping buah juga akan memberikan sentuhan segar dan sehat pada hidangan, sehingga puding menjadi lebih menarik bagi konsumen.

 

24. Contoh Teks Laporan Percobaan Membuat Sabun dari Minyak Sayur

Membuat Sabut dari Minyak Sayur

Tujuan Percobaan:

Sabun adalah produk kimia yang digunakan untuk membersihkan dan menghilangkan kotoran dari permukaan benda. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuat sabun cair sederhana menggunakan bahan-bahan yang umum dan mudah ditemukan, serta untuk memahami reaksi kimia yang terlibat dalam proses pembuatan sabun.

Alat dan Bahan:

  1. Minyak sayur
  2. Larutan alkali (natrium hidrosikda, NaOH)
  3. Air
  4. Pewarna makanan
  5. Minyak esensial

 

Langkah-langkah:

  1. Siapkan sarung tangan dan kacamata pelindung.
  2. Campurkan larutan alkali (NaOH) ke dalam air.
  3. Panaskan minyak sayur dalam wadah tahan panas hingga mencapai suhu 40-50°C.
  4. Tuangkan larutan alkali yang telah dicampur air ke dalam minyak sayur. Aduk sampai berbentuk adonan.
  5. Terus aduk campuran tersebut hingga campuran mengental dan membentuk tekstur seperti pudding.
  6. Tambahkan pewarna makanan dan minyak esensial untuk memberikan warna dan aroma pada sabun.
  7. Setelah campuran mengental, tuangkan sabun cair ke dalam wadah atau botol penyimpanan.
  8. Biarkan sabun cair mengeras dan dingin sebelum digunakan.

 

Hasil Percobaan:

Percobaan ini menghasilkan sabun yang terbentuk melalui reaksi kimia antara minyak sayur dan larutan alkali (NaOH). Reaksi antar dua bahan tadi menghasilkan senyawa yang disebut sebagai natrium oleat atau natrium sabun.

Kesimpulan:

Eksperimen di atas menunjukkan bahwa sabun cair dapat dibuat melalui reaksi kimia antara minyak sayur dan larutan alkali. Pembuatan sabun melibatkan tahapan pengadukan dan pencampuran yang diperlukan untuk mendapatkan campuran sabun cair yang stabil.

 

25. Contoh Teks Laporan Percobaan Membuat Sirikuit Sederhana dengan Listrik

Membuat Sirkuit Sederhana dengan Listrik

Tujuan Percobaan:

Sirkuit listrik adalah jalur tertutup yang memungkinkan aliran arus listrik dari satu titik ke titik lainnya. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuat sirkuit listrik sederhana menggunakan komponen dasar dan mengamati aliran arus listrik.

Alat dan Bahan:

  1. Baterai AA atau AAA
  2. Kawat listrik
  3. Lampu pijar kecil
  4. Penghapus pensil

 

Langkah-langkah:

  1. Siapkan baterai sebagai sumber listrik.
  2. Potong dua potongan kawat listrik dengan panjang yang cukup untuk menghubungkan baterai dan lampu pijar.
  3. Satukan salah satu ujung kawat dengan kutub positif baterai, dan ujung lainnya dengan lampu pijar.
  4. Satukan ujung kawat yang tersisa dengan kutub negatif baterai dan ujung lampu pijar yang tersisa.
  5. Pastikan kawat-kawat terhubung erat.
  6. Ketika sirkuit terhubung dengan benar, lampu pijar akan menyala.

 

Hasil Percobaan:

Hasil percobaan menunjukkan bahwa dengan menghubungkan baterai, kawat, dan lampu pijar dalam susunan tertentu, sirkuit listrik sederhana dapat dibuat. Lampu pijar akan menyala ketika sirkuit terhubung dengan benar.

Kesimpulan:

Berdasarkan percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa aliran listrik dapat diciptakan dengan bahan-bahan sederhana seperti baterai dan kawat.

 

26. Contoh Teks Laporan Percobaan Mengukur pH Tanah dari Berbagai Lokasi

Mengukur pH Tanah dari Berbagai Lokasi*

Tujuan Percobaan:

Mengetahui tingkat keasaman (pH) tanah dari berbagai lokasi untuk memahami variasi pH dan pengaruhnya terhadap kesuburan tanah.

Alat dan Bahan:

  1. Tanah dari berbagai lokasi (kebun, taman, sawah, hutan, dll.)
  2. Air suling
  3. Kertas lakmus atau pH meter
  4. Gelas ukur
  5. Pipet tetes
  6. Tabung reaksi
  7. Spatula

 

Langkah-langkah:

  1. Ambil sampel tanah dari berbagai lokasi yang berbeda seperti kebun, taman, sawah, dan hutan.
  2. Tempatkan sekitar 20 gram tanah dari setiap lokasi ke dalam tabung reaksi yang terpisah.
  3. Tambahkan 40 ml air suling ke dalam setiap tabung reaksi.
  4. Aduk campuran tanah dan air menggunakan spatula selama beberapa menit.
  5. Biarkan campuran tanah dan air mengendap selama 10-15 menit.
  6. Ambil pipet tetes dan ambil cairan yang berada di atas endapan tanah.
  7. Teteskan cairan tersebut ke kertas lakmus atau gunakan pH meter untuk mengukur pH.
  8. Catat hasil pengukuran pH untuk setiap sampel tanah.

 

Hasil Percobaan*:

Lokasi Sampel pH Tanah
Kebun 6.8
Taman 7.2
Sawah 5.6
Hutan 6.3

(*) Percobaan ini hanya merupakan contoh teks saja. Hasil yang didapatkan bisa jadi berbeda dengan hasil yang tertera pada tabel di atas. 

 

Dari hasil percobaan, diketahui bahwa pH tanah bervariasi tergantung lokasi. Tanah di kebun dan taman cenderung netral, sedangkan tanah di sawah lebih asam dan tanah di hutan sedikit asam.

Kesimpulan:

Berdasarkan percobaan ini, terlihat bahwa pH tanah dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan kondisi lingkungan.

Tanah yang lebih asam ditemukan di sawah, mungkin karena penggunaan pupuk dan irigasi yang berbeda. Tanah yang lebih netral ditemukan di kebun dan taman, yang mungkin mendapatkan perawatan dan pemupukan yang lebih teratur.

Pengetahuan tentang pH tanah penting untuk menentukan jenis tanaman yang cocok untuk ditanam di lokasi tertentu dan untuk melakukan perbaikan tanah jika diperlukan.

Untuk meningkatkan kesuburan tanah, diperlukan penyesuaian pH dengan cara yang sesuai, seperti penambahan kapur untuk tanah asam atau sulfur untuk tanah alkalin.

 

27. Contoh Teks Laporan Percobaan Membuat Cermin Tak Terlihat dengan Kaca dan Air

Percobaan Cermin Tak Terlihat dengan Kaca dan Air

Tujuan Percobaan:

Menunjukkan bagaimana cahaya dapat dibiaskan dan dipantulkan untuk menciptakan efek cermin tak terlihat dengan menggunakan kaca dan air.

Alat dan Bahan:

  1. Dua gelas kaca transparan
  2. Air
  3. Cermin kecil
  4. Senter atau sumber cahaya lainnya
  5. Alas hitam atau gelap

 

Langkah-langkah:

  1. Tempatkan cermin kecil di dalam salah satu gelas kaca transparan.
  2. Isi gelas yang berisi cermin dengan air sampai cermin terendam sepenuhnya.
  3. Letakkan gelas kedua yang kosong di sebelah gelas pertama sebagai pembanding.
  4. Letakkan alas hitam atau gelap di bawah kedua gelas untuk meningkatkan kontras visual.
  5. Arahkan senter atau sumber cahaya lainnya ke arah cermin di dalam gelas yang berisi air.
  6. Amati perubahan tampilan cermin di dalam gelas yang terisi air dan bandingkan dengan cermin di gelas kosong.

 

Hasil Percobaan:

Ketika cermin terendam sepenuhnya dalam air di dalam gelas, cermin tersebut menjadi tidak terlihat atau hampir tidak terlihat dari sudut pandang tertentu. Hal ini terjadi karena indeks bias kaca dan air hampir sama, sehingga cahaya yang melewati kaca dan air tidak mengalami pembiasan yang signifikan. Cermin terlihat seolah-olah menghilang karena cahaya tidak dipantulkan kembali ke mata pengamat dengan cara yang sama seperti di udara.

Kesimpulan:

Berdasarkan percobaan ini, terlihat bahwa cahaya dapat dibiaskan dan dipantulkan dengan cara yang membuat cermin di dalam air tampak tak terlihat. Fenomena ini terjadi karena indeks bias kaca dan air hampir sama, sehingga cahaya melewati kedua media tersebut dengan sedikit atau tanpa perubahan arah. Efek ini menunjukkan prinsip dasar dari pembiasan cahaya dan bagaimana indeks bias mempengaruhi visibilitas objek di dalam media yang berbeda.

Percobaan ini juga memberikan pemahaman tentang bagaimana perbedaan indeks bias antara dua media dapat mempengaruhi jalannya cahaya dan visibilitas objek. Hal ini memiliki aplikasi dalam berbagai bidang, termasuk optik dan rekayasa material, di mana pemahaman tentang pembiasan dan pemantulan cahaya sangat penting.

 

28. Contoh Teks Laporan Percobaan tentang Pembusukan Buah

Mengukur Percepatan Pembusukan Buah*

Tujuan Percobaan:

Mengetahui kecepatan pembusukan berbagai jenis buah dalam kondisi lingkungan yang berbeda.

Alat dan Bahan:

  1. Buah-buahan (misalnya apel, pisang, dan tomat)
  2. Plastik pembungkus
  3. Kulkas
  4. Lemari tertutup
  5. Termometer
  6. Timbangan digital
  7. Kamera atau smartphone untuk dokumentasi

 

Langkah-langkah:

  1. Siapkan tiga jenis buah yang akan diuji: apel, pisang, dan tomat.
  2. Timbang masing-masing buah dan catat berat awalnya.
  3. Bagi setiap jenis buah menjadi dua kelompok: satu kelompok disimpan dalam kulkas dan satu kelompok disimpan dalam lemari tertutup pada suhu ruangan.
  4. Bungkus setiap buah dengan plastik pembungkus untuk mengurangi kontaminasi silang.
  5. Simpan satu kelompok buah di dalam kulkas dengan suhu sekitar 4°C dan kelompok lainnya di dalam lemari pada suhu ruangan sekitar 25°C.
  6. Setiap hari selama satu minggu, amati dan catat perubahan yang terjadi pada setiap buah. Dokumentasikan dengan foto untuk melihat perubahan visual.
  7. Timbang buah setiap hari untuk melihat penurunan berat yang mungkin terjadi akibat pembusukan.

 

Hasil Percobaan*:

Mengukur Pembusukan Buah

 

Kesimpulan:

Berdasarkan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa buah yang disimpan dalam kulkas mengalami pembusukan yang lebih lambat dibandingkan dengan buah yang disimpan pada suhu ruangan. Suhu rendah di dalam kulkas memperlambat aktivitas mikroorganisme dan proses enzimatik yang menyebabkan pembusukan.

Apel cenderung lebih tahan lama dibandingkan pisang dan tomat, yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan lebih cepat. Pisang mengalami perubahan warna menjadi coklat lebih cepat karena proses oksidasi, sementara tomat menjadi lembek dan busuk lebih cepat pada suhu ruangan.

Pengetahuan tentang kecepatan pembusukan buah penting untuk menyimpan buah dengan benar agar tetap segar lebih lama. Menyimpan buah dalam kulkas dapat memperpanjang masa simpan dan mengurangi pemborosan.

 

29. Contoh Teks Laporan Percobaan pada Tumbuhan

Mengukur Tingkat Klorofil dalam Daun*

Tujuan Percobaan:

Mengetahui dan membandingkan tingkat klorofil dalam daun dari berbagai jenis tanaman.

Alat dan Bahan:

  1. Daun dari berbagai tanaman (misalnya, bayam, mangga, dan daun pepaya)
  2. Alkohol 70% atau etanol
  3. Tabung reaksi
  4. Gelas ukur
  5. Blender atau mortar dan alu
  6. Pipet tetes
  7. Kertas saring atau kain kasa
  8. Spektrofotometer atau colorimeter (jika tersedia)
  9. Label atau spidol

 

Langkah-langkah:

  1. Ambil daun segar dari masing-masing tanaman yang akan diuji (misalnya, bayam, mangga, dan daun pepaya).
  2. Cuci daun dengan air bersih untuk menghilangkan kotoran.
  3. Potong daun menjadi potongan kecil-kecil dan timbang masing-masing sekitar 5 gram.
  4. Tempatkan potongan daun ke dalam blender atau mortar dan alu.
  5. Tambahkan 20 ml alkohol 70% atau etanol ke dalam blender atau mortar.
  6. Haluskan daun hingga menjadi bubur dan campur dengan alkohol.
  7. Saring campuran daun dan alkohol menggunakan kertas saring atau kain kasa untuk mendapatkan ekstrak klorofil.
  8. Tempatkan ekstrak klorofil ke dalam tabung reaksi dan beri label sesuai dengan jenis daun.
  9. Jika menggunakan spektrofotometer atau colorimeter, ukur absorbansi ekstrak klorofil pada panjang gelombang tertentu (misalnya, 645 nm dan 663 nm).
  10. Catat hasil pengukuran dan bandingkan tingkat klorofil antara berbagai jenis daun.

 

Hasil Percobaan*:

Jenis Daun  Absorbansi pada 645 nm  Absorbansi pada 663 nm  Tingkat Klorofil (mg/L)
Bayam 0.45 0.50 2.3
Mangga 0.30 0.35 1.5
Pepaya 0.25 0.28 1.2

(*) Percobaan ini hanya merupakan contoh teks saja. Hasil yang didapatkan bisa jadi berbeda dengan hasil yang tertera pada tabel di atas. 

 

Kesimpulan:

Berdasarkan percobaan ini, terlihat bahwa daun bayam memiliki tingkat klorofil yang paling tinggi dibandingkan dengan daun mangga dan daun pepaya. Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan jenis tanaman dan kondisi pertumbuhannya.

Klorofil adalah pigmen yang sangat penting dalam proses fotosintesis, di mana tanaman menggunakan cahaya matahari untuk menghasilkan energi. Tingkat klorofil yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan yang lebih besar dari tanaman untuk melakukan fotosintesis dan memproduksi energi.

Pengetahuan tentang tingkat klorofil dalam daun penting untuk memahami kesehatan tanaman dan efisiensi fotosintesis. Tanaman dengan tingkat klorofil yang tinggi cenderung lebih sehat dan memiliki pertumbuhan yang lebih baik.

 

30. Contoh Teks Laporan Percobaan Pembentukan Es di Berbagai Kondisi

Pembentukan Es di Berbagai Kondisi*

Tujuan Percobaan:

Mengetahui dan membandingkan kecepatan pembentukan es dalam air biasa, air bergaram, dan air dengan gula.

Alat dan Bahan:

  1. Air biasa
  2. Garam
  3. Gula
  4. Gelas plastik atau cetakan es
  5. Freezer
  6. Termometer
  7. Timer atau stopwatch
  8. Label atau spidol

 

Langkah-langkah:

  1. Siapkan tiga gelas plastik atau cetakan es dan beri label masing-masing sebagai A, B, dan C.
  2. Isi gelas A dengan 100 ml air biasa.
  3. Isi gelas B dengan 100 ml air yang telah dilarutkan dengan 1 sendok teh garam.
  4. Isi gelas C dengan 100 ml air yang telah dilarutkan dengan 1 sendok teh gula.
  5. Tempatkan termometer di setiap gelas untuk mengukur suhu awal setiap larutan dan catat hasilnya.
  6. Masukkan ketiga gelas tersebut ke dalam freezer pada suhu yang sama.
  7. Setel timer atau stopwatch dan catat waktu mulai.
  8. Periksa setiap 30 menit untuk melihat apakah air telah membeku. Catat waktu saat setiap larutan mulai membeku dan saat pembentukan es selesai.
  9. Setelah semua gelas telah membentuk es, keluarkan dari freezer dan amati perbedaan fisik antar es yang terbentuk.

 

Hasil Percobaan*:

Larutan Suhu Awal (°C) Waktu Mulai Membeku (menit) Waktu Pembentukan Es Selesai (menit)
Air biasa 25 60 120
Air bergaram 25 90 180
Air dengan gula 25 70 150

(*) Percobaan ini hanya merupakan contoh teks saja. Hasil yang didapatkan bisa jadi berbeda dengan hasil yang tertera pada tabel di atas. 

 

Kesimpulan:

Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kecepatan pembentukan es dipengaruhi oleh jenis zat yang dilarutkan dalam air. Secara keseluruhan, percobaan ini menunjukkan bahwa zat terlarut seperti garam dan gula dapat menurunkan titik beku air dan memperlambat proses pembentukan es. Air biasa membeku paling cepat, diikuti oleh air dengan gula, dan air bergaram membeku paling lambat. Pengetahuan ini dapat diterapkan dalam berbagai aplikasi, seperti pengawetan makanan dan pengaturan kondisi lingkungan untuk pembentukan es.

Nah, sekarang kamu sudah lebih paham kan apa itu teks laporan percobaan? Setelah mengetahui contoh laporan percobaan dan strukturnya, yuk, lakukan sebuah pengamatan di rumah bersama teman atau orang tuamu dan coba buat laporan percobaan, ya.

Jika kamu ingin belajar lebih lanjut, kamu bisa langsung cek video belajar beranimasi mengenai Laporan Percobaan di ruangbelajar. Cus dicek! Sampai jumpa!

IDN CTA Blog ruangbelajar for desktop Ruangguru

Referensi:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP Kelas IX. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Trianto, Agus, Titik Hartiati, dan E Kosasih. 2018. Bahasa Indonesia SMP/MTS Kelas IX, Jakarta: Kemendikbud

Nurul Hidayah