Pendekatan Penelitian atau Objek Studi Geografi: Manakah Lebih Penting? | Geografi Kelas 10

Geografi kelas 10 sma materi tentang pendekatan penelitian dan objek studi geografi

Squad, ketika mempelajari ilmu geografi tentu saja kamu membutuhkan yang namanya objek studi dan pendekatan penelitian agar dapat mengetahui secara lebih menyeluruh mengenai permasalahan yang sedang dikaji. Nah, objek studi geografi terbagi menjadi dua, pertama yatu objek material dan kedua adalah objek formal. Wah, apa tuh ya? Kira-kira mana sih  yang lebih berpengaruh untuk memahami ilmu geografi? Kita simak bersama yuk, Squad!    

1. Objek Material

Berupa kajian geografi dan yang paling umum dikenal yaitu mengenai geosfer (lapisan bumi), yang meliputi:

  1. Litosfer (lapisan keras) adalah lapisan luar/kerak bumi kita
  2. Atmosfer (lapisan udara) dan lapisan atmosfer bawah dikenal sebagai troposfer.
  3. Hidrosfer (lapisan air) berupa lautan, danau, sungai, dan air tanah.
  4. Biosfer (lapisan tempat hidup) terdiri atas hewan, tumbuhan, dan manusia sebagai suatu komunitas, bukan dilihat sebagai individu.
  5. Pedosfer (lapisan tanah) yaitu lapisan batuan dan telah mengalami pelapukan, baik pelapukan fisik, organik, maupun kimia.

Kesimpulannya objek material geografi meliputi gejala-gejala yang terjadi di muka bumi, seperti aspek batuan, tanah, gempa bumi, cuaca, iklim, gunung api, udara, air, serta flora dan fauna yang terkait dengan kehidupan manusia.

2. Objek Formal

bencana kekeringan

Bencana kekeringan merupakan salah satu objek formal geografi (Sumber: blog.act.id)

Merupakan sudut pandang dan cara kita berpikir terhadap suatu gejala yang ada di muka bumi. Baik itu yang bersifat fisik atau sosial yang dilihat dari sudut pandang keruangan (spasial). Pada ilmu geografi selalu ditanyakan mengenai di mana suatu gejala terjadi, dan mengapa bisa terjadi di sana. Maka diharapkan mampu menjawab berbagai pertanyaan sebagai berikut.

  1. Apa (what), terkait struktur, pola, fungsi dan proses kejadian di permukaan bumi.
  2. Di mana (where), terkait letak suatu objek geografi di permukaan bumi.
  3. Berapa (how much/many) menjelaskan ukuran (jarak, luas, isi, dan waktu) objek geografi dalam bentuk angka-angka.
  4. Mengapa (why) memuat rangkaian waktu dan tempat, latar belakang, atau interaksi/saling kebergantungan suatu gejala, peristiwa, dan motivasi manusia.
  5. Bagaimana (how), berkaitan dengan penjabaran suatu pola, fungsi, dan proses gejala dan peristiwa.
  6. Kapan (when), menjelaskan waktu berlangsungnya kejadian.
  7. Siapa (who), berkaitan dengan subjek/pelaku dari suatu kejadian atau peristiwa.

Sebagai contoh, ada suatu perkampungan yang mengalami kesulitan air bersih. Dalam memandang peristiwa ini pertanyaan yang harus dijawab, seperti berikut.

  1. Apa (what) yang terjadi? Jawab: kesulitan air bersih.
  2. Di mana (where) kesulitan air bersih terjadi? Jawab: di Kampung Puragi, Sorong Selatan.
  3. Berapa (how much/many) banyak air bersih yang masih bisa dimanfaatkan? Jawab: bila dalam keadaan hujan, debit sungai mencapai 1 l/S, namun saat kemarau panjang sama sekali tidak ada debit.
  4. Mengapa (why) bisa terjadi? Jawab: akibat pengaruh iklim dan letak perkampungan di dekat wilayah pantai, maka jika tidak hujan hanya bisa mengakses air payau.
  5. Bagaimana (how) kesulitan air bersih itu berlangsung? Jawab: hal ini melanda seluruh kawasan Kampung Puragi, yang ditandai dengan mengeringnya sumur-sumur penduduk dan sungai.
  6. f) Kapan (when) hal itu terjadi? Jawab: terutama saat musim kemarau tiba (April – Oktober).
  7. Siapa (who) yang harus terlibat dalam mengatasi masalah tersebut? Jawab: seluruh masyarakat Kampung Puragi, pemerintah daerah, akademisi, dan pemerintah pusat.

Screen Shot 2018-05-03 at 14.11.10

Pendekatan Penelitian Geografi

Squad, para ahli geografi tentu saja tidak terus-menerus memfokuskan kajiannya pada objek, tetapi juga lebih menekankan pada sudut pandang keilmuan. Menurut Peter Hagget untuk menemukan masalah geografi, maka digunakan tiga bentuk pendekatan, yaitu pendekatan keruangan, pendekatan ekologi, dan pendekatan kompleks wilayah.

a. Pendekatan Keruangan

lereng gunung

Kemiringan lereng gunung dapat dikaji dengan pendekatan keruangan (Sumber: wallpapers4u.org)

Setiap fenomena geografi di masing-masing wilayah pasti berbeda-beda dan mempunyai pola keruangan/spasial tertentu (spatial structure). Nah, tugas para ahli geografi adalah untuk menjawab pertanyaan, kenapa sih pola keruangan fenomena geografi bisa seperti itu dan bagaimana terjadinya (spatial process).

Akibat perbedaan tersebut biasanya timbul interaksi antarwilayah dalam bentuk adanya pergerakan manusia, barang dan jasa. Tahukah kamu tema analisis keruangan merupakan ciri utama dari geografi, lho. Selain itu, pendekatan penelitian keruangan juga paling kuat kemampuannya untuk melakukan perumusan (generalisasi) dalam rangka menyusun teori. Misalnya, contoh konkret penggunaan pendekatan keruangan untuk mengkaji antara tingkat kemiringan lereng, jenis tanah, dan vegetasi dengan terjadinya erosi.

b. Pendekatan Ekologi

Rangkaian fenomena dipandang dalam satu kesatuan ruang dan saling berkaitan di dalam sebuah sistem, dengan manusia sebagai unsur utamanya. Alasannya, campur tangan manusialah yang membuat keseimbangan ekologis menjadi terganggu. Maka, nggak heran kalau banyak ahli geografi yang memakai analisis ekologi. Biasanya untuk mengkaji siklus hidrologi, siklus erosi, pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), serta pengelolaan lingkungan dan sumber daya. Namun, analisis ekologi juga tidak terlepas dari kelemahannya, yang terletak pada lemahnya perumusan masalah dibanding dengan analisis keruangan. Akibatnya, sulit untuk dapat menghasilkan teori. Tetapi keunggulannya, terletak pada fokus yang lebih besar terhadap masalah lingkungan.

c. Pendekatan Kompleks Wilayah

Merupakan perpaduan antara analisis keruangan dan analisis ekologi. Kelemahannya adalah kurang jelasnya struktur serta fokus yang berorientasi pada masalah. Sementara itu, keunggulannya terletak pada fungsinya sebagai penggabungan analisis (sintesis) yang memungkinkan pemahaman secara keseluruhan dan komprehensif atas wilayah. Hal ini tentu saja sangat diperlukan di dalam pengelolaan lingkungan dan sumber daya. Pendekatan kompleks wilayah adalah salah satu analisis geografi yang dikemukakan oleh Hartshorne (1939), Luckermann (1964), Broek (1965), Mitchell (1979), dan Hagget (1983).

Okay Squad, sampai di sini kamu sudah paham bukan betapa pentingnya objek geografi sekaligus pendekatan penelitiannya? Pelajari penjelasan di atas lebih lanjut lewat video belajar yuk! Rasakan serunya pengalaman belajar menarik dengan animasi dan tentunya bisa membuatmu lebih mengerti tentang beragam konsep pelajaran. Ada soal kuisnya juga, lho!

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Rabia Edra