22 Contoh Teks Anekdot Singkat beserta Struktur & Maknanya | Bahasa Indonesia Kelas 10

contoh teks anekdot singkat dan lucu

Bagaimana ya caranya agar kita tahu bahwa sebuah teks disebut sebagai teks anekdot? Mari kita cari tahu ciri-ciri, struktur, dan contoh teks anekdot di artikel Bahasa Indonesia kelas 10 ini!

 

Pernah nggak ketika kamu lagi kerja kelompok, salah seorang temanmu memiliki bau badan yang kurang sedap? Hmm … tentunya bukan karena belum mandi 5 bulan, ya, hehehe.

Setelah ditahan-tahan ternyata bau tersebut lama-lama nusuk banget, tetapi karena takut menyakiti hatinya, kamu nggak berani untuk menegur temanmu itu.

Masalahnya, kalau terus ditahan bisa saja kamu dan anggota kelompokmu yang lain makin nggak nyaman. Nah, sebenarnya kamu bisa lho memberi kritik ke temen kamu yang bau badan itu, tanpa perlu menyakiti hatinya. Caranya, mengkritik dengan sedikit balutan humor. Bentuk kritik yang ada humornya ini disebut sebagai anekdot.

Misalnya saja, seperti ini.

“Amel, kamu kayaknya rajin bantu mama kamu masak di dapur, ya?”

“Ah masa, sih? Nggak kok. Aku nggak pernah bantu mama aku masak.”

“Ah yang bener? Badan kamu bau bawang gini, berarti suka bantu mama kamu masak kan?”

Nah, teks di atas termasuk contoh teks anekdot, lho. Apa sih sebenarnya pengertian teks anekdot itu? Yuk, lihat pengertian teks anekdot dan contoh teks anekdot beserta strukturnya agar kamu lebih paham.

 

Pengertian Teks Anekdot

Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks anekdot adalah sebuah cerita singkat yang menarik karena terdapat unsur lucu dan mengesankan. Selain bersifat lucu dan menghibur, teks anekdot biasanya menceritakan kehidupan sehari-hari mengenai orang penting atau terkenal yang merepresentasikan kejadian sebenarnya.

Jadi, teks anekdot adalah cerita lucu yang didasari oleh kejadian nyata.

gambar contoh teks anekdot

Salah satu contoh cerita anekdot singkat yang berupa gambar atau karikatur. (Sumber: deweezz.com)

 

Bedanya Teks Anekdot dengan Teks Humor

Nah, di artikel sebelumnya kamu sudah mengetahui cara menganalisis sebuah teks anekdot dan mengidentifikasi perbedaan teks anekdot dengan humor. Yup, nggak semua cerita lucu merupakan teks anekdot, ya. Sederhananya, hal yang membedakan teks anekdot dan teks humor, yaitu teks anekdot bersumber dari kejadian nyata dan punya tujuan mengkritik.

Maka dari itu, kalau kamu menemukan sebuah cerita atau teks lucu, coba dilihat secara teliti ya karena belum tentu teks atau cerita tersebut merupakan teks anekdot. Kamu bisa lihat beberapa perbedaan teks anekdot dengan teks humor pada infografik berikut:

Perbedaan Teks Anekdot dan Humor

Baca Juga: Kenalan dengan Teks Anekdot beserta Ciri-Ciri, Tujuan & Contohnya, Yuk!

Sudah tahu belum, di Aplikasi belajar Ruangguru, ada fitur Drill Soal yang berisi kumpulan contoh soal latihan beserta pembahasannya, loh. Pas banget kan buat mempersiapkan diri kamu dalam menghadapi ujian nanti. Yuk, klik banner di bawah ini untuk coba fitur Drill Soal! 

Fitur Drill Soal Ruangguru

 

Struktur Teks Anekdot

Struktur teks anekdot setidaknya terdiri atas lima bagian, yaitu abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda. Berikut masing-masing penjelasan lengkapnya:

1. Abstrak

Merupakan bagian pendahuluan atau bagian pembuka teks.

2. Orientasi

Merupakan awal suatu kejadian (saat cerita mulai bergulir).

3. Krisis

Merupakan puncak cerita yang berisi konflik atau masalah yang terjadi pada karakter.

4. Reaksi

Merupakan respon atau reaksi yang dilakukan karakter setelah mengalami krisis.

5. Koda

Merupakan bagian penutup teks yang berisi amanat/kritik.

Oke deh, sekarang kamu sudah tahu kan pengertian teks anekdot, perbedaannya dengan humor, serta struktur teksnya. Sekarang, lanjut yuk kita lihat contoh-contoh teks anekdot berikut ini.

 

Contoh Teks Anekdot

Beberapa contoh teks anekdot singkat, contoh teks anekdot dalam kehidupan sehari-hari, serta contoh teks anekdot sindiran yang dapat kamu jadikan referensi untuk lebih memahami tentang teks anekdot beserta strukturnya, antara lain:

 

1. Contoh Teks Anekdot tentang Pendidikan

 

Sekolah Bertarif Internasional

Suatu ketika, di sekolah negeri “entah di mana”, seorang Bapak Guru memberi tahu kepada anak didiknya bahwa sekolah mereka akan berubah status menjadi SBI (Sekolah Bertaraf Internasional). “Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Tidak lama lagi, sekolah kita akan menjadi SBI. Nah, untuk menyambut hal ini, saya mau tanya kira-kira apa yang akan kalian siapkan?” tanya sang guru.

“Azis, apa yang akan kamu lakukan untuk menyambut ini?” tanya guru tersebut lebih lanjut. Dengan sigap, Azis menjawab pertanyaan pak guru “Belajar bahasa Inggris agar mampu berbicara bahasa Inggris, Pak.” jawab Azis.

“Bagus sekali, kalau kamu, Gusti? tanya guru kepada Gusti. “Harus siapkan uang, Pak.” jawab Gusti. “Lho, kok uang?” tanya pak guru lebih lanjut. “Ya, Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih bayarnya kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti dimintai iuran untuk ini itu.” jelas Gusti lebih lanjut.

“Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah kita bertaraf Internasional, artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah di luar negeri” sang guru melanjutkan penjelasannya.

“Tapi Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional” Gusti juga melanjutkan penjelasannya.

Makna:

Nah, makna tersirat teks anekdot ini yaitu sekolah tidak dapat diberi standar bagus dan tidaknya dari sekolah yang ada di luar negeri. Hal itu karena yang menjadikan sekolah bagus adalah kualitas dari pendidiknya, lingkungannya, serta muridnya. Selain itu, sekolah yang mengikuti standar internasional memakan biaya yang lebih banyak, dan tidak semua orang mampu menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Eksposisi beserta Struktur & Kaidah Kebahasaannya

 

2. Contoh Teks Anekdot tentang Politik

 

Baju Termahal

Amar: “Mir, ternyata banyak politisi di negeri kita yang sudah kaya raya!”

Amir: “Kalau masalah itu aku juga sudah tau, Mar!”

Amar: “Saking kayanya mereka, sampai mampu memiliki baju termahal di Indonesia.”

Amir: “Hah, baju termahal di Indonesia? Baju apa itu?”

Amar: “Yah, apalagi kalau bukan baju tahanan KPK.”

Amir: “Kok malah baju tahanan KPK?” (Bingung)

Amar: “Iyalah, coba saja kamu pikir, seorang politisi minimal harus mencuri uang negara 1 milyar terlebih dahulu baru bisa memakai baju tersebut.”

Amir: “Ooohh, maksud kamu gitu toh, baru ngerti aku.”

Makna:

Cerita anekdot di atas membahas mengenai sindiran terhadap para politisi yang melakukan tindakan korupsi. Amar menyampaikan kalau para politisi sangat kaya raya, sampai bisa membeli baju termahal di Indonesia. Alih-alih, itu adalah baju tahanan KPK yang dipakai karena habis mengambil uang negara milyaran rupiah.

 

3. Contoh Teks Anekdot tentang Status Sosial

 

Penjual Kue Yang Hebat

Caca membeli beberapa kue dari seorang nenek di pinggir jalan, namun ia tidak bisa melanjutkan perjalanan pulangnya karena tiba-tiba hujan turun deras sekali. Akhirnya Caca dan si nenek penjual kue pun sama-sama berteduh.

Agar tidak terlalu terasa canggung, Caca pun memulai obrolan “Nek, sudah lama jualan kue?” “Sudah sekitar 35 tahun, Nak”, jawab nenek. Caca kembali bertanya, “Memangnya tidak ada yang membantu, Nek?Anak-anak nenek kemana?”

“Anak-anak saya sibuk kerja, ada yang di Polda, rumah sakit, dan juga sekolah” Caca pun kagum mendengar jawaban nenek itu, “Wow, hebat! Walau hanya berjualan kue, namun anak-anak nenek sukses semua ya?” “Ya sama saja Nak, kerjanya seperti saya, jualan kue.”

Makna:

Makna tersirat dari teks anekdot di atas adalah ketidakseimbangan kondisi ekonomi dalam masyarakat sosial. Hal ini bisa kamu ketahui bahwa anak-anak dari karakter nenek harus turut berjualan kue juga. Maka dari itu, kamu harus bisa belajar lebih giat dan menjadi seseorang yang bermanfaat, sehingga bisa membantu orang yang lebih membutuhkan.

 

4. Contoh Teks Anekdot tentang Menaati Peraturan

 

Becak Dilarang Masuk

Ceritanya ada seorang tukang becak asal Madura yang pernah dipergoki oleh polisi ketika melanggar rambu “Becak dilarang masuk”. Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada rambu gambar becak disilang dengan garis hitam yang berarti jalan itu tidak boleh dimasuki becak.

“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan gambar becak tak boleh masuk jalan ini!” bentak Pak Polisi. “Oh saya melihat Pak, tapi itu kan gambarnya becak kosong tidak ada pengemudinya. Becak saya kan ada yang mengemudi, tidak kosong berarti boleh masuk,” jawab si tukang becak.

Makna:

Makna tersirat yang bisa kamu pelajari dari teks anekdot ini adalah memahami peraturan sebagaimana aturan tersebut dibuat. Tidak hanya membuatmu menjadi tidak disiplin, tetapi juga bisa jadi membahayakan orang di sekitar. Seperti tukang becak ini yang beralasan aturannya hanya bisa dipatuhi jika becak tersebut kosong.

 

5. Contoh Teks Anekdot tentang Ekstrakurikuler

 

Ekstrakurikuler

Suatu hari, mengawali tahun ajaran baru, seorang guru melakukan sosialisasi kepada siswa baru mengenai pentingnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. “Anak-anak, selain kalian akan mendapatkan berbagai ilmu di sekolah ini, kalian juga dapat mengikuti ekstrakurikuler.”

Ada banyak jenis ekstrakurikuler yang bebas dipilih, diantaranya seperti Pramuka, PMR, PBB, basket, Rohis, paduan suara, drumband, dan masih banyak yang lainnya.” jelas guru tersebut. Mendengar penjelasan guru itu, murid-murid pun penasaran sehingga mereka bertanya ke guru tersebut. Benny, salah satu murid yang ada di kelas itu bertanya, “Bu, memangnya apa gunanya ekstrakurikuler?”

Guru itu pun menjelaskan dengan detail, “Tentu saja banyak manfaatnya, di antaranya melatih kedisiplinan, kepemimpinan, dan lain sebagainya.” “Termasuk tambahan uang saku ya, Bu?” Anto pun menimpali. Ibu guru yang mendengarnya hanya dapat tersenyum.

Makna:

Hal yang bisa kamu pelajari dari makna tersirat teks anekdot “Ekstrakurikuler” adalah melakukan sesuatu tergantung niatnya. Tentu mendapatkan uang saku tambahan bagi anak sekolah merupakan hal yang dapat membuat hati senang. Namun, kamu harus mengetahui bahwa uang saku tambahan adalah uang yang diberikan oleh orang tua untuk memenuhi kebutuhan tambahan. Sehingga, ketika kamu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, sepatutnya kamu memahami kenapa kamu ingin bergabung, dan uang saku tambahan yang diberi orang tuamu harus digunakan sebaik mungkin sesuai kebutuhan.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Kalimat Imperatif disertai Pengertian, Ciri-Ciri & Jenisnya

 

6. Contoh Teks Anekdot Mengkritik untuk Tidak Berbicara Kasar

 

Berkat Kanker Otak

Rutinitas belajar dan mengajar selalu diawali dengan cek presensi. Setiap guru yang masuk akan memanggil satu per satu murid yang hadir. Aturan yang sama berlaku di SMA Ruangguru. Pada saat itu, guru Bahasa Indonesia yang terkenal galak mulai memanggil setiap murid. Dengan nada tegas dan ekspresi kaku, ia menyebut nama murid. Hal ini menyebabkan murid yang dipanggil pun menjawab tak kalah lantangnya.

“Andi Ahmad”

“Hadir Bu!”

“Azmi Mahdi”

“Hadir Bu!”

“Bayu Satria”

“Hadir Bu”

“Akhirnya kamu masuk sekolah juga ya. Kenapa kamu kemarin tidak masuk?”

“Saya mesti ke rumah sakit, Bu,” jawab Bayu sembari senyum.

“Kenapa kamu jawab pertanyaan saya sambil senyum-senyum?” jawab sang guru kesal.

“Iya Bu, soalnya kata dokter saya terkena kanker otak.”

“Apa yang lucu? Kanker otak itu berbahaya.”

“Saya senang Bu. Ibu sudah tidak bisa bilang ‘dasar kamu tidak punya otak’ karena otak saya rusak.”

Seisi kelas meringis mendengar jawaban Bayu. Mereka ingin tertawa, tetapi khawatir dimarahi sang guru.

Makna:

Makna yang bisa kamu pelajari dari contoh teks anekdot ini adalah untuk tidak berbicara buruk, mengejek atau mengumpat, meskipun kepada orang yang lebih muda daripada kita. Hal ini karena kata-kata yang sudah telanjur diucapkan tidak bisa ditarik kembali, bahkan mungkin bisa membuat kita merasa lebih buruk.

 

7. Contoh Teks Anekdot Mengkritik Fasilitas

 

Kantin

Seorang guru sedang mengabsen anak muridnya sebelum memulai pelajaran.

Guru: “Intan?”

Intan: “Hadir, pak!”

Guru: “Nanda?”

Nanda: Hadir, pak!”

Guru: “Gulman?”

Pak guru tidak mendapat jawaban. Tiba-tiba, Gulman pun masuk ke kelas.

Guru: “Abis dari mana saja kamu, Gulman?”

Gulman: “Maaf pak, tadi saya habis sarapan di warung depan sekolah.”

Guru: “Loh, ngapain kamu jauh-jauh ke sana. Kita kan sudah punya kantin di seberang UKS.”

Gulman: “Itu kantin, pak? Saay kira petakan, kecil banget!”

Para murid pun tertawa mendengar jawaban Gulman).

Makna:

Teks anekdot di atas bukan sepenuhnya humor, ya. Penulis menyelipkan kritik terhadap suatu hal, yaitu kantin sekolah yang dianggapnya terlalu kecil. Pada teks, Gulman mengungkapkan sindiran dengan menyamakan kantin sekolah dengan sebuah petakan.

 

8. Contoh Teks Anekdot Menyindir Seseorang

 

Menyambung Kabel Telepon

Setelah lulus dari perguruan tinggi, Fathan menemukan salah satu pamannya yang sangat kaya dan tidak memiliki anak, meninggal dan meninggalkan banyak uang untuknya, jadi dia memutuskan untuk mendirikan agen perumahannya sendiri.

Fathan menemukan kantor yang bagus. Ia membeli beberapa perabot baru dan pindah ke sana. Ia baru berada di sana selama beberapa jam ketika dia mendengar seseorang datang ke pintu kantornya.

“Itu pasti pelanggan pertamaku,” pikir Fathan. Ia segera mengangkat telepon dan berpura-pura sangat sibuk menjawab panggilan penting dari seseorang di Jakarta Utara yang ingin membeli rumah besar dan mahal di daerah tersebut.

Pria itu mengetuk pintu, masuk dan menunggu dengan sopan sampai Fathan menyelesaikan percakapannya di telepon. Kemudian pria itu berkata kepada Fathan, “Saya dari perusahaan telepon dan saya dikirim ke sini untuk menyambungkan kabel telepon Anda.”

Makna:

Pada contoh teks anekdot di atas, cerita tersebut membahas dengan jelas mengenai Fathan yang ingin menyombongkan diri dengan berpura-pura sibuk menerima telepon. Namun petugas perusahaan telepon yang melihat Fathan tahu bahwa telepon di gedung itu tidak berfungsi. Contoh teks anekdot tersebut memberi konteks siapa itu Fathan dan apa yang sedang dia lakukan, sehingga pembaca dapat memahami makna ceritanya. Hal yang bisa kamu pelajari dari cerita ini adalah untuk tidak berusaha sombong dan mengetahui situasi yang kamu hadapi.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Negosiasi beserta Jenis dan Strukturnya

 

9. Contoh Teks Anekdot Menyindir Suatu Tempat

 

Obrolan Presiden Saat di Pesawat

Gus Dur merasa bosan dan mencoba mencari suasana di pesawat RI-01. Kali ini Gus Dur mengundang Presiden Amerika Serikat (AS) dan Prancis pada saat itu, untuk terbang bersama Gus Dur berkeliling dunia.

Seperti biasa, setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negara yang dipimpin mereka. Tidak lama Presiden AS, Bill Clinton mengeluarkan tangannya, lalu sesaat kemudian dia berkata, “Wah kita sedang berada di atas New York!”

Gus Dur pun menanggapi dan berkata, “Lho kok bisa tahu, sih?”

“Ini patung Liberty kepegang!” jawab Bill Clinton dengan bangganya.

Tidak mau kalah, Presiden Prancis saat itu, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar pesawat.

“Tahu tidak, kita sedang berada di atas Kota Paris!” dengan sombongnya.

“Wah … kok bisa tahu juga?” saut Gus Dur.

“lni menara Eiffel kepegang!” jawab presiden Perancis.

Karena disombongi oleh Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat.

“Wah … kita sedang berada di atas Tanah Abang!” teriak Gus Dur.

“Lho kok bisa tahu, sih?” tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa melihat dengan baik.

“Ini jam tangan saya hilang.” jawab Gus Dur bernada kalem.

Makna:

Makna tersirat yang terkandung pada teks anekdot ini adalah daerah Tanah Abang merupakan tempat yang dipenuhi oleh pencopet. Ketika Gus Dur mengeluarkan tangannya ke luar pesawat, jam tangannya hilang, ia bercanda bahwa jam tangannya telah diambil oleh pencopet. Dari teks ini, yang bisa kamu pelajari adalah untuk menjaga barang-barang yang kamu miliki, terlebih ketika berada di tempat umum. Selalu berhati-hati di mana saja, agar barangmu tidak dicuri oleh orang lain.

 

10. Contoh Teks Anekdot Lucu

 

Sekarang Pukul Berapa?

Seorang gelandangan tidur di taman. Ia dibangunkan setelah tidur selama 5 menit oleh seorang pria. “Permisi. Apakah Anda tahu pukul berapa sekarang?” Gelandang itu menjawab, “Maaf saya tidak punya jam tangan, jadi saya tidak tahu sekarang pukul berapa.” Pria itu meminta maaf karena membangunkan gelandangan itu, lalu melangkah pergi. Gelandang itu kembali melanjutkan tidurnya. Setelah beberapa saat, Ia dibangunkan oleh seorang wanita, yang sedang berjalan-jalan dengan anjingnya.

Wanita itu berkata, “Maaf mengganggu tidur Anda, tetapi sepertinya saya kehilangan jam tangan saya. Apa Anda tahu sekarang pukul berapa?” Gelandang itu sedikit kesal karena dibangunkan lagi, tetapi dia dengan sopan memberi tahu wanita itu bahwa dia tidak punya jam tangan dan tidak tahu pukul berapa.

Setelah wanita itu pergi, gelandangan itu punya ide. Ia membuka tas miliknya dan mengeluarkan pena dan selembar kertas. Di kertas itu, Ia menulis, ‘Saya tidak punya jam tangan. Saya tidak tahu sekarang pukul berapa.’

Ia kemudian menggantungkan kertas itu di lehernya dan kembali melanjutkan tidurnya. Setelah sekitar 15 menit, seorang polisi yang sedang berjalan di taman melihat gelandangan tertidur di bangku, dan membaca tulisan yang digantung di lehernya.

Polisi itu membangunkan si gelandangan dan berkata, “Saya membaca tulisan yang digantung di leher Anda. Saya pikir Anda ingin tahu bahwa sekarang pukul 14.30.”

Makna:

Makna teks anekdot lucu di atas memberi penjelasan bahwa seorang gelandangan berusaha untuk tidur, tapi selalu diganggu oleh orang-orang yang melewatinya dengan menanyakan pukul berapa saat itu. Ia memiliki ide agar orang-orang berhenti mengganggu tidurnya dengan menuliskan informasi bahwa ia tidak tahu pukul berapa saat itu, sehingga orang-orang tidak akan menanyakannya. Namun, ada seorang polisi yang mengira bahwa gelandangan tersebut ingin mengetahui pukul berapa saat itu.

Hal yang bisa kamu pelajari dari teks anekdot di atas adalah dengan tidak menganggap semua orang berpikiran hal yang sama dan mudah mengambil kesimpulan. Jikalau gelandangan tersebut tidak berpikiran semua orang akan mengganggu tidurnya, maka ia tidak akan menulis ia tidak tahu pukul berapa, sehingga tidak akan dibangunkan oleh polisi.

 

11. Contoh Teks Anekdot Lucu dan Menyindir

 

Menghitung Keledai

Suatu hari Abu Ali pergi ke pasar dan membeli sembilan keledai. Dia pulang ke rumah dengan menunggangi salah satu keledai, dan delapan ekor keledai lainnya mengikuti di belakang.

Setelah beberapa saat, Abu Ali berkata pada dirinya sendiri, “Saya harus memastikan semua keledai saya ada di sini.” Ia berbalik untuk menghitungnya.

“Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. Oh! Di mana keledai yang kesembilan?” Abu Ali panik.

Ia melompat turun dari keledainya, melihat ke balik bebatuan dan balik pepohonan. Tapi tidak ada keledai yang tertinggal.

“Saya akan menghitungnya lagi,” kata Abu Ali. “Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan. Oh, keledai yang kesembilan pasti sudah kembali.”

Abu Ali kembali menunggangi keledainya dan pergi.

Setelah beberapa saat, Ia menghitung keledainya lagi. Tapi jumlah yang dihitungnya hanya ada delapan ekor keledai! Sekali lagi Ia melihat ke balik bebatuan dan balik pepohonan. Tapi tidak ada keledai yang tertinggal.

“Saya akan menghitung lagi,” katanya, dan kali ini ada sembilan ekor.

Saat itu Abu Ali melihat temannya Musa sedang berjalan. “Musa,” panggilnya. “Bantu saya menghitung keledaiku. Saya merasa selalu kekurangan satu ekor. Kalau saya berhenti untuk menghitung ada berapa ekor, saya hanya melihat delapan ekor saja. Tapi kalau saya turun dari keledai yang sedang ditunggangi lalu mencoba berhitung, keledai yang kesembilan, dia ada lagi!”

“Saya justru bisa melihat ada sepuluh ekor keledai,” tawa Musa. “Dan keledai yang kesepuluh namanya Abu Ali.”

Makna:

Dari contoh teks anekdot di atas dapat diketahui bahwa Abu Ali tidak pandai dalam berhitung. Musa menganggap Abu Ali sebagai keledai karena ia tidak bisa menghitung sesuatu yang sederhana. Hal yang bisa kamu pelajari dari teks anekdot ini adalah untuk tidak naif dan polos, agar tidak merugikan diri sendiri.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Laporan Hasil Observasi berdasarkan Strukturnya

 

12. Contoh Teks Anekdot Singkat

 

Modal Huruf

Pada suatu hari ada seorang guru di sebuah sekolah dasar yang sedang bertanya kepada muridnya tentang hasil belajar menghafalkan huruf. 

Pak guru bertanya kepada Farid tentang berapa huruf yang sudah Farid hafal, kemudian Farid menjawab bahwa ternyata dia hanya akan menghafalkan huruf C D E F G A B C. 

Setelah mendengar jawaban tersebut, pak guru pun bingung dan bertanya kembali kepada Farid kenapa dia hanya mau menghafalkan tujuh huruf saja. 

Lalu Farid menjawab dengan lantang bahwa dengan menghafal tujuh huruf tersebut saja, Farid bisa jadi pemusik yang hebat dan menghasilkan banyak uang. Mendengar jawaban tersebut, kemudian pak guru hanya mengangguk-ngangguk saja dan berbicara “benar juga”.

Makna:

Hal yang bisa kamu pelajari dari makna tersirat teks anekdot di atas adalah mengetahui konteks sebuah persoalan. Selain itu, jika seseorang melakukan kesalahan, meskipun dalam belajar, maka harus kita koreksi, bukan malah turut membenarkannya.

 

13. Contoh Teks Anekdot Dialog

 

Tukang Roti

Pada pagi hari yang cerah, Azka sengaja belum sarapan karena ingin membeli bubur di depan komplek. Namun, tiba-tiba terdengar bel pedagang roti. Tanpa pikir panjang, Azka pun langsung menuju teras rumah untuk memanggil si tukang roti.

Azka: “Bang, jual roti apa aja?”

Tukang roti: “Banyak macamnya mas, lihat dan pilih saja sendiri.”

Azka: Ini apa, “Bang?”

Tukang roti: “Kalau yang ini nanas, Mas.”

Azka: “Kalau yang ini apa?”

Tukang roti: “Srikaya.”

Azka: “Bang, kalau yang ini?”

Tukang roti: “Blueberry, Mas.”

Azka: “Lho gimana sih, terus mana rotinya, saya mau beli roti bukan buah, kok dari tadi yang disebutkan buah-buahan aja, ya udah deh saya ga jadi beli.”

Tukang roti: “Bengong dan kemudian malah jatuh pingsan.”

Makna:

Makna tersirat yang bisa kamu ambil dari contoh teks anekdot ini adalah untuk menjawab sesuatu dengan jelas, dan tidak ambigu. Karena bisa jadi jawaban yang diberikan bisa memberi makna yang berbeda, sehingga lawan bicaramu salah paham.

 

14. Contoh Teks Anekdot Dialog (2)

Pada saat jam istirahat, dua siswi SMA sedang asyik mengobrol di kantin. Mereka pun melakukan percakapan. 

Ani : Mar, aku itu paling malas kalau ada acara keluarga.

Maria : Loh, bukannya senang dapat ketemu banyak saudara? Lagi pula kan, banyak makanan.

Ani : Ih, makanan terus. Aku itu malas ketemu mereka.

Maria : Kok, bisa?

Ani : Soalnya, pasti ibuku akan membanding-bandingkan aku dengan saudara. Terus, bibi-bibi atau om-omku akan komentar macam-macam. Emangnya aku barang dagangan apa, dibanding-bandingkan dan dikomentari?

Maria : Itu artinya mereka perhatian, sayang sama kamu.

Ani : Sayang apanya? Kalau sayang itu didukung bukan dijatuhin.

Maria : Bener juga sih. Ya udah ah, nanti kamu jangan main ke rumahku lagi ya?

Ani : Loh, kenapa?

Maria : Soalnya, ibuku suka banding-bandingin aku sama kamu. Sebel tahu!

Makna:

Hal yang dapat kamu pelajari dari dialog singkat tentang anekdot di atas adalah sebagai saudara, orang tua, maupun teman, sebaiknya tidak membanding-bandingkan kelebihan orang lain. Sebab, hal tersebut membuat orang yang dibandingkan merasa tidak nyaman.

 

15. Contoh Teks Anekdot Kisah Kerajaan

 

Kerajaan dan Seteguk Air

Suatu hari, Raja Harun Al Rasyid mencari sahabatnya yang bernama Bahlul. la ingin meminta nasihat kepada Bahlul hal yang sangat penting bagi dirinya sebagai seorang raja. Setelah bertemu dengan Bahlul, katanya, “Hai Bahlul, berilah aku sebuah nasihat yang sangat penting bagiku sebagai seorang raja!”

Bahlul berkata, “Katakan padaku, wahai Raja, kalau Tuan Raja kebetulan berada di padang pasir dan hampir mati karena kehausan, tuan akan membayar berapa untuk seteguk air?”

“Kalau orang yang punya air itu tidak mau uang, maukah Tuan Raja menyerahkan setengah dari kerajaan Tuan itu kepadanya?” tanya Bahlul lagi.

“Tentu,” jawab sang Raja.

“Jika setelah minum air itu, ternyata Tuan terkena penyakit yang mengancam jiwa Tuan Raja, Tuan mau memberikan apa untuk memulihkan kesehatan Tuan?” tanya Bahlul melanjutkan.

“Ya, setengahnya lagi,” jawab sang Raja.

“Oh, kalau begitu, Tuan Raja jangan terlalu sombong dengan kerajaan Tuan. Sebab, harga kerajaan Tuan itu sama dengan seteguk air.

Makna:

Nilai yang dapat diambil dari contoh teks anekdot di atas adalah lebih berhati-hati ketika menjawab pertanyaan dari seseorang, karena bisa saja pertanyaan tersebut adalah jebakan yang dapat membuka watak asli atau keburukan dari orang yang ditanya. Selain itu, hendaknya sebagai pemimpin tidak boleh sombong dan lebih bijak dalam membuat keputusan. 

Baca Juga: 18 Contoh Teks Pidato Beserta Struktur, Tujuan, dan Jenis

 

16. Contoh Teks Anekdot Kritik Sosial

 

Mencuri Sandal

Pada suatu pagi, Arya sedang asik makan soto di warung makan kesukaannya. Setelah kenyang, Arya bergegas untuk pulang.

Di tengah perjalanan pulang, Arya terserempet sepeda motor yang ugal-ugalan. Kecelakaan tersebut mengakibatkan sandalnya putus.

Dengan terpaksa, Arya berjalan kaki tanpa menggunakan sandal. Karena rumahnya jauh, ia memutuskan untuk pergi ke toko terdekat untuk membeli sandal. Akan tetapi, uangnya tidak mencukupi.

Karena uangnya tidak mencukupi, Arya pun mempunyai niat untuk mencuri sandal di masjid yang letaknya hanya beberapa meter dari toko tersebut. Arya hendak mengambil sandal terbaik yang ada di masjid itu.

Sambil duduk di teras masjid, ia memperhatikan setiap orang yang akan masuk ke masjid. Jadi, ketika targetnya sibuk beribadah, ia segera mengambil sandal tersebut.

Aksinya berjalan lancar, Arya berhasil mendapatkan sandal berwarna hitam yang merupakan sandal terbagus di masjid tersebut. Tidak diduga, sang pemilik sandal menyadari bahwa Arya telah mencuri sandalnya.

Pemilik sandal langsung teriak dan mengejar Arya. Perutnya yang buncit, membuat ia tidak bisa berlari kencang. Arya pun tertangkap dan dibawa ke kantor polisi.

Setelah dilakukan penyelidikan, Arya divonis dengan pasal pencurian. Kasusnya pun akan disidangkan satu minggu lagi. Sial sekali Arya, hal sepele ini membuatnya harus terseret ke meja hijau.

Hari persidangan telah tiba, Arya duduk di kursi tersangka dengan wajah tertunduk.

Hakim : “Baiklah, Arya, usia 24 tahun, telah terbukti mencuri sandal seharga Rp30.000,00. Dengan ini, pengadilan memutuskan bahwa Anda bersalah dan Anda dihukum selama 5 tahun penjara.”

Arya : “Loh?! Pak, ini tidak adil, mengapa hukuman saya jauh lebih berat dibandingkan dengan para koruptor?”

Kemudian hakim memberikan penjelasan kepada Arya bahwa ia mencuri sandal sehingga merugikan seseorang 30.000 rupiah. Adapun para koruptor mencuri uang 2 miliar sehingga merugikan 200 juta rakyat Indonesia.

Nah, kalau dihitung dengan saksama, koruptor hanya merugikan 10 rupiah saja setiap orang. Jadi, kerugian akibat tindakan yang dilakukan oleh Arya lebih besar daripada tindakan yang dilakukan oleh para koruptor.

Makna:

Dari teks anekdot di atas dapat disimpulkan bahwa hukum yang berlaku di sebuah negara tajam ke bawah tapi tumpul ke atas. Hukuman yang diterima oleh para pelanggar aturan seringkali tidak adil, karena koruptor yang memiliki pelanggaran lebih besar dan merugikan rakyat lebih banyak justru mendapatkan hukuman yang lebih ringan.

 

17. Contoh Teks Anekdot Kritik Sosial (2)

 

Kuliah Hukum Pidana

Seorang dosen Fakultas Hukum sedang memberi kuliah Hukum Pidana. Saat tiba sesi tanya jawab si Ali bertanya kepada dosen, “Apa kepanjangan dari KUHP, Pak?”

Lalu dosen tidak menjawab sendiri, tetapi dilemparkannya pada si Ahmad. “Saudara Ahmad, coba bantu saya untuk menjawab pertanyaan saudara Ali!” pinta beliau.

Dengan tegas si Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak!” tegasnya.

Mahasiswa lain tentu tertawa, sedang pak dosen geleng-geleng kepala, seraya menambahkan pertanyaan kepada si Ahmad, “Saudara Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban itu?”

Dasar si Ahmad, pertanyaan tersebut dijawabnya pula dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan Pengalaman adalah guru yang terbaik’ begitu, Pak!” Seisi kelas tertawa.

Lalu tawa mereda dan kelas kembali tenang.

Makna:

Makna tersirat yang bisa kamu ambil dari contoh teks anekdot ini adalah kondisi yang terjadi di sebuah negara tentang penyelesaian masalah adalah dengan uang. Sementara, hukum yang sudah diatur dengan rapi seolah ‘tidak terlalu bermanfaat’ karena diciderai dengan penerimaan suap.

 

18. Contoh Teks Anekdot Transaksi Ekonomi

 

Antrean di Supermarket

Suatu hari di sebuah supermarket, ada tiga orang yang sedang antre di kasir untuk membayar belanjaan mereka. Mereka adalah seorang pekerja kantoran, seorang tukang bangunan, dan seorang ibu rumah tangga.

Pekerja kantoran mengeluarkan dompetnya dan membayar dengan kartu kredit. Sementara, tukang bangunan menghitung uang kertas dengan hati-hati untuk membayar belanjanya. Sedangkan, ibu rumah tangga dengan cermat memisahkan uang receh yang ia kumpulkan sepanjang minggu.

Saat giliran ibu rumah tangga untuk membayar, kasir tiba-tiba berkata, “Maaf, pembayaran dengan koin tidak diperbolehkan.” Ibu rumah tangga itu kikuk dan memandang uang recehnya yang sudah ia susun rapi.

Mendengar itu, tukang bangunan yang berdiri di sampingnya berkata, “Tidak masalah, saya akan membantu.” Dia mengeluarkan beberapa uang kertas tambahan dan menukarkannya dengan uang receh ibu rumah tangga.

Makna:

Makna tersirat yang bisa kamu ambil dari contoh teks anekdot di atas adalah meskipun mereka semua sedang berada di tempat yang sama untuk membeli barang, tetapi pengalaman dan kenyamanan mereka dalam bertransaksi berbeda jauh.

Pekerja kantoran menyadari keuntungan menggunakan kartu kredit, tukang bangunan mengetahui pentingnya memiliki uang dalam bentuk yang berbeda, dan ibu rumah tangga merasa dihargai karena ada seseorang yang peduli dengan situasinya. 

Baca Juga: Teks Biografi: Pengertian, Struktur, Ciri & Contohnya

 

19. Contoh Teks Anekdot Keluarga

 

Liburan Kuli Bangunan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres. Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan.

Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.”

“Nak, Jakarta banjir.”

“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”

“Nak, perahunya bocor.”

“Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.”

“Cerdas!”

Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore, dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda.

Pulang ke rumah ditanya sama istri saya, “Gimana Nak, seru main sama Bapak?”

“Mantap, Mah! Pokoknya udah gede aku mau jadi kuli bangunan.”

“Hey, masa perempuan jadi kuli banguan..”

“Gak apa-apa, Mah, emansipasi!”

Ya, anak saya itu memang jarang liburan, jadi dia itu norak. Kemarin saja saya bawa ajak mandi bola, dia bawa handuk. 

Istri saya langsung ngomong, “Nak, mandi bola gak usah bawa handuk, Kan udah disediain.”

Makna:

Dari cerita anekdot di atas, dapat diambil makna bahwa sebagai anak harus selalu bersyukur dengan apa yang orangtuanya miliki. Pada sejatinya, orang tua sebenarnya ingin membahagiakan anaknya. Tapi, karena sang orang tua tidak bisa memberikan liburan yang diekspektasikan si anak, maka orang tua mengajak anaknya untuk ‘berlibur’ di ‘tempat kerjanya’  dengan ‘bermain membuat lego’. Hasil dari lego yang dibuat si anak bukannya jadi robot, malah jadi pos ronda.

 

20. Contoh Teks Anekdot Sindiran

 

Dosen yang juga Menjadi Pejabat 

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang. 

Tono : “Saya heran dengan dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.” 

Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.” 

Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.” 

Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.” 

Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.” 

Udin : “Loh, apa hubungannya.” Tono : 

“Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.” 

Udin : “???” 

Makna:

Teks anekdot di atas memiliki makna tersirat tentang sindiran terhadap para pejabat yang selalu mementingkan posisinya, baik itu di pemerintahan maupun instansi lainnya. Meskipun, dalam teks terlihat bahwa pejabat yang dimaksud adalah pejabat di bidang politik. 

 

21. Contoh Teks Anekdot Sindiran (2)

 

Mau Gaji Besar? 

Suatu hari, Pak Anwar menerima telefon yang mengaku dari salah satu acara televisi. 

Presenter: “Halo, dengan siapa di sini?”

Pak Anwar: “Dengan Bapak Anwar”

Presenter: “Oh, Bapak Anwar. Apakah bapak ingin mendapatkan uang tunai sebesar 3 juta rupiah?”

Pak Anwar: “Wah, mau banget! Gimana caranya?”

Presenter: “Kerja, Pak!”

Pak Anwar: “…”

Makna:

Percakapan singkat di atas merupakan dialog anekdot yang berisi sindiran halus bahwa sangat mudah tergiur untuk mendapat uang, tapi harus ingat bahwa cara terbaik untuk mendapatkan uang adalah dengan bekerja. 

 

22. Contoh Teks Anekdot Kuliner

 

Nangka Impor 

Seorang teman diplomat yang baru ditempatkan di Belanda bercerita, Saya pernah makan siang di sebuah restoran Indonesia sederhana di Amsterdam. Saya kaget, ternyata salah satu menunya ada masakan gudeg Yogya. 

Saya penasaran. Maka langsung saya pesan satu porsi. Setelah saya cicipi, percaya atau tidak, ternyata rasanya lebih enak daripada gudeg di Yogya yang asli! Karena penasaran, maka saya bertanya: 

“Mas, apa rahasianya kok gudeg di sini rasanya lebih enak dibandingkan dengan di tempat aslinya?” 

“Oh, itu karena nangkanya, Mas. Di Yogya kan pakai nangka lokal. Nah kalau kami di sini memakai nangka impor,” jawabnya. 

“Emang nangkanya impor dari mana?” 

“Dari Yogya, Mas…” 

Makna:

Terdapat dua makna tersirat yang bisa kamu ambil dari contoh teks anekdot ini. Pertama, terkadang persepsi bisa dipengaruhi oleh lokasi tertentu. Bisa jadi, gudeg yang dibeli di Amsterdam terkesan lebih enak karena harganya lebih mahal. Kedua, fakta bahwa ternyata nangkanya diimpor dari Yogya menandakan bahwa sebenarnya kualitas nangka tersebut sama bagusnya, hanya saja, bisa jadi racikan yang memasak gudeg di Belanda lebih enak dari yang di Yogya. 

Baca Juga: 12 Contoh Teks Debat Singkat beserta Ciri & Kaidah Kebahasaan

Gimana, sudah jelas kan? Setelah melihat contoh teks anekdot beserta struktur dan kebahasaannya di atas, semoga kamu bisa mencoba sendiri membuat teks anekdot, ya. Jangan malas untuk berlatih! Masih ingin melihat penjelasan lengkapnya? Langsung aja cek video belajar beranimasi di ruangbelajar!

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Referensi:

Aulia, Fadillah Tri dan Gumilar, Sefi Indra. (2021) Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Drs. Subadiyana. (2021) Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas 10. Jakarta: Grasindo. 

Rianto, Tomi. (2022) Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X, XI, XII. Jakarta: Bumi Aksara.

Suryaman, Maman, dkk. (2017) Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.  

Tim Quantum Research (2020) Super Master Pelajaran untuk SMA/MA Kelas 10 Semester 1&2 Saintek. Bandung: Yrama Widya

 

Artikel ini telah diperbarui pada 30 Agustus 2023 oleh Laras Sekar Seruni.

Nurul Hidayah