#LifeatRuangguru: Rima, Jadi CPO Analyst Ruangguru Berawal dari Ngefans pada Iman Usman
Artikel ini tentang perjalanan karier Rima sebagai CPO Analyst Ruangguru yang berawal dari mengidolakan Iman Usman.
—
Jauh sebelum bekerja di Ruangguru, Rima ternyata dikenal sebagai gadis yang pemalu. Namun sifat pemalu tersebut tidak membuat Rima menjadi seseorang yang pasif. Siapa sangka, ternyata ia pernah mengikuti ajang kompetisi dalam Pertemuan Nasional Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional se-Indonesia XXVI di tahun 2014. Tidak tanggung-tanggung, Rima dan delegasi kampusnya membawa pulang gelar juara sebagai best delegate pada acara tersebut. Pada tahun 2017, ia juga menjadi perwakilan dari kampusnya, Universitas Katolik Parahyangan, untuk ikut serta di Harvard National Model United Nations sekaligus mengikuti kompetisi Social Venture Challenge oleh Resolution Project bersama dua orang temannya, Alya dan Ria. Rima dan tim membuat plastic vending machine yang kemudian meraih juara.
Rima (baju putih) dan kedua temannya saat memenangkan kompetisi Social Venture Challenge di Boston (Dok. Pribadi)
Di balik kesuksesannya tersebut, ternyata Rima memiliki sosok idola yang membuatnya selalu termotivasi untuk berprestasi, yaitu Iman Usman, yang saat itu merupakan mahasiswa di jurusan yang sama, Hubungan Internasional, Universitas Indonesia, sekaligus juara umum Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2011. Itu juga yang memacu Rima untuk aktif mengikuti berbagai kegiatan nonakademik.
Baca juga: #LifeatRuangguru: Isqim, Sukses Membuat Video Belajar Antibosan dengan Teknik Chunking
Pada bulan Maret 2017, Iman membuka kesempatan magang di Ruangguru menjadi CPO Analyst yang akan membantunya sehari-hari. Lowongan itu ia unggah melalui akun Instagram pribadinya. Tentu saja kesempatan itu tidak dilewatkan oleh Rima. Gayung bersambut, ternyata Rima lolos dan mendapatkan kesempatan itu. Rima bahkan berani menolak tawaran magang di sebuah perusahaan besar di bilangan Jakarta. Inilah yang membuat ibu Rima kurang setuju dengan keputusan untuk mengambil internship di Ruangguru yang saat itu belum sebesar sekarang. Namun setelah melihat Rima senang menjalaninya, sang ibunda pun mulai luluh dan menyetujui hal tersebut. Kurang dari dua bulan berikutnya, Rima ditawari posisi untuk bekerja full time di Ruangguru. Tentu saja ia tidak menolak kesempatan emas itu.
Kekagumannya pada Iman ternyata tidak usai meskipun sudah dapat bertemu dan berinteraksi setiap hari. Meskipun ada yang berbeda dengan kekagumannya saat ini kepada Iman.
“Kalau dulu nge-fans-nya lebih ke persona, makin ke sini justru kagum sebagai mentor. Idolised-nya sudah berbeda.”
Menurut Rima, hal terpenting saat bekerja di usia muda adalah belajar dan mencari pengalaman, sehingga akan sangat beruntung bila kita dapat memiliki mentor dalam proses tersebut. Baginya, Iman lebih dari sekadar atasan, melainkan mentor banyak hal. Hal ini yang membuat Rima merasa bersyukur bekerja di Ruangguru.
Rima (tengah) saat sedang memberikan arahan kepada tim Impact (Dok. Ruangguru)
Ia senang mempelajari banyak hal baru selama bekerja di Ruangguru. Dengan latar belakang Hubungan Internasional, Rima harus mempelajari dunia IT dan bisnis lebih dalam. Hal ini ternyata menjadi kenangan tersendiri untuk Rima di hari pertamanya bekerja. Di hari pertama bekerja di Ruangguru, Rima harus mengikuti sebuah meeting. Sepanjang rapat, Rima tidak mengerti semua istilah IT yang muncul. Alhasil selama rapat Rima pun membuka Google untuk memahami istilah-istilah yang muncul. Momen itu selalu membuatnya tertawa bila diingat kembali. Iman yang saat itu mengajaknya meeting juga tertawa tak kalah gelinya sambil berujar, “Selamat belajar hal baru.”
Kunjungan perusahaan donatur project Ruangguru Digital Boot Camp (RGDB) Paket C, Atlassian dan DFAT ke Indonesia (Dok. Ruangguru)
Berawal dengan menjadi intern CPO Analyst intern, Rima lalu ditawari untuk menjadi Business Analyst. Pada tahun 2017 Ruangguru mengikuti ajang MIT Solve, sebuah inisiatif Institut Teknologi Massachusetts untuk para pengusaha di bidang teknologi guna mengatasi masalah yang ada di masyarakat. Pada ajang tersebut, Ruangguru memenangkan usulan project untuk mengadakan sebuah program pendanaan untuk membiayai 500 anak di Jakarta. Selanjutnya, project ini diberi nama Ruangguru Digitalbootcamp Paket C (RGDB Paket C). Rima adalah satu-satunya orang yang diberi kepercayaan untuk menjalankan project besar ini.
RGDB Paket C merupakan upaya Ruangguru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia ke seluruh lapisan masyarakat khususnya yang berasal dari keluarga pra-sejahtera dan putus sekolah. Merupakan sebuah kesenangan tersendiri bagi Rima dapat menjalankan project mulia tersebut, karena ternyata ia memiliki minat besar terhadap dunia sosial. Pada project ini, anak-anak tersebut tidak hanya belajar secara akademis, tetapi juga mendapatkan pembinaan untuk persiapan kerja. Ini lah cikal-bakal lahirnya Impact, divisi di Ruangguru yang fokus mengurus program nonprofit. Kini sudah terdapat kurang lebih 1800 anak binaan Ruangguru yang tersebar di seluruh Indonesia.
Offline training Ruangguru Digitalbootcamp Paket C di Banjarbaru, Kalimantan (Dok. Ruangguru)
Meski sudah mengerjakan beragam pekerjaan dari A ke Z sebagai seorang CPO Analyst Ruangguru, Rima bersedia untuk tetap memegang project Impact.
“Aku sudah terlanjur sayang dengan project-nya, apalagi dengan anak-anak binaan.
Pelajaran yang didapat Rima melalui project tersebut adalah ia jadi mengetahui bahwa ada banyak sekali anak Indonesia yang memiliki potensi besar, namun kurang mendapat kesempatan untuk lebih berprestasi. Tidak hanya adik-adik tersebut yang belajar dari tim Ruangguru, tapi Rima sendiri mengaku belajar banyak dari para adik-adik. Berkat tim Impact, anak-anak tersebut kembali memiliki semangat untuk lanjut SMA dan mengikuti ujian paket C.
Di luar pekerjaannya, Rima juga mengajukan diri secara sukarela untuk membantu Iman Usman menjadi koordinator program #BeasiswaImanUsman (Dok. Ruangguru)
Meski harus mengerjakan banyak hal, Rima justru merasa beruntung karena ia tidak hanya monoton melakukan satu hal saja. Hal ini yang menjadi alasan mengapa ia tidak pernah merasa capek. Sesibuk apapun di kantor, ia selalu tetap punya waktu untuk keluarga dan teman-temannya. Ia selalu berusaha untuk menjaga hidupnya agar tetap balance.
“Aku mau jadi pribadi yang ketika di rumah sama excited-nya seperti saat di pekerjaan.”
Saat ditanya apa cita-cita Rima untuk ke depannya, ia ingin seperti Iman yang melanjutkan studi pascasarjana mengambil fokus pendidikan atau bisnis, tapi bukan di Amerika melainkan di Australia. Semoga terwujud ya, Rima!
Tertarik untuk bergabung dengan Ruangguru? Ayo gabung bersama kami untuk berinovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia! Daftarkan diri Anda dengan mengklik gambar di bawah ini.