Kesultanan Samudera Pasai: Sejarah, Kejayaan, dan Keruntuhan | Sejarah Kelas 7

Kesultanan Samudera Pasai

Artikel Sejarah kelas 7 ini membahas tentang sejarah, masa kejayaan, dan penyebab runtuhnya Kesultanan Samudera Pasai.

 

Selain Kerajaan Hindu-Budha, ternyata Nusantara juga punya Kerajaan atau Kesultanan Islam, loh. Munculnya Kesultanan Islam di Indonesia disebabkan oleh para pedagang Islam dari Arab, India, dan Persia yang awalnya singgah untuk berdagang, lama kelamaan menetap dan membangun kerajaan. Sebenarnya, ada banyak Kesultanan Islam di Indonesia, salah satu yang terkenal adalah Kesultanan Samudera Pasai.

Kesultanan Samudera Pasai diperkirakan berdiri pada pertengahan abad ke-13 Masehi. Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Malikussaleh atau Malik al-Saleh. Kerajaan ini terletak di Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara. Wilayah tersebut diapit oleh dua sungai besar yaitu Sungai Peusangan dan Sungai Pasai.

Sumber sejarah dari Kerajaan Samudera Pasai antara lain Hikayat Raja-Raja Pasai, Kitab Sejarah Melayu, Tuhfat Al Nazha yang ditulis oleh Ibnu Batutah, hingga prasasti yang berbahasa Arab dan Melayu Kuno.

Kerajaan Islam Indonesia: Masa Kejayaan hingga Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai

 

Silsilah Kepemimpinan Kesultanan Samudera Pasai

Kesultanan Samudera Pasai dipimpin oleh raja atau sultan yang juga memberikan pengaruhnya terhadap kerajaan dan masyarakat sekitar. Berikut ini, telah dirangkum nama-nama raja yang pernah memimpin Kerajaan Samudera Pasai beserta masa kepemimpinannya. Yuk, lihat gambar di bawah.

Kerajaan Islam Indonesia: Masa Kejayaan hingga Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai

 

Nah, di antara raja-raja yang disebutkan di atas, ada beberapa raja yang perannya cukup besar hingga membuat Kerajaan Samudera Pasai mengalami masa kejayaan. Yuk, simak penjelasan di bawah!

 

1. Sultan Malik Al-Saleh (1267-1297)

Pada tahun 1267, Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Meurah Silu dengan gelar Sultan Malik Al-Saleh. Di masa pemerintahannya, Kerajaan Samudera Pasai berhasil menguasai Selat Malaka yang pada saat itu menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utamanya. Selain lada, Kerajaan Samudera Pasai juga mengekspor sutra dan kapur barus.

Kerajaan Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan karena letaknya yang strategis sehingga banyak disinggahi oleh berbagai orang dari mancanegara. Selain itu, komoditas yang dihasilkan sebagai lada sangat dibutuhkan oleh masyarakat dunia.

Baca Juga: Jalur Rempah Nusantara: Pengertian, Sejarah, dan Pengaruhnya

 

2. Sultan Muhammad Az-Zahir (1297-1326)

Setelah Sultan Malik Al-Saleh wafat pada tahun 1297, kepemimpinan Kerajaan Samudera Pasai dilanjutkan oleh anaknya, yaitu Sultan Muhammad Malik Az-Zahir. Sang raja baru ini untuk pertama kalinya memperkenalkan koin emas atau dirham sebagai mata uang.

Mata Uang Kesultanan Samudera Pasai

 

Mata uang dirham secara resmi digunakan dalam perdagangan di Kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1297. Mata uang ini berupa kepingan emas yang memiliki diameter 10 mm dan berat sekitar 0,6 gram. Sisi atas bertuliskan Muhammad Malik Al-Zahir dan sisi bawah bertuliskan Al-Sultan al-adil yang artinya sultan harus memberi keadilan terhadap masyarakat.

 

3. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir (1326-1345)

Pada tahun 1326, tahta kerajaan diteruskan oleh Sultan Mahmud Malik Az-Zahir. Di masa pemerintahannya, Kerajaan Samudera Pasai terkenal sebagai kerajaan dagang yang maju. Di tempat ini, banyak dijumpai pedagang dari India dan Cina yang membeli rempah-rempah, terutama lada. Selain itu, di Kerajaan Samudera Pasai terdapat beberapa jenis barang dari Cina yang dapat dibeli pedagang tanpa harus berlayar ke Cina.

Berikut ini telah dirangkum beberapa aspek yang mendukung kemajuan Kerajaan Samudera Pasai. Mau tau apa aja? Yuk, simak gambar berikut.

Kerajaan Islam Indonesia: Masa Kejayaan hingga Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai

 

Runtuhnya Kesultanan Samudera Pasai

Tidak selamanya kerajaan mengalami kejayaan, pasti ada masanya ia akan runtuh. Sama halnya seperti Kerajaan Samudera Pasai. Pada tahun 1521 di bawah pimpinan Sultan Zain Al-Abidin, Portugis menyerang kerajaan ini karena iri dengan kemajuan dagang mereka yang begitu pesat. Angkatan perang Portugis yang lebih kuat, akhirnya mereka berhasil menaklukkan Kerajaan Samudera Pasai.

Keadaan kerajaan yang melemah ini, kemudian dimanfaatkan oleh Sultan Ali Mughayat Syah, raja Kerajaan Aceh Darussalam untuk mengambil alih Kerajaan Samudera Pasai. Pada tahun 1524, akhirnya Kerajaan Samudra Pasai dimasukkan ke dalam wilayah Kerajaan Aceh Darussalam.

Hal tersebut dibuktikan dengan dipindahkan Lonceng Cakra Donya milik Kerajaan Samudera Pasai ke Kerajaan Aceh Darussalam. Nah, Lonceng Cakra Donya ini juga merupakan peninggalan dari Kesultanan Samudera Pasai, ya!

Kerajaan Islam Indonesia: Masa Kejayaan hingga Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai

Nah, itu tadi beberapa penjelasan tentang sejarah hingga runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai. Menarik bukan? Masih banyak loh materi Sejarah lainnya yang bisa kamu dapatkan. Yuk, cek ruangbelajar dan temukan video animasi yang akan mendukung kegiatan belajar kamu.

CTA Ruangguru

Referensi: 

Gunawan, Restu. (2017) Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta: Kemendikbud RI.

Sumber Foto:

Foto Lonceng Cakra Donya [daring]. Tautan: https://acehtourism.travel/situs-sejarah-tsunami/03/2019/lonceng-cakra-donya-kisah-persahabatan-cheng-ho-dengan-kerajaan-aceh/ (Diakses: 13 November 2020)

 

Artikel ini terakhir diperbarui pada 16 Mei 2025.

Olivia Yunita