Latihan Soal UTBK 2021: Pemahaman Bacaan

PK_-_Latihan_Soal_UTBK_Pemahaman_Bacaan

Kalau kata Rizky Febian “mana ada aku cuek, apalagi nggak mikirin kamu, tiap pagi malam ku selalu memikirkan kamu, semua perjuanganku tertuju padamuuu~”

Nggak cuma buat gebetan, lagu ini cocok buat kamu yang mikirin soal-soal apa aja yang keluar di UTBK 2021 nanti. Biar perjuangannya nggak sia-sia, yuk latihan mengerjakan TPS Pemahaman Bacaan di bawah ini!

LS_-_Separator_Semua_Mapel_TPS-Mar-29-2021-05-57-52-34-AM

Topik: Pemahaman Bacaan 

Subtopik: Penalaran Kebahasaan

1. Bacalah teks berikut ini kemudian jawablah soal-soal yang tersedia dengan memilih jawaban yang tepat di antara pilihan jawaban A, B, C, D, atau E.

Kemunculan cacing-cacing keluar dari dalam tanah sempat mengkagetkan masyarakat di Solo dan Klaten. Selain penampakannya yang mengerikan, fenomena ini juga dikait-kaitkan dengan fenomena alam, seperti gempa bumi. Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan isu kemunculan cacing yang dikaitkan dengan akan terjadinya gempa bumi bukan tanpa dasar.

“Sebab, sejumlah gempa merusak di dunia, di antaranya juga diawali dengan gejala alamiah, yakni kemunculan cacing tanah secara masall,” ujar Daryono dalam siaran pers, April 2020.

Daryono menjelaskan, menurut Grant dan Conlan, kemunculan cacing tanah di permukaan menjelang terjadinya gempa bumi terkait dengan adanya anomali gelombang elektromagnetik frekuensi rendah. Dalam sebuah penelitian, lanjut Daryono, turut mengkaji hubungan antara aktivitas cacing tanah dan kelistrikan.

Menurut sumber pustaka Ikeya yang diterbitkan tahun 1996, menempatkan beberapa elektroda yang dialiri arus listrik pada permukaan tanah yang terdapat cacing tanah. Sejumlah cacing ternyata merespon anomali kelistrikan ini dengan cara keluar dari dalam tanah secara hampir bersamaan.

Kendati demikian, tanda gempa bumi tidak hanya berupa gejala alam yang tidak lazim, seperti fenomena perilaku binatang maupun cacing tanah yang bermunculan di permukaan. Selain perilaku aneh binatang menjelang gempa bumi, para ilmuwan juga menandai adanya perubahan prekursor gempa, yakni kondisi lingkungan fisis yang dapat menjadi petunjuk yang mengarah akan terjadinya gempa.

(Diadaptasi dari www.kompas.com/sains pada 23 April 2020)

Kata berimbuhan yang salah pada paragraf keempat adalah …. 

  1. menempatkan 
  2. permukaan 
  3. sejumlah 
  4. merespon 
  5. kelistrikan 

Jawaban: D

Pembahasan:

Kata berimbuhan yang salah pada paragraf keempat terdapat pada kata merespon. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan yang tepat adalah merespons yang memiliki kata dasar respons.

Oleh karena itu, jawaban yang tepat adalah D. 

LS_-_Separator_Semua_Mapel_TPS-Mar-29-2021-05-57-52-34-AM

Topik: Pemahaman Bacaan

Subtopik: Penalaran Kebahasaan

2. Bacalah teks berikut ini kemudian jawablah soal-soal yang tersedia dengan memilih jawaban yang tepat di antara pilihan jawaban A, B, C, D, atau E.

Kemunculan cacing-cacing keluar dari dalam tanah sempat mengkagetkan masyarakat di Solo dan Klaten. Selain penampakannya yang mengerikan, fenomena ini juga dikait-kaitkan dengan fenomena alam, seperti gempa bumi. Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan isu kemunculan cacing yang dikaitkan dengan akan terjadinya gempa bumi bukan tanpa dasar.

“Sebab, sejumlah gempa merusak di dunia, di antaranya juga diawali dengan gejala alamiah, yakni kemunculan cacing tanah secara masall,” ujar Daryono dalam siaran pers, April 2020.

Daryono menjelaskan, menurut Grant dan Conlan, kemunculan cacing tanah di permukaan menjelang terjadinya gempa bumi terkait dengan adanya anomali gelombang elektromagnetik frekuensi rendah. Dalam sebuah penelitian, lanjut Daryono, turut mengkaji hubungan antara aktivitas cacing tanah dan kelistrikan.

Menurut sumber pustaka Ikeya yang diterbitkan tahun 1996, menempatkan beberapa elektroda yang dialiri arus listrik pada permukaan tanah yang terdapat cacing tanah. Sejumlah cacing ternyata merespon anomali kelistrikan ini dengan cara keluar dari dalam tanah secara hampir bersamaan.

Kendati demikian, tanda gempa bumi tidak hanya berupa gejala alam yang tidak lazim, seperti fenomena perilaku binatang maupun cacing tanah yang bermunculan di permukaan. Selain perilaku aneh binatang menjelang gempa bumi, para ilmuwan juga menandai adanya perubahan prekursor gempa, yakni kondisi lingkungan fisis yang dapat menjadi petunjuk yang mengarah akan terjadinya gempa.

(Diadaptasi dari www.kompas.com/sains pada 23 April 2020)

  1. kemunculan 
  2. mengkagetkan 
  3. penampakannya 
  4. mengerikan  
  5. mengatakan  

Jawaban: B

Pembahasan:

Kata berimbuhan yang salah terdapat pada kata mengkagetkan karena penulisan yang tepat adalah mengagetkan. Kata tersebut memiliki kata dasar kaget sehingga huruf depan pada kata tersebut harus lesap jika ditambahkan imbuhan me-. Kata dasar yang memiliki awalan huruf K, T, S, P dengan huruf keduanya berupa huruf vokal, jika ditambahkan imbuhan me– maka awalan huruf pada kata tersebut harus lesap.

Oleh karena itu, jawaban yang tepat adalah B. 

LS_-_Separator_Semua_Mapel_TPS-Mar-29-2021-05-57-52-34-AM

Topik: Pemahaman Bacaan

Subtopik: Pemahaman Isi Bacaan

3. Bacalah teks berikut!

Berdasarkan laporan program observasi bumi milik Uni Eropa, menyebutkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2019 memproduksi emisi karbon dioksida lebih banyak dibandingkan kebakaran yang terjadi di Hutan Amazon, Brazil.

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia menjadi sorotan dalam laporan tersebut. Terhitung hingga November 2019, Copernicus Atmosphere Monitoring Service (CAMS) Uni Eropa memprediksi bahwa karhutla di Indonesia telah melepas sebanyak 709 juta ton karbon dioksida ke udara. Jumlah ini setara dengan emisi buangan karbon dioksida tahunan negara Kanada. Hal yang lebih mengejutkan lagi, angka tersebut 22 persen lebih tinggi dibanding emisi karbon dioksida yang dihasilkan dari kebakaran hutan Amazon, yakni 579 juta ton karbon dioksida

Berdasarkan data dari SiPongi Karhutla Monitoring Sistem milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), total luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia tahun 2019 mencapai 857.755 hektar, di mana Sumatra, Kalimantan, dan Nusa Tenggara sebagai wilayah yang mengalami kebakaran paling luas. Sebagai perbandingan saja, luasan ini sama dengan luas Taman Nasional Yellowstone Amerika Serikat.

Karhutla tahun ini di Indonesia juga semakin diperparah dengan adanya efek El Nino yang menyebabkan musim kemarau lebih panjang. Selain itu, asap yang dihasilkan dari karhutla tersebut menyebabkan ribuan orang terserang penyakit gangguan pernapasan serta mengganggu penerbangan di Indonesia.

Menanggapi laporan tersebut, Rusmadya Maharuddin juru kampanye hutan Greenpeace Indonesia, mengaku prihatin dengan kondisi kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia kini. “Tentunya jika penelitian ini benar akan semakin memperburuk citra Indonesia di mata dunia karena kegagalan pemerintah dalam menghentikan karhutla yang sudah berlangsung selama 22 tahun lebih sejak tahun 1997 yang lalu. Besarnya karbon yang lepas ini tentunya sangat dipengaruhi oleh area yang terbakar adalah gambut,” jelas Rusmadya saat diwawancarai DW Indonesia, November 2019.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara dari 55 negara peserta PBB lainnya yang ikut meratifikasi Perjanjian Paris tentang perubahan iklim. Indonesia mencanangkan target penurunan emisi karbon 26 persen di tahun 2020 dan 29 persen di tahun 2030 mendatang. 

(Diadaptasi dari news.detik.com pada April 2020)

Berdasarkan teks tersebut, penyebab terjadinya karhutla di Indonesia adalah ….  

  1. illegal logging 
  2. adanya efek El Nino 
  3. deforestasi 
  4. penggunaan pohon secara berlebih 
  5. adanya sistem tebang pilih 

Jawaban: B

Pembahasan:

Berdasarkan teks tersebut, penyebab terjadinya karhutla di Indonesia adalah efek El Nino dan banyaknya lahan gambut di Indonesia. Efek El Nino pada teks dapat ditemukan pada paragraf keempat. Menurut KBBI, efek El Nino adalah peristiwa meningkatnya suhu muka air laut di sebelah timur hingga tengah Samudra Pasifik setiap 2—13 tahun sekali dan berlangsung selama 12—18 bulan. Sementara itu, illegal logging, deforestasi, dan penggunaan pohon berlebih memang dapat menyebabkan karhutla, tetapi tidak dibahas dalam teks tersebut. 

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B.  

LS_-_Separator_Semua_Mapel_TPS-Mar-29-2021-05-57-52-34-AM

Topik: Pemahaman Bacaan

Subtopik: Pemahaman Isi Bacaan

4. Bacalah teks berikut!

[…]

 “Di mata masyarakat Jawa, kekayaan seseorang khususnya pengusaha, tidak memiliki legitimasi, artinya jelek, karena berpakta dengan tenaga halus yang jahat,” jelas Ong. Seperti ditulis Ong Hok Ham dalam bukunya yang lain,  Anti Cina, Kapitalisme Cina, dan Gerakan Cina (2008: 54), orang Jawa seringkali menciptakan semacam mitos di sekitar orang yang berhasil dalam hidupnya. George Quinn dalam artikel “An Excursion to Java’s Get-Rich Quick Tree” menjelaskan bahwa dalam konsep kemakmuran di kalangan petani, proses pengumpulan kekayaan materi haruslah berwujud. Jika tidak, seseorang akan dituduh telah mencuri. Maka ketika kondisi sosial-ekonomi para petani terusik, mereka menyalahkan kaum bermodal, menuduhnya sebagai pencuri yang bekerjasama dengan perantara yang tak kasat mata, yakni tuyul.

Antropolog Clifford Geertz dalam penelitiannya di Kediri tahun 1950-an, mencatat ada tiga orang yang diduga menggunakan ilmu sihir untuk mengorbankan kerabat dekat atau teman untuk mendapatkan tuyul. Mereka terdiri dari seorang juragan daging, pengusaha tekstil, dan haji pedagang yang mulai terlibat dalam kegiatan ekonomi kapitalis pada periode Jepang. Begitu Indonesia merdeka, ketiganya sudah menjadi orang yang sangat kaya. “Orang yang dituduh memiliki tuyul digolongkan ke dalam satu status sosial. Mereka adalah orang kaya yang berhasil mengumpulkan kekayaan dalam waktu singkat dan biasanya–meski tidak selalu–memiliki sifat kikir sementara rumah-rumah mereka konon dipenuhi batangan emas,” tulis Geertz dalam karyanya yang termasyur, The Religion of Java (1976: 21—22).

Alih-alih membicarakan hal-hal yang sifatnya mistis, Ong mencoba menganalisa mengapa orang Jawa percaya pada tuyul. Lebih jauh, dia berpendapat bahwa tuyul dalam tradisi masyarakat agraris di Jawa mengilustrasikan dampak kesenjangan sosial-ekonomi akibat akumulasi modal dan kekayaan, yang dilakukan golongan pedagang pribumi maupun minoritas. Singkatnya, mitos tuyul lahir dari rasa cemburu dan antipati terhadap orang kaya.  

(Sumber diadaptasi dari www.tirto.id)

 

Judul yang paling tepat untuk bacaan di atas adalah ….   

  1. Mitos Jawa Sebagai Pedoman Hidup  
  2. Takhayul Tuyul dalam Masyarakat Jawa  
  3. Ilmu Sihir dalam Masyarakat Jawa  
  4. Pro dan Kontra Takhayul Tentang Tuyul 
  5. Rasionalisasi Takhayul Tuyul dalam Jawa 

Jawaban: B

Pembahasan:

Judul merupakan kepala karangan yang terletak pada bagian atas sebuah teks. Judul yang baik adalah judul yang mampu mewakili keseluruhan isi karangan. Secara keseluruhan, mulai dari paragraf pertama sampai akhir paragraf, bacaan tersebut membahas tentang takhayul tuyul yang dilakukan oleh masyarakat Jawa. Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah takhayul tuyul dalam masyarakat Jawa.

Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah B.  

LS_-_Separator_Semua_Mapel_TPS-Mar-29-2021-05-57-52-34-AM

Topik: Pemahaman Bacaan

Subtopik: Pemahaman Isi Bacaan

5. Bacalah teks berikut!

[…]

“Di mata masyarakat Jawa, kekayaan seseorang khususnya pengusaha, tidak memiliki legitimasi, artinya jelek, karena berpakta dengan tenaga halus yang jahat,” jelas Ong. Seperti ditulis Ong Hok Ham dalam bukunya yang lain,  Anti Cina, Kapitalisme Cina, dan Gerakan Cina (2008: 54), orang Jawa seringkali menciptakan semacam mitos di sekitar orang yang berhasil dalam hidupnya. George Quinn dalam artikel “An Excursion to Java’s Get-Rich Quick Tree” menjelaskan bahwa dalam konsep kemakmuran di kalangan petani, proses pengumpulan kekayaan materi haruslah berwujud. Jika tidak, seseorang akan dituduh telah mencuri. Maka ketika kondisi sosial-ekonomi para petani terusik, mereka menyalahkan kaum bermodal, menuduhnya sebagai pencuri yang bekerjasama dengan perantara yang tak kasat mata, yakni tuyul.

Antropolog Clifford Geertz dalam penelitiannya di Kediri tahun 1950-an, mencatat ada tiga orang yang diduga menggunakan ilmu sihir untuk mengorbankan kerabat dekat atau teman untuk mendapatkan tuyul. Mereka terdiri dari seorang juragan daging, pengusaha tekstil, dan haji pedagang yang mulai terlibat dalam kegiatan ekonomi kapitalis pada periode Jepang. Begitu Indonesia merdeka, ketiganya sudah menjadi orang yang sangat kaya. “Orang yang dituduh memiliki tuyul digolongkan ke dalam satu status sosial. Mereka adalah orang kaya yang berhasil mengumpulkan kekayaan dalam waktu singkat dan biasanya–meski tidak selalu–memiliki sifat kikir sementara rumah-rumah mereka konon dipenuhi batangan emas,” tulis Geertz dalam karyanya yang termasyur, The Religion of Java (1976: 21—22).

Alih-alih membicarakan hal-hal yang sifatnya mistis, Ong mencoba menganalisa mengapa orang Jawa percaya pada tuyul. Lebih jauh, dia berpendapat bahwa tuyul dalam tradisi masyarakat agraris di Jawa mengilustrasikan dampak kesenjangan sosial-ekonomi akibat akumulasi modal dan kekayaan, yang dilakukan golongan pedagang pribumi maupun minoritas. Singkatnya, mitos tuyul lahir dari rasa cemburu dan antipati terhadap orang kaya.  

(Sumber diadaptasi dari www.tirto.id)

Tujuan penulisan teks tersebut adalah ….  

  1. mengkritik masyarakat stratifikasi atas agar memperhatikan kesejahteraan masyarakat bawah  
  2. mengkritik masyarakat Jawa yang masih hidup dalam mitos tuyul dalam menciptakan kekayaan 
  3. mendeskripsikan kepercayaan masyarakat Jawa tentang tuyul dan kekayaan seseorang  
  4. mendeskripsikan peran tuyul dalam menciptakan kekayaan di masyarakat Jawa  
  5. membuka cakrawala pembaca mengenai mitos tuyul yang berkembang di Jawa 

 

Jawaban: C

Pembahasan:

Bacaan tersebut memiliki judul takhayul tuyul dalam masyarakat Jawa sehingga secara keseluruhan bacaan akan mendeskripsikan tentang tuyul dalam masyarakat Jawa. Pada paragraf pertama dijelaskan bahwa masyarakat Jawa akan menciptakan mitos terhadap orang-orang yang berhasil, salah satunya karena bekerja sama dengan tuyul. Paragraf kedua menjelaskan penelitian Clifford Geertz tentang tiga golongan orang yang dianggap memiliki tuyul. Paragraf ketiga menjelaskan tentang analogi dan ilustrasi takhayul tuyul sebagai bentuk kesenjangan sosial ekonomi masyarakat Jawa. Dengan demikian, tujuan penulisan teks tersebut, yaitu mendeskripsikan kepercayaan masyarakat Jawa tentang tuyul dan kekayaan seseorang.

Oleh sebab itu, jawaban yang tepat adalah C.  

LS_-_Separator_Semua_Mapel_TPS-Mar-29-2021-05-57-52-34-AM

Topik: Pemahaman Bacaan

Subtopik: Pemahaman Isi Bacaan

6. Teks berikut digunakan untuk menjawab soal di bawah ini.

[…]

Bulan April menjadi bulan yang sarat akan makna bagi bangsa Indonesia. Setidaknya terdapat dua momentum kebangsaan yang dapat diperingati dan dimaknai oleh masyarakat Indonesia dalam meneruskan estafet perjuangan membangun bangsa dan negara dalam naungan keadilan, kemanusiaan, dan pembebasan. Dua momentum tersebut adalah peringatan Hari Nelayan Nasional pada tanggal 6 April dan Hari Kartini pada tanggal 21 April. Tulisan ini akan merefleksikan kedua momentum tersebut yang ditinjau dari perspektif perjuangan perempuan.

Kondisi perempuan Indonesia memang masih belum dapat dikatakan memasuki keadaan yang baik-baik saja. Masih banyak pekerjaan rumah dan permasalahan kaum perempuan yang harus segera dituntaskan, terutama oleh Pemerintah Indonesia. Ketidakadilan dan diskriminasi terhadap perempuan masih menunjukkan eksistensi yang berarti ditengah ruang-ruang sosial, politik dan ekonomi masyarakat. Realitas tersebut tergambarkan setidaknya dari kondisi yang dialami oleh perempuan yang bekerja sebagai nelayan. Perempuan nelayan di Indonesia masih belum mendapat perlakuan dan pengakuan yang adil dan tempat yang layak di tengah masyarakat.

Di daerah Demak, Provinsi Jawa Tengah misalnya, sejak beberapa tahun terakhir sebanyak 31 perempuan nelayan berjuang mendapatkan pengakuan atas profesi mereka. Kelompok perempuan nelayan tersebut belum mendapatkan hak sebagai nelayan, di mana pengakuan identitas bagi mereka sebagai pekerja nelayan belum mereka dapatkan secara merata. Mayoritas perempuan nelayan masih belum mendapatkan pengakuan yang sah atas profesi mereka sebagai nelayan. Padahal, secara aktivitas, kaum perempuan nelayan tersebut benar-benar melakukan kerja-kerja sebagai nelayan. Segala upaya dengan didampingi oleh lembaga-lembaga advokasi dalam bidang perikanan telah mereka lakukan. Mulai dari jalur birokratis hingga jalur non-birokratis telah mereka tempuh. Namun, masih belum membuahkan hasil yang diharapkan.

Belum diakuinya identitas perempuan nelayan secara merata disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, perempuan nelayan hanya dianggap sebagai pembantu dalam pekerjaan nelayan, sehingga tidak layak diberi pengakuan identitas. Hal ini bahkan secara jelas tergambarkan dalam UU No.7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam yang masih mengelompokkan perempuan nelayan sebagai bagian dari rumah tangga nelayan. Artinya, perempuan nelayan hanya dianggap sebagai pelengkap dalam aktivitas nelayan. Padahal, perempuan nelayan adalah profesi berbeda dan membutuhkan pengakuan yang khusus.

Selain itu, dari segi waktu dan tenaga yang dicurahkan, perempuan nelayan juga meluangkan porsi yang sama dengan laki-laki nelayan. Kedua, adanya stigma yang masih eksis melekat dalam masyarakat bahwa perempuan tidak memiliki kewajiban sebagai pencari nafkah. Sehingga, walaupun secara realita para perempuan tersebut melakukan pekerjaan sebagai nelayan, status dan identitas mereka tidak dapat diakui karena terhalang tembok besar berupa stigma sosial dan hukum yang tidak berpihak tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakadilan dan diskriminasi masih dirasakan oleh perempuan di Indonesia.

Sebagaimana Kartini yang selalu menyuarakan keadilan, kemanusiaan dan pembebasan untuk kaumnya, begitupula yang dilakukan oleh kaum perempuan nelayan yang tanpa henti menyuarakan keadilan dan kesamaan perlakuan atas pekerjaan yang mereka lakukan selama ini. Meskipun hanya dalam lingkup sesama perempuan yang bekerja sebagai nelayan, namun semangat perjuangan yang mereka gelorakan adalah wujud nyata perlawanan mereka terhadap praktek ketidakadilan dan diskriminasi yang pada realitanya masih menimpa perempuan di tengah masyarakat. Perjuangan perempuan nelayan atas nasibnya adalah representasi nyata gelora semangat perjuangan Kartini di era masyarakat modern. 

(Diadaptasi dari www.suaraindonesia.co.id pada 24 April 2020)

 

Judul yang tepat untuk melengkapi teks di atas adalah .…

  1. Perjuangan Perempuan Nelayan: Representasi Perjuangan Kartini Modern
  2. Perjuangan Kartini dalam Kemanusiaan dan Kemerdekaan 
  3. Glora Perjuangan Nelayan Nasional Indonesia
  4. Peringatan Hari Nelayan Nasional
  5. Gelora Perjuangan Kartini di Era Masyarakat Modern

Jawaban: A

Pembahasan:

Judul merupakan cerminan mengenai suatu permasalahan yang diangkat dalam sebuah tulisan secara keseluruhan. Letaknya berada paling awal sebuah karangan sehingga disebut sebagai kepala karangan. Secara keseluruhan, teks di atas menggambarkan tentang perjuangan perempuan nelayan terhadap praktik ketidakadilan dan diskriminasi karena dianggap sebagai pelengkap dalam aktivitas nelayan. Padahal, perempuan nelayan adalah profesi berbeda dan membutuhkan pengakuan yang khusus. Perjuangan perempuan nelayan atas nasibnya adalah representasi nyata gelora semangat perjuangan Kartini di era masyarakat modern.

Dari penjelasan tersebut, maka jawaban yang tepat adalah A.  

LS_-_Separator_Semua_Mapel_TPS-Mar-29-2021-05-57-52-34-AM

Topik: Pemahaman Bacaan

Subtopik: Pemahaman Isi Bacaan

7. Bacalah teks berikut!

Gerai ritel modern Alfamart dan Indomaret mendapat sorotan warganet saat sejumlah pegawainya diduga memborong dan menyembunyikan produk es krim Viennetta untuk dijual ulang dengan harga lebih mahal. Terkait hal itu, Direktur Pemasaran PT Indomarco Prismatama, Wiwiek Yusuf, mengklarifikasi dan memastikan saat ini tidak ada pegawai Indomaret yang melakukan tindakan tersebut. Wiwiek memastikan, tidak ada pegawainya yang menyembunyikan dan es krim Viennetta tetap dijual seperti biasa dengan harga yang sama karena prinsipnya adalah jualan. Wiwiek menegaskan, jika ada karyawan melakukan itu, maka akan ditegur.

 (1) Wiwiek juga mempertanyakan keinginan sejumlah masyarakat di media sosial yang tampak mengejar produk es krim itu. (2) Menurutnya, itu agak aneh karena saat pandemi Corona, produk yang dikejar seharusnya adalah bahan kebutuhan pokok untuk bertahan hidup. (3) Ia juga menambahkan, Indomaret saat ini sedang fokus menjaga pasokan kebutuhan pokok itu karena lebih dibutuhkan masyarakat luas. (4) Ia bilang, isu sembako masyarakat luas lebih genting dari es krim Viennetta ini. (5) Menurut Wiwiek, Indonesia sedang susah dan prihatin. (6) PT Indomarco Prismatama sedang berusaha memenuhi kebutuhan pokok. (7) Sehingga permintaan diangkatnya Viennetta tidak layak ditanggapi.

Corporate Communication General Manager AMRT, Nur Rachman, menyatakan tidak pernah ada imbauan dari perusahaan untuk menahan penjualan produk Viennetta kepada pegawai. Ia menyatakan, jika ada konsumen yang mengira produk itu dipisahkan, itu karena sudah dipesan secara online atau daring. Biasanya, saat konsumen mencari dan tidak mendapati saat kunjungan itu, Alfamart akan menghubunginya baik via WA maupun telepon. Pihak Alfamart, Rachman mengatakan, tidak ada anjuran dari kami untuk menyembunyikan atau memisahkan produk di rak pajang. Namun, bila benar didapati ada karyawan yang menimbun dan menjual di luar ketentuan, ia memastikan Alfaria akan memberi sanksi berupa SP1-SP3 atau surat peringatan saja. Walls Indonesia dalam akun Instagramnya juga angkat bicara. Mereka menyampaikan permohonan maaf pada konsumen atas sejumlah kejadian sulitnya menemukan Viennetta. Walls Indonesia memahami kekecewaan Sahabat Wall’s yang belum sempat mencoba dan untuk itu mereka memohon maaf.

(Diadaptasi dari https://tirto.id pada April 2020)

 

Kata itu pada kalimat (2) merujuk pada ….  

  1. pegawai Indomaret
  2. es krim Viennetta
  3. sikap masyarakat
  4. pendapat Wiwiek
  5. media sosial

Jawaban: C

Pembahasan:

Kata “itu” pada kalimat (2) paragraf kedua merujuk pada sikap masyarakat yang terdapat pada kalimat-kalimat sebelumnya. Pada paragraf kedua kalimat (1) membahas tentang keinginan sejumlah masyarakat di media sosial yang tampak mengejar produk es krim Viennetta. Kemudian, kalimat (2) menjelaskan tentang pendapat Wiwiek mengenai sikap masyarakat yang tampak mengejar produk es krim Viennetta di tengah pandemi Corona.

Jadi, jawaban yang tepat adalah C.

LS_-_Separator_Semua_Mapel_TPS-Mar-29-2021-05-57-52-34-AM

Topik: Pemahaman Bacaan

Subtopik: Penalaran Kebahasaan

8. Teks berikut digunakan untuk menjawab soal di bawah.

(1) Sebanyak 5 rumah di Kampung Koceang, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, hancur. (2) Rumah tersebut runtuh akibat pergerakan tanah di tebing dekat pemukiman warga. (3) “Ada 5 rumah yang ambles. Kejadiannya tadi malam sekitar pukul 20.00 WIB,” kata Rusli, petugas Satpol PP yang berjaga di lokasi, 10 Mei 2017. (4) Rusli mengatakan, sejak pagi, tanah di lokasi itu sudah ambles. (5) Ketika itu belum ada yang rubuh hingga ke dalam jurang.

(6) Karena kondisi tanah itu, penghuni rumah langsung mengamankan diri dan harta benda mereka. (7) Bencana yang terjadi tadi malam pun tak memakan korban jiwa. (8) “Korban alhamdulillah tidak ada. Pas kejadian rumah sudah dikosongkan,” ucapnya. (9) Berdasarkan pantauan detik.com di lokasi, sejumlah petugas dari Satpol PP, BPPD, polisi terlihat berjaga. (10) Garis polisipun dipasang untuk membatasi akses warga mendekati lokasi ambles. (11) Sejumlah warga juga terlihat berkumpul di sekitar lokasi. (12) Mereka ingin melihat langsung kondisi pasca amblesnya jurang.

(Dikutip dari detik.com pada 24 April 2020)

 

Jawaban: D

Pembahasan:

Berdasarkan teks di atas penulisan tidak baku terdapat pada kalimat nomor .…  

  1. 1, 5 dan 9
  2. 1, 6 dan 11
  3. 3, 8 dan 10
  4. 5, 10 dan 12
  5. 8, 9 dan 12

Sesuai kaidah bahasa Indonesia, penulisan dari kata rubuh dalam kalimat nomor 5 seharusnya ditulis roboh, kata polisipun dalam kalimat nomor 10 seharusnya ditulis polisi pun, dan kata pasca ambles dalam kalimat nomor 12 seharusnya ditulis pascaambles.

Oleh karena itu jawaban yang tepat adalah D.

LS_-_Separator_Semua_Mapel_TPS-Mar-29-2021-05-57-52-34-AM  

Topik: Pemahaman Bacaan

Subtopik: Penalaran Kebahasaan

9. Teks berikut digunakan untuk menjawab soal di bawah ini.

 

[…] 

(1) Di sepanjang tujuh puluh tahun Indonesia merdeka, setelah empat belas tahun mencoba praktik demokrasi parlementer secara liberal dan tiga puluh delapan tahun diperintah oleh dua penguasa berdasar sistim politik semi presidensial, […] Indonesia berkesempatan secara sadar dan leluasa, untuk menerapkan dan mengembangkan demokrasi presidensial. (2) Setelah sebelas tahun berlangsung secara relatif konsisten (2004—2015), ternyata eksperimen besar sistem pengelolaan negara (state-craft) yang ke-3 itu memberikan hasil terbaik yang prospektif berupa kemajuan demokrasi dan politik beserta sosial dan ekonomi secara lebih komprehensif.

(3) Ada beberapa argumen, pertama, sekalipun masih ada berbagai kelemahan, dunia mengakui Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbesar ke-5, dengan masyarakat yang berstruktur majemuk dan mayoritas beragama Islam, tetapi sukses menjalankan transformasi demokrasi. (4) Argumen kedua adalah kehidupan masyarakat dan negara yang relatif stabil […] sosial dan politik serta ekonomi. Ketiga, sekalipun tertinggal dari kemajuan pembangunan di bawah sistem otoriter, tetapi sistem demokrasi presidensial berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik Bruto) sebesar 5—6% per tahun. (5) Keempat, sistem tersebut berhasil memperbaharui struktur masyarakat dengan memfasilitasi pertumbuhan kelas menengah baru sampai melebihi 50% populasi.

(6) Tentunya, upaya merealisasikan potensi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara besar dan kuat dunia, bukan saja memerlukan rencana aksi dan strategi yang tepat, melainkan lebih jauh, membutuhkan landasan legal formal yang hanya bisa disediakan dengan menyempurnakan substansi dan prosedur, serta koherensi atas segenap peraturan perundangan mulai dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sampai Undang-Undang yang berhubungan dengan politik (parpol, pileg, pilpres, MD3, kementerian, pemda, pilkada, desa). (7) Dalam hal itu, pilihan strategi aksi upaya perwujudannya adalah mempersuasikan politisi penguasa lembaga pemerintahan atau menggerakkan tekanan aksi massa terhadap para penguasa dengan kampanye media massa secara sistemik dan intensif.

(Diadaptasi dari jurnalpolitik.ui.ac.id pada April 2020)

 

Kata berimbuhan yang tidak tepat pada paragraf kedua adalah ….  

  1. memfasilitasi  
  2. memperbaharui  
  3. menjalankan  
  4. pembangunan  
  5. pertumbuhan  

Jawaban: B

Pembahasan:

Kata berimbuhan yang tidak tepat digunakan pada paragraf kedua adalah kata memperbaharui. Kata tersebut memiliki kata dasar baru dan mendapat imbuhan me- dan imbuhan -i. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata yang tepat adalah memperbarui. Sementara, kata memperbaharui merupakan kata yang tidak tepat dan tidak baku. Oleh sebab itu, pembentukan kata yang tepat bukan memperbaharui, melainkan memperbarui.

Sementara, kata memfasilitasi, menjalankan, pembangunan, dan pertumbunan sudah memuat kata berimbuhan yang tepat dan sesuai dengan konteks kalimat dalam teks.

Dengan demikian, kata berimbuhan yang tidak tepat pada paragraf kedua adalah memperbarui.

Jadi, jawaban yang tepat adalah pilihan B. 

LS_-_Separator_Semua_Mapel_TPS-Mar-29-2021-05-57-52-34-AM

Topik: Pemahaman Bacaan

Subtopik: Penalaran Kebahasaan

10. Teks berikut digunakan untuk menjawab soal di bawah ini.

 

[…] 

(1) Di sepanjang tujuh puluh tahun Indonesia merdeka, setelah empat belas tahun mencoba praktik demokrasi parlementer secara liberal dan tiga puluh delapan tahun diperintah oleh dua penguasa berdasar sistem politik semi presidensial, […] Indonesia berkesempatan secara sadar dan leluasa, untuk menerapkan dan mengembangkan demokrasi presidensial. (2) Setelah sebelas tahun berlangsung secara relatif konsisten (2004—2015), ternyata eksperimen besar sistem pengelolaan negara (state-craft) yang ke-3 itu memberikan hasil terbaik yang prospektif berupa kemajuan demokrasi dan politik beserta sosial dan ekonomi secara lebih komperhensif.

(3) Ada beberapa argumen, pertama, sekalipun masih ada berbagai kelemahan, dunia mengakui Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbesar ke-5, dengan masyarakat yang berstruktur majemuk dan mayoritas beragama Islam, tetapi sukses menjalankan transformasi demokrasi. (4) Argumen kedua adalah kehidupan masyarakat dan negara yang relatif stabil […] sosial dan politik serta ekonomi. Ketiga, sekalipun tertinggal dari kemajuan pembangunan di bawah sistem otoriter, tetapi sistem demokrasi presidensial berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik Bruto) sebesar 5—6% per tahun. (5) Keempat, sistem tersebut berhasil memperbaharui struktur masyarakat dengan memfasilitasi pertumbuhan kelas menengah baru sampai melebihi 50% populasi.

(6) Tentunya, upaya merealisasikan potensi besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara besar dan kuat dunia, bukan saja memerlukan rencana aksi dan strategi yang tepat, melainkan lebih jauh, membutuhkan landasan legal formal yang hanya bisa disediakan dengan menyempurnakan substansi dan prosedur, serta koherensi atas segenap peraturan perundangan mulai dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sampai Undang-Undang yang berhubungan dengan politik (parpol, pileg, pilpres, MD3, kementerian, pemda, pilkada, desa). (7) Dalam hal itu, pilihan strategi aksi upaya perwujudannya adalah mempersuasikan politisi penguasa lembaga pemerintahan atau menggerakkan tekanan aksi massa terhadap para penguasa dengan kampanye media massa secara sistemik dan intensif.

(Diadaptasi dari jurnalpolitik.ui.ac.id pada April 2020)

 

Kata berimbuhan yang tidak tepat pada paragraf ketiga adalah ….  

  1. menyempurnakan  
  2. merealisasikan  
  3. melainkan  
  4. mempersuasikan  
  5. menggerakkan  

 

Jawaban: D

Pembahasan:

Kata berimbuhan yang tidak tepat digunakan pada paragraf ketiga adalah kata mempersuasikan. Kata tersebut memiliki kata dasar persuasi. Jika ditambahkan dengan imbuhan me-, huruf pertama pada kata dasar tersebut akan lesap.

Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), jika kata dasar dengan awalan huruf k, t, s, dan p dan huruf keduanya berupa huruf vokal (a, i, u, e, o) bertemu dengan imbuhan me-, huruf pertama dari kata dasar tersebut akan lesap. Berdasarkan hal tersebut, penulisan yang tepat dari kata mempersuasikan adalah memersuasikan. Sementara itu, penulisan kata pada pilihan jawaban A, B, C, dan E sudah tepat.

Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah D.  

LS_-_Separator_Semua_Mapel_TPS-Mar-29-2021-05-57-52-34-AM

Ada soal yang membingungkan? Jangan takut, tanya langsung sama Star Master Teacher di Brain Academy! Oh iya, menurut kamu mapel termudah dan tersulit di UTBK tuh apa sih? Coba kasih tau di kolom komentar ya! 

BA online - Brain Academy

Salsabila Nanda