Masyarakat Multikultural: Pengertian, Karakteristik, Faktor Penyebab & Contoh | Sosiologi Kelas 8

Artikel Sosiologi kelas 8 ini akan membahas tentang masyarakat multikultural mulai dari pengertian, karakteristik atau ciri-ciri, faktor penyebab, dan contohnya.
—
Apakah kamu tinggal di lingkungan dengan masyarakat yang beragam? Keberagaman masyarakat yang dimaksud di sini tidak hanya secara fisik, tapi juga dari segi budaya, ya.
Tinggal di lingkungan masyarakat yang beragam ternyata sangat menyenangkan, lho! Kamu bisa belajar banyak hal dari lingkungan tempat tinggalmu. Seru banget, kan?
Tahukah kamu, ada sebutan khusus untuk masyarakat yang beragam ini, namanya masyarakat multikultural. Supaya lebih paham, yuk kita mengenal masyarakat multikultural dan karakteristiknya!

Masyarakat Multikultural (Sumber: mhahs.org.au)
Pengertian Masyarakat Multikultural
Tahukah kamu, masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang memiliki perbedaan suku bangsa, bahasa, agama, dan adat-istiadat. Menurut J.S. Furnivall, masyarakat multikultural adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua tau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan politik.
Dalam konteks Indonesia, corak masyarakat Indonesia yang “Bhinneka Tunggal Ika” bukan lagi hanya berkutat pada keanekaragaman suku bangsa, melainkan keanekaragaman kebudayaan yang ada dalam masyarakat Indonesia.
Acuan utama bagi terwujudnya masyarakat Indonesia yang multikultural adalah multikulturalisme, yaitu sebuah pandangan yang mengakui dan mengagumkan perbedaan dalam kesederajatan, baik secara individual maupun secara kebudayaan.
Multikulturalisme dapat berkembang ketika didukung adanya toleransi dan kesediaan untuk saling menghargai. Oleh karena itu, kita harus saling menghargai satu sama lain, ya. Supaya kamu lebih paham, yuk simak berbagai pengertian masyarakat multikultural dari para ahli berikut!
Pengertian Masyarakat Multikultural Menurut Para Ahli
Menurut para ahli, masyarakat multikultural adalah suatu konteks sosial di mana berbagai kelompok budaya, etnis, dan agama hidup bersama dalam satu ruang sosial. Berbagai pandangan dari para ahli mengenai konsep masyarakat multikultural memberikan wawasan yang beragam:
1. James Banks
Menurut James Banks, seorang ahli pendidikan multikultural, masyarakat multikultural digambarkan sebagai suatu kerangka di mana nilai-nilai, tradisi, dan kebijakan yang mendukung pluralisme dihargai dan diimplementasikan. Dia menekankan pentingnya pendidikan multikultural dalam mempersiapkan individu untuk berfungsi secara efektif dalam masyarakat yang beragam budaya.
2. Nasikun
Menurut Nasikun, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih dari tatanan sosial, masyarakat, atau kelompok yang secara kultural, ekonomi, dan politik dipisahkan (diisolasi), dan memiliki struktur kelembagaan dan berbeda satu sama lain.
3. Will Kymlicka
Will Kymlicka, seorang filsuf politik, menyoroti pentingnya hak-hak minoritas dalam masyarakat multikultural. Menurutnya, penting untuk mengakui dan melindungi hak-hak kelompok budaya minoritas, termasuk hak untuk mempertahankan bahasa, budaya, dan identitas mereka sendiri.
4. John Berry
John Berry, seorang psikolog lintas budaya, mengusulkan model empat dimensi untuk memahami masyarakat multikultural: integrasi, asimilasi, segregasi, dan marginalisasi. Model ini membantu dalam memahami dinamika interaksi antara berbagai kelompok budaya dalam masyarakat.
Baca Juga: Mengenal Kategori Keberagaman Masyarakat Multikultural
5. Amartya Sen
Amartya Sen, seorang ekonom dan filsuf, menyoroti pentingnya keadilan sosial dalam masyarakat multikultural. Dia menekankan perlunya mengatasi ketidaksetaraan dalam akses terhadap sumber daya dan kesempatan, serta mempromosikan dialog antar budaya dan toleransi untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif.
6. Charles Taylor
Charles Taylor, seorang filsuf politik, membahas konsep “pluralisme yang terasimilasi” di mana keberagaman budaya diakui dan dihargai, sambil memperkuat identitas kolektif nasional atau lokal. Menurutnya, penting untuk mencari keseimbangan antara pluralisme dan solidaritas dalam masyarakat multikultural.
7. Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih suku bangsa yang hidup dalam satu wilayah negara, dimana setiap suku bangsa memiliki kebudayaan yang khas dan berbeda satu sama lain.
8. S.B. Sibung
Menurut S.B. Sibung, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih suku bangsa yang mendiami wilayah tertentu, di mana setiap suku bangsa memiliki sistem sosial, budaya, dan bahasa yang berbeda, namun tetap dalam kesatuan bangsa dan negara.
9. UNESCO
Menurut UNESCO, masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok budaya, etnis, dan agama yang hidup berdampingan dalam satu ruang sosial.

Karakteristik Masyarakat Multikultural
Guys, sebenarnya, seperti apa sih masyarakat multikultural itu? Menurut Van Den Berghe, ada 6 karakteristik atau ciri-ciri yang dimiliki oleh masyarakat multikultural. Apa saja, ya? Yuk, kita simak penjelasannya di bawah ini!
1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok sosial
Keberagaman yang terdapat dalam masyarakat dapat membuat masyarakat membentuk kelompok tertentu berdasarkan identitas yang sama sehingga menghasilkan sub kebudayaan berbeda satu dengan kelompok lain.
Misalnya, di pulau Jawa terdapat suku Jawa, Sunda, dan Madura di mana ketiga suku tersebut hidup di pulau Jawa dan memiliki kebudayaan yang berbeda.
2. Memiliki pembagian struktur sosial ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non-komplementer
Masyarakat yang beragam membuat struktur masyarakat pun mengalami perbedaan antara masyarakat satu dengan masyarakat lain. Perbedaan struktur masyarakat itu dapat dilihat melalui lembaga-lembaga sosial yang bersifat tidak saling melengkapi.
Misalnya, pada lembaga agama di Indonesia yang menaungi beberapa agama memiliki stuktur yang berbeda. Lembaga-lembaga agama tersebut tidak saling melengkapi karena karakteristik dari keberagaman masyarakat (agama) pun berbeda.
3. Kurang mengembangkan konsensus (kesepakatan bersama)
Masyarakat yang beragam memiliki standar nilai dan norma berbeda yang diwujudkan melalui perilaku masyarakat. Hal itu disebabkan karena karakteristik masyarakat yang berbeda kemudian disesuaikan dengan kondisi lingkungan fisik dan sosial.
Karena kondisi masyarakat yang beragam tersebut, kesepakatan bersama cenderung susah untuk dikembangkan.
4. Relatif sering terjadi konflik
Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat menjadi salah satu pemicu terjadinya konflik. Konflik yang terjadi bisa sangat beragam, mulai dari konflik antar individu sampai konflik antar kelompok. Hal ini bisa disebabkan oleh minimnya toleransi satu sama lain, baik antar individu maupun antar kelompok.
Baca Juga: Mewujudkan Pendidikan Multikultural di Indonesia
5. Secara relatif, integrasi sosial tumbuh karena paksaan dan saling ketergantungan di bidang ekonomi
Jika masyarakat multikultural bisa terkoordinasi dengan baik, maka integrasi sosial sangat mungkin terjadi. Akan tetapi, integrasi sosial di masyarakat timbul bukan karena kesadaran, melainkan paksaan dari luar diri atau luar kelompok. Contoh: aturan tentang anti-diskriminasi dalam penggunaan fasilitas publik.
Selain itu, masyarakat memiliki ketergantungan dalam bidang ekonomi yang dapat mendorong terjadinya integrasi karena kebutuhannya. Contohnya adalah individu yang bekerja pada individu atau perusahaan lain membuat dirinya harus mematuhi segala aturan yang dibuat.
Terjadinya kondisi patuh dan integrasi timbul karena adanya aturan yang mengikat individu dalam melaksanakan pekerjaannya dan hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
6. Adanya dominasi politik
Kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat multikultural dapat memiliki kekuatan politik yang mengatur kelompok lain. Hal ini menjadi bentuk penguasaan (dominasi) dari suatu kelompok kepada kelompok lain yang tidak memiliki kekuatan politik.

Penyebab Terjadinya Masyarakat Multikultural
Terbentuknya masyarakat multikultural merupakan hasil dari berbagai faktor yang mencakup aspek historis, sosial, ekonomi, politik, dan teknologi. Berikut adalah beberapa penyebab utama terbentuknya masyarakat multikultural:
1. Migrasi dan Mobilitas
a. Migrasi Internasional
Perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain, baik karena alasan ekonomi, politik, maupun sosial, menjadi salah satu faktor utama terbentuknya masyarakat multikultural. Para migran membawa budaya, adat istiadat, bahasa, dan nilai-nilai mereka ke tempat tujuan baru, menciptakan keragaman budaya.
b. Urbanisasi
Perpindahan penduduk dari desa ke kota sering kali menghasilkan masyarakat multikultural di kawasan perkotaan. Di kota-kota, orang-orang dari berbagai latar belakang etnis dan budaya hidup berdampingan, yang memperkaya kehidupan sosial dengan keberagaman budaya.
Baca Juga: Mobilitas Sosial: Pengertian, Bentuk, Faktor & Dampaknya
2. Penjajahan dan Kolonialisme
Selama periode kolonialisme, negara-negara penjajah sering membawa tenaga kerja dari koloni-koloni mereka untuk bekerja di sektor-sektor tertentu. Hal ini menyebabkan percampuran berbagai kelompok etnis dan budaya di wilayah koloni maupun di negara penjajah itu sendiri, menciptakan komunitas multikultural yang beragam.
3. Globalisasi
a. Interaksi dan Integrasi Global
Globalisasi meningkatkan interaksi dan integrasi antara masyarakat di seluruh dunia melalui perdagangan, komunikasi, dan teknologi. Pertukaran budaya menjadi lebih intens, menciptakan masyarakat yang lebih beragam dan multikultural.
b. Ekonomi Global
Perusahaan multinasional sering kali merekrut tenaga kerja dari berbagai negara, menciptakan lingkungan kerja yang multikultural. Hal ini tidak hanya memperkaya lingkungan kerja dengan berbagai perspektif tetapi juga memperluas pengaruh budaya dalam bisnis.
Baca Juga: Kebudayaan Universal dan Proses Pembentukannya
4. Perkembangan Teknologi
Kemajuan dalam teknologi komunikasi dan transportasi memudahkan orang untuk bepergian dan berkomunikasi lintas negara, mempercepat pertukaran budaya dan menciptakan masyarakat yang lebih beragam. Internet dan media sosial memungkinkan penyebaran ide-ide dan budaya dari berbagai belahan dunia.
5. Perubahan Politik dan Konflik
a. Pengungsi dan Imigran
Konflik politik, perang, dan penindasan di berbagai belahan dunia memaksa banyak orang meninggalkan negara asal mereka dan mencari perlindungan di negara lain. Para pengungsi dan imigran ini membawa serta budaya mereka ke tempat baru, memperkaya masyarakat dengan keberagaman budaya.
b. Kebijakan Imigrasi
Beberapa negara memiliki kebijakan imigrasi yang mendukung keberagaman dan mendorong masuknya orang dari berbagai latar belakang budaya, yang memperkuat karakter multikultural masyarakat tersebut.
6. Pendidikan dan Kesadaran Global
a. Pendidikan Inklusif dan Global
Program pertukaran pelajar dan beasiswa internasional memungkinkan orang-orang dari berbagai negara untuk belajar bersama dan berbagi budaya mereka. Pendidikan yang inklusif dan global memperkenalkan generasi muda pada keberagaman budaya dan meningkatkan pemahaman antarbudaya.
b. Media dan Internet
Akses luas terhadap informasi melalui internet dan media sosial memfasilitasi penyebaran ide-ide dan budaya dari berbagai belahan dunia, mempercepat pembentukan masyarakat yang lebih beragam.
7. Perkawinan Antarbudaya
Perkawinan antar budaya antara individu dari latar belakang etnis, agama, dan budaya yang berbeda juga menyumbang terhadap terbentuknya masyarakat multikultural. Anak-anak dari perkawinan ini sering kali mewarisi dan menggabungkan elemen-elemen dari kedua budaya, menciptakan identitas budaya yang unik.
8. Kerjasama Internasional
Organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan berbagai forum internasional lainnya mendorong kerjasama antarnegara dan mempromosikan keberagaman budaya. Pertemuan internasional ini sering kali menjadi ajang pertukaran budaya dan ide, memperkuat nilai-nilai multikulturalisme.
Secara keseluruhan, berbagai faktor ini berkontribusi pada pembentukan masyarakat multikultural yang kaya dan beragam. Setiap faktor tersebut saling berinteraksi, menciptakan dinamika sosial yang kompleks dan mendorong integrasi serta pemahaman antarbudaya di seluruh dunia.

Contoh Masyarakat Multikultural
Dalam masyarakat multikultural, berbagai kelompok budaya memiliki kesempatan untuk mempertahankan dan mengembangkan identitas budaya mereka sendiri sambil berkontribusi pada kehidupan sosial yang lebih luas. Keberagaman ini membawa kekayaan dalam bentuk seni, kuliner, musik, dan praktik-praktik budaya lainnya yang dapat dinikmati oleh semua anggota masyarakat.
Masyarakat multikultural juga mempromosikan dialog antarbudaya, memungkinkan pertukaran ide dan perspektif yang berbeda, yang pada akhirnya dapat memperkaya pengalaman hidup individu dan komunitas. Berikut adalah beberapa contoh masyarakat multikultural di dunia:
1. Indonesia
Indonesia memperlihatkan contoh yang luar biasa dari masyarakat multikultural di dunia. Lebih dari 300 suku bangsa yang berbeda menetap di negara ini, membawa bersama bahasa, adat istiadat, dan budaya yang beragam.
Keberagaman ini semakin diperkaya dengan kehadiran berbagai agama seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Ragam budaya dan agama tercermin dalam festival, upacara adat, dan ragam masakan tradisional yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
2. Amerika Serikat
Amerika Serikat adalah tanah yang dipenuhi dengan keberagaman etnis, budaya, dan agama. Dari keturunan Eropa, Afrika, Asia, hingga Amerika Latin, berbagai latar belakang etnis bersatu dalam satu bangsa.
Tak hanya itu, keberagaman agama juga terlihat dari berdirinya tempat-tempat ibadah Kristen, Islam, Yahudi, Hindu, dan Buddha di seluruh negeri. Keberagaman ini merasuk dalam kegiatan budaya seperti festival, parade, dan serangkaian acara keagamaan yang diadakan di seluruh penjuru negara.
3. India
India membanggakan keragaman budaya yang tak tertandingi. Dengan lebih dari 2.000 kelompok etnis dan 1.600 bahasa yang berbeda, negara ini menjadi rumah bagi keberagaman yang mempesona.
Tak hanya itu, keberagaman agama juga tercermin dalam keberadaan Hindu, Islam, Kristen, Sikh, dan Buddha. Seni, musik, tarian, serta berbagai festival yang diadakan di seluruh negeri mencerminkan kaya akan budaya India yang beraneka ragam.
4. Afrika Selatan
Afrika Selatan menampilkan kekayaan multikultural dengan keberagaman etnis seperti Bantu, Khoisan, dan Afrikaans. Agama-agama seperti Kristen, Islam, Hindu, dan agama tradisional Afrika memberikan warna-warni dalam kehidupan beragama di negara ini. Keberagaman budaya tercermin dalam berbagai ekspresi seni, musik, tarian, dan festival yang meriah di seluruh negeri.
5. Kanada
Kanada menjadi bukti nyata akan keberhasilan masyarakat multikultural. Dengan berbagai kelompok etnis dan agama yang mendiami tanahnya, Kanada mencerminkan keragaman dalam bentuk yang paling jelas.
Orang Asli, pendatang dari Eropa, Asia, dan Amerika Latin bersatu dalam satu bangsa. Agama seperti Kristen, Islam, Hindu, Sikh, dan Buddha berkembang subur di tengah-tengah masyarakat. Keberagaman budaya tercermin dalam berbagai cita rasa kuliner, festival yang meriah, dan kegiatan budaya lainnya yang menyatukan seluruh warga negara.
—
Bagaimana, guys? Menarik sekali ya, mempelajari masyarakat multikulturalisme! Meskipun masyarakatnya sangat beragam, kita tetap harus hidup akur dan saling menghormati satu sama lain, ya!
Eits, jangan lupa juga untuk terus belajar supaya semakin pintar. Biar makin seru, yuk belajar bersama Ruangguru Privat Sosiologi! Belajar nggak cuma menyenangkan, tapi kamu juga bakal diajari konsepnya sampai paham! Para pengajar di Ruangguru Privat juga sudah terstandarisasi kualitasnya, loh. Kamu juga bisa pilih nih, mau diajarkan secara langsung (offline) atau daring (online). Fleksibel, kan? Untuk info lebih lanjut, cuss klik link berikut!


