Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana dan Contohnya | Ekonomi Kelas 10
Bagaimana langkah-langkah menyusun laporan keuangan sederhana agar keuangan kita sehat? Yuk, simak cara mudahnya di artikel Ekonomi kelas 10 berikut ini!
—
Belum akhir bulan, tapi dompet kok udah seret aja, ya?
Kayaknya baru kemarin dapet uang saku bulanan, tapi ke mana larinya semua uang ini, ya?
Hayoo, kalau kamu relate dengan kalimat-kalimat di atas, itu tandanya kamu butuh belajar cara menyusun laporan keuangan!
Eits, tenang aja! Bikin laporan keuangan pribadi nggak akan serumit laporan keuangan perusahaan kok. Kamu bisa mulai dari yang sederhana dan sesuai kebutuhan pribadi.
Bagaimana cara membuat laporan keuangan sederhana? Artikel ini bakal ngajarin kamu cara membuat laporan keuangan pribadi secara lengkap, bahkan bisa kamu terapkan pakai Excel juga, lho! Yuk, langsung aja kita mulai!
Apa itu Laporan Keuangan?
Sebelum masuk ke langkah-langkah membuat laporan keuangan, kita ketahui dulu apa sih yang dimaksud dengan laporan keuangan. Secara sederhana, laporan keuangan adalah catatan yang merinci semua pemasukan dan pengeluaran dalam periode waktu tertentu. Periode waktu ini bisa harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan.
Nah, kalau kamu pernah membuat catatan pengeluaran harian, itu udah jadi salah satu bentuk laporan keuangan sederhana, lho!
Tapi, perlu diingat bahwa laporan keuangan yang baik bukan hanya sekedar mencatat pemasukan dan pengeluaran, tetapi juga harus bisa menjadi alat evaluasi untuk membantu kita mengambil keputusan finansial yang lebih cerdas di masa mendatang.
Kenapa begitu? Supaya ke depannya, kita bisa mengelola keuangan kita secara lebih bijaksana.
Cara Menyusun Laporan Keuangan Menurut OJK
Berdasarkan rekomendasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada beberapa langkah-langkah membuat laporan keuangan pribadi yang bisa kamu ikuti. Yuk, kita bahas satu per satu!
Baca Juga: Apa Itu OJK (Otoritas Jasa Keuangan), Fungsi & Wewenangnya?
1. Kenali Kondisi Keuangan
Langkah pertama dari urutan membuat laporan keuangan adalah mengetahui terlebih dahulu kondisi finansial kita saat ini. Untuk memahami hal ini, kita bisa mulai dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Berapa total pemasukan tetap per bulan, misalnya uang saku dari orang tua, gaji, atau uang beasiswa?
- Apakah ada penghasilan tambahan, seperti freelance, jualan online, penghasilan tambahan karena membantu usaha orang tua, dll?
- Berapa jumlah aset yang dimiliki, misalnya tabungan atau investasi?
- Apakah punya utang? Kalau iya, berapa jumlahnya dan berapa cicilannya?
Dengan mengetahui hal-hal di atas, kita bisa melihat seperti apa kondisi keuangan kita saat ini.
2. Catat Penghasilan dan Pengeluaran
Langkah inti dari membuat laporan keuangan sederhana adalah mencatat secara rinci semua pemasukan dan pengeluaran kita. Misalnya:
- Pemasukan bulanan: Uang saku bulanan dari orang tua Rp1.000.000, uang saku beasiswa Rp500.000.
- Pengeluaran bulanan: Uang makan bulanan Rp400.000, uang transport bulanan Rp200.000, kebutuhan pribadi dan hiburan Rp200.000, tabungan Rp200.000.
3. Cek Kesehatan Keuangan
Setelah semua dicatat, sekarang waktunya cek kesehatan keuangan. Gimana sih, cara kita tahu apakah kondisi keuangan kita sudah sehat atau belum?
a. Perbandingan Jumlah Uang Tunai dengan Pengeluaran Rutin
Pertama, kita bisa identifikasi tingkat kecukupan uang yang dimiliki hingga akhir bulan atau hingga memperoleh penghasilan pada bulan berikutnya, atau yang disebut sebagai Ukuran Uang Tunai. Ukuran uang tunai dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
b. Perbandingan Jumlah Uang yang Ditabung dengan Penghasilan
Selanjutnya, kita hitung perbandingan jumlah uang yang ditabung dengan penghasilan. Caranya adalah dengan menggunakan rumus Ukuran Menabung sebagai berikut:
Melalui hasil perhitungan menggunakan rumus di atas, kita dapat mengetahui persentase penghasilan yang digunakan untuk menabung.
c. Perbandingan Cicilan Utang dengan Penghasilan
Kemudian, kita hitung perbandingan cicilan utang dengan penghasilan. Idealnya, sebaiknya uang yang digunakan untuk membayar cicilan utang tidak lebih dari 1/3 dari penghasilan yang diterima. Adapun secara lengkap kriteria ukuran cicilan utang adalah sebagai berikut:
Sehat | Cukup Sehat | Tidak Sehat |
≤ 30% | 31-40% | ≥ 40% |
Kamu bisa mencoba simulasi pengelolaan keuangan dengan menggunakan simulasi “Periksa Dompet” dari OJK pada tautan berikut.
4. Evaluasi dan Buat Strategi Keuangan
Langkah terakhir adalah mengevaluasi dan menyusun strategi keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap orang atau keluarga tentu ingin kondisi keuangan yang sehat.
Namun, bagaimana jika kondisi keuangan yang sehat belum terjadi? Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi keuangan yang tidak sehat:
- Membiasakan menyisihkan uang dari penghasilan pada awal bulan. Kita bisa mulai dengan menyisihkan nominal uang yang kecil terlebih dahulu. Jika kondisi keuangan membaik, sebaiknya menyisihkan uang lebih banyak untuk menabung.
- Apabila seseorang/keluarga terlanjur terlilit utang, maka salah satu solusi yang dapat ditempuh adalah dengan menganalisis kembali skala prioritas. Kita sebaiknya mengutamakan kebutuhan daripada keinginan. Upaya ini bertujuan mengurangi pengeluaran sehingga kita bisa menyisihkan uang untuk membayar cicilan utang.
- Cobalah mencari peluang kerja/usaha tambahan yang berpotensi untuk menambah penghasilan. Belajar dari berbagai kasus masalah finansial, kita perlu memahami bahwa sumber utama penyebab masalah utang adalah pembelian di luar batas kemampuan penghasilan.
Baca Juga: Pengertian Skala Prioritas dan Contohnya
Langkah-Langkah Menyusun Laporan Keuangan
Biar makin paham, yuk kita lihat contoh nyata cara membuat laporan keuangan bulanan dari seseorang. Misalnya, kita ambil contoh laporan keuangan Budi, dengan profil sebagai berikut:
a. Identifikasi Pemasukan dan Pengeluaran
Profil Budi
Nama: Budi (17 tahun)
Pekerjaan: Pelajar SMA
Pendapatan Bulanan: Uang saku bulanan dari orang tua Rp1.500.000
Pengeluaran Bulanan:
- Makan: Rp600.000
- Transport: Rp300.000
- Internet dan pulsa: Rp50.000
- Keperluan pribadi dan hiburan: Rp300.000
- Uang kas kelas bulanan: Rp20.000
- Tabungan: Rp150.000
Dari data tersebut, kita bisa susun laporan keuangan Budi dengan format berikut:
Contoh Membuat Laporan Keuangan Sederhana (Bulanan)
Keterangan | Nominal (Rupiah) |
Pemasukan Bulanan: | |
|
1.500.000 |
Total Pemasukan Bulanan: | 1.500.000 |
Pengeluaran Bulanan: | |
|
600.000 300.000 50.000 300.000 20.000 150.000 |
Total Pengeluaran Bulanan: | 1.420.000 |
Sisa Uang Bulanan: | 800.000 |
Dengan format seperti ini, kita sudah bisa menerapkan cara membuat laporan keuangan laba rugi sederhana. Laba berarti sisa uang setelah semua kebutuhan dipenuhi. Kalau ternyata hasilnya minus, artinya kita perlu lebih ketat mengatur pengeluaran.
Lalu, dari tabel di atas kita bisa tahu bahwa Budi memiliki sisa uang bulanan sebanyak Rp80.000 setelah semua kebutuhannya terpenuhi, termasuk tabungan. Nah, sisa uang ini dapat digunakan Budi sebagai dana darurat yang sewaktu-waktu bisa digunakan ketika ada keperluan mendesak. Misalnya, harus membayar iuran kerja kelompok untuk membeli bahan-bahan membuat prakarya.
Baca Juga: Literasi Finansial: Pengertian, Manfaat, & Cakupan Kemampuan
b. Identifikasi Area Pengeluaran yang Bisa Dikurangi
Dari contoh Budi di atas, pengeluaran terbesar ada di uang makan. Uang makan Budi adalah Rp600.000 per bulan. Jika Budi membawa bekal ke sekolah, mungkin Budi bisa lebih menghemat uang makannya.
c. Strategi Peningkatan Kondisi Keuangan
Selain mengidentifikasi pengeluaran, Budi juga bisa membuat strategi sebagai berikut:
- Tingkatkan tabungan: Dengan mengurangi pengeluaran untuk uang makan, Budi bisa menambah alokasi untuk tabungan dan dana darurat.
- Tambah penghasilan: Budi bisa mencoba kerja freelance yang ramah pelajar atau mencoba jualan online di waktu luang.
- Gunakan Excel: Budi bisa membuat laporan keuangan yang lebih rapi dengan cara membuat laporan keuangan di Excel.
- Gunakan aplikasi: Selain Excel, Budi juga bisa menggunakan aplikasi keuangan pribadi yang bisa di-download di smartphone.
Tips Membuat Laporan Keuangan di Excel Otomatis
Penasaran gimana cara membuat laporan keuangan di Excel otomatis? Tenang, caranya nggak sulit kok! Kamu bisa ikuti langkah-langkah berikut:
- Buka Excel dan buat tabel dengan kolom-kolom sebagai berikut: Tanggal, Kategori, Deskripsi, Pemasukan, Pengeluaran.
- Isi masing-masing kolom sesuai dengan kondisi keuanganmu saat ini.
- Gunakan rumus Excel, misalnya =SUM(E2:E30) untuk menjumlahkan pengeluaran di kolom E.
- Gunakan fitur filter untuk menyortir berdasarkan kategori (makan, transport, hiburan, dll).
- Gunakan fitur grafik untuk melihat tren pengeluaran tiap bulan.
- Simpan dan update laporan keuangan ini secara rutin. Usahakan untuk meng-update setiap hari atau minimal setiap minggu, supaya tidak ada pemasukan atau pengeluaran yang terlewat atau terlupakan.
Dengan begitu, kamu bisa menerapkan cara membuat laporan keuangan bulanan yang praktis dengan visual yang menarik.
Kenapa Perlu Membuat Laporan Keuangan?
Mungkin kamu berpikir, “Kenapa sih, kita harus repot-repot bikin laporan keuangan?”. Nah, ini dia beberapa alasan mengapa menyusun laporan keuangan itu sangat penting:
1. Supaya Kita Tidak Boros
Melalui laporan keuangan, kita bisa melihat ke mana saja uang kita pergi, jadi nggak ada lagi deh, pertanyaan “Ke mana larinya uang-uang ini, ya?” :’)
2. Supaya Kita Bisa Menabung dan Berinvestasi
Kalau kita tahu berapa sisa uang yang kita miliki setiap bulannya, kita bisa menyisihkan uang tersebut untuk ditabung atau diinvestasikan demi masa depan yang lebih baik.
3. Supaya Kita Bisa Memiliki Dana Darurat
Kondisi darurat bisa datang kapan saja dan apabila kita memiliki dana darurat, maka kita tidak perlu merogoh uang tabungan kita terlalu dalam dan kita bisa terhindar dari utang.
4. Supaya Kita Bisa Tahu Tujuan Keuangan yang Ingin Dicapai
Kamu pengen beli buku atau komik yang udah lama ada di wishlist-mu? Pengen beli skin karakter game favoritmu? Pengen liburan bareng temen-temen ke kota sebelah? Atau pengen nonton konser idola favoritmu?
Semua bisa terwujud kalau kita konsisten melakukan satu hal, yaitu menabung! Jadikan apapun tujuan keuangan yang kamu miliki sebagai motivasi untuk rutin menabung, sehingga kamu tidak merasa stress atau tertekan selama menjalani proses menabung ini.
Eits, tapi tetap saja kamu harus aware dulu dengan kondisi keuanganmu sekarang, ya. Jika menabung masih terasa sangat berat karena memang nggak ada uangnya untuk ditabung (akibat mahalnya biaya hidup saat ini huhu) nggak papa banget ya, menabung pelan-pelan.
Ingat kata pepatah, sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit! Menabung sedikit tetap lebih baik daripada tidak menabung sama sekali. Selain itu, usahakan untuk belanja hal-hal yang penting dan memang kamu butuhkan saja.
Kurangi belanja hal-hal yang tidak penting dan tidak kamu butuhkan, sekalipun ada diskon. Setiap kali kamu tergoda ingin jajan hanya karena ada diskon, ingat selalu mantra ini: belanja saat diskon akan tetap lebih mahal daripada nggak belanja sama sekali
So, remember to set your priorities right!
Baca Juga: Bank Sentral: Pengertian, Sejarah, Tugas & Wewenang
—
Menyusun laporan keuangan itu penting banget buat kamu yang ingin hidup lebih teratur secara finansial. Dengan memahami langkah-langkah membuat laporan keuangan, kamu bisa tahu kondisi dompetmu, mengidentifikasi pengeluaran yang nggak penting, dan menyusun strategi biar keuangan makin sehat.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk, mulai praktikkan langkah-langkah menyusun laporan keuangan pribadi dari sekarang! Nggak harus rumit kok, karena kamu bisa mulai dari yang sederhana terlebih dahulu.
Gunakan kertas, Excel, atau aplikasi, yang penting konsisten! Kalau kamu sudah mulai terbiasa, siapa tahu kamu bisa membantu orang lain juga dengan contoh membuat laporan keuangan sederhana yang sudah kamu punya.
Kalau kamu suka belajar materi-materi ekonomi dan finansial, langsung aja yuk meluncur ke aplikasi Ruangguru. Di sana ada banyak pembahasan materi ekonomi, lho. Download sekarang, ya!