Klasifikasi Makhluk Hidup, Kunci Determinasi & Binomial Nomenklatur | Biologi Kelas 10

Yuk, kita belajar tentang prinsip dasar makhluk hidup, meliputi klasifikasi makhluk hidup, binomial nomenklatur, serta kunci determinasi, di artikel Biologi kelas 10 ini!
—
Pernah nggak sih kamu lagi lihat hewan di kebun binatang, terus tiba-tiba bingung, “Ini buaya atau aligator, ya?”. Atau, “Eh, kok manusia disebut mamalia? Kita kan bukan primata!”. Nah, biar nggak salah kaprah, di sinilah kamu harus belajar ilmu klasifikasi makhluk hidup.
Bayangin deh, kalau semua makhluk hidup di bumi ini nggak dikelompokkan, pasti bakal ribet banget. Mau belajar soal hewan aja bisa pusing tujuh keliling, karena jumlahnya jutaan! Tapi dengan adanya klasifikasi, semua jadi lebih gampang. Kita bisa mengerti kenapa manusia satu golongan dengan hewan primata, atau kenapa burung unta beda kelas sama ayam walau sama-sama punya sayap. Ilmu klasifikasi ini tuh bertujuan untuk membantu kita mempelajari keberagaman makhluk hidup.
So, stay tuned ya! Kita bakal kupas tuntas mulai dari kenapa klasifikasi itu penting, apa aja keuntungannya buat hidup kita, sampai belajar cara membuat kunci determinasi. Dijamin setelah baca ini, kamu bakal lebih paham sama dunia Biologi.✌️
Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup
Pertama-tama, kita pahami dulu ya, apa yang dimaksud dengan klasifikasi. Klasifikasi adalah proses pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang dimilikinya. Jadi, makhluk hidup yang mirip akan dikelompokkan dalam satu kategori.
Contohnya gini deh, kucing sama harimau. Sekilas beda banget, kan? Yang satu imut bisa dipeluk, yang satu bikin kabur kalau ketemu di jalan. Tapiii, ternyata mereka masih satu keluarga karena sama-sama punya cakar tajam dan tubuh berbulu. Jadi bisa dibilang, harimau itu sepupu jauhnya si kucing peliharaan kamu.
Nah, klasifikasi makhluk hidup ini penting banget karena bikin dunia biologi jadi lebih gampang dipelajari. Bayangin kalau nggak ada klasifikasi, pasti ribet banget bedain mana tumbuhan, mana hewan, mana jamur, apalagi mikroorganisme yang ukurannya super kecil.
Baca Juga: Keanekaragaman Makhluk Hidup: Manfaat & Upaya Pelestariannya
Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup
Nah, berikut beberapa tujuan utama klasifikasi makhluk hidup:
1. Mengelompokkan makhluk hidup
Makhluk hidup yang punya ciri-ciri/kesamaan yang mirip, akan dimasukkan ke dalam satu kelompok. Contohnya, kucing, singa, harimau, dan macan tutul, sama-sama mempunyai cakar yang tajam, berbulu, dan termasuk karnivora. Oleh karena itu, mereka dimasukkan ke dalam satu kelompok besar, yaitu Felidae (keluarga kucing).
2. Mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup
Dengan klasifikasi, setiap makhluk hidup jadi punya identitas yang jelas. Misalnya, kelapa punya batang lurus tinggi, daun menyirip panjang, dan buah berlapis serabut. Ciri-ciri inilah yang membedakannya dari pohon pisang yang batangnya semu dan daunnya lebar.
3. Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup
Lewat klasifikasi, kita bisa tahu seberapa dekat hubungan antarspesies. Misalnya, manusia lebih dekat kekerabatannya dengan simpanse dibanding dengan kucing, karena struktur genetik dan fisiologinya lebih mirip.
4. Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya

Gambar Ailuropoda melanoleuca. (Sumber: Wikipedia)
Dengan adanya sistem klasifikasi, ilmuwan bisa memberi nama ilmiah (binomial nomenklatur) pada makhluk hidup baru yang ditemukan. Contohnya, panda raksasa diberi nama ilmiah Ailuropoda melanoleuca. Nama ini berlaku secara internasional, sehingga semua orang di dunia bisa mengenali spesies yang sama tanpa kebingungan.
Baca Juga: Mengenal 5 Macam Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup
Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup
Selain punya tujuan untuk mengelompokkan makhluk hidup agar lebih teratur, sistem klasifikasi juga membawa banyak sekali manfaat dalam dunia sains maupun kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa manfaat penting klasifikasi makhluk hidup:
1. Memudahkan identifikasi makhluk hidup
Dengan adanya klasifikasi, kita jadi lebih gampang mengenali dan menentukan jenis makhluk hidup tertentu. Misalnya, kalau kamu menemukan tumbuhan asing di hutan, klasifikasi bisa membantu kamu mengetahui apakah tumbuhan tersebut termasuk ke dalam kelompok tumbuhan berbiji, lumut, paku, atau bahkan tumbuhan berbunga. Dari situ, peneliti juga bisa menelusuri apakah tumbuhan itu punya manfaat khusus atau justru berbahaya.
2. Memudahkan komunikasi ilmiah
Ilmu pengetahuan itu sifatnya universal. Bayangin kalau setiap negara punya nama dan sistem sendiri untuk setiap makhluk hidup, pasti bakal membingungkan, kan? Nah, dengan adanya sistem klasifikasi ini, para ilmuwan di seluruh dunia menggunakan bahasa yang sama untuk menyebut suatu jenis makhluk hidup. Misalnya, kucing disebut Felis catus dan manusia disebut Homo sapiens. Nama ilmiah ini berlaku internasional, sehingga para peneliti bisa berkomunikasi tanpa perlu bingung dan salah paham.
3. Membantu konservasi dan perlindungan spesies
Klasifikasi juga sangat penting dalam upaya melindungi keanekaragaman hayati, loh. Dengan mengetahui jenis dan kelompok suatu spesies, ilmuwan bisa menentukan status kelangkaannya, apakah masih aman, rentan, atau sudah terancam punah. Misalnya, harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) dikategorikan sebagai hewan langka. Informasi ini membantu pemerintah dan organisasi konservasi membuat strategi perlindungan yang tepat.
4. Membantu memahami hubungan kekerabatan antar makhluk hidup
Klasifikasi tidak hanya sekadar memberi nama, tapi juga menunjukkan bagaimana hubungan antar makhluk hidup. Misalnya, dengan sistem klasifikasi, kita bisa tahu bahwa paus bukan ikan, melainkan mamalia, karena punya ciri-ciri yang sama dengan kelompok mamalia lainnya.
5. Menjadi dasar dalam penelitian ilmiah
Klasifikasi juga bisa menjadi fondasi penting dalam berbagai bidang penelitian. Para ilmuwan biologi, kedokteran, hingga farmasi sangat terbantu dengan adanya klasifikasi untuk mencari sumber obat-obatan, memahami penyakit pada hewan atau tumbuhan, hingga mengembangkan teknologi bioteknologi modern.
Macam-Macam Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup nggak cuma satu jenis aja, loh! Ada beberapa macam klasifikasi berdasarkan pendekatannya, yakni:
1. Klasifikasi Alami
Klasifikasi alami pertama kali diperkenalkan oleh Michael Adams dan Jean Baptiste de Lamarck. Sistem ini menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang alami. Artinya, anggota-anggota yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah atau sewajarnya seperti yang dikehendaki oleh alam.
Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk luar tubuh) secara alami atau wajar. Contohnya, hewan dikelompokkan berdasarkan cara gerak dan penutup tubuhnya. Sementara tumbuhan dikelompokkan berdasarkan jumlah keping biji.
2. Klasifikasi Buatan
Klasifikasi buatan atau artifisial adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri pada makhluk hidup. Sistem ini disusun dengan menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sesuai dengan kehendak manusia, atau sifat lainnya.
Adapun ciri yang digunakan berupa struktur morfologi, anatomi dan fisiologi (terutama alat reproduksi dan habitatnya). Misalnya klasifikasi tumbuhan dapat menggunakan dasar habitat (tempat hidup), habitus atau berdasarkan perawakan (berupa pohon, perdu, semak).
Tokoh sistem klasifikasi buatan antara lain Aristoteles yang membagi makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan (plantae) dan hewan (animalia). Ia membagi tumbuhan menjadi kelompok pohon, perdu, semak, terna, serta memanjat. Tokoh lainnya adalah Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan alat reproduksinya.
3. Klasifikasi Filogenik
Klasifikasi filogenetik muncul setelah teori evolusi dikemukakan oleh para ahli biologi. Klasifikasi ini pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Menurut Darwin, terdapat hubungan antara klasifikasi dengan evolusi. Sistem filogenetik disusun berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson yang satu dengan yang lainnya.
Selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan anatomi maupun fisiologinya, sistem ini pun menjelaskan mengapa makhluk hidup semuanya memiliki kesamaan molekul dan biokimia, tetapi berbeda-beda dalam bentuk susunan dan fungsinya.
Jadi pada dasarnya, klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan persamaan fenotip yang mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, tingkah laku yang dapat diamati, dan pewarisan keturunan yang mengacu pada hubungan evolusioner sejak jenis nenek moyang hingga cabang-cabang keturunannya.
Tahapan Klasifikasi Makhluk Hidup
Klasifikasi makhluk hidup itu nggak asal, pokoknya mirip yaudah satu kelompok aja, ya. Wwkwkwk… Ada proses bertahap yang dilakukan, supaya hasil pengelompokannya rapi, sistematis, dan bisa dipahami oleh semua orang di seluruh dunia. Nah, berikut ini adalah tahapan-tahapannya:
1. Pengamatan Ciri Makhluk Hidup
Langkah pertama adalah mengamati ciri-ciri makhluk hidup. Pengamatan ini bisa meliputi:
- Ciri fisik → misalnya bentuk tubuh, warna, ukuran.
- Struktur tubuh → apakah punya tulang belakang, berdaun tunggal atau majemuk, dsb.
- Habitat → hidup di darat, air, atau bisa keduanya.
- Cara berkembang biak → apakah bertelur, melahirkan, atau membelah diri.
Contoh: Burung pipit dan burung elang sama-sama punya sayap dan bulu, meskipun ukuran tubuhnya berbeda. Ciri-ciri itu bisa menjadi dasar mereka dikelompokkan sebagai burung (Aves).
2. Pengelompokan Berdasarkan Ciri
Setelah ciri-cirinya diamati, makhluk hidup mulai dikelompokkan berdasarkan persamaan. Semakin banyak persamaan, semakin dekat kekerabatannya. Sebaliknya, makhluk hidup yang berbeda jauh cirinya, akan ditempatkan pada kelompok berbeda.
Contoh: Ikan mas dan hiu sama-sama hidup di air, tapi sebenarnya mereka berbeda. Ikan mas punya tulang sejati (ikan bertulang keras), sementara hiu punya rangka dari tulang rawan. Jadi, mereka masuk kelompok berbeda.
3. Pemberian Nama Ilmiah
Nah, setelah dikelompokkan, setiap makhluk hidup pun diberi nama ilmiah. Tujuannya supaya lebih universal dan tidak membingungkan. Sistem yang dipakai adalah binomial nomenklatur, yaitu nama ilmiah yang terdiri dari dua kata: Genus dan Spesies. Penulisannya seperti ini:
- Kata pertama (Genus) → diawali huruf kapital.
- Kata kedua (Spesies) → huruf kecil semua.
- Ditulis miring kalau dicetak, atau digarisbawahi kalau ditulis tangan.
Contoh: Harimau, nama ilmiahnya Panthera tigris. Padi nama ilmiahnya Oryza sativa.
4. Penyusunan Tingkatan Taksonomi
Tahap terakhir adalah menyusun makhluk hidup ke dalam tingkatan taksonominya. Taksonomi adalah sistem hierarki pengelompokan dari yang paling umum sampai yang paling spesifik. Urutannya:
Kingdom → Filum/Divisi → Kelas → Ordo → Famili → Genus → Spesies
Contoh: Manusia
- Kingdom: Animalia
- Filum: Chordata
- Kelas: Mammalia
- Ordo: Primata
- Famili: Hominidae
- Genus: Homo
- Spesies: Homo sapiens
Semakin ke bawah (ke arah spesies), klasifikasinya semakin spesifik dan hanya mencakup individu dengan banyak persamaan. Kekerabatannya juga akan menjadi semakin dekat karena anggotanya juga semakin sedikit. Jangan sampai lupa, ya!
Baca Juga: 11 Urutan Tingkat Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup
Binomial Nomenklatur
Binomial nomenklatur adalah sistem penamaan makhluk hidup menggunakan dua kata dalam bahasa Latin atau yang dilatinkan. Sistem ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuwan asal Swedia bernama Carl Linnaeus pada abad ke-18. Beliau dikenal sebagai “Bapak Taksonomi” karena jasanya dalam menyusun sistem klasifikasi makhluk hidup yang rapi dan masih dipakai sampai sekarang.

Carl Linnaeus si Bapak Taksonomi. (Sumber: Wikipedia)
Mmm, kenapa sih harus pakai bahasa Latin? Karena Latin dianggap bahasa ilmiah yang sudah tidak digunakan sehari-hari, sehingga maknanya tidak berubah seiring perkembangan zaman. Dengan begitu, nama-nama makhluk hidup bisa lebih konsisten.
Nah, cara penulisan binomial nomenklatur yang benar adalah dengan aturan sebagai berikut:
- Terdiri dari dua kata: nama genus (huruf besar) dan nama spesies (huruf kecil).
- Diketik miring (italic) atau digarisbawahi kalau ditulis tangan.
- Contoh: Canis lupus (serigala abu-abu)
Contoh binomial nomenklatur:
- Homo sapiens untuk manusia
- Felis catus untuk kucing domestik
Kunci Determinasi
Nah, kalau binomial nomenklatur udah kita bahas, sekarang giliran kunci determinasi. Jadi, kunci determinasi adalah cara atau langkah untuk mengenali organisme dan mengelompokkannya pada takson makhluk hidup. Bentuknya? Biasanya kayak serangkaian pertanyaan yes or no, atau pilihan ganda gitu, yang bakal mengarahkan kamu ke identitas spesies tertentu.
Misalnya, kamu menemukan tumbuhan random di taman yang nggak pernah kamu lihat sebelumnya. Lewat kunci determinasi, kamu bisa cek ciri-cirinya. Apakah daunnya lebar atau sempit, batangnya berkayu atau nggak, sampai akhirnya kamu bisa menyimpulkan tumbuhan tersebut termasuk spesies apa.
Fungsi Kunci Determinasi
Kalau ditanya apa kegunaan kunci determinasi? Jawabannya adalah untuk mempermudah dan mempercepat proses pengenalan jenis makhluk hidup secara sistematis. Bukan hanya untuk ilmuwan, siswa sekolah atau mahasiswa Biologi juga sering menggunakan sistem ini lho, saat praktikum.
Kunci Determinasi Hewan dan Tumbuhan
Berdasarkan objek yang mau diidentifikasi, kunci determinasi bisa dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
1. Kunci Determinasi Hewan
Kunci ini dipakai untuk mengidentifikasi berbagai jenis hewan, mulai dari serangga kecil hingga mamalia besar. Ciri-ciri yang biasanya digunakan antara lain:
- Jenis kaki → misalnya hewan berkaki dua (ayam, burung) atau berkaki empat (kucing, sapi).
- Bentuk tubuh → serangga dengan tubuh beruas-ruas atau ikan dengan tubuh yang bersisik.
- Habitat → apakah hidup di air, darat, atau amfibi.
2. Kunci Determinasi Tumbuhan
Kalau yang satu ini khusus untuk tumbuhan. Biasanya digunakan ciri-ciri, seperti:
- Bentuk daun → bulat, lanset, menjari, atau majemuk.
- Warna bunga → putih, kuning, merah, ungu, dan lain-lain.
- Struktur batang → berkayu atau tidak, menjalar atau tegak.
Cara Membuat Kunci Determinasi
Menariknya, kamu nggak cuma bisa memakai kunci determinasi, tapi juga bisa membuat kunci determinasi sendiri! Berikut langkah-langkah sederhananya:
1. Kumpulkan objek yang ingin diidentifikasi
Misalnya, pilih lima jenis tumbuhan berbeda yang ada di sekitar rumah atau sekolahmu.
2. Catat ciri khas setiap objek
Perhatikan hal-hal seperti bentuk daun (oval, majemuk, menjari), warna bunga (kuning, putih, merah), atau jumlah kelopak.
3. Susun pernyataan berpasangan
Buatlah pernyataan sederhana yang berisi dua ciri berbeda untuk memisahkan objek. Misalnya:
- Daun majemuk → ke nomor 2
- Daun tunggal → ke nomor 3
4. Buat jalur penentuan hingga spesifik
Lanjutkan pertanyaan berpasangan sampai setiap objek bisa diidentifikasi jelas.
Baca Juga: Ruang Lingkup Ilmu Biologi, Ciri-Ciri & Objek Kajiannya
Contoh Kunci Determinasi Sederhana
Berikut adalah contoh kunci determinasi sederhana:
- a) Hewan bertulang belakang…………………………………. 2
b) Hewan tidak bertulang belakang……………………. 3 - a) Alat gerak berupa sirip……………………………….. Ikan
b) Alat gerak bukan sirip………………………………. 4 - a) Tubuh tidak berbuku-buku…………………………… Bekicot
b) Tubuh berbuku-buku………………………………… 5 - a) Menyusui anak…………………………………………. Kelinci
b) Tidak menyusui anak…………………………………… Ayam - a) Mengalami metamorfosis…………………………….. Kupu-kupu
b) Tidak mengalami metamorfosis………………………….. Laba-laba
Gampang, kan? Nah, contoh kunci determinasi di atas bisa kamu modifikasi sesuai dengan jumlah makhluk hidup yang akan kamu identifikasi.
Demikian pembahasan mengenai prinsip dasar makhluk hidup, meliputi klasifikasi makhluk hidup, binomial nomenklatur, serta kunci determinasi. Dengan memahami apa itu klasifikasi, cara kerja binomial nomenklatur, dan bagaimana cara menggunakan kunci determinasi, kita bisa jadi lebih bijak dalam mempelajari dan menghargai kehidupan di sekitar kita.
Gimana? Udah lebih paham kan sekarang? Yuk, mulai perhatiin makhluk hidup di sekitarmu dan coba klasifikasikan sendiri! Siapa tahu kamu bisa bikin kunci determinasi hewan atau kunci determinasi tumbuhan versimu sendiri!
Kalau kamu ingin mempelajari materi-materi seperti ini hanya dengan menonton video beranimasi, langsung aja coba di ruangbelajar!
Referensi:
https://repositori.kemdikbud.go.id/22119/1/X_Biologi_KD-3.3_Final.pdf (Diakses pada 20 April 2025)
https://repositori.kemdikbud.go.id/20338/1/Kelas%20X_Biologi_KD%203.3%20%281%29.pdf (Diakses pada 20 April 2025)
Sumber Gambar:
https://id.wikipedia.org/wiki/Carolus_Linnaeus (Diakses pada 24 September 2025)
https://id.wikipedia.org/wiki/Panda_raksasa (Diakses pada 24 September 2025)


