Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial di Masyarakat | Sosiologi Kelas 11

Penyebab Konflik Sosial

Konflik sosial adalah pertentangan yang pihak di dalamnya berupaya untuk saling menyingkirkan. Lalu, apa yang menjadi faktor penyebab dari konflik sosial? Yuk simak artikel Sosiologi Kelas 11 berikut ini!

 

Guys, apakah di lingkungan kalian masih sering terjadi tawuran antarwarga? Sangat mengerikan ya? Kalian pasti sudah tahu kalau tawuran itu salah satu bentuk konflik sosial yang ada di masyarakat.

Tapi, kalian tahu gak apa aja penyebab konflik sosial tersebut terjadi? Konflik sosial yang ada di masyarakat tidak terjadi begitu saja. Ada satu atau lebih pemicu dalam masyarakat tersebut yang menyebabkan antar individu atau kelompok bisa terlibat perselisihan dan konflik.

Nah, berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat:

  • Perbedaan Individu
  • Perbedaan Kebudayaan
  • Perbedaan Kepentingan
  • Perubahan di Masyarakat

 

Baca Juga: Teori Konflik dan Faktor Penyebab Kekerasan Sosial

 

1. Perbedaan Individu

Perbedaan antarindividu merupakan salah satu faktor utama yang dapat memicu konflik sosial. Setiap individu memiliki latar belakang, pola pikir, serta cara pandang yang berbeda dalam memahami suatu hal. Perbedaan ini sering kali tidak terlihat secara langsung, tetapi dapat muncul dalam interaksi sehari-hari.

Saat seseorang berhubungan dengan orang lain dalam lingkungan sosial, tidak selalu terjadi keselarasan dalam pemikiran dan tindakan. Ketidaksepahaman ini bisa menjadi pemicu perselisihan, terutama jika masing-masing individu tetap mempertahankan sudut pandangnya tanpa adanya upaya untuk mencapai kesepahaman.

Ego masing-masing individu yang tidak dikendalikan secara tepat dapat menimbulkan konflik dengan individu lainnya, seperti pertengkaran antar siswa di sekolah, misalnya.

Contoh nih, dalam sebuah tugas kelompok, Teddy merasa kesal dengan sikap Bisma yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Teddy ingin agar semua anggota kelompok bekerja sama dengan adil, sementara Bisma cenderung mengabaikan pendapat orang lain dan lebih fokus pada kepentingannya sendiri.

Nah, Perbedaan cara berpikir dan kepentingan seperti ini bisa menimbulkan ketegangan dalam kelompok, terutama jika tidak ada komunikasi yang baik untuk menyelesaikan perbedaan tersebut.

Konflik akibat perbedaan individu dapat semakin membesar jika tidak diatasi dengan sikap terbuka dan saling memahami. Jika setiap pihak bersikeras dengan pendapatnya tanpa mencari solusi bersama, maka perselisihan akan semakin sulit diselesaikan. Makannya, perlu banget yang namanya sikap toleransi, empati, serta keterampilan komunikasi yang baik agar setiap individu dapat menemukan titik temu dalam perbedaan yang ada.

 

2. Perbedaan Kebudayaan

Perbedaan kebudayaan sering kali menjadi pemicu konflik sosial dalam masyarakat. Hal ini bisa terjadi karena setiap kelompok memiliki adat istiadat, bahasa, dan tradisi yang berbeda. Sayangnya, tidak semua orang bersikap terbuka terhadap keberagaman tersebut.

Beberapa faktor yang memperparah konflik budaya adalah sikap yang enggan mengenal budaya lain, rasa cinta berlebihan terhadap budaya sendiri hingga menutup diri dari budaya lain, serta tindakan yang merendahkan kebudayaan orang lain. Jika tidak ada upaya untuk memahami dan menghargai perbedaan ini, konflik bisa dengan mudah muncul dan berkembang.

Misalnya, Faisal meyakini bahwa budaya yang ia anut adalah yang terbaik, sehingga ia memandang rendah budaya temannya yang berasal dari kelompok minoritas.

Sikap seperti ini bukan hanya bisa melukai perasaan orang lain, tapi juga menimbulkan ketegangan dalam hubungan sosial. Jika tidak segera disadari dan diperbaiki, sikap seperti ini dapat menumbuhkan kesenjangan antarbudaya yang berujung pada diskriminasi dan konflik yang lebih besar.

Tapi sebenarnya, perbedaan kebudayaan itu sendiri bukanlah penyebab utama konflik. Kalau ada sikap saling menghormati dan toleransi, keberagaman justru bisa menjadi kekuatan yang memperkaya kehidupan sosial.

Konflik lebih sering muncul karena adanya ketidakadilan terhadap kelompok tertentu, seperti suku atau agama minoritas yang merasa diperlakukan tidak adil. Makanya, penting banget untuk membangun kesadaran bahwa setiap budaya punya nilai dan keunikan masing-masing, serta membuka diri untuk belajar dan memahami keberagaman yang ada.

Baca Juga: Konflik Sosial: Pengertian, Bentuk, Macam, dan Contoh

 

3. Perbedaan Kepentingan

Perbedaan kepentingan menjadi salah satu faktor utama yang dapat memicu konflik sosial. Setiap individu maupun kelompok memiliki tujuan dan kebutuhan masing-masing, yang terkadang bertentangan dengan kepentingan pihak lain.

Tingkat kebutuhan hidup yang berbeda-beda seringkali juga menyebabkan adanya perbedaan kepentingan antar individu dan kelompok. Perbedaan kepentingan ini menyangkut kepentingan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

Ketika seseorang atau sekelompok orang lebih mengutamakan kepentingan sendiri tanpa mempertimbangkan kepentingan bersama, maka gesekan sosial pun sulit dihindari. Jika tidak ada upaya untuk mencari solusi yang adil, konflik akibat perbedaan kepentingan bisa semakin membesar dan berdampak pada hubungan sosial yang lebih luas.

Contoh konflik yang biasanya disebabkan oleh perbedaan kepentingan adalah pengurangan pegawai di suatu perusahaan untuk efisiensi operasionalisasi biaya produksi. Pegawai merasa masih membutuhkan gaji tetap, sedangkan pemilik perusahaan perlu menghemat biaya produksi untuk memaksimalkan keuntungan.

 

4. Perubahan di Masyarakat

Perubahan dalam masyarakat yang terjadi secara cepat sering kali menimbulkan konflik, terutama ketika perubahan tersebut dianggap mengancam atau merugikan kelompok tertentu. Perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi dapat menggeser kebiasaan lama, yang kemudian menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan sosial.

Kelompok yang merasa dirugikan biasanya akan berusaha menentang perubahan tersebut, baik melalui protes, perdebatan, maupun tindakan lainnya. Jika tidak ada solusi yang dapat mengakomodasi kepentingan semua pihak, konflik ini bisa berkembang menjadi permasalahan yang lebih besar.

Misalnya, munculnya transportasi online memicu ketegangan antara pengemudi ojek online dan ojek pangkalan, karena pihak ojek pangkalan merasa kehilangan pelanggan dan pendapatan mereka berkurang.

Begitu juga di era media sosial, munculnya berbagai konten yang tidak sesuai dengan nilai dan norma masyarakat, seperti prank yang merugikan orang lain atau fenomena “mengemis online,” sering kali memicu kecaman dari masyarakat.

Selain itu, perubahan dalam sistem pendidikan, seperti digitalisasi pembelajaran, juga menimbulkan pro dan kontra, terutama bagi siswa dan guru yang belum siap beradaptasi.

Konflik seperti ini menunjukkan bahwa perubahan dalam masyarakat memang tidak selalu diterima dengan mudah dan perlu adanya pendekatan yang bijak agar dapat diterima oleh semua pihak.

Baca Juga: Dampak Konflik Sosial di Masyarakat

Faktor Penyebab Konflik Sosial

 

Itu dia beberapa faktor penyebab konflik sosial yang ada di masyarakat. Memang akhir-akhir ini sering kali kita sama-sama lihat masih ada saja konflik sosial di sekitar kita. Nah, tugas kalian sebagai pemuda Indonesia harus menjadi contoh yang baik dalam menangani konflik sosial. Dimulai dari yang paling sederhana yuk, seperti meningkatkan toleransi dan tenggang rasa kepada teman-teman kalian sendiri.

Mau belajar ditemani dengan tutor yang andal? Atau menonton video animasi sesuai pelajaran sekolahmu? Semua bisa kamu dapatkan dengan bergabung di ruangbelajar. Yuk, daftar sekarang!

CTA Ruangguru

Referensi:

Wrahatnala, Bondet.  2009. Sosiologi 2: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

 

Artikel ini diperbarui pada 10 Februari 2025.

Kresnoadi