Bagaimana Cara Kerja Vaksin Dalam Tubuh?

cara vaksin bekerja

Artikel ini membahas mengenai cara vaksin bekerja untuk mencegah virus dan bakteri di dalam tubuh.

Halo, guys! Semoga nggak bosen di rumah aja, ya.

Masa pandemi emang belum kelihatan jelas nih titik akhirnya. Udah setahun lebih aja kita bersahabat dengan masker sejak pengumuman pertama Covid-19 masuk ke Indonesia. Sedih sih, tapi kita nggak boleh patah semangat dan terus jaga kesehatan.

Sampai saat ini, upaya penanganan Covid-19 pun nggak pernah longgar untuk digencarkan. Salah satunya, dengan melaksanakan program vaksinasi. Vaksinasi bertujuan untuk melindungi diri kita supaya nggak mudah tertular dari penyebaran virus corona. Nah, kamu udah vaksin belum, nih?

“Nggak mau vaksin, ah! Nanti kalo aku berubah jadi titan, gimana?”

HAHAHAHAHA!

Enggak lah, ya. Vaksin nggak bakal bikin kamu jadi titan, zombie, apalagi dimasukin chip dan dicuri data-datanya. Ini nggak seperti film-film yang kamu tonton, kok.

Nah, ngomongin masalah vaksin, di artikel ini, aku mau jelasin secara ringkas cara kerja vaksin dalam melindungi tubuh kita dari virus. Bagi yang penasaran, baca artikel ini sampai habis, ya!

 

Asal Mula Vaksin

Sebelumnya, mari kita mundur ke beberapa ratus tahun kebelakang, tepatnya pada tahun 1796 ketika vaksin pertama kali ditemukan. Edward Jenner adalah orang yang berjasa menemukan vaksin. Beliau merupakan seorang dokter yang tinggal di Berkeley, suatu pedesaan di Inggris.

edward jenner 1

Pada masa itu, sebagian wilayah Eropa, Asia, dan Amerika sedang terjangkit penyakit endemik cacar air (smallpox), termasuk di desa tempat tinggalnya dokter Jenner. Penyakit cacar air ini nggak cuma cepat menular aja, tapi juga banyak menyebabkan kematian, terutama di kalangan anak-anak.

Di satu sisi, warga desa Berkeley yang mayoritas bermata pencaharian sebagai peternak, juga sering menderita cacar sapi (cowpox). Mereka tertular saat memerah susu pada sapi yang mengidap penyakit tersebut. Nah, ternyata, warga yang pernah tertular cacar sapi, bakal kebal sama penyakit cacar air.

Dari situlah, dokter Jenner melakukan penelitian. Beliau melakukan eksperimennya kepada seorang bocah laki-laki berumur 8 tahun, bernama Eren Jaeger. Hehehehe… canda, deng! 😛 Bocah itu namanya James Phipps. Dokter Jenner memasukkan nanah yang diambil dari bisul penderita cacar sapi ke dalam tubuh James. Hmm, aku nggak tau sih, kenapa si James ini mau aja jadi bahan percobaan. Tapi, terlepas dari alasan dokter Jenner, aku salut sama keberanian James. Azek~

pertama kali vaksin ditemukan

Baca juga: Upaya Dunia Menemukan Obat dan Vaksin Corona

Setelah itu, tentu aja, James jadi terkena penyakit cacar sapi. Tapi, penyakit itu nggak berlangsung lama dan segera sembuh. Selang beberapa minggu kemudian, dokter Jenner menyuntikkan cairan dari bisul cacar air ke dalam tubuh James. Hasilnya, James kebal terhadap cacar air.

Percobaan dokter Jenner nggak berhenti di tubuh James aja. Beliau melakukan beberapa eksperimen yang sama ke beberapa tubuh manusia yang lain, termasuk anaknya sendiri. Hasilnya pun tetap sama. Percobaannya menemukan obat cacar air berhasil. :’)

Kenapa Dinamakan Vaksin?

Istilah vaksin digunakan dokter Jenner karena berasal dari cacar sapi. Dalam bahasa Latin, cacar sapi berarti variola vaccinia. Nah, kalo berdasarkan definisinya, vaksin adalah suspensi berisi mikroorganisme yang telah dilemahkan atau dinonaktifkan. Vaksin ini berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh atau imunitas terhadap suatu penyakit.

Bagaimana Vaksin Bekerja?

Oke, sekarang kita masuk ke bahasan intinya, ya. Gimana sih cara vaksin bekerja di dalam tubuh? Untuk mengetahui hal ini, kita perlu tau dulu mengenai sistem kekebalan tubuh (sistem imun).

Mengenal Sistem Imun

Sistem imun adalah sistem pertahanan tubuh yang berfungsi untuk melindungi kita dari berbagai macam penyakit. Jadi, ketika mikroba asing masuk ke dalam tubuh kita, sistem imun akan memicu berbagai macam respon. Respon ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba asing tadi dan mengeluarkannya dari dalam tubuh kita.

Contohnya, saat kamu bersin. Umumnya, bersin ditimbulkan karena kamu menghirup udara yang bercampur debu atau kotoran. Saat udara kotor menyentuh bulu hidung, otak akan menerima sinyal dari sel saraf untuk memproduksi histamin yang membuat hidung terasa gatal. Di sisi lain, otak juga akan mengirimkan sinyal ke otot tenggorokan dan paru-paru untuk mengeluarkan udara kotor tersebut melalui tenggorokan.

Nah, bersin itu merupakan salah satu bentuk respon sistem imun kita bekerja. Selain bersin, biasanya kita mengalami batuk, demam, juga peradangan. Responnya ke tubuh emang nggak enak, guys. Tapi, percayalah, itu semua bertujuan untuk menghalangi dan membersihkan tubuh dari materi-materi yang mengancam, seperti virus atau bakteri.

Sistem imun terbagi menjadi dua, yaitu sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif. Sistem imun bawaan punya respon yang sangat cepat. Makanya, dia akan paling awal melawan patogen yang menyebabkan infeksi pada tubuh. Sementara itu, sistem imun adaptif lebih spesifik dalam menangkal patogen. Tapi, sistem ini jauh lebih efektif untuk melawan infeksi. Kenapa begitu?

Respon Cerdas Sistem Imun Adaptif

Sistem imun adaptif bisa merekam informasi yang dimiliki oleh mikroba jahat dan mencari tau cara terbaik untuk melawan mereka. Kemampuan ini tentunya sangat berguna ya, jika tubuh kembali diserang oleh patogen yang sama. Tapi, semua itu nggak bisa instan. Tubuh perlu waktu untuk belajar cara merespon patogen dan membangun pertahanan.

sistem imun tubuh

Kalo misalnya patogennya itu terlalu kuat dan tubuh terlalu lemah untuk melawan, tentunya resiko yang ditimbulkan ke tubuh bisa sangat berbahaya. Nah, di sinilah vaksin berperan, guys. Melalui vaksin, kita bisa mempersiapkan respon imun tubuh sebelum kita terinfeksi atau jatuh sakit.

Prinsip Kerja Vaksin

Vaksin mengandung antigen yang udah dimatikan atau dinonaktifkan, sehingga nggak akan berbahaya bagi tubuh. Saat vaksin disuntikkan ke dalam tubuh, antigen masuk ke aliran darah, dan dianggap sebagai zat asing yang memicu sistem imun adaptif tubuh.

antigen

Sebagai pelindung tubuh, otomatis sistem imun adaptif akan melawan antigen tersebut dan membentuk antibodi. Selain itu, sistem imun adaptif juga merekam segala informasi dan menciptakan memori, supaya saat tubuh terinfeksi oleh zat yang sama, sistem imun bisa lebih cepat mengenali dan menyerang secara agresif, sebelum zat tersebut menyebar dan menyebabkan kita sakit.

Gampangnya sih, vaksin ini bakal ngenalin suatu patogen ke sistem imun kita buat dipelajari. Jadi, sistem imun bakal jauh lebih siap untuk melawan patogen tersebut.

cara kerja vaksin

Baca juga: Mengenal Virus Covid-19 Varian Delta

Sampai saat ini, vaksin udah dikembangkan oleh para ilmuwan ya, sehingga banyak jenisnya. Vaksin juga menjadi salah satu metode untuk menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri.

jenis-jenis vaksin

Kenapa Sehabis Vaksin Ada Efek Samping?

Nah, kamu masih ingat kan apa yang terjadi saat sistem imun mendeteksi adanya mikroba asing masuk ke dalam tubuh? Yap! Sistem imun memunculkan respon. Mulai dari demam, radang, batuk, bersin, dan gejala lainnya. Vaksin itu kan mengandung antigen yang dianggap zat asing oleh sistem imun. Jadi, efek samping yang timbul sehabis vaksin itu merupakan respon imun tubuh saat melawan antigen tersebut.

Umumnya, efek samping vaksin nggak berlangsung lama kok, guys. Cuma beberapa hari aja. Yang paling penting, saat check up kesehatan sebelum vaksinasi, kamu harus jujur ke tim medisnya, ya. Karena vaksin nggak bisa diberikan sembarangan ke tubuh. Oh iya, satu hal yang perlu diingat juga, vaksin itu nggak membuat kita terhindar sepenuhnya dari infeksi virus atau bakteri. Artinya, tubuh kita masih berpotensi terserang virus atau bakteri jahat. Tapi, efek yang ditimbulkan ke tubuh nggak seberat kalo kita belum melakukan vaksinasi. Jadi, bentuk pencegahan melalui vaksinasi itu tetap penting, ya!

Baca juga: Cegah Corona, Pilih Sabun atau Hand Sanitizer

Oke, guys, itu dia penjelasan mengenai cara kerja vaksin dalam mencegah virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Selain cara kerja, kamu juga jadi tau sejarah awal ditemukannya vaksin dan jenis-jenis vaksin, ya. Semoga artikel ini menjawab rasa penasaran dan kekhawatiran kamu yang masih takut untuk vaksin. Terakhir dari aku, stay safe, stay healthy ya, guys!

IDN CTA Blog ruangbelajar for desktop Ruangguru

Referensi:

Sejarah Vaksin: Berawal dari Cacar Sapi Hingga ke Rabies [Daring]. Tautan: https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/imunisasi/sejarah-vaksin-imunisasi/ (Diakses pada: 19 Juli 2021)

Kenwalin Dhanasarnsombut. “How do Vaccines Work?” [Daring]. Tautan: https://www.youtube.com/watch?v=rb7TVW77ZCs (Diakses pada: 19 Juli 2021)

Begini Cara Kerja Vaksin Mencegah Virus di Dalam Tubuh [Daring]. Tautan: https://www.halodoc.com/artikel/begini-cara-kerja-vaksin-mencegah-virus-di-dalam-tubuh (Diakses pada: 21 Juli 2021)

Sumber gambar:

Foto ‘Jarum suntik” by Mufid Majnun [Daring]. Tautan: https://unsplash.com/photos/cM1aU42FnRg (Diakses pada: 21 Juli 2021)

Foto “Edward Jenner memberikan vaksin kepada James Phipps” [Daring]. Tautan: https://historia.id/sains/articles/langkah-gencar-menanggulangi-cacar-Dr9kY/page/1 (Diakses pada: 21 Juli 2021)

GIF “Attack on Titan” [Daring]. Tautan: https://media.giphy.com/media/V5y9p3Oq7rXghJfbiR/giphy.gif (Diakses: 16 Juli 2021)

GIF “Mr.Bean sneezing” [Daring]. Tautan: https://giphy.com/gifs/britbox-funny-lol-lmao-VbPnbhT4BfRm4PVwEh (Diakses: 19 Juli 2021)

Hani Ammariah