Cara Menganalisis Teks Anekdot dari Struktur, Unsur & Isi | Bahasa Indonesia Kelas 10

cara menganalisis teks anekdot

Yuk, kita belajar bersama-sama mengenai cara menganalisis teks anekdot berdasarkan struktur dan unsur kesastraannya di artikel Bahasa Indonesia kelas 10 berikut!

 

Di artikel mengenal teks anekdot sebelumnya, kamu sudah bisa memahami apa itu pengertian teks anekdot dan perbedaannya dengan humor, kan. Nah, pada dasarnya, teks anekdot adalah cerita singkat yang biasanya bersumber dari peristiwa nyata, berisi kritik atau sindiran terhadap suatu keadaan, dan disampaikan dengan cara yang lucu atau menggelitik. Jadi, meskipun mengandung unsur humor, tujuan utama teks anekdot bukan sekadar menghibur, melainkan menyampaikan pesan atau kritik sosial dengan cara yang halus dan cerdas.

Namun, memahami pengertiannya aja belum cukup. Supaya kamu benar-benar bisa membedakan teks anekdot dari cerita lucu biasa, kamu juga perlu tahu cara menganalisisnya. Dalam artikel ini, kita akan belajar langkah-langkah menganalisis teks anekdot. Mulai dari mengidentifikasi strukturnya, menemukan ciri-ciri kebahasaan, hingga menafsirkan pesan atau kritik yang terkandung di dalamnya.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Biografi Singkat Tokoh-Tokoh yang Menginspirasi

Oke, biar kamu semakin paham seperti apa teks anekdot itu dan bagaimana cara menganalisisnya, yuk perhatikan contoh teks anekdot berikut ini!

 

Pejabat yang Diselamatkan

Di tengah senja, seorang pejabat korup memancing di sungai. Saking asyiknya memancing, si pejabat tidak sadar air sungainya meluap. Banjir!

Si pejabat hanyut dan tidak sadarkan diri. Begitu bangun, dia sudah berada di rumah warga. Betapa beruntungnya dia karena ada orang yang menyelamatkannya. Merasa utang budi, si pejabat ingin berterima kasih kepada warga yang telah menolongnya.

“Kamu tahu tidak saya siapa?” tanya pejabat ke laki-laki di sana.

“Tidak. Tetapi, wajah Bapak sepertinya tidak asing.” Si laki-laki berusaha mengingat. “Memangnya Bapak siapa?”

“Aku ini pejabat negara.”

Si laki-laki akhirnya ingat. Orang ini pernah ia tonton di salah satu acara televisi.

“Karena sudah menolongku, kamu boleh minta apa saja. Katakan saja keinginanmu.”

“Benar, pak pejabat?”

Si pejabat mengangguk. “Ya, ya, ya. Pasti akan kupenuhi.”

“Kalau begitu, tolong Bapak jangan bilang ke siapapun bahwa saya yang menolong Bapak!”

Analisis teks anekdot harus dilakukan secara menyeluruh, karena setiap bagiannya memiliki fungsi dan makna tersendiri. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan.

Pertama, kita perlu melihat struktur teks anekdot, yaitu bagaimana alur ceritanya disusun mulai dari pembuka hingga penutup. Struktur ini membantu kita memahami alur kejadian dan bagian lucunya yang berisi kritik atau sindiran.

Kedua, kita menganalisis unsur kesastraan yang terdapat dalam teks, seperti penggunaan bahasa kias, gaya bahasa, tokoh, serta nada humor atau sindiran. Unsur-unsur ini memperkuat daya tarik dan pesan dalam teks anekdot.

Ketiga, kita menelaah isi atau makna teks anekdot, yaitu pesan, kritik, atau nilai yang ingin disampaikan penulis terhadap suatu peristiwa sosial, politik, atau perilaku manusia. Bagian ini penting karena menunjukkan tujuan utama dari teks anekdot itu sendiri.

Yuk, kita bedah satu per satu dari masing-masing aspeknya:

 

Analisis Struktur Teks Anekdot

Pada struktur teks anekdot, setidaknya ada 5 hal yang bisa kita analisis, yaitu:

1. Abstrak: Pendahuluan/bagian pembuka.

2. Orientasi: Awal suatu kejadian (saat cerita mulai bergulir).

3. Krisis: Puncak cerita. Biasanya berisi konflik/masalah yang terjadi kepada karakter.

4. Reaksi: Hal yang dilakukan karakter setelah mengalami krisis.

5. Koda: Bagian penutup yang berisi amanat/kritik.

 

Sekarang, coba, deh, kamu analisis. Kira-kira, ada di bagian mana cerita lima hal tersebut?

struktur teks anekdot

 

Nah, itu dia bagian struktur cerita anekdotnya. Paragraf pertama termasuk ke dalam abstrak karena dia merupakan pembuka. Paragraf kedua termasuk ke dalam orientasi karena dia akan mengalirkan cerita ke bagian konflik/krisis.

Lalu, di mana bagian krisis?

Yak, krisis terjadi antara perdebatan warga dengan pejabat. Si pejabat dengan “sombong”-nya memamerkan status dirinya. Di sisi lain, warga tidak tahu soal itu. Niat si warga memang tulus hanya menolong orang yang hanyut, tanpa memandang siapa yang butuh bantuan.

Bagian reaksi adalah saat si pejabat memberikan respons terhadap krisis. Yaitu ketika ia akhirnya bilang, “Karena sudah menolongku, kamu boleh minta apa saja”. Si pejabat memberikan penawaran atas rasa utang budi karena telah diselamatkan oleh warga.

Baca Juga: Mengenal Ciri-Ciri dan Contoh Teks Negosiasi

Sementara koda ada pada bagian akhir, saat warga justru memintanya agar tidak menyebarkan bahwa ia adalah orang yang menyelematkan pejabat tersebut.

Di bagian ini, tersirat sebuah amanat/kritik: bahwa kita harus menolong orang lain tanpa pamrih. Tidak memandang status sosial dan ekonominya. Di bagian ini juga, kita “dikagetkan” oleh pernyataan warga yang berkebalikan dari logika biasa.

Biasanya, kan, kalau kita diberikan kesempatan untuk minta apapun, pasti kita akan mengajukan permintaan yang maksimal. Entah itu berupa uang, atau mobil, atau hal-hal lain yang menguntungkan diri kita. Tapi, berkebalikan dengan yang dilakukan warga ini. Ia malah minta supaya namanya tidak disebarkan.

Gimana, sekarang udah mulai paham bagaimana cara menganalisis struktur teks anekdot?

 

Analisis Unsur Kesastraan Teks Anekdot

Lanjut ya. Kalau kita menganalisis berdasarkan unsur kesastraan yang ada, kita dapat melihat teks anekdot ke dalam 7 poin, yaitu:

1. Tema

Tema utama dari teks anekdot ini adalah kritik terhadap perilaku pejabat korup yang munafik dan tidak disukai masyarakat.

 

2. Tokoh dan penokohan

  • Pejabat korup

Digambarkan sebagai seseorang sombong dan merasa penting. Ia menganggap dirinya berkuasa dan bisa membalas budi dengan cara apa pun, tapi tidak sadar bahwa masyarakat sebenarnya tidak menghormatinya karena reputasinya yang buruk.

Penokohan: sombong, arogan, tidak sadar diri, dan menjadi sasaran kritik.

  • Laki-laki penolong

Seorang rakyat biasa yang sederhana, jujur, dan penuh sindiran cerdas. Walau telah menolong pejabat itu, ia tidak ingin identitasnya diketahui agar tidak diasosiasikan dengan orang yang buruk.

Penokohan: rendah hati, cerdik, dan jujur terhadap pandangan masyarakat.

 

3. Latar

  • Latar waktu: Sore hari (“di tengah senja”).
  • Latar tempat: Di sungai (tempat pejabat memancing dan terseret banjir) serta di rumah warga (tempat pejabat diselamatkan).
  • Latar suasana: Tegang saat banjir, lalu berubah menjadi lucu dan menyindir ketika percakapan antara pejabat dan penolong terjadi.

 

4. Alur

Alur yang digunakan adalah alur maju:

  • Bagian awal: Pejabat korup sedang memancing di sungai.
  • Bagian tengah: Terjadi banjir, pejabat hanyut, dan kemudian diselamatkan warga.
  • Bagian akhir: Pejabat ingin berterima kasih, tetapi penolong justru meminta agar identitasnya dirahasiakan. Bagian inilah yang menjadi puncak sindiran dan humor dari teks anekdot.

 

5. Sudut pandang

Teks ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu. Narator menceritakan kejadian dari luar tokoh dan mengetahui seluruh peristiwa serta percakapan antara pejabat dan penolong.

 

6. Amanat

Ada beberapa amanat yang dapat diambil dari teks ini, di antaranya:

  • Jabatan dan kekuasaan tidak menjamin rasa hormat dari masyarakat.
  • Perilaku korupsi membuat seseorang kehilangan kepercayaan publik.
  • Kebaikan sejati tidak perlu pamer atau pamrih.
  • Humor bisa menjadi cara yang bijak untuk menyampaikan kritik sosial.

 

7. Nilai-nilai dalam kehidupan

  • Nilai moral: Kesombongan dan korupsi akan berbalik menjadi aib bagi pelakunya.
  • Nilai sosial: Masyarakat menolak perilaku pejabat yang tidak jujur, menunjukkan adanya kesadaran sosial terhadap keadilan.
  • Nilai etika: Sikap rendah hati dan tidak pamrih dalam menolong sesama lebih berharga daripada status sosial.
  • Nilai humor: Kritik disampaikan dengan cara yang ringan dan menghibur, agar pesan moral mudah diterima.

 

Kayaknya, untuk bagian ini lumayan terpancar jelas dari teks yang ada di atas ya. Mulai dari ceritanya yang bertema “ketulusan” tokoh si pejabat dan warga, latar pinggir sungai dan rumah warga, hingga nilai-nilai yang bisa diambil.

Baca Juga: Teks Laporan Hasil Observasi (LHO): Pengertian, Struktur & Cara Membuatnya

 

Analisis Isi Teks Anekdot

Sekarang masuk ke bagian akhir. Bagaimana kita mengidentifikasi teks anekdot dari isinya. Kurang lebih ada 5 hal yang bisa kita analisis:

isi teks anekdot

 

1. Tokoh yang Diceritakan

Sama seperi poin analisis sebelumnya ya, tokoh yang diceritakan dalam teks anekdot di atas ada dua, yaitu pejabat korup dan laki-laki yang menolongnya.

 

2. Masalah yang Dibahas

Masalah utama dalam teks ini adalah ketidakhormatan masyarakat terhadap pejabat yang korup. Pejabat yang seharusnya dihargai karena jabatannya, justru menjadi bahan sindiran karena perilakunya yang tidak jujur. Masalah ini menggambarkan krisis kepercayaan publik terhadap pemimpin yang menyalahgunakan kekuasaan.

 

3. Unsur Humor

Unsur humor muncul pada bagian akhir cerita, ketika penolong justru meminta agar pejabat tidak memberitahukan kepada siapa pun bahwa dialah yang menolongnya. Konteksnya lucu karena biasanya seseorang akan bangga diakui sebagai penolong pejabat penting, tetapi di sini terjadi kebalikannya. Penolong justru malu dan takut dikaitkan dengan pejabat tersebut. Humor ini bersifat sindiran (ironi), yaitu lucu sekaligus menohok.

 

4. Pesan yang Disampaikan

Pesan (amanat) yang disampaikan di dalam cerita ini juga sama seperti poin analisis sebelumnya. Intinya, kekuasaan dan jabatan tidak akan dihormati tanpa kejujuran dan kerendahan hati.

 

5. Kritik yang Disampaikan

Teks ini menyampaikan kritik sosial dan politik terhadap pejabat yang menyalahgunakan kekuasaan. Sindiran diarahkan pada pejabat korup yang kehilangan wibawa karena perilakunya sendiri. Melalui tokoh penolong, masyarakat diwakilkan untuk “bicara” secara halus bahwa pejabat semacam itu tidak pantas dibanggakan atau dihormati. Kritik ini juga disampaikan dengan cara satir, bukan dengan kemarahan, tetapi dengan humor cerdas yang tetap mengandung pesan tajam.

Nah, itu dia penjelasan tentang cara menganalisis teks anekdot, mulai dari memahami struktur teksnya, mengidentifikasi unsur-unsur kesastraan, hingga menafsirkan pesan dan kritik sosial yang ingin disampaikan penulisnya. Dengan menganalisis secara menyeluruh, kamu bisa melihat bahwa teks anekdot bukan sekadar cerita lucu, tapi juga sarana untuk menyampaikan gagasan dan sindiran dengan cara yang cerdas dan menghibur.

Sekarang giliran kamu untuk mencoba! Yuk, latihan menganalisis sendiri dengan contoh-contoh teks anekdot menarik yang ada di blog Ruangguru. Kalau kamu ingin mempelajari materi ini dalam bentuk video, langsung aja cus tonton di ruangbelajar! Buka materi bahasa Indonesia bagian Anekdot ya! Di sana udah ada master teacher berpengalaman yang menunggu kamu dengan cerita-cerita anekdot lain, lho!

CTA Ruangguru

Referensi:

Zabadi, Fairul dan Sutejo. 2015. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Nurul Hidayah