Karya Sastra: Pengertian, Tokoh, Fungsi & Jenisnya | Bahasa Indonesia Kelas 12

pengertian dan jenis karya sastra

Siapa di sini yang suka menulis atau membuat karya sastra? Sebenarnya karya sastra itu seperti apa sih? Yuk, kita pelajari lebih mendalam di artikel Bahasa Indonesia kelas 12 berikut!

 

Siapa nih yang suka baca cerpen, novel, atau puisi, angkat tangan! Tahukah kamu kalau tulisan-tulisan seperti cerpen, novel, dan puisi itu termasuk ke dalam karya sastra, lho! Nah, pernah nggak sih kepikiran, apa sebenarnya karya sastra itu? Siapa sih orang-orang keren di balik cerita dan puisi yang bikin kita baper atau mikir? Dan yang lebih penting, kenapa kita sebagai perlu belajar tentang dunia sastra?

Di artikel ini, bakal dibahas secara lengkap soal karya sastra. Mulai dari pengertian, fungsi, jenis-jenis, unsur, hingga contoh karya sastra populer yang bisa kamu jadikan referensi. Jadi, apa kamu siap untuk masuk ke dunia kata dan imaji yang penuh makna? Yuk, lanjut baca!

 

Apa itu Karya Sastra?

Oke, kita mulai dari yang paling dasar dulu, yaitu pengertian karya sastra. Karya sastra adalah hasil ungkapan ekspresi manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan atau lisan. Di dalamnya, terkandung pikiran, perasaan, pengalaman, imajinasi, hingga pandangan hidup seseorang terhadap dunia di sekitarnya. Karena itu, karya sastra sering kali tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga cerminan kehidupan manusia.

Secara etimologis, kata sastra berasal dari bahasa Sanskerta “śāstra” (dibaca: shaastra). Kata ini terbentuk dari akar kata “śās-” yang berarti mengajar, mengarahkan, atau memberi petunjuk, dan akhiran “-tra” yang berarti alat atau sarana. Jadi, secara harfiah, sastra dapat dimaknai sebagai “alat untuk mengajar” atau “sarana untuk memberi tuntunan”.

Namun, dalam konteks modern, sastra dipahami sebagai hasil karya seni yang menggunakan bahasa sebagai medianya, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan, yang berfungsi untuk menyampaikan ide, perasaan, dan pesan tertentu dengan cara yang indah.

Karya sastra juga bisa disebut sebagai bentuk seni kreatif yang menjadikan bahasa dan kehidupan manusia sebagai objek utamanya. Melalui bahasa, penulis mampu menciptakan dunia imajinatif yang kaya makna, mengandung nilai keindahan, emosi, dan kebijaksanaan.

Nah, bagi masyarakat yang belum mengenal tulisan, karya sastra biasanya diwariskan secara lisan, seperti dongeng, pantun, atau legenda secara turun-temurun. Sementara dalam bentuk tulisan, karya sastra dapat berupa puisi, cerpen, novel, drama, dan roman yang sering kita baca di buku atau media digital.

pengertian karya sastra

Baca Juga: Perbedaan Kritik Sastra dan Esai: Pengertian, Ciri, Struktur, Contoh

 

Tokoh-Tokoh di Balik Karya Sastra

Nah, sekarang kita kenalan dulu yuk, sama beberapa tokoh yang punya andil besar dalam dunia sastra, baik di Indonesia maupun dunia! Beberapa tokoh di balik karya sastra yang banyak dikenali antara lain:

 

1. Sapardi Djoko Damono

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono adalah seorang pujangga terkemuka berkebangsaan Indonesia. Sapardi dikenal melalui berbagai puisinya mengenai hal-hal sederhana namun penuh makna kehidupan, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum. Dalam dunia kesusastraan Indonesia, Sapardi kerap dipandang sebagai sastrawan angkatan 1970-an.

 

2. Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer merupakan tokoh legendaris yang dikenal lewat karya-karyanya yang kritis terhadap situasi politik dan sosial di Indonesia. Berbagai novel ciptaannya, seperti novel “Bumi Manusia”, menjadi bukti nyata betapa kuatnya daya pengaruh karya sastra dalam membuka mata pembaca.

 

3. Chairil Anwar

Kamu pernah tahu atau pernah membaca puisi berjudul “Aku”? Nah, puisi itu adalah karya sastra dari Chairil Anwar, seorang tokoh penting dalam dunia puisi Indonesia modern. Puisi-puisi Chairil Anwar dikenal penuh semangat dan sarat dengan ekspresi kebebasan.

 

4. William Shakespeare

Dari tadi udah tokoh-tokoh sastra Indonesia terus,nih. Kalau tokoh sastra dari luar negeri ada nggak, ya? Ada dong! Dari Inggris, kita punya William Shakespeare yang terkenal dengan drama-dramanya, seperti “Romeo and Juliet” dan “Hamlet”. Sampai sekarang, karyanya masih dipelajari di seluruh dunia, utamanya mahasiswa-mahasiswa yang berkuliah di Jurusan Sastra.

Empat tokoh di atas hanya sebagian kecil dari berbagai tokoh sastra terkenal di dunia. Dengan adanya tokoh-tokoh sastra, lahirlah bermacam-macam karya sastra yang bisa kita pelajari di masa kini. Tanpa mereka, dunia sastra mungkin tidak akan sekaya sekarang.

Baca Juga: Karakteristik Karya Sastra Indonesia Tiap Angkatan

 

Fungsi Karya Sastra

Sebagai salah satu sarana, sastra berfungsi untuk menyampaikan pembelajaran yang berhubungan dengan budi pekerti maupun nilai-nilai luhur dan budaya dalam suatu masyarakat, umumnya diutarakan secara lisan oleh para orang tua atau sesepuh yang memiliki cerita.

Karya sastra juga dapat berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pesan kebaikan. Pesan-pesan yang ada di dalam karya sastra diutarakan oleh pengarang secara jelas atau tersirat secara halus. Selain itu, ada banyak fungsi lainnya dari karya sastra, lho. Yuk, kita bahas satu per satu!

 

1. Fungsi Estetika

Karya sastra memberikan estetika atau keindahan dalam bentuk bahasa. Lewat diksi unik yang dipilih dengan hati-hati, pembaca bisa merasakan keindahan tersendiri saat membacanya.

 

2. Fungsi Edukatif

Banyak karya sastra yang mengandung nilai-nilai pendidikan atau pembelajaran yang dapat dijadikan sarana edukasi bagi pembacanya. Kita juga bisa belajar banyak dari tokoh-tokoh dalam cerita karya sastra tanpa harus mengalaminya secara langsung.

 

3. Fungsi Sosial

Karya sastra sering menjadi media untuk menyampaikan kritik sosial, politik, maupun budaya. Misalnya seperti karya-karya dari Pramoedya yang banyak menyuarakan ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat luas.

 

4. Fungsi Rekreatif

Karya sastra tentunya juga bisa menjadi sarana rekreatif atau hiburan. Saat kita merasa jenuh, kita bisa membaca novel, cerpen, atau puisi untuk membantu kita melepas stres dan menyegarkan pikiran. Membaca karya sastra juga dapat kita lakukan untuk sekedar mengisi waktu luang dalam kehidupan sehari-hari.

 

5. Fungsi Etis

Karya sastra juga mengandung fungsi etis atau fungsi moral dan etika. Artinya, isi suatu karya sastra tidak akan jauh dari moral dan etika yang berlaku pada zaman di mana karya tersebut dibuat. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan antara karya sastra lama dengan karya sastra modern.

Sebagai contoh, coba kamu perhatikan karya sastra lama, misalnya cerita Siti Nurbaya. Cerita ini banyak mengandung etika dan moral pada zaman tersebut, yang tentunya sudah jauh berbeda dengan etika dan moral zaman sekarang. Hal ini dikarenakan kehidupan manusia yang dinamis dan berubah-ubah seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Jurusan Sastra Indonesia: Mata Kuliah dan Prospek Kerja

 

Jenis-Jenis Karya Sastra

Nah, sekarang kita masuk ke pembahasan jenis-jenis karya sastra. Secara umum, karya sastra dibagi menjadi dua kelompok besar, yakni sastra lama dan sastra modern. Sedangkan berdasarkan bentuknya, jenis karya sastra dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

 

1. Prosa

Prosa adalah karya sastra yang berbentuk narasi bebas. Prosa biasanya menceritakan kisah tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari. Prosa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Novel Novel adalah karangan prosa yang panjang dan mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Umumnya novel memiliki panjang lebih dari 100 halaman.
  • Roman Roman adalah karangan prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Roman lebih banyak membawa sifat-sifat zamannya daripada drama atau puisi. Roman umumnya juga berfokus pada cerita percintaan tokoh-tokohnya.
  • Cerita PendekCerita pendek atau yang biasa disingkat cerpen adalah cerita yang bisanya dituliskan hanya sebanyak 10 halaman, atau bahkan ada juga yang kurang dari 1,5 halaman. Jika novel dapat menceritakan lebih dari satu kisah tokoh, cerpen biasanya hanya berfokus mengisahkan satu tokoh saja. Cerpen biasanya banyak ditemukan di majalah, surat kabar, atau situs media sosial.

 

2. Puisi

Puisi adalah karya sastra yang menekankan pada keindahan bahasa, rima, dan ritme. Biasanya, puisi digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau pemikiran secara padat dan estetis.

 

3. Drama

Drama adalah karya sastra yang ditulis untuk kemudian dipentaskan. Pusat fokus dari sebuah drama terletak pada dialog antar tokohnya. Contoh karya sastra berupa drama, antara lain seperti “Laskar Pelangi: The Musical”.

 

4. Sastra Lisan

Sastra lisan merupakan bagian dari sastra lama, yang banyak beredar sebelum masyarakat mengenal tulisan. Contoh sastra lisan antara lain, seperti pantun, gurindam, atau cerita rakyat yang disampaikan dari mulut ke mulut.

Baca Juga: Pengertian Pantun, Ciri, Fungsi, Struktur, Jenis & Contoh

 

Unsur-Unsur Karya Sastra

Setiap karya sastra yang kita baca, nggak muncul begitu saja, lho. Di balik keindahan bahasanya, ada unsur-unsur penting yang membentuk dan memberi makna pada karya tersebut. Secara umum, unsur karya sastra dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Yuk, kita bahas satu per satu biar makin paham!

 

1. Unsur Intrinsik Karya Sastra

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Artinya, semua hal ini terdapat di dalam teks karya sastra itu sendiri dan bisa kita temukan ketika membaca atau menganalisis isinya. Unsur intrinsik karya sastra, terdiri dari:

a. Tema

Tema adalah gagasan utama atau ide pokok yang menjadi dasar dari sebuah karya sastra. Ibaratnya, tema adalah “jiwa” dari cerita. Misalnya, tema cinta, perjuangan, persahabatan, atau keadilan. Dari tema inilah seluruh alur dan konflik cerita berkembang.

b. Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah pelaku dalam cerita, sedangkan penokohan adalah cara pengarang menggambarkan sifat, karakter, dan kepribadian tokoh tersebut. Ada tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Cara penggambaran watak bisa melalui ucapan, tindakan, pikiran, atau reaksi tokoh lain terhadapnya.

c. Alur (Plot)

Alur adalah rangkaian peristiwa dalam cerita yang tersusun secara logis dan kronologis dari awal hingga akhir. Biasanya, alur dibagi menjadi beberapa tahap, di antaranya perkenalan, munculnya konflik, klimaks, dan penyelesaian. Ada juga jenis alur maju, mundur (flashback), dan campuran.

d. Latar

Latar menunjukkan tempat, waktu, dan suasana dalam cerita. Misalnya, latar tempat di sebuah desa kecil, latar waktu tahun 1945, atau latar suasana yang menegangkan. Latar membantu pembaca membayangkan situasi dan memperkuat emosi dalam cerita.

e. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah posisi atau cara pandang pengarang dalam menyampaikan cerita. Ada yang menggunakan orang pertama (“aku” atau “saya”) sehingga terasa lebih pribadi, dan ada juga orang ketiga (“dia”, “mereka”) yang biasanya lebih objektif. Sudut pandang berpengaruh besar terhadap gaya bercerita dan kedekatan pembaca dengan tokoh.

f. Gaya Bahasa

Setiap pengarang punya gaya menulis yang unik. Gaya bahasa mencakup pilihan kata (diksi), penggunaan majas (seperti metafora, personifikasi, hiperbola), dan cara penulis membangun suasana dalam cerita. Gaya bahasa membuat karya sastra terasa hidup, indah, dan berbeda dari karya lain.

g. Amanat

Amanat adalah pesan atau nilai kehidupan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya. Amanat bisa bersifat tersurat atau tersirat.

Baca Juga: Pengertian Syair, Ciri-Ciri, Jenis & Contohnya

 

2. Unsur Ekstrinsik Karya Sastra

Kalau unsur intrinsik berasal dari dalam teks, maka unsur ekstrinsik adalah faktor-faktor dari luar karya sastra yang ikut mempengaruhi terciptanya karya tersebut. Unsur ini membantu kita memahami kenapa suatu karya ditulis dengan cara tertentu dan makna di baliknya.

a. Latar Belakang Penulis

Kehidupan pribadi, pengalaman, pendidikan, dan pandangan hidup seorang penulis bisa sangat mempengaruhi karya yang ia buat. Misalnya, seorang penulis yang tumbuh di lingkungan pedesaan mungkin akan menulis cerita bertema alam atau kehidupan rakyat kecil.

b. Kondisi Sosial dan Budaya

Karya sastra tidak lahir di ruang hampa, melainkan dipengaruhi oleh situasi sosial, politik, ekonomi, dan budaya pada masa karya itu dibuat. Misalnya, karya yang ditulis pada masa penjajahan mungkin banyak mengandung semangat perjuangan dan nasionalisme.

c. Nilai-Nilai Ideologis dan Moral

Setiap karya sastra biasanya mencerminkan nilai, keyakinan, dan pandangan hidup penulisnya terhadap dunia. Nilai ini bisa berupa ajaran moral, keagamaan, politik, atau kemanusiaan. Inilah yang sering membuat pembaca bisa merasakan pesan mendalam di balik cerita.

 

Contoh Karya Sastra Populer

Setelah kamu tahu pengertian, fungsi, dan unsur-unsur karya sastra, sekarang saatnya kita lihat beberapa contoh karya sastra terkenal yang bisa jadi rekomendasi bacaan kamu. Yuk, simak satu per satu!

 

1. Novel “Laskar Pelangi” – Andrea Hirata

Novel ini termasuk karya sastra Indonesia modern yang paling terkenal, bahkan sudah diterjemahkan ke banyak bahasa dan difilmkan. Laskar Pelangi bercerita tentang perjuangan sekelompok anak di Belitung yang bersekolah di tempat sederhana bernama SD Muhammadiyah. Meski hidup mereka serba kekurangan, semangat belajar dan rasa persahabatan mereka luar biasa kuat.

Lewat tokoh Ikal dan teman-temannya, Andrea Hirata menyampaikan pesan tentang pentingnya pendidikan, mimpi, dan pantang menyerah. Novel ini mengajarkan bahwa kebahagiaan dan kesuksesan tidak ditentukan oleh seberapa kaya seseorang, tetapi oleh seberapa besar tekad dan semangatnya untuk berjuang.

 

2. Puisi “Aku” – Chairil Anwar

Kalimat pembuka puisinya, “Aku ini binatang jalang, dari kumpulannya terbuang,” mungkin sudah sering kamu dengar. Puisi karya Chairil Anwar ini dianggap sebagai salah satu karya paling ikonik dalam sastra Indonesia modern. Meskipun hanya terdiri dari beberapa bait, puisi “Aku” penuh dengan semangat individualisme, keberanian, dan perlawanan terhadap keterbatasan. Chairil menulisnya pada masa penjajahan, ketika rakyat Indonesia masih berjuang untuk merdeka.

Melalui puisinya, ia seolah ingin berkata bahwa manusia harus berani hidup bebas, teguh pada pendirian, dan tidak takut melawan arus. Maknanya sangat relevan hingga sekarang — terutama bagi generasi muda yang sedang mencari jati diri.

 

3. Drama “Romeo and Juliet” – William Shakespeare

Siapa yang nggak tahu kisah cinta paling legendaris ini? Drama “Romeo and Juliet” karya William Shakespeare berasal dari Inggris dan sudah dikenal di seluruh dunia selama berabad-abad. Ceritanya mengisahkan dua anak muda dari keluarga yang saling bermusuhan, namun jatuh cinta secara tulus dan mendalam.

Kisah tragis mereka menggambarkan konflik antara cinta, kebencian, dan nasib, serta menyoroti akibat buruk dari permusuhan antar-keluarga. Selain kisahnya yang romantis dan menyedihkan, drama ini juga mengandung pesan kuat tentang damai, toleransi, dan pengorbanan demi cinta sejati. Tak heran kalau hingga kini, Romeo and Juliet masih sering dipentaskan di berbagai negara dan diadaptasi menjadi film, opera, bahkan musikal modern.

 

4. Kumpulan Cerpen “Robohnya Surau Kami” – A.A. Navis

Cerpen ini merupakan karya sastra klasik Indonesia yang sangat terkenal karena pesan moral dan kritik sosialnya yang tajam. Melalui cerita tentang seorang penjaga surau bernama Kakek dan tokoh “Aku”, A.A. Navis menyampaikan kritik terhadap perilaku manusia yang terlalu fokus pada urusan akhirat tetapi mengabaikan kehidupan dunia dan tanggung jawab sosial. Bahasa yang digunakan sederhana namun maknanya dalam dan menyentuh hati. Cerpen ini mengajak kita untuk menjadi manusia yang seimbang, beribadah kepada Tuhan, tetapi juga peduli terhadap sesama dan lingkungan sekitar.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Puisi Rakyat: Pantun, Gurindam & Syair, Lengkap!

Nah, sekarang kamu sudah tahu kan apa itu karya sastra, siapa tokohnya, apa saja fungsinya, serta unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik karya sastra? Kamu juga sudah lebih paham tentang jenis-jenis karya sastra dan bisa menyebutkan beberapa contoh karya sastra yang terkenal.

Membaca dan memahami karya sastra bukan cuma menambah nilai moral, tapi juga bisa memperkaya cara kita memandang dunia. Selain itu, banyak mempelajari karya sastra juga bisa menghadirkan inspirasi dan motivasi tersendiri. Siapa tahu, dari yang tadinya cuma hobi baca, kamu jadi tertarik buat menulis karya sastramu sendiri.

Ingat, karya sastra adalah cermin dari kehidupan dan pikiran manusia. Artinya, kamu pun bisa menulis karya sastramu sendiri karena kamu pasti punya cerita unik untuk diceritakan. Jadi, yuk, mulai eksplorasi macam-macam karya sastra dari sekarang. Jangan lupa juga untuk terus belajar materi-materi Bahasa Indonesia lainnya hanya di aplikasi Ruangguru, ya.

CTA Ruangguru

Referensi:

https://www.gramedia.com/literasi/jenis-karya-sastra/?srsltid=AfmBOoqIT-BhVHAFgtpUcZD1P0hHedo7a66M-1VjlGMkxq_10CSbdZ1Y (Diakses pada 6 Mei 2025)

https://penerbitdeepublish.com/karya-sastra/ (Diakses pada 6 Mei 2025)

https://repository.unimal.ac.id/5007/2/Isi%20Buku%20Apa%20Itu%20Sastra_v.3.0_Unesco.pdf (Diakses pada 6 Mei 2025)

https://sman1dolopo.sch.id/2019/01/5-karya-sastra-klasik-indonesia-yang-wajib-dibaca/ (Diakses pada 6 Mei 2025)

Kenya Swawikanti