Apa Saja Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen? | Bahasa Indonesia Kelas 9

Bahasa Indonesia kelas 9 - Unsur Intrinsik Cerpen (Cerita Pendek)

Artikel Bahasa Indonesia kelas 9 kali ini akan menjelaskan tentang pengertian dan macam-macam unsur intrinsik dalam cerita pendek (cerpen). Mau tahu apa saja unsur intrinsik cerpen? Simak penjelasannya dalam artikel berikut!

 

Apakah kamu gemar membaca cerita? Untuk kamu yang nggak terlalu suka membaca, kamu bisa mencoba membaca cerpen atau cerita pendek.

Cerpen adalah kisah yang diceritakan dengan pendek atau singkat, tidak lebih dari 10.000 kata. Cerpen juga memberikan kesan tunggal yang dominan karena ceritanya hanya memusatkan pada satu tokoh, satu kejadian, atau satu permasalahan. Nah, karena ceritanya yang tidak terlalu panjang, cerpen cocok dibaca oleh kamu yang masih berlatih membaca.

Adakah cerpen yang paling berkesan untuk kamu? Mungkin berkesan melalui tokohnya, latar, suasana, gaya bahasa, atau lainnya. Nah, unsur-unsur seperti tokoh, latar, suasana, gaya bahasa, dan sebagainya, itu termasuk unsur intrinsik cerpen.

Dengan kata lain, unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang terbentuk dari dalam cerpen itu sendiri. Unsur intrinsik juga bisa disebut sebagai unsur pembangun dari dalam cerpen. Agar cerpen yang dibuat menarik dan mudah dipahami oleh pembaca, unsur intrinsik ini tidak boleh dilewatkan, loh.

Nah, di artikel ini, kita akan bahas macam-macam unsur intrinsik cerpen. Untuk lebih jelasnya, yuk kita cermati apa saja unsur-unsur intrinsik cerpen itu!

984590_L.jpg

Contoh buku kumpulan cerpen (Sumber: indonesiaebook.com)

 

Terdapat tujuh macam unsur intrinsik dalam cerpen, yaitu tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, langsung saja kita simak bersama-sama, ya.

Baca Juga: Mengupas Cerpen: Pengertian, Ciri-Ciri, Fungsi, Struktur, dan Contohnya

 

1. Tema

Unsur intrinsik cerpen yang pertama adalah tema cerita. Tema adalah gagasan utama yang ingin disampaikan pengarang dalam cerpen. Bisa dikatakan, tema ini adalah nyawa dari sebuah cerita. Kenapa? Karena tema akan menentukan latar belakang cerita tersebut. 

 

2. Tokoh dan penokohan

Tokoh merupakan pelaku dalam sebuah cerita. Tokoh terbagi atas tokoh utama dan tokoh tambahan.

  • Tokoh utama merupakan tokoh yang melakukan interaksi secara langsung atau terlibat dalam konflik.
  • Tokoh tambahan merupakan tokoh yang hanya diungkapkan dalam cerpen tanpa adanya interaksi yang dilakukan tokoh atau tokoh yang tidak terlibat dalam konflik.

 

Sementara itu, penokohan merupakan watak atau karakter tokoh yang terdapat dalam sebuah cerita. Dalam menentukan karakter sebuah tokoh, kita bisa membaginya menjadi beberapa macam, di antaranya tokoh protagonis, antagonis, tritagonis, dan figuran.

Contohnya, tokoh Bandung Bondowoso dalam cerita Roro Jonggrang yang termasuk tokoh antagonis karena memiliki watak kejam, semena-mena, dan suka memerintah.

Jenis-Jenis Tokoh dalam Cerpen

Baca Juga: Mengenal Teks Laporan Percobaan: Pengertian, Ciri, Struktur & Kebahasaannya

 

3. Latar

Macam-macam unsur intrinsik selanjutnya adalah latar. Latar merupakan gambaran tempat, waktu, dan suasana cerpen. Melalui latar ini, kita jadi lebih mudah membayangkan situasi dan kondisi yang dialami oleh para tokoh. 

  • Latar tempat menjelaskan di mana kejadian atau peristiwa dalam cerpen terjadi.
  • Latar waktu menjelaskan kapan kejadian atau peristiwa dalam cerpen terjadi.
  • Latar suasana menjelaskan gambaran suasana dalam sebuah cerpen.

 

4. Alur dan plot

Alur adalah rangkaian kronologi peristiwa dalam cerita pendek. Kemudian, alur dibedakan menjadi alur maju, alur mundur, dan alur campuran.

  • Alur maju adalah cerpen dengan peristiwa yang disajikan secara kronologis atau sesuai dengan urutan waktu dari awal ke akhir.
  • Alur mundur adalah cerpen dengan peristiwa yang dimulai dari akhir cerita ke awal cerita. Alur mundur disebut juga dengan istilah kilas balik.
  • Alur campuran adalah alur cerpen yang merupakan gabungan antara alur maju dan alur mundur. Jadi, rangkaian peristiwanya melompat-lompat antara peristiwa masa lalu dengan masa kini.

 

Sementara itu, plot merupakan gambaran peristiwa yang mengandung hubungan sebab akibat. Berikut ini merupakan skema plot:

Skema Plot Cerita - Unsur Intrinsik Cerpen

 

5. Sudut pandang

Sudut pandang berisi pandangan pengarang terhadap cerpen, bisa aja pengarang menjadi orang pertama atau orang ketiga.

  • Sudut pandang orang pertama adalah pengarang terlibat langsung atau orang pertama dalam cerita yang ditandai dengan penggunaan kata ganti orang aku, saya, dan sebagainya.
  • Sudut pandang orang ketiga adalah pengarang tidak terlibat langsung dalam cerita yang ditandai dengan penggunaan kata ganti orang seperti dia, mereka, dan sebagainya atau menggunakan nama tokoh. Sudut pandang orang ketiga terbagi atas orang ketiga terarah dan orang ketiga serba tahu.

 

6. Amanat

Amanat merupakan pesan moral yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui cerpen. Misalnya, cerita Malin Kundang yang memiliki amanat tidak boleh durhaka kepada ibu.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Cerpen Singkat & Menarik beserta Strukturnya

 

7. Gaya bahasa

Saat membaca beberapa cerpen, kamu pasti menemukan pembawaan yang berbeda dari setiap cerita. Setiap cerpen punya dialog atau naskah yang memiliki style atau gaya bahasa yang berbeda-beda. Ini tergantung dari tema cerpen yang ditulis. Nah, gaya bahasa cerpen berfungsi untuk memberikan kesan yang lebih menarik. Umumnya, dengan menggunakan majas.

Beberapa gaya bahasa yang biasa digunakan dalam cerpen, di antaranya:

  • Personifikasi, mengumpamakan benda mati sebagai manusia. Contoh: wajahmu merona bagai senja yang berpesta warna.
  • Metafora, membandingkan kata yang bukan sebagai arti sebenarnya. Contoh: tulang punggung, murah tangan, murah senyum, rendah hati, dsb.
  • Hiperbola, ucapan atau gambaran yang melebih-lebihkan suatu kondisi. Contoh: gedung pencakar langit, menangis darah, berlari secepat kilat, dsb.
  • Litotes, gaya bahasa yang bertujuan untuk merendah. Contoh: “Maaf hidangannya hanya segini, silakan dinikmati ala kadarnya”, “Bantuan ini tidak seberapa, tolong diterima”, dsb.
  • Simile, menggambarkan suatu kondisi dengan membandingkan satu hal dengan hal lainnya dalam satu kalimat. Contoh: kasih sayang ibu ibarat sedalam lautan, wajahnya merona layaknya bunga mawar yang elok, dsb.

 

Unsur-Unsur Intrinsik Cerita Pendek

cara menganalisis unsur intrinsik dalam cerpen

Nah, setelah kita mengetahui apa saja tujuh unsur intrinsik dalam cerpen, sekarang kita coba mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik tersebut pada contoh cerpen di bawah ini, yuk!

Contoh Cerpen Berjudul Hutan Merah Karya Fauzia. A

Matahari bersinar terik di Lampung. Sinarnya terhalang rimbunnya pepohonan, sehingga hanya menyisakan berkas tipis. Burung-burung berkicau seolah sedang menyanyikan lagu untuk alam. Bunyi riak jernih sungai beradu dengan batu kali berpadu dengan sahutan dari beberapa penghuni hutan yang lainnya. Ya, inilah tempat tinggal Bora, si anak gajah Lampung yang sekarang tengah asyik bermain bersama teman-temannya di sebuah sungai.

Ketika Bora menyemprotkan air ke arah Dodo—anak gajah lainnya—dengan belalainya, ia pun memekik nyaring. Sampai akhirnya, kegembiraan mereka terpecah oleh bunyi bising dari sebelah utara hutan. Bunyi bising itu bercampur dengan deru sesuatu yang sama sekali tidak Bora kenal.

“Hei, lihat itu!”

Semua serentak menghentikan kegiatan mereka dan menengok ke langit yang ditunjuk Dodo. Asap hitam tebal yang membumbung tinggi dari sana. Asap itu semakin tebal dan terus menebal. Itu merupakan fenomena aneh yang baru pertama kali mereka saksikan. Selama ini yang mereka tahu, langit selalu berwarna biru cerah dengan awan putih berarakan.

Keheningan hutan itu kemudian pecah saat Teo tiba-tiba saja datang sambil memekik nyaring, “Hutan terbakar! Hutan terbakar!”

Semua ikut memekik ketakutan. Hutan terbakar! Tempat tinggal mereka terbakar!

“Bora! Apa yang kau lakukan!? Cepat pergi!” Pipin berteriak sambil menarik belalai Bora dengan belalainya..

Suasana hutan yang tadinya damai tenteram, seketika menjadi neraka bagi semua hewan. Asap hitam pekat yang mulai menyelimuti seluruh hutan ini. Suhu udara mulai panas, membuat para hewan makin berteriak nyaring.

Bora panik bukan main. Sambil mengikuti langkah Pipin, matanya bergerak ke sana-ke mari, mencari sosok ibunya.

“Pipin! Di mana ibuku?” tanya Bora.

“I-ibu … ibumu ….” Pipin tidak bisa menjawab karena sama-sama tidak tahu di mana ibu Bora berada.

“Aku harus kembali ke sarang!” Bora melepaskan belalainya dari belalai Pipin, lalu berbalik untuk kembali ke sarangnya.

Namun, sebelum Bora melancarkan niatnya itu, Pipin sudah menarik kembali belalainya. “Ibumu pasti sudah berada di depan. Bersama gajah dewasa lainnya.”

Bora menghiraukan ucapan Pipin, lalu kembali meloloskan belalainya dan berlari sekuat mungkin menuju sarangnya.

“Bora!” Pipin berteriak di belakangnya.

Bora sampai di dekat sarangnya berada dengan napas terengah. Ia langsung membelalakkan mata begitu melihat sosok ibunya sedang bersusah payah keluar dari sarang. Api sudah menjalar di setiap pohon di dekat sarangnya itu.

“Ibu!” teriak Bora sekuat tenaga.

“Sedang apa kamu?! Cepat pergi dari sini!” teriak ibu Bora sambil menggerakkan belalainya, menyuruh Bora menjauh dari tempat ini.

“Tidak! Aku tidak mau!” balas Bora keras kepala. Kenapa ibunya masih bisa berkata seperti itu? Padahal jelas-jelas ia dalam keadaan terjebak api?

“Cepat pergi, Bora!”

“Bora! Ayo pergi!” Tiba-tiba saja Pipin datang ke tempatnya dan langsung menarik belalai Bora.

“Tidak mau!” Bora menyentak belalai Pipin keras. “Ibu! Aku akan menyelamatkanmu!”

“Jangan, Bora!” bentak Pipin

Kraaak! Braaak!

“IBU!! IBU!!” Bora terus meraung memanggil ibunya. Pohon yang sedang terbakar itu jatuh dan kemudian menimpa tubuh payah ibu Bora.

“Ayo, Bora, kita harus pergi,” lirih Pipin sambil menarik Bora.

Sekali lagi Bora menoleh ke belakang saat dirinya sudah cukup jauh dari sarangnya. Tidak ada lagi hutan hijau dengan tumbuhan rindang di sekitarnya. Hutan hijau yang selalu ia kagumi sudah berubah menjadi hutan merah yang sangat panas.

Cara menganalisis unsur intrinsik cerpen:

1. Tema

Cerpen di atas mengusung tema lingkungan, karena isinya menceritakan kondisi lingkungan tempat tinggal tokoh. Dari mulai hutan hijau dengan tumbuhan rindang, menjadi hutan merah panas karena kebakaran.

2. Tokoh dan penokohan

Terdapat beberapa tokoh dalam cerpen. Di antaranya, Bora, Dodo, Teo, Pipin, dan Ibu Bora. Bora merupakan tokoh utama dalam cerita karena terlibat langsung dengan konflik yang ada. Sementara itu, Dodo, Teo, Pipin, dan Ibu Bora merupakan pemeran tambahan.

Karakter Bora digambarkan sebagai anak gajah yang periang, usil, pemberani, dan sayang sekali dengan ibunya. Watak pemberani ini, bisa kamu lihat ketika Bora tidak takut memasuki wilayah hutan yang terbakar demi mencari ibunya. Bora sangat khawatir dengan keadaan ibunya dan berusaha untuk menyelamatkannya.

3. Latar

  • Latar tempat: Hutan
  • Latar waktu: Bisa dikatakan, latar waktu terjadi di siang hari. Ini bisa dilihat dari kalimat pertama pada paragraf pertama yang menjelaskan, “Matahari bersinar terik di Lampung. Sinarnya terhalang rimbunnya pepohonan, sehingga hanya menyisakan berkas tipis.”
  • Latar suasana: Latar suasana mengalami perubahan dari awal cerita menuju akhir cerita. Di awal cerita, suasana digambarkan seperti wilayah hutan yang rimbun, dengan pohon-pohon di sekitarnya. Namun, saat konflik terjadi, suasana berubah menjadi sangat mencekam. Api berkobaran dimana-mana, menghancurkan pepohonan dan membahayakan hewan di dalamnya.

4. Alur

Cerpen di atas memiliki alur maju karena cerita disampaikan secara kronologis, sesuai dengan waktu kejadian dari awal hingga akhir.

5. Sudut pandang

Sudut pandang penulis pada cerita mengambil sudut pandang orang ketiga. Bisa dilihat karena pengaran tidak terlibat dalam cerita, melainkan menggunakan tokoh lain, seperti Bora, Dodo, Pipin, dan Ibu Bora. Penulis juga menggunakan kata ganti orang, seperti ia dan mereka.

6. Amanat

Amanat atau pesan yang ingin disampaikan penulis berkaitan dengan kelestarian lingkungan. Hutan merupakan tempat tinggal hewan-hewan. Sebagai manusia, kita diharapkan untuk menjaga kelestarian lingkungan, termasuk hutan agar makhluk hidup lain juga bisa tinggal dengan nyaman dan tentram di sana.

7. Gaya bahasa

Terakhir, cerpen di atas menggunakan beberapa majas atau gaya bahasa dalam menggambarkan cerita. Contohnya:

  • Personifikasi: Burung-burung berkicau seolah sedang menyanyikan lagu untuk alam.
  • Metafora: Keheningan hutan itu kemudian pecah saat Teo tiba-tiba saja datang sambil memekik nyaring, “Hutan terbakar! Hutan terbakar!”
  • Hiperbola: Suasana hutan yang tadinya damai tenteram, seketika menjadi neraka bagi semua hewan.

 

Gimana, teman-teman dari penjelasan materi unsur intrinsik di atas? Jadi, ada 7 macam unsur intrinsik pada cerpen ya, yaitu tema, tokoh dan penokohan, alur dan plot, latar, sudut pandang, amanan, dan gaya bahasa. Selain unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik cerpen, loh! Kalau kamu mau baca-baca, bisa klik artikel ‘Mengenal Unsur-Unsur Ekstrinsik Cerpen‘.

Nah, buat yang belum paham, yuk belajar lewat video beranimasi di ruangbelajar. Selain video belajar beranimasi, ada juga soal latihan beserta pembahasannya dan rangkuman lho!

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Referensi:

Trianto, Agus dkk. 2018. Bahasa Indonesia (edisi revisi). Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

https://www.brainacademy.id/blog/contoh-cerita-pendek (Diakses pada 12 Oktober 2023)

Sumber Foto:

Contoh buku kumpulan cerpen. Tautan: https://indonesiaebook.com/short-stories/the-tales-from-the-dark-lexie-xu/

Artikel diperbarui pada 12 Oktober 2023.

Shabrina Alfari

Content Writer and Content Performance at Ruangguru. Hope my writing finds you well and help you learn a thing or two! :D