Macam-Macam Majas Sindiran beserta Contoh dan Cirinya

macam-macam majas sindiran dan contohnya

Tahukah kamu apa yang dimaksud majas sindiran? Apa saja ya macam-macam majas sindiran itu?Artikel ini akan menjelaskan pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, hingga masing-masing contoh majas sindiran. Yuk, simak!

Ketika menonton film, pasti kamu pernah deh menemukan adegan karakternya yang sedang bertengkar atau beradu argumen. Nah, ungkapan adu argumen yang disampaikan bisa bermakna secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya, seperti pada salah satu adegan dalam film Ada Apa Dengan Cinta, ini:

“Lo tuh ga mau minta maaf sama gue. Lo tuh cuma nyakitin gue, ngejelek-jelekin gue ama temen-temen gue. Gue bilang tuh ya, lo tuh bener-bener sakit jiwa!”

Adegan Cinta marah pada Rangga (sumber: hipwee)

 

Saat itu karakter Cinta sedang marah pada karakter Rangga, karena menurutnya Rangga tidak meminta maaf atas ucapan Rangga yang menyakiti hatinya. Cinta merasa ia malah menjelek-jelekkan Cinta dengan teman-temannya. Hmmm, kira-kira, ungkapan yang dikatakan Cinta kepada Rangga ini namanya apa ya?

Bentuk protes, ejekan, keluhan dan lain-lain yang mengungkapkan perasaan kesal dan marah dari suatu karakter ini disebut dengan majas sindiran. Hayo, sebelumnya kamu masih ingat nggak apa itu majas? Majas adalah bentuk gaya bahasa untuk mendapatkan suasana dalam sebuah kalimat agar semakin hidup

Majas memiliki beberapa jenis, yaitu majas penegasan, dan majas perbandingan, majas perbandingan, dan majas sindiran. Kali ini, materi yang akan kita bahas adalah jenis-jenis majas sindiran, ya.

Baca Juga: Pahami Pengertian Majas, Jenis, dan Contohnya

 

Pengertian Majas Sindiran

Majas sindiran adalah majas yang digunakan untuk menyindir seseorang. Majas sindiran bertujuan untuk mengungkapkan maksud dengan cara menyindir agar meningkatkan kesan dan makna kata terhadap pembaca atau pendengar. 

Nah, yang dikatakan oleh Cinta ini bukan makna sebenarnya. Cinta tidak benar-benar mengatakan bahwa Rangga itu ‘sakit jiwa’, akan tetapi karakter Cinta hanya mengungkapkan kekesalannya terhadap perilaku Rangga. Cinta menyindir dengan mengatakan Rangga ‘sakit jiwa’ karena menurut Cinta, Rangga tidak meminta maaf setelah menyakiti perasaannya, tapi malah menjelek-jelekkannya.

Di beberapa keadaan, sindiran ini bisa menggunakan kata-kata yang vulgar atau kasar. Namun, tidak jarang juga majas sindiran disampaikan dengan cara yang halus.

“Kamu cita-citanya jadi dokter ya? Soalnya tulisanmu bagus banget, aku nggak bisa membacanya..”

Ilustrasi majas sindiran; tulisan dokter (sumber: twitter)

 

Dari contoh di atas, kamu sudah bisa mengetahui maksud kalimatnya adalah menyindir seseorang yang tulisannya tidak terbaca, seperti tulisan dokter. Jadi, secara tidak langsung orang tersebut memberi tahu bahwa seseorang yang tulisannya jelek itu harusnya bisa membuat tulisan yang rapi dan terbaca.

Baca Juga: Mengenal Majas Perbandingan, Jenis, dan Contohnya

 

Ciri-Ciri Majas Sindiran

Untuk membedakan majas sindiran dengan jenis-jenis majas yang lain, berikut ciri-ciri majas sindiran yang bisa kamu pahami:

  • Bersifat untuk menyindir atau menyampaikan kritik untuk seseorang. Namun, menggunakan kata kiasan, sehingga tidak terkesan seperti mengejek atau memojok.
  • Diungkapkan secara halus agar dapat diterima dan tidak menyakiti hati si pendengar.
  • Mengandung makna yang tidak sebenarnya. Artinya, apa yang disampaikan pada majas ini belum tentu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Karena sifatnya menyindir secara halus.  

 

Jenis-Jenis Majas Sindiran

Majas sindiran terdiri dari lima jenis. Apa saja ya kira-kira? Macam-macam majas sindiran, antara lain majas ironi, majas sinisme, majas sarkasme, majas satire, dan majas innuendo. Kira-kira apa saja yang pengertian dan contohnya? Yuk simak penjelasan di bawah ini!

Jenis majas sindiran, ironi, sinisme, sarkasme, satire, innuendo

 

1. Majas Ironi

Majas ironi adalah majas yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan makna sesungguhnya. Biasanya, pada bagian awal, biasanya menyebutkan kata-kata yang maknanya meninggikan lawan bicara. Tapi, di akhir majas mengandung kata–kata yang menjatuhkan lawan bicara. Majas ironi merupakan salah satu jenis majas sindiran yang sifatnya paling halus dibanding dengan majas sindiran lainnya.

 

Contoh Majas Ironi

Berikut adalah beberapa contoh majas ironi:

  1. Kamu cepat sekali datang, sampai acaranya sudah keburu selesai.
  2. Sepertinya kamu masih kurang makan, soalnya kamu makan 5 kali sehari.
  3. Rapormu bagus ya, nilainya merah semua.
  4. Murid kelas ini rajin semua, tidak ada yang mengumpulkan PR nya sama sekali.
  5. Pakaianmu bagus-bagus ya, penuh dengan lubang.
  6. Desaku indah sekali, sampah-sampah berserakan di mana-mana.
  7. Kasur ini nyaman sekali, sampai-sampai punggungku sakit.
  8. Badannya wangi sekali ya, sehingga orang-orang di sekitarnya harus menahan napas.
  9. Selera musikmu bagus ya, sampai aku harus tutup telinga.
  10. Makanan ini enak sekali, aku bahkan sampai mau muntah.
  11. Cepat sekali kau datang sehingga para undangan telah lama meninggalkan tempat ini.
  12. Bagus sekali kamu yang sukanya mencoret-coret di tembok.
  13. Kota itu terkenal sebagai kota paling bersih. Setiap sudut kota selalu terlihat sampah yang berserakan.
  14. Tulisanmu sangat rapi, seperti anak TK yang baru belajar menulis.
  15. Leni sangat pandai memasak, hampir semua masakannya nggak ada rasanya.
  16. Buah mangga ini manis sekali, hingga aku tak sanggup memakannya.
  17. Tubuh Fazri sangat kuat, bahkan beban seringan ini saja ia tak sanggup untuk mengangkatnya.
  18. Wah, gambarmu bagus sekali, hingga aku tidak tahu apa yang sebenarnya kau gambar.
  19. Aku sangat senang saat dia ada dikamarku. Suara dan apapun yang kau lakukan membuat ku tak bisa konsentrasi belajar.
  20. Dia orang yang sangat rapi dan pandai menjaga barang milik orang lain. Sekian banyak barang ku yang ia pinjam, tak satupun kembali padaku. Semua hilang tak tahu kemana.

Baca Juga: Macam-Macam Majas Penegasan beserta Ciri dan Contohnya

 

2. Majas Sinisme

Majas sinisme adalah majas yang digunakan untuk menyindir seseorang secara terang-terangan. Majas sinisme biasanya digunakan untuk mengungkapkan sindiran, kritik, atau cemoohan terhadap suatu kebaikan atau sifat baik manusia. 

 

Contoh Majas Sinisme

Contoh majas sinisme bisa kamu lihat berikut ini:

  1. Dia muak melihat kakaknya terus menerus di sebelahnya.
  2. Belum berkata saja, dia sudah bosan mendengarmu.
  3. Aku ingin menyandungmu agar tidak berlari terus.
  4. Perbuatanmu memalukan satu kota.
  5. Kamu mengecewakan satu negara.
  6. Kamu bernapas saja membuatku kesal.
  7. Aku ingin kabur jika kamu terus duduk di sebelahku.
  8. Dia sampai ingin loncat dari tebing supaya berhenti bertengkar dengan temannya.
  9. Kakaknya ingin sekali menyumpal mulut adiknya agar berhenti menangis.
  10. Aku bahkan berharap menjadi tuli agar tidak bisa mendengar ocehannya.
  11. Bau mulutmu sungguh memabukkan. Apakah kau tak pernah gosok gigi?
  12. Apakah dia tak punya hati? Teganya meninggalkan anak dan istrinya begitu lama.
  13. Kenapa kamu seperti orang kelelahan? Padahal kerjaanmu hanya makan dan duduk saja
  14. Lulusan S2 tapi tidak bisa diandalkan sama sekali, bisamu apa?
  15. Baru satu hari mulai kerja, tapi sudah membuat masalah.
  16. Badanmu memang besar, tetapi untung mengangkat benda ini saja kamu tidak bisa. 
  17. Padahal kamu dari keluarga terpandang, tak sepantasnya melakukan perbuatan rendah seperti itu.
  18. Bagaimana bisa kamu akan juara kelas kalau kerjaanmu hanya bermain game online setiap hari.
  19. Haduh, diberi pekerjaan ringan saja malas, apalagi diberi pekerjaan berat. Maumu apa sih?
  20. Kamu mengurus diri sendiri saja nggak bisa, apalagi mengurus rumah tangga.

 

3. Majas Sarkasme 

Majas sarkasme adalah majas yang penyampaiannya dilakukan menggunakan kata-kata sarkas yang kasar dan keras. Biasanya, orang-orang akan menggunakan majas sarkasme ketika sedang marah besar.

 

Contoh Majas Sarkasme

Contoh majas sarkasme adalah sebagai berikut:

  1. Mulutmu memang setajam pisau dari dulu.
  2. Kamu harus tahan dengan mulutnya yang berbisa seperti ular itu.
  3. Dia bekerja sangat lambat seperti siput.
  4. Kamu makan seperti orang yang belum makan selama 5 tahun.
  5. Tidak perlu terpukau dengan gedung-gedung tinggi, macam orang desa saja.
  6. Bisakah berhenti bicara? Mulutmu seperti burung yang berkicau.
  7. Aku tidak percaya dia masih takut gelap, seperti anak kecil.
  8. Tulisanmu jelek sekali seperti ceker ayam.
  9. Badanmu bau seperti kembang sepatu, ya.
  10. Kenapa kamu makan sambil berjalan seperti ayam?
  11. Putih banget wajahmu, sampai bisa disendoki bedaknya.
  12. Kamu hanya sampah masyarakat tahu!
  13. Pemalas! Mengapa kamu tidak membuat tugas?
  14. Anda baru lulus kuliah, anak kemarin sore. Jangan sok pintar. Pendapat-pendapat saya jauh lebih brilian.
  15. Apakah kau buta? Ada anak kecil di depanmu masih saja kau tabrak.
  16. Bahkan keledai saja tidak akan jatuh ke lubang yang sama, kau malah membuat lubang yang sama!
  17. Dari dulu mulutmu memang berbisa seperti ular!
  18. Kau pikir aku ini orang bodoh, kau yang bodoh sudah berani berbohong kepadaku!
  19. Jadi koruptor banyak hartanya, kasihan hidupnya lebih banyak di penjara.
  20. Dasar playboy kelas teri! Modal dompet tipis dan wajah standar saja sudah berani mempermainkan hati wanita!

 

4. Majas Satire 

Majas satire adalah majas yang digunakan untuk mengejek, mengkritik, atau menertawakan suatu gagasan, kebiasaan, atau ideologi. Biasanya, penyampaiannya berupa balutan komedi atau candaan sebagai bahan tawa.

 

Contoh Majas Satire

Contoh majas satire di antaranya sebagai berikut:

  1. Kamu penulis ya? Pandai sekali mengarang-ngarang cerita.
  2. Sepertinya kamu harus mandi air es agar kamu tidak emosi lagi.
  3. Minyak goreng sedang mahal, sehingga kami harus menggunakan minyak yang kami punya sampai menghitam.
  4. Kenapa dia melakukan hal sekeji itu? Apa dia kesurupan?
  5. Aku yakin cita-citamu ingin menjadi drummer, tidak ada henti-hentinya kamu memukul meja.
  6. Anakmu mau jadi pemain sepak bola ya? Semuanya selalu ditendang.
  7. Sepertinya mereka harus mendaftar jadi petinju, tidak berhenti bertengkar sejak kemarin.
  8. Sepertinya kalau menggoreng telur di atas kepalanya bisa matang, ia tidak berhenti marah sejak pagi.
  9. Kamu seperti kucing jalanan, makanmu rakus sekali.
  10. Mungkin dia belajar dari koruptor, sudah mulai berani mencuri-curi uang belanja.
  11. Apa kamu tidak memiliki baju yang lain? Setiap kali kita pergi, kamu selalu mengenakan kostum yang sama. 
  12. Matamu buta, ya? Masa, barang sebesar ini kamu tidak terlihat. Aduh, yang benar saja, mungkin kamu harus menggunakan kacamata atau kaca pembesar.
  13. Sudah berapa tahun kamu belajar masak? Masakanmu kok rasanya begini-begini saja!
  14. Netizen itu reporter yang andal, peristiwa yang sebenarnya tidak pernah terjadi saja bisa menjadi berita.
  15. Nyaman sekali makan di sini, sampai tikus dan kecoa saja ikut bergabung dengan kita.
  16. Lihat dan malulah sedikit dengan tubuhmu yang kekar dan besar itu. Hanya mengangkat barang ini saja kau tidak kuat.
  17. Apakah tadi hujan? Bajumu terlihat basah. 
  18. Yah namanya juga ahli surga, pasti benar terus.
  19. Apakah bajumu kekurangan bahan? Ketat sekali bajumu,  hampir saja perutmu terlihat.
  20. Apa saat ini harga gula terlalu mahal? Kopi ini benar-benar tak ada rasa manisnya sama sekali.

Baca Juga: Pahami Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Contoh Majas Pertentangan, Yuk!

 

5. Majas Innuendo

Majas innuendo adalah yang dipakai untuk menyindir seseorang dengan cara mengecilkan suatu fakta. Contoh kalimat bermajas innuendo adalah “tidak apa-apa kalau nilai merahmu di rapor ada sepuluh pada semester dua ini”. Padahal pada kenyataannya, dengan kondisi ada 10 nilai merah di rapor akan membuat seorang siswa tinggal kelas atau tidak naik kelas.

 

Contoh Majas Innuendo

Berikut contoh majas innuendo lainnya:

  1. Kamu bisa menangis karena sedih? Bukankah air matamu air mata buaya?
  2. Kamu berlebihan sekali, bajumu hanya kena tumpahan makanan, bukan kotoran manusia.
  3. Masalah sepele saja kamu mengeluh, bagaimana mau jadi pemimpin?
  4. Obat ini sedikit pahit kok.
  5. Disuntik rasanya seperti digigit semut kok, tidak sakit.
  6. Kamu ini masih kecil ya? Masa memasang jam dinding saja tidak bisa?
  7. Penakut sekali kamu, padam listrik saja langsung panik.
  8. Jangan seperti orang stres begitu, masalahnya sederhana kok.
  9. Ini luka kecil, kenapa kamu sampai nangis segala?
  10. Kamu hanya tidak lulus di satu bidang, tidak usah sedih seperti itu.
  11. Kenapa harus bangga dengan kekayaannya? Dia kaya kan karena warisan saja.
  12. Tidak heran kalau dia memiliki banyak harta. Semua itu karena dia pandai merayu dan menipu.
  13. Dia mendapat juara lagi? Pantas saja dia kan anak dari ketua panitianya.
  14. Begitu aja kok takut? Dibekam itu tidak lebih sakit daripada digigit semut.
  15. Dia memang sangat sempurna penampilannya. Tapi lihatlah seseorang yang menggunakan otaknya. Sangat jauh dari dirimu.
  16. Semua orang pasti memiliki masalah. Masalah kamu itu hanya salah satu masalah kecil dari jutaaan masalah di dunia ini.
  17. Dia memang paling pandai membuat puisi. Tetapi percayalah kamu lebih pandai dalam membahagiakan dirinya.
  18. Kita hanya belum beruntung saja. Dengan sedikit kerja keras kita pasti bisa menyelesaikannya.
  19. Dia hanya menginap satu malam saja. Bukan menginap seumur hidup di sana.
  20. Tenang, kamu hanya gagal dalam hubungan. Bukan gagal dalam hidup.

 

Itulah tadi pengertian, jenis, serta contoh majas sindiran. Selain menambah wawasan, membuat majas dapat membantumu melatih kreatifitas, lho. Mau mengasah kreatifitasmu bersama guru yang memang kompeten di bidangnya? Yuk, cari guru favoritmu di roboguru Plus.

IDN CTA Blog roboguru plus Ruangguru

Referensi:

Solihati, Nur Indah. 2019. Ultra Lengkap Peribahasa Indonesia, Majas, Plus Pantun, Puisi, dan Kata Baku Bahasa Indonesia. Yogyakarta. Anak Hebat Indonesia.

Sulistyo, Kiftiawati. 2007. Buku Pintar Peribahasa Indonesia. Jakarta. Niaga Swadaya.

Faqih, Abdullah, dkk. 2021. Merayakan Keberagaman Berbahasa. Bitread Publishing.

Waridah, Ernawati. EYD & seputar kebahasa-Indonesiaan. Kawan Pustaka.

Nurul Hidayah