Korea Selatan Jadi Negara Maju Hanya dalam Beberapa Tahun, Kok Bisa?

Korea Selatan Negara Maju

Belakangan korean wave ini semakin menjamur yah! Siapa sih yang nggak kenal sama BTS, Blackpink, atau Red Velvet? Tau nggak sih, sebelum ini ternyata Korea Selatan pernah jadi negara termiskin di Asia? Dan sekarang mereka dinobatkan sebagai negara maju. Wah kok bisa ya?

Kalau kamu denger kata “Korea Selatan” hal apa yang pertama kali terlintas di benakmu? Pasti banyak banget kan? Mulai dari K-Pop yang terus up to date, drakor-drakor yang selalu bombastis, skincare-nya yang populer, hingga budaya-budaya Korea Selatan yang digandrungi kaum muda mudi Indonesia. Belum lagi makanan-makanan khas Korea Selatan yang menjamur di Indonesia. 

Tidak hanya itu, bahkan perkembangan Korea Selatan dalam bidang teknologi juga tidak kalah maju.  Misalnya Samsung, LG, dan Hyundai. Kalau kita ngebahas Korea Selatan pasti nggak ada abisnya. 

Kok bisa ya, Korea Selatan bisa populer melalui berbagai bidangnya? Entah dari manufaktur, teknologi, budaya, pariwisata, kuliner, semua deh pokoknya.

Tapi kamu tau nggak sih, sebelum menjadi sepopuler sekarang, Korea Selatan itu awalnya negara berkembang? Lalu, hanya dalam beberapa tahun langsung melesat menjadi negara maju. Wow cepet banget ya!

Kenapa Korea Selatan bisa secepat itu pertumbuhannya dari negara berkembang ke negara maju?

Baca Juga: Belajar Huruf Korea (Hangul): Macam-Macam Huruf, Cara Membaca, Pelafalan, dan Cara Menulisnya

Tteokbokki, salah satu makanan khas Korea yang populer. (sumber: asianinspirations.com) 

 

Korea Selatan Jadi Negara Miskin Usai Perang dengan Korea Utara

Berdasarkan data World Bank, apabila dibandingkan dari tahun ke tahun, mulai dari 1960 hingga 2021, GDP (Gross Domestic Product) atau Produk Domestik Bruto terus mengalami kenaikan. Bahkan mulai tahun 2000, GDP Korea Selatan terus naik drastis.

Padahal Korea Selatan dan Indonesia sama-sama baru merdeka pada tahun 1945 setelah dijajah oleh Jepang. Jadi, saat masih baru merdeka, bisa dibilang keadaan Indonesia dengan Korea Selatan hampir sama. Beberapa tahun setelah kemerdekaan, negara ini malah berperang dengan Korea Utara di bawah pengaruh Amerika Serikat dan Uni Soviet. 

Pada tahun 1953, kedua negara ini sepakat untuk melakukan gencatan senjata. Usai perang saudara yang berlangsung 1950-1953 tersebut, keadaan ekonomi Korea Selatan semakin terpuruk. Keterpurukan secara ekonomi ini tidak hanya menimpa Korea Selatan, tapi juga Korea Utara. Perang Korea ini menyebabkan tewasnya 2 juta warganya serta membuat Korea Utara dan Selatan miskin dan hancur.

Korea Utara berhasil pulih di bidang ekonomi dan politik hanya dalam kurun waktu 8 tahun pasca perang berakhir akibat bantuan dari Uni Soviet dan Tiongkok.

Di sisi lain, Korea Selatan justru menjadi salah satu negara Asia termiskin selama bertahun-tahun akibat terbatasnya sumber daya alam dan manusia yang dimilikinya. Negara ini menghadapi masalah politik internal, salah satunya adalah korupsi yang merajalela. Ketergantungannya terhadap bantuan Amerika Serikat juga menjadi faktor pendukung negara ini jatuh miskin. 

Menurut data World Bank, GDP perkapita Korea Selatan pada tahun 1955 hanya berada di angka USD 64 juta dengan nilai ekspor hanya USD 42 juta. Kacau banget ya, keadaannya setelah perang!

 

Fase Kebangkitan Korea Selatan

Nah, setelah masa-masa terpuruk tersebut, Korea Selatan mulai bangkit nih, gengs. Masa kebangkitan Korea Selatan dimulai pada pemerintahan Jenderal Park Chung-hee pada 1961. 

Kebangkitan ini dimulai dari penerapan sistem ekonomi pasar liberal atau terbuka. Korea Selatan mulai melakukan transaksi bisnis dengan negara-negara lain, terutama pada bidang ekspor.

Sementara itu, Korea Utara menganut sistem ekonomi sosialis tertutup yang cenderung tidak banyak melakukan interaksi dengan negara lain. Jadi mereka hanya bergantung pada Uni Soviet. Pasca keruntuhan Uni Soviet pada 1994 hingga 1998, Korea Utara dilanda wabah kelaparan dan krisis ekonomi.

Di sisi lain, keadaan Korea Selatan terus membaik. Pertumbuhan ekonominya dari tahun ke tahun selalu surplus. Periode kebangkitan dari tahun 1952 hingga 2016 itu dijuluki sebagai The Miracle on the Han River atau keajaiban di Sungai Han. Masa kebangkitan ini dijuluki seperti itu karena kurva pertumbuhan ekonominya berbentuk menyerupai Sungai Han, loh!

GPD Korea Selatan menyerupai Sungai Han

Kurva pertumbuhan GDP Korea Selatan yang disebut mirip dengan bentuk Sungai Han. (sumber: World Bank)

 

Korea Selatan Jadi Negara Maju

Mengutip dari Koran Jakarta, Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perdagangan dan Pembangunan (United Nations Conference on Trade and Development/UNCTAD) mengesahkan rancangan perubahan status Korea Selatan dari negara berkembang jadi negara maju. Pengesahan ini dilakukan saat pertemuan UNCTAD ke-68 di Jenewa, Swiss, pada 2 Juli 2021. 

Perubahan status Korsel jadi negara maju ini disetujui oleh 195 anggota negara yang hadir. Dengan demikian, status Korea Selatan kini masuk ke dalam kelompok negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Inggris, dan 29 negara lainnya.

FYI nih, sebenarnya pemerintah Korea Selatan sudah berencana untuk melepaskan status negara berkembangnya di WTO sejak 2019 lalu. Di tahun 2020, bahkan Korea Selatan menempati urutan ekonomi terbesar ke-19 di dunia. GDP Korea Selatan juga sudah melewati Italia, salah satu negara anggota G7.

Faktor apa aja sih, yang bikin Korea Selatan jadi negara maju?

Baca Juga: 9 Fakta Mengejutkan Sekolah Korea yang Belum Kamu Ketahui

 

1. Bantuan dan utang luar negeri

Dalam upayanya memperbaiki perekonomian, negeri gingseng ini mendapatkan bantuan dan utang luar negeri dari Amerika Serikat dan Jepang. Utang ini diberikan kepada keluarga konglomerat dalam bentuk pinjaman, subsidi, hingga keringanan pajak.

Para konglomerat super kaya yang disebut chaebol ini memanfaatkan pinjaman tersebut untuk mengembangkan usaha mereka. Hal ini tentu memberikan dampak positif terhadap ekonomi Korea Selatan. 

Tau nggak sih guys, hingga saat ini, empat grup konglomerat Korea Selatan yang berperan banyak terhadap GDP yaitu Samsung, Hyundai Motor, SK, dan LG, loh! Bahkan pada tahun 2021 kemarin, empat grup tersebut berhasil memberikan sumbangan 778 triliun won GDP Korea Selatan. 

 

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Hal lain yang menjadi fokus Korea Selatan dalam upaya bangkit dari keterpurukan adalah peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Mereka percaya bahwa untuk bisa bangkit, tidak bisa hanya memperbaiki sektor ekonomi saja. 

Perbaikan pada sumber daya manusia juga akan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Program ini pun berhasil dilakukan yang terbukti dari angka literasi Korea Selatan yang mencapai lebih dari 97 persen sejak 2008.

 

3. Memulai gerakan Saemaul Undong

saemaul undong

Aksi ini bertujuan untuk mendorong modernisasi dan kemajuan pedesaan yang ada di Korea Selatan. Pemerintah negara ini berharap agar gap kehidupan antara pedesaan dan perkotaan tidak jauh.

 

4. Mencintai produk dalam negeri

Salah satu faktor pendorong negara ini menjadi negara maju adalah kecintaan rakyatnya terhadap produk dalam negeri. Budaya ini membuat negara Korea Selatan akhirnya berkembang pesat.

 

5. Popularitas K-Pop yang mendunia

Seperti yang kita tahu, popularitas K-Pop saat ini berkembang pesat bahkan menjamur di Indonesia. Bahkan orang-orang awam yang bukan pecinta K-Pop pasti tidak asing dengan BTS, Blackpink, NTC, dan sebagainya. Nah, penyebaran budaya pop Korea Selatan ini berperan besar juga dalam mendukung Korea Selatan jadi negara maju. 

Berdasarkan laporan Hyundai Research Institute pada tahun 2018, boyband BTS berkontribusi USD 3,54 milyar sekitar Rp 50 triliun terhadap pertumbuhan ekonomi Korea Selatan per tahunnya, loh. Belum lagi grup-grup penyanyi lainnya yang nggak kalah terkenal. 

Baca Juga: Yuk, Kenali Jurusan Sastra Korea! Bagaimana Prospek Kerjanya?

 

6. Terkenalnya budaya populer Korea Selatan

Popularitas K-Pop ini berpengaruh juga kepada industri lainnya di Korea Selatan. Industri perfilman, pariwisata, fashion, kosmetik dan skincare, hingga makanan khas Korea. Drama-drama Korea popularitasnya semakin naik, termasuk di Indonesia. 

Hal ini dibuktikan dengan menangnya film Parasite dalam ajang bergengsi dunia Piala Oscar tahun 2020 lalu. Film garapan sutradara Bong Joon Ho ini berhasil memenangkan kategori Film Terbaik (Best Picture). Film ini menjadi film pertama asal Korea Selatan bahkan Asia yang berhasil memenangkan Piala Oscar 2020 untuk kategori Best Picture. 

Nah, jadi nggak heran dong, kenapa sekarang budaya-budaya Korea sangat digandrungi masyarakat kita. Bahkan, banyak orang yang ingin belajar budaya Korea termasuk bahasa Korea. Pemerintah Korea Selatan ingin memanfaatkan popularitas korean wave ini untuk mempromosikan bahasa dan budaya mereka. Menurut mereka, meningkatkan penggunaan bahasa Korea ini bisa jadi pintu gerbang buat perkembangan bisnis, ekonomi, dan hubungan internasional.

Gimana, guys? Kamu tertarik untuk belajar bahasa Korea? Kamu bisa belajar bahasa Korea melalui Ruangguru privat loh. Di sana, kamu bisa diajar langsung oleh tutor-tutor berpengalaman dan kamu bisa diskusi bebas sama mereka! Jadi, tunggu apalagi?

IDN CTA Blog ruangguru privat

Referensi:

World Bank. 2021. GDP Coutries. Diakses dari https://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKTP.CD?locations=KR pada 10 Maret 2023

Ryali, Julian. 2020. Korea Selatan ingin Dunia Belajar Bahasa Korea dengan K-Pop diakses dari https://www.dw.com/id/korea-selatan-ingin-dunia-belajar-bahasa-korea-dengan-kpop/a-55216509 pada 10 Maret 2023

Adya Rosyada Yonas