Kenapa Orang Indonesia Sering Masuk Angin?
Kena hujan sedikit, langsung masuk angin. Kenapa ya, orang Indonesia begitu akrab dengan penyakit sejuta umat ini? Yuk, kita simak jawabannya di artikel ini!
—
“Nina, kemarin kenapa nggak masuk sekolah?,” kata Bella.
“Iya, kemarin kata mama, aku masuk angin,” jawab Nina.
“Eh, masuk angin itu sebenarnya penyakit gimana sih?,” tanya Bella kembali.
Nah, kamu yang bisa membantu pertanyaan di atas? Selama ini, pasti pernah masuk angin juga kan? Kira-kira kenapa ya jenis penyakit seperti ini hanya ada di Indonesia? Memangnya orang di luar negeri nggak bisa masuk angin ya? Yuk, daripada penasaran langsung simak saja ulasannya di bawah ini ya.
Apa itu Masuk Angin dalam Budaya Indonesia?
Pada umumnya, beberapa orang percaya kalau penyakit masuk angin itu ditandai dengan pusing, kembung, dan mual. Tetapi, orang yang mengalami meriang, flu, dan pegal linu juga mengaku mereka terkena masuk angin. Luas sekali ya maknanya. Mana sebenarnya yang betul?
Beragam penyakit karena masuk angin? (Sumber: Youtube Kok Bisa?)
Jika dibahas dari segi ilmu kedokteran, masuk angin adalah istilah yang digunakan masyarakat Indonesia untuk menyebut sekumpulan gejala yang terjadi akibat gabungan kelelahan fisik, terlambat makan, dan stres pikiran. Karena gabungan ketiga hal itu, terjadilah pembentukan gas berlebihan atau “angin” di lambung dan usus. Kemudian timbul rasa penuh di usus, lalu mulas, diikuti mual, dan muntah.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Pada Tubuh Kita Setelah Mati?
Selain itu, beberapa orang juga merasa demam ringan atau menggigil, yang sering disalahartikan sebagai masuk angin. Padahal, bisa jadi itu adalah respons tubuh terhadap infeksi ringan atau inflamasi yang sedang berlangsung.
Dengan demikian, istilah masuk angin lebih tepat dipahami sebagai sindrom atau kumpulan gejala akibat terganggunya keseimbangan fisik dan mental, bukan karena angin secara harfiah masuk ke dalam tubuh. Namun, karena istilah ini sudah mengakar kuat dalam budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia, penggunaannya tetap umum di ranah sehari-hari.
Sampai di sini paham kan?
Penyebab dan Gejala Terjadinya Masuk Angin
Ternyata, kondisi tidak enak badan yang disebabkan masuk angin, biasanya terjadi pada masa pergantian cuaca dari musim kemarau ke penghujan atau sebaliknya (pancaroba). Pada masa peralihan itu, angin seringkali bertiup kencang. Namun, bukan di musim pancaroba pun “angin tak diundang” ini sering menghinggapi orang-orang tertentu. Hal ini terjadi akibat tubuh kita yang sering begadang, kurang tidur, atau kurang istirahat.
Lalu, kenapa pula bisa merasa pegal dan mengatakan itu masuk angin? Penyebabnya adalah cuaca dingin yang menyergap tubuh, dan menimbulkan mekanisme vasoconstriction atau penyempitan pembuluh darah.
Sebenarnya penyempitan pembuluh darah ini merupakan mekanisme tubuh untuk menjaga tidak terjadi pengeluaran kalori berlebihan dari tubuh, sehingga tubuh tidak perlu mengalami penurunan suhu atau hipotermia. Namun, dampak kurang menyenangkan dari penyempitan pembuluh ini adalah peredaran darah menjadi kurang lancar. Akibatnya, hasil metabolisme, berupa asam laktat, terakumulasi pada otot-otot. Inilah yang membuat badan jadi terasa pegal-pegal. Wow!
Baca Juga: Pernah Mengalami Brain Freeze? Ini yang Sebenarnya Terjadi pada Tubuh
Masuk angin menyebabkan flu. (Sumber: onemedical.com)
Begitu pula dengan flu, cuaca dingin dapat menyebabkan rambut-rambut sel di saluran napas lambat bergerak. Padahal, berfungsi untuk mengeluarkan lendir, bakteri, dan virus. Perlambatan ini juga menyebabkan seseorang menjadi rentan terkena infeksi seperti batuk, pilek, dan lain-lain.
Terakhir, orang masuk angin juga mengalami perut kembung yang terisi gas. Hal tersebut diakibatkan cuaca dingin yang menyebabkan perlambatan gerak peristaltik usus. Perlambatan inilah yang menyebabkan gas tertampung di saluran cerna, sehingga perut terasa kembung dan penuh (begah). Akhirnya perut akan tertekan oleh gas dan menyebabkan rasa mual sehingga menekan nafsu makan.
Nah, pada dasarnya, menurut kasus kedokteran barat ternyata istilah seperti masuk angin seperti ini nggak ada, lho. Penyakit dengan gejala yang mirip, hanya disebut dengan common cold. Hasil penelitian mengatakan, setidaknya ada 200 virus dan 1001 penyakit lain yang menyebabkan gejala-gejala seperti masuk angin, selain yang sudah kita bahas di atas.
Misal, flu bisa disebabkan dengan tiga macam penyebab yaitu, rhinovirus, alergi, dan flu burung. Tetapi, karena orang-orang malas pergi ke dokter untuk memeriksakan sakitnya dan lebih memilih beristirahat di rumah, jadi mereka memberi cap masuk angin dengan mudahnya.
Mengobati masuk angin dengan kerokan. (Sumber: tribunnews.com)
Intinya, orang Indonesia percaya kalau penyebab penyakit ini hanya satu, yaitu ada angin yang menyasar ke dalam tubuh kita. Padahal melihat faktanya, dengan gejala sakit yang berbeda sudah pasti sumber penyebabnya juga berbeda. Kita tidak bisa menyamaratakan bahwa itu semua karena angin. Jadi, sekarang kamu kalau sakit ditelusuri lagi ya penyebabnya! Jika beda penyebab, harus beda pula penanganannya.
Baca Juga: Kenapa Hujan Bikin Kita Galau, Mager, dan Laper?
Benarkah Kerokan Ampuh Mengatasi Masuk Angin?
Kebanyakan orang Indonesia, menganggap kerokan adalah ritual wajib setiap kali gejala masuk angin mulai terasa. Cukup ambil koin, oleskan minyak kayu putih atau balsam, lalu mulai menggosok bagian leher, punggung, atau dada hingga timbul garis-garis merah. Setelah itu, tubuh biasanya terasa lebih ringan, hangat, dan nyaman. Tapi, apakah kerokan benar-benar menyembuhkan masuk angin, atau hanya efek sugesti semata?
Nggak semua sakit yang dianggap masuk angin bisa sembuh dengan yang namanya kerokan, lho. Semakin merah hasil kerokan bukan menandakan semakin banyak angin yang keluar dari tubuh, itu justru menandakan iritasi permukaan kulit dan pembengkakan pembuluh kapiler setelah dikerok. Hayo, siapa yang masih suka minta dikerok mama?
Kapan Kita Harus Periksa ke Dokter?
Tidak semua gejala yang menyerupai masuk angin bisa dianggap ringan, loh. Bisa jadi merupakan gejala awal dari kondisi medis yang lebih serius. Oleh karena itu, penting untuk tahu kapan harus segera mencari pertolongan medis.
Jika gejala yang kamu alami lebih berat atau berlangsung lebih lama, bisa jadi itu bukan lagi sekadar masuk angin. Misalnya, demam tinggi dan berkepanjangan, muntaber, nyeri dada hingga sesak napas, bahkan hingga pingsan. Jangan biarkan istilah “masuk angin” menjadi pembenaran untuk menunda penanganan medis yang sebenarnya sangat dibutuhkan. Lebih baik waspada dan bertindak cepat, daripada menyesal belakangan, ya.
Baca Juga: Kenapa Badan Menggigil Saat Kedinginan?
—
Masuk angin memang umum digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk menyebutkan gejala demam, kembung, hingga badan pegal-pegal. Meskipun istilah ini tidak dikenal dalam dunia medis secara formal, gejala-gejala yang muncul tetap nyata dan kerap mengganggu aktivitas sehari-hari. Dengan memahami sisi ilmiahnya, kita bisa lebih bijak dalam menangani keluhannya.
Yuk, pelajari lagi materi biologi lainnya yang lebih seru, hanya di ruangbelajar! Kamu akan menikmati asyiknya sensasi belajar lewat video beranimasi yang lengkap dengan latihan soal, dan pastinya nggak akan membosankan. Ayo, download aplikasi Ruangguru sekarang!
Artikel ini ditulis oleh Rabia Edra, kemudian diperbarui oleh Hani Ammariah.