25 Contoh Teks Negosiasi Singkat Beserta Strukturnya | Bahasa Indonesia Kelas 10

Contoh Teks Negosiasi Berbagai Situasi dan Strukturnya

Teks negosiasi adalah teks yang digunakan untuk bernegosiasi atau tawar menawar. Simak contoh teks negosiasi beserta strukturnya dalam berbagai situasi sehari-hari di artikel Bahasa Indonesia kelas 10 ini!

 

Novi: “Bu, mau beli minyak.  Seliter berapa?”

Penjual: “Seliter sekarang Rp20.000.”

Novi: “Wah, kok lebih mahal, Bu, biasanya Rp15.000.”

Penjual: (dalam hati) “Minyak lagi susah, malah nawar. Ya, sudah, Rp18.000 saja, Neng.”

Novi: “Kalau gitu saya beli 2 liter, Bu .”

Pasti kamu pernah kan berada di situasi di saat kamu harus membuat keputusan dengan lawan bicara untuk menemukan kata ‘sepakat’? Contohnya adalah percakapan antara Novi dan ibu penjual minyak goreng di atas. Nah, kegiatan tadi disebut dengan negosiasi.

Nggak cuman itu, di kegiatan sehari-hari kamu juga pasti sering bernegosiasi atau melakukan tawar-menawar. Misalnya, saat kamu bernegosiasi dengan orang tua saat ingin pergi ke luar atau dengan guru saat harus mengumpulkan tugas.

Sebenarnya, apa sih negosiasi itu? Lalu, seperti apa contoh dari teks negosiasi? Yuk, simak penjelasannya terkait  pengertian, jenis-jenis, kaidah kebahasaan, dan unsur-unsur teks negosiasi berikut.

 

Pengertian Teks Negosiasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.

Jadi, apa itu teks negosiasi? Teks negosiasi adalah teks yang memuat bentuk interaksi sosial dan berfungsi untuk mencari kesepakatan atau penyelesaian bersama di antara pihak-pihak yang bersengketa atau mempunyai perbedaan kepentingan.

Tujuan dari negosiasi adalah mengatasi atau menyesuaikan perbedaan untuk memperoleh sesuatu dari pihak lain (yang tidak dapat dipaksakan). Negosiasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima kedua belah pihak dalam melakukan transaksi atau perselisihan pendapat.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Eksplanasi beserta Strukturnya

Tujuan Teks Negosiasi

 

Jenis-Jenis Teks Negosiasi

Teks negosiasi dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu teks negosiasi berdasarkan bentuknya, teks negosiasi berdasarkan situasi, dan teks negosiasi berdasarkan jumlah negosiator. Berikut masing-masing perbedaannya:

a. Jenis Teks Negosiasi Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuknya, teks negosiasi dibedakan lagi menjadi 3 jenis, yaitu teks negosiasi bentuk lisan, tulisan, dan campuran antara narasi dan dialog.

1. Bentuk Lisan

Berupa dialog atau drama dan dikemas dalam pola penyajian lisan atau mengandung dialog. Contohnya dapat ditemui pada percakapan sehari-hari. Misalnya, percakapan antara penjual dan pembeli di pasar.

2. Bentuk Gabungan antara Narasi dan Dialog

Berupa cerpen yang mengandung negosiasi antartokoh di dalamnya.

3. Bentuk Tulisan

Berupa surat penawaran kerja sama, surat penawaran barang, atau surat permintaan barang.

Baca Juga: Yuk, Pahami Pengertian, Struktur, Ciri-Ciri & Contoh Teks Biografi!

 

b. Jenis Teks Negosiasi Berdasarkan Situasi

Sementara itu, berdasarkan situasinya, teks negosiasi dibedakan menjadi negosiasi formal dan nonformal. Apa sih bedanya?

1. Negosiasi Formal

Kegiatan negosiasi yang dilakukan untuk mendapatkan kesepakatan dengan menempuh jalur hukum. Contohnya adalah kegiatan negosiasi yang dilakukan seorang pengacara di pengadilan.

2. Negosiasi Nonformal

Jenis negosiasi yang dapat dilakukan di mana saja tanpa memerlukan jalur hukum. Contohnya adalah  negosiasi yang dilakukan antara pembeli dan pedagang.

 

c. Jenis Teks Negosiasi Berdasarkan Jumlah Negosiator

Kalau berdasarkan jumlah negosiatornya, teks negosiasi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu negosiasi dengan pihak penengah dan tanpa pihak penengah.

1. Negosiasi dengan Pihak Penengah

Biasanya dilakukan oleh dua atau lebih pihak negosiator sehingga setiap keputusan dan proses negosiasi akan memerlukan pihak penengah yang sifatnya netral. Contohnya adalah negosiasi di pengadilan yang ditengahi oleh hakim.

2. Negosiasi Tanpa Pihak Penengah

Dilakukan tanpa pihak penengah dan umumnya terjalin antara dua pihak saja. Biasanya, kepentingan yang dinegosiasikan tidak berkaitan dengan orang banyak dan terjadi di kehidupan sehari-hari sehingga tidak perlu melewati jalur hukum.

Jenis-jenis Teks Negosiasi

 

Struktur Teks Negosiasi

Lalu, bagaimana struktur teks negosiasi, ya? Saat kamu ingin membuat jenis teks ini, penting sekali untuk memahami strukturnya, ya. Struktur teks negosiasi terbagi menjadi 4 bagian, yakni orientasi, pengajuan, penawaran, dan persetujuan. Berikut masing-masing penjelasannya:

  • Orientasi, pembukaan atau awalan dari percakapan sebuah negosiasi, biasanya berupa salam atau sapa.
  • Pengajuan, bagian yang menyatakan permintaan atau mengemukakan permasalahan yang dihadapi dan ingin diselesaikan.
  • Penawaran, puncak dari negosiasi karena terjadi proses tawar-menawar antara pihak satu dengan pihak lain untuk mendapatkan kesepakatan yang saling menguntungkan.
  • Persetujuan, kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak.

 

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Laporan Hasil Observasi Berdasarkan Strukturnya

 

Contoh Teks Negosiasi

Nah, setelah memahami pengertian, jenis, dan strukturnya, sekarang kita langsung lihat contoh teks negosiasi singkat berikut ini, yuk!

 

1. Contoh Teks Negosiasi Bertema Perdagangan

Pembeli: “Berapa harga sekilo mangga ini, Bang?”

Penjual : “Tiga puluh ribu, Bu. Murah.”

Pembeli: “Boleh kurang ‘kan, Bang?”

Penjual : “Belum boleh, Bu. Barangnya bagus lo, Bu. Ini bukan karbitan. Matang pohon.”

Pembeli: “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang ‘kan? Kan lagi musim, Bang. Rp20.000  saja, ya?”

Penjual : “Belum boleh, Bu. Rp28.000 ya, Bu. Biar saya dapat untung, Bu.”

Pembeli: “Baiklah, tapi saya boleh milih sendiri, ya Bang?”

Penjual : “Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu. Nanti saya bisa rugi.”

Pembeli: “Iya, Bang, yang penting saya dapat mangga yang bagus.”

Penjual : “Saya jamin, Bu. Kalau ada yang busuk boleh ditukarkan.”

Pembeli: “Baiklah, saya ambil 3 kilo, ya, Bang.”

Akhirnya, penjual mempersilakan pembeli untuk memilih dan menimbang sendiri mangga yang dibelinya.

 

2. Contoh Teks Negosiasi dalam Bentuk Narasi

HP Baru

Perihal HP barunya itu, sesungguhnya sudah lama Rani menginginkannya. Beberapa kali ia membujuk ayahnya agar dibelikan HP. Gagal meminta langsung pada ayahnya, Rani pun minta bantuan ibunya. Namun, tetap saja usaha Rani gagal.

Minggu lalu, Rani benar-benar berusaha meyakinkan ayahnya betapa ia sangat membutuhkan HP.

“Yah, Rani benar-benar perlu HP. Belikan, ya, Yah?” tanya Rani pada ayahnya.

“Ayah belum punya cukup uang untuk membeli HP, Ran. Lagipula ‘kan sudah ada telepon rumah,” kata ayah sambil meletakkan koran ke atas meja.

“Tapi, Yah … semua teman Rani punya HP. Mereka dapat dengan mudah menelepon orang tuanya saat terpaksa pulang telat.”

“Lah, kalau begitu kamu jangan pulang telat,” kata Ayah lagi.

Rani hampir saja menangis.

“Tak hanya itu, Yah … Rani iri sama teman-teman Rani yang dapat dengan mudah mengunduh materi pembelajaran, mengirim tugas, bahkan berdiskusi untuk mengerjakan tugas-tugas tanpa harus keluar rumah,” kata Rani dengan kalimat yang runtut dan jelas. Kalimat yang sudah beberapa hari ia rancang untuk merayu ayahnya.

Mendengar penjelasan Rani, Ayah melepas kacamatanya dan menatap Rani dengan lembut.

“Sebegitu pentingkah HP itu bagimu, Nak?”

Rani hampir saja melonjak kegirangan mendengar reaksi ayahnya.

“Iya, Yah. Apalagi guru-guru sering menugaskan kami untuk mengirim tugas ke grup Facebook atau mengunggah tugas di blog. Kalau Rani punya HP kan enak, bisa buat diskusi bareng teman-teman sekaligus dapat mengakses internet melalui HP.”

“Hm … Ayah akan membelikan HP untuk Rani, asal …, ” Ayah seakan sengaja menggoda Rani.

“Asal apa, Yah?” tanya Rani tak sabar.

“Asal Rani rajin belajar dan berjanji akan menggunakan HP itu untuk hal-hal yang positif.”

“Rani janji, Yah. Makasih, ya, Ayah,” janji Rani sambil memeluk ayahnya.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Eksposisi, Struktur & Kaidah Kebahasaannya

 

3. Contoh Teks Negosiasi di Sekolah

Terima Kasih, Bu Mia

Kamis pagi usai pelajaran olahraga, Bu Mia, guru Kimia, masuk kelas X MIPA tepat waktu. Tak seperti biasanya, hari itu anak-anak belum selesai berganti pakaian. Penyebabnya, mereka baru saja mengikuti ujian lari mengelilingi stadion.

Sebenarnya, hari itu Bu Mia akan memberikan ulangan. Beberapa siswa yang napasnya masih memburu dan keringatnya bercucuran, mengajukan usul pada Dani.

“Dan … minta Bu Mia menunda ulangan, dong. Capek, nih,” kata Ali.

“Waduh, aku gak berani,” jawab Dani “Lia saja suruh bilang. Dia kan ketua kelas, ” sambung Dani.

“Baiklah, aku akan mencoba merayu Bu Mia. Doakan berhasil,” kata Lia.

“Beres. Kamu kan ketua kelas.”

Dengan santun, Lia menghadap Bu Lia yang wajahnya tampak kaku melihat murid-muridnya belum juga siap mengikuti pelajaran.

“Maaf, Bu. Boleh Lia berbicara sebentar?” tanya Lia sambil duduk.

“Iya. Ada apa?”

“Begini, Bu, saya mewakili teman-teman ingin meminta maaf karena teman-teman belum selesai ganti baju. “

“Biasanya kan tidak terlambat seperti ini?” tanya Bu Mia.

“Iya, Bu. Sekali lagi maafkan kami. Kami kelelahan, Bu. Tadi baru saja ujian lari mengelilingi stadion dua kali.”

“Oh, kenapa tidak bilang tadi? Kalian sudah minum?” Suara Bu Mia berubah ramah setelah tahu penyebab Lia dan kawan-kawannya terlambat ganti baju.

“Belum sempat, Bu. Kami takut ketinggalan ulangan,” jawab Lia tetap dengan sopan. “Kalau boleh, kami minta waktu sepuluh menit untuk minum dan ganti baju, Bu. Biar badan kami segar.”

“Ya, sudah. Kalian istirahat 15 menit. Ulangannya minggu depan saja. Nanti kita latihan soal saja,” jawab Bu Lia, mengagetkan Mia dan teman-teman.

“Makasih, Bu,” kata Lia.

“Eit … tapi ingat. Kalian harus tertib. Tidak boleh gaduh dan mengganggu kelas lain dan  masuk kelas lagi tepat pukul 09.00 WIB.”

“Iya, Bu. Makasih.”

Teman-teman Lia yang sejak tadi ikut menyimak pembicaraan Lia dan Bu Mia bertepuk tangan gembira mendengar keputusan Bu Mia.

 

Unsur Pembangun Teks Negosiasi

 

4. Contoh Teks Negosiasi Bertema Pendidikan

Ayah: “Nak, ke sini. Ayah mau bicara.”

Anak: “Ada apa, Yah?”

Ayah: “Apa rencanamu ke depan setelah lulus SMP, Nak?”

Anak: “Oh, aku ingin masuk sekolah kejuruan, Yah.”

Ayah: “Kejuruan? Gak salah Nak? Kenapa gak ke SMA saja? Nanti kamu bisa kuliah dengan pilihan yang terbaik.”

Anak: “Aku ingin segera mengembangkan bakat mekanikku, Yah. Lagian setelah tamat SMK kan bisa kuliah juga.”

Ayah: “Iya, tapi nanti kamu akan kesulitan kalau mau kuliah karena jurusannya terbatas dan kemampuan akademiknya juga kurang siap. Jadi, Ayah sarankan ke SMA saja, ya!”

Anak: “Waduh, Ayah gimana, sih. Emangnya Ayah yang mau sekolah? Lagian kalo nanti gak kuliah, aku langsung bisa kerja di perusahaan otomotif.”

Ayah: “Masa, zaman sekarang tidak kuliah? Apa kata orang?”

Anak: “Ayah tenang saja, semuanya sudah aku pikirkan. Ayah doakan saja biar aku mudah meraih cita-cita.”

Ayah: “Ya, sudahlah kalau itu mau kamu, tapi nanti malam kamu pikirkan lagi, ya.”

Anak: “Iya, yah.”

 

5. Contoh Teks Negosiasi Bertema Lingkungan

Sudah tiga tahun lebih warga Dusun Sejahtera berjuang untuk menyelamatkan sumber mata air yang terletak di desanya. Perjuangan panjang tersebut bermula ketika sebuah perusahaan properti mulai membangun hotel di kawasan sumber mata air tersebut.

Sumber air Panguripan menjadi tumpuan hidup tidak hanya bagi enam ribu warga Desa Sejahtera, tetapi juga bagi puluhan ribu warga desa sekitarnya. Sumber air Panguripan menjadi penyedia air bersih untuk dikonsumsi sekaligus untuk memenuhi pengairan sawah bagi puluhan hektare sawah. Bila pembangunan hotel itu diteruskan, sumber air Panguripan akan mati.

Meskipun beberapa kali didemo warga, pihak pengembang tetap bersikukuh melanjutkan pembangunannya.

Akhirnya, Pak Lurah membentuk tim yang akan mewakili warga untuk menuntut pengembang hotel PT Mulya Jaya agar menghentikan pembangunan hotel tersebut. Tim penyelamat Panguripan diterima Direktur PT Mulya Jaya, Edy, di ruangannya.

Edy: “Silakan duduk Bapak dan Ibu. Selamat pagi. Boleh saya tahu Bapak dan Ibu ini berasal dari mana?“

Kepala Desa: “Saya Arifin, Pak. Kepala Desa Sejahtera. Ini Bu Suci, sekretaris desa, dan satu lagi Pak Rahmat, salah satu tokoh masyarakat yang ditunjuk oleh mewakili warga desa kami.”

Edy: “Terima kasih atas kedatangan Bapak dan Ibu ke kantor saya. Dengan senang hati, sebagai direktur saya akan mendengarkan aspirasi warga demi kebaikan bersama.”

Edy: “Begini, Bapak dan Ibu. Dalam pertemuan dengan warga desa beberapa waktu lalu, bukankah sudah disepakati bahwa pihak investor akan tetap melanjutkan pembangunan hotel dan berjanji akan tetap menjaga kelestarian sumber air Panguripan. Jadi, ada masalah apa lagi?”

Warga I: “Bagaimana mungkin kelestarian sumber airnya dapat dijaga, Pak? Pembangunan hotel tepat di atas mata air tersebut pasti akan mematikan mata airnya. Awalnya, karena pembangunan hotel tersebut akan menuntut ditebangnya pepohonan di sana, daerah resapan air akan berkurang. Hal ini mengancam kelestarian mata air kami.”

Warga II: “Sekali lagi saya tegaskan, Pak. Kami tidak akan pernah menyetujui pembangunan hotel atau apa pun di atas sumber mata air, sumber penghidupan kami itu!”

Kepala Desa: “Sabar dulu, Pak Rahmat. (Sambil memegang pundak Pak rahmat). Benar, Pak, kami belum pernah menyetujui dan tidak akan pernah menyetujui kesepakatan itu, Pak. Bagi kami, sumber mata air Panguripan adalah gantungan kehidupan kami. Tak hanya untuk makan dan minum, sawah kami juga membutuhkan air.”

Warga II: “Kami selamanya akan terus menolak pembangunan hotel tersebut! Bahkan, kami akan bertindak lebih keras bila tuntutan kami tidak segera dipenuhi!“

Edy: “Bapak dan Ibu jangan khawatir. Sebenarnya, Wali Kota sudah mengeluarkan surat perintah penghentian pembangunan hotel.”

Warga I: “Kalau begitu tunggu apalagi?”

Edy: “Masalahnya, saya masih mencari lahan pengganti. Bagaimanapun saya tidak mau kehilangan kesempatan bisnis di kota ini.”

Kepala desa: “Bila benar demikian, sebagai kepala desa, saya akan membantu Bapak menemukan lahan baru yang tidak terlalu jauh dari sumber Panguripan.”

Edy: “Kalau memang Pak Lurah bisa mengusahakannya, saya akan sangat berterima kasih. Hari ini juga saya akan memerintahkan anak buah saya untuk menghentikan pembangunan hotelnya.”

Kepala Desa: “Terima kasih atas kerja sama ini.“

Edy: “Saya juga berterima kasih karena Pak Lurah berhasil menghentikan demo warga.”

“Terima kasih, Pak.”

Baca Juga: Mengenal Hikayat: Pengertian, Nilai-nilai, dan Karakteristiknya

 

6. Contoh Teks Negosiasi Bertema Sosial

Calon penghuni kost: “Setelah saya lihat-lihat kamarnya, saya rasa cocok, Bu.”

Ibu kost: “Baik, jadi harga per bulannya satu juta rupiah dan minimal sewanya tiga bulan.”

Calon penghuni kost: “Kalau sewa satu bulan dulu apa tidak boleh, Bu?”

Ibu kost: “Wah, belum bisa tuh, Mbak. Aturan memang sudah seperti itu.”

Calon penghuni kost: “Saya berniat bersama dua teman saya mau pindah ke kost ini, Bu. Tapi kalau ternyata tidak bisa per bulan sewanya ya tidak jadi.”

Ibu kost: “Begini saja, sewa pertama langsung tiga bulan. Nanti setelah itu baru boleh per bulan bayar sewanya. Bagaimana?”

Calon penghuni kost: “Sejujurnya saya sudah sangat cocok dengan kost ini dan semua fasilitasnya. Tapi agaknya berat kalau langsung tiga bulan, Bu. Kan saya juga bawa dua teman saya lainnya. Pasti akan lebih menguntungkan Ibu, hehe.”

(hening sebentar)

Ibu kost: “Yasudah begini saja. Saya beri penawaran boleh bayar sewanya boleh dua bulan dulu. Kalau satu bulan belum boleh karena waktunya terlalu sebentar. Kalau untuk penghuni lain belum boleh loh, Mbak. Ini karena Mbaknya bawa dua teman jadi saya perbolehkan. Bagaimana?”

Calon penghuni kost: “Boleh deh, Bu. Dua bulan tidak apa-apa.”

Ibu kost: “Berarti deal, ya?”

Calon penghuni kost: “Iya, Bu. Ini saya kabari dulu teman-teman saya.”

Ibu kost: “Nanti proses pembayarannya diurus pas sudah mau masuk, ya.”

Calon penghuni kost: “Iya, Bu. Terima kasih.”

 

7. Contoh Teks Negosiasi antar Teman

Rani: “Rin, kayaknya uang aku masih di kamu seratus ribu, yah? Boleh aku minta nggak?”

Rina: “Iya, Ran. Aku masih punya hutang ke kamu seratus ribu. Tapi kalau sekarang aku belum bisa ganti.”

Rani: “Terus kamu bisanya ganti kapan? Aku mau beli cat lukis, Rin. Cat lukisku ada beberapa yang habis.”

Rina: “Mungkin aku baru bisa kembaliin minggu depan. Kalau sekarang aku baru ada setengahnya, Ran. Lima puluh ribu aja.”

Rani: “Yah, kalau segitu cuma bisa buat beli tiga warna aja, Rin. Padahal cat aku yang habis ada sekitar tujuh warna.”

Rina: “Memangnya warna apa aja yang habis? Mungkin kamu bisa pakai punyaku dulu kalau memang lagi butuh banget.”

Rani: “Warna ungu, kuning, tosca, coklat tua, oren wortel, merah, sama biru laut. Memang kamu ada?”

Rina: “Tunggu sebentar.”

(Rina mengeluarkan beberapa cat miliknya dari tas.)

Rina: “Aku ada warna ungu masih utuh, kamu beli aja potong hutang, hehe. Terus warna merah sama biru juga masih ada setengah. Kamu pakai aja. Tapi, aku ganti uangnya minggu depan, ya?”

Rani: “Beneran nggak apa-apa aku pakai dulu?”

Rina: “Iya, Ran. Pakai aja.”

Rani: “Gini aja deh. Ini warna ungu yang utuh aku beli.”

Rina: “Warna lainnya tadi, kamu pakai aja tidak apa-apa. Karena cuma setengah, jadi nggak usah diganti.”

Rani: “Yaudah deh. Kalau gitu minggu depan kamu kembaliin uangku tujuh puluh ribu aja.”

Rina: “Oke siap!”

 

8. Contoh Teks Negosiasi Jual Beli Sepatu

Penjual: “Halo, kak. Ada yang bisa saya bantu?”

Pembeli: “Iya, ada, kak. Saya mau membeli sneakers model ini, ukuran 40, warna putih, kak. Apa stoknya masih ada?”

Penjual: “Oke, sebentar ya, kak. Saya bantu cari barangnya.”

Penjual: “Permisi, kak. Kebetulan untuk stok sepatu warna putih ukuran 40 nya kosong. Kalau kakak mau, untuk ukuran 40, kita ada stok warna hitam dan cream.”

Pembeli: “Mmm… Boleh saya lihat warna creamnya, kak?”

Penjual: “Boleeeh. Sebentar, saya ambilkan ya, kak.”

Penjual: “Ini kak warna creamnya.”

Pembeli: “Warnanya lebih lucu, ya. Ya sudah kak, saya ambil yang warna ini saja. Kalau boleh tahu, harganya berapa ya, kak?”

Penjual: “350 ribu, kak. Tapi, kita lagi ada diskon 20% untuk model ini.”

Pembeli: “Waaahh, kalau begitu, boleh kak.”

Penjual: “Baik, kak. Saya buatkan notanya ya. Untuk pembayarannya bisa di kasier nomor 1.”

Pembeli: “Terima kasih, kak.”

Penjual: “Sama-sama.”

 

9. Contoh Teks Negosiasi Penawaran Produk

Penjual: “Selamat siang, pak. Saya ingin menawarkan produk kami kepada Anda.”

Calon pembeli: “Siang. Produk apa ya, mbak?”

Penjual: “Produk kami adalah cairan pembersih lantai yang efisien menghilangkan jamur dan kerak membandel. Cairan ini bisa dipakai untuk membersihkan lantai kamar mandi, dapur, maupun area berbahan keramik yang banyak keraknya, pak. Ada harga spesial juga untuk pelanggan baru sebesar 75 ribu, gratis sikat pembersihnya juga.”

Calon pembeli: “Satu botol ini, isi berapa mili, mbak? Apa ada diskon tambahan juga jika saya membeli lebih dari satu?”

Penjual: “Per botolnya isi 850 ml, pak. Kami bisa memberikan diskon tambahan sebesar 10% jika Bapak membeli lebih dari 3 botol.”

Calon pembeli: “Baik, saya coba beli 1 botol dulu ya, mbak. Nanti kalau terbukti ampuh, saya akan beli lagi.”

Penjual: “Baik, terima kasih, pak.”

Calon Pembeli: “Sama-sama, mbak.”

Kaidah kebahasaan Teks Negosiasi

 

10. Contoh Teks Negosiasi Liburan Keluarga

Ayah: “Bagaimana bu rencana liburan kita ke Puncak? Apakah anak-anak setuju?”

Ibu: “Ibu sudah bicara ke anak-anak, yah. Cuma kakak usul liburannya diganti ke pantai saja. Soalnya kita sudah sering liburan ke puncak. Tapi, adik minta jalan-jalan ke taman bermain.”

Ayah: “Aduh, bagaimana ya? Dua-duanya minta jalan-jalan ke tempat yang berbeda. Ayah jadi bingung.”

Ibu: “Hmm… Begini saja yah, bagaimana kalau kita cari lokasi taman bermain yang dekat pantai.”

Ayah: “Betul juga, bu. Kalau kita liburan ke Dufan bagaimana? Lokasinya lumayan dekat dengan pantai Ancol.”

Ibu: “Boleh, yah. Coba nanti ibu sampaikan ke anak-anak ya, mereka setuju atau tidak.”

Ayah: “Oke, bu.”

 

11. Contoh Teks Negosiasi 3 Orang

Shasa: “Hari ini kita jadi kerja kelompok di mana, gais?”

Hani: “Di rumahku saja bagaimana? Kebetulan rumahku nggak jauh dari sekolah. Jadi, pulang sekolah nanti bisa langsung mengerjakan tugas.”

Nanda: “Boleh, Han. Tapi, aku nggak bisa lama-lama. Karena jam 5 aku ada les Bahasa Inggris.”

Shasa: “Ya sudah, kalau begitu, kita bagi-bagi tugas saja. Jadi, pengerjaannya jauh lebih cepat.”

Hani: “Ide yang bagus, tuh!”

Shasa: “Karena tema makalahnya sudah dibagikan sama bu guru, kita tinggal susun bab pendahuluan, isi dan penutupnya saja.”

Nanda: “Aku bagian pendahuluan deh. Jadi, kalau waktunya mepet, aku izin pulang duluan ya, gais. Nggak masalah, kan?”

Hani: “Boleh. Shasa mau bagian apa? Isi atau penutup?”

Shasa: “Hmm… Aku bagian isi nggak papa, Han. Nanti kamu bagian penutup sekaligus edit dan print makalahnya ya?”

Hani: “Oke, nggak masalah kalau itu.”

Nanda: “Oke, sampai bertemu pulang sekolah nanti, ya!”

Hani: “Siap!”

 

12. Contoh Teks Negosiasi 4 Orang

Pada suatu siang, murid-murid kelas 10 IPA 1 diminta membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang untuk mempresentasikan materi yang diberikan ibu guru. Intan, Yonas, Jeffry, dan Made tergabung dalam satu kelompok dan langsung berdiskusi.

Intan: “Hai, senang bisa satu kelompok dengan kalian. Jadi, bagaimana kita mau mengerjakan tugas ini?”

Jeffry: “Halo juga semuanya. Kebetulan kelompok kita diminta untuk membuat booklet untuk ditampilkan di pameran literasi pekan depan, nih.”

Yonas: “Hmm… kurang lebih kita punya waktu satu minggu. Kita perlu membagi tugasnya supaya booklet-nya cepat selesai.”

Made: “Bagaimana kalau 1 orang menyusun materi, 2 orang mendesain booklet, dan 1 orang mengedit materi?”

Jeffry: “Saran aku sih, sebaiknya 2 orang saja yang menyusun materi. Karena kalau cuma 1 orang, bebannya jauh lebih berat, dibanding yang tugasnya hanya edit materi. Nanti, mereka bisa saling mengedit materi bersama.”

Intan: “Yap! Aku setuju. Kalau sendirian pasti juga bakal lama karena butuh riset-riset juga.”

Made: “Oke, siapa yang mau menyusun materi dan mendesain booklet? Kalau aku pribadi, aku nggak bisa mendesain, jadi aku mau menyusun materi saja. Hehehe…”

Intan: “Aku mau menyusun materi juga bareng Made.”

Jeffry: “Eh, aku nggak bisa desain booklet.”

Intan: “Tenang, Yonas kan jago ilustrasi dan desain. Nanti bisa saling membantu kalian.”

Yonas: “Iya, Jeff. Santai…”

Jeffry: “Oh ya? Baiklah, mohon bantuannya ya Nas saat mengerjakan desain. Aku masih newbie. Hehehe”

Yonas: “Tenang saja, nggak perlu khawatir. Kita semua akan saling membantu kalau ada yang kesulitan. Tinggal berkabar saja.”

Jeffry: “Oke.”

Intan: “Oke deh! Tugas-tugasnya sudah bisa dicicil dari sekarang ya, gais. Made, ayo kita riset-riset materinya terlebih dahulu.”

Made: “Ayo, kami berdua ke perpus dulu ya. Sampai ketemu lagi!”

Intan dan Made bergegas menuju perpustakaan untuk mencari referensi materi. Sedangkan Jeffry dan Yonas memutuskan untuk berdiskusi menentukan tema booklet yang sesuai dengan materi.

 

13. Contoh Teks Negosiasi Berbentuk Pengajuan Kerja Sama

Selamat siang, Bapak/Ibu.

Kami dari PT. Suka Maju, bermaksud untuk menawarakan kerja sama dengan Bapak/Ibu untuk menjadi distributor produk-produk kami yang berupa Produk Kesehatan (Obat & Vitamin).

Apabila Bapak/Ibu bersedia untuk menjadi distributor resmi produk perusahaan kami, maka kami akan memberikan kompensasi yang sebanding kepada Bapak/Ibu. Untuk bentuk mekanisme kerja samanya, kami dapat jelaskan lebih lanjut apabila Bapak/Ibu tertarik dengan tawaran yang kami sampaikan.

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Baca Juga: Contoh Teks Debat Singkat Berdasarkan Strukturnya

 

14. Contoh Teks Negosiasi Tentang Menghemat Air

Di suatu sore, Pak Anton sedang memanggil Rudi, seorang tukang pipa air untuk memperbaiki wastafelnya yang sering bocor. Pak Anton merasa penggunaan air di rumahnya sangat boros dan ingin meminta saran dari tukang pipa air.

Pak Anton: Terima kasih sudah memperbaiki pipa wastafelnya ya, Mas.

Rudi: Siap, Pak. Sama-sama.

Pak Anton: Oh iya, Rud, saya mau tanya. Kok akhir-akhir ini saya merasa penggunaan air di rumah boros banget ya. Pengen gitu bisa hemat air. Selain dalam rangka menjaga lingkungan juga biar lebih hemat biaya. Kamu ada saran nggak Rud?

Rudi: Oh, ini aja, Pak. Pak Anton bisa mengganti peralatan yang lebih hemat air, seperti shower dan keran yang dilengkapi dengan teknologi air saving.

Pak Anton: Hmm, menarik. Kamu bisa kasih rekomendasi peralatan apa yang paling efektif?

Rudi: Ada beberapa merek dan tipe yang bisa saya rekomendasikan, tapi saya menyarankan bapak untuk memilih peralatan yang memiliki label WaterSense atau produk yang telah teruji efektivitasnya dalam menghemat air. Kebetulan saya jual, Pak, hehe.

Pak Anton: Wah, pasti mahal tuh, Rud. Kalau beli di kamu bisa minta kurang, nggak? hehe.

Rudi: Gini aja, Pak. Buat bapak saya kasih harga paket sekalian sama sensor air buat kamar mandi dan toilet. Jadi, sensor ini bisa menghentikan aliran air secara otomatis ketika tidak diperlukan.

Pak Anton: Wah, jadi makin mahal dong, Rud. Nggak dulu deh.

Rudi: Saya kasih tau nih, ya, Pak. Kalau bapak beli sepaket sekarang, misi bapak menyelamatkan lingkungan semakin cepat terlaksana. Emang sih, awalnya emang butuh modal agak banyak. Tapi, kalau dihitung-hitung buat pengeluaran biaya air nantinya juga semakin hemat, Pak. Beneran deh.

Pak Anton: (diam, berpikir beberapa saat.)

Rudi: Jadi, gimana, pak?

Pak Anton: Hmm, boleh deh, Rud. Saya mau beli yang paket itu aja deh di kamu. Tapi tunggu nanti saya gajian ya.

Rudi: Besok saya anterin sekaligus pasangin dulu, pak. Masalah bayar nanti aja pas Pak Anton gajian. Gampanglaah.

Pak Anton: Wah, okedeh kalau begitu, Rud. Terima kasih, ya.

 

15. Contoh Teks Negosiasi Tentang Layanan Restoran di Kereta Api

Pihak A: Perusahaan Kereta Api

Pihak B: Penyedia Layanan Restoran

Pihak A: Selamat pagi, saya dari Perusahaan Kereta Api. Kami ingin membicarakan tentang kerja sama dengan layanan restoran di kereta kami.

Pihak B: Selamat pagi juga. Tentu, saya senang bisa membantu. Apa yang bisa saya bantu?

Pihak A: Kami ingin meningkatkan kualitas layanan di kereta kami dan menawarkan pengalaman makan yang lebih baik bagi pelanggan kami. Apakah Anda tertarik untuk bekerja sama dengan kami sebagai penyedia layanan restoran di kereta kami?

Pihak B: Tentu, kami tertarik. Apa yang Anda harapkan dari kerja sama ini?

Pihak A: Kami berharap Anda bisa menyediakan menu yang variatif dan berkualitas, serta menyajikan makanan dengan waktu yang tepat dan kualitas yang baik. Kami juga ingin mengetahui harga yang Anda tawarkan.

Pihak B: Baik, kami siap menyediakan menu yang variatif dan berkualitas sesuai dengan permintaan Anda. Kami juga akan memastikan makanan disajikan dengan waktu yang tepat dan kualitas yang baik. Adapun harga, kami bisa memberikan diskon khusus untuk kerja sama jangka panjang.

Pihak A: Baiklah, terima kasih atas penawaran Anda. Namun, kami juga ingin memastikan bahwa Anda memiliki standar kebersihan dan sanitasi yang baik dalam menyajikan makanan. Bagaimana Anda menjamin hal tersebut?

Pihak B: Kami memiliki standar kebersihan dan sanitasi yang tinggi dalam menyajikan makanan. Selain itu, kami juga akan memastikan bahwa staf kami memiliki sertifikasi kebersihan dan sanitasi yang diperlukan.

Pihak A: Baiklah, kami menghargai upaya Anda untuk memastikan kebersihan dan sanitasi. Kami akan segera membicarakan lagi mengenai detail kerja sama dan biaya yang akan dikeluarkan. Terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

Pihak B: Sama-sama, terima kasih atas kesempatan yang diberikan. Kami siap untuk bekerja sama dengan Anda.

 

16. Contoh Teks Negosiasi Tentang Kenaikan Gaji

Karyawan: “Permisi Pak, saya ingin membicarakan kenaikan gaji saya. Saya sudah bekerja di perusahaan ini selama dua tahun dan merasa telah memberikan kontribusi yang baik.”

Atasan: “Ya, tentu saja. Saya tahu bahwa Anda sudah bekerja keras. Namun, perlu diingat bahwa saat ini kondisi perusahaan sedang sulit karena pandemi Covid-19.”

Karyawan: “Saya memahami hal tersebut. Namun, saya merasa bahwa saya layak mendapatkan kenaikan gaji karena telah memberikan hasil kerja yang memuaskan dan bahkan membantu perusahaan dalam mengatasi beberapa masalah.”

Atasan: “Baiklah, silakan sampaikan permintaan kenaikan gaji Anda.”

Karyawan: “Saya ingin meminta kenaikan gaji sebesar 15 persen dari gaji saat ini. Saya yakin bahwa kenaikan ini sebanding dengan kontribusi dan kinerja saya di perusahaan ini.”

Atasan: “15 persen cukup tinggi. Bisakah Anda memberikan alasan yang lebih spesifik?”

Karyawan: “Saya telah menyelesaikan beberapa proyek penting dengan waktu yang cepat dan hasil yang memuaskan. Saya juga telah memberikan ide-ide yang inovatif dan membantu dalam meningkatkan kualitas produk kami. Selain itu, saya juga telah mendapatkan beberapa sertifikasi dan pelatihan yang relevan dengan pekerjaan saya.”

Atasan: “Saya menghargai kontribusi Anda dan akan mempertimbangkan permintaan kenaikan gaji Anda. Namun, bisakah kita mengupayakan untuk melakukan negosiasi?”

Karyawan: “Tentu saja Pak, saya terbuka untuk melakukan negosiasi. Bagaimana menurut Pak?”

Atasan: “Bagaimana jika saya memberikan kenaikan gaji sebesar 10 persen terlebih dahulu, dan kemudian kita mengevaluasi kembali performa Anda dalam beberapa bulan ke depan untuk mempertimbangkan kenaikan gaji lebih lanjut?”

Karyawan: “Saya rasa itu bisa menjadi solusi yang baik, Pak. Terima kasih sudah mempertimbangkan permintaan saya.”

Atasan: “Baiklah, kita bisa memulai kenaikan gaji sebesar 10 persen dari gaji saat ini, dan kita akan mengevaluasi kembali performa Anda dalam tiga bulan ke depan. Jika performa Anda tetap konsisten dan memuaskan, kita bisa mempertimbangkan kenaikan gaji lebih lanjut.”

Karyawan: “Saya setuju dengan penawaran ini, Pak. Terima kasih sudah memberikan kesempatan ini.”

 

Sampai sini, kamu paham nggak, guys tentang contoh-contoh dari teks negosiasi? Kalo masih ada materi yang belum kamu mengerti, kamu bisa lho tanyakan ke Roboguru. Melalui robot cerdas satu ini, kamu bisa menemukan jawaban dan memahami proses menjawab soal-soal yang sulit sekalipun.

Roboguru

 

17. Contoh Teks Negosiasi Tentang Memilih Sekolah

Anak: “Ayah, aku pengen masuk ke sekolah internasional di Jakarta.”

Ayah: “Hmm, itu ide yang bagus. Tapi, Dek, sekolah internasional pasti memiliki biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah lokal di sini.”

Anak: “Iya sih, Pa. tapi aku pengen dapet pendidikan yang lebih baik dan belajar bahasa Inggris dengan lebih baik.”

Ayah: “Ayah juga ingin memberikan yang terbaik buat Adek, tapi kita juga harus mempertimbangkan kondisi keuangan keluarga.”

Anak: “Aku mengerti, Ayah. Aku juga sudah mencari informasi dan ternyata ada beasiswa yang bisa aku dapatkan.”

Ayah: “Wah, bagus! Coba dong kamu jelasin tentang beasiswanya gimana.”

Anak: “Ini informasinya, Yah. Aku bisa mencoba untuk mendaftar dan memenuhi persyaratan untuk mendapatkan beasiswa.”

Ayah: “Terima kasih sudah mencari informasi ini, Nak. Namun, selain biaya, kita juga harus mempertimbangkan jarak dari rumah kita ke sekolah internasional tersebut.”

Anak: “Aku juga sudah mencari informasi tentang transportasi, Yah. Nanti aku bisa naik bus sekolah yang akan mengantar dan menjemput setiap hari.”

Ayah: “Baiklah, kalau begitu Ayah bersedia untuk mempertimbangkan pilihan sekolah internasional tersebut. Namun, kita juga harus mencari informasi tentang sekolah lokal di sini untuk membandingkan kualitas pendidikan dan biaya yang dibutuhkan.”

Anak: “Aku setuju, Ayah. Kita harus mempertimbangkan semua faktor dengan baik dan membuat keputusan yang terbaik untuk masa depan.”

Ayah: “Benar, Dek. Kita akan mencari informasi dengan lebih teliti dan membicarakan hal ini lagi nanti. Terima kasih sudah membicarakan hal ini dengan baik bersama Ayah.”

 

18. Contoh Teks Negosiasi Tentang Memilih Tempat Makan

Ani: “Kamu pengen makan di mana, Ina. Mau warteg kaya biasanya atau cari yang mahalan dikit?”

Ina: “Abis gajian nih, skuy lah makan enak.”

Ani: “Yaudah oke setuju!”

Ina: “Hmm tapi aku bingung mau makan di mana. Kamu punya saran?”

Ani: “Gimana kalau di restoran Italia yang baru buka dekat sini? Aku dengar makanannya enak.”

Ina: “Hmm, itu terdengar menarik. Tapi nih ya, aku juga pengen nyobain restoran Jepang yang pernah direkomendasikan oleh teman-teman.”

Ani: “Baiklah, itu juga ide yang bagus. Tapi, restoran Jepangnya agak  jauh dari sini dan aku takut kita kesulitan mencari tempat parkir.”

Ina: “Emang kamu udah coba reservasi untuk restoran Italia tadi?”

Ani: “Belum, aku coba  sekarang, ya. Tapi mungkin kita perlu pergi lebih awal untuk menghindari antrian panjang.”

Ina: “Baiklah, itu tidak masalah. Kalau ternyata restoran Italianya penuh, mungkin kita bisa mencoba restoran Jepang yang terdekat saja.”

Ani: “Sepakat, itu ide yang bagus. Eh, tapi kita juga harus mempertimbangkan budget kita untuk makan malam hari ini.”

Ina: “Aku udah siapin budget yang cukup untuk makan malam hari ini. Nanti kalau restorannya terlalu mahal, kita bisa mencari restoran alternatif.”

Ani: “Sudah kita tentukan, jadi kita akan mencoba restoran Italia dan jika ternyata penuh, kita bisa mencari restoran Jepang terdekat. Gimana  menurutmu?”

Ina: “Oke setuju. Mari kita segera mencoba reservasi untuk restoran Italia dan siap-siap pergi.”

 

19. Contoh Teks Negosiasi Tentang Perayaan Ulang Tahun di Kebun Binatang

Bela: “Mama, sebentar lagi aku ulang tahun. Boleh nggak aku merayakannya di kebun binatang?”

Mama: “Hmm, itu terdengar seperti ide yang menyenangkan. Namun, kebun binatang seringkali ramai dan berisik. Apa kamu yakin ingin merayakan ulang tahunmu di sana?”

Bela: “Ya, mama. Aku pengen banget mengadakan pesta ulang tahunku di kebun binatang. Aku juga ingin mengajak teman-temanku melihat hewan-hewan yang lucu di sana.”

Mama: “Tapi mama agak khawatir kalau mengganggu binatang di sana.”

Bela: “Aku janji nggak akan ganggu, Ma. Acaranya kecil-kecilan aja.”

Mama: “Baiklah, tetapi kita harus memperhatikan beberapa hal. Pertama, kita perlu memastikan bahwa kita sudah melakukan reservasi terlebih dahulu. Kedua, kita harus membawa makanan dan minuman yang cukup untuk seluruh tamu kita.”

Bela: “Tentu, mama. Aku sudah memikirkannya. Aku akan bertanggung jawab untuk membuat reservasi dan menyediakan makanan dan minuman untuk semua tamu.”

Mama: “Selain itu, kita juga harus memastikan bahwa tamu kita tahu persis tempat bertemu dan waktu yang tepat. Bagaimana kalau kamu membuat undangan resmi untuk mengirimkan kepada semua temanmu?”

Bela: “Boleh ide itu, mama. Aku akan segera membuat undangan resmi untuk mengirimkan kepada teman-temanku.”

Mama: “Jadi, kamu yakin ingin merayakan ulang tahunmu di kebun binatang, Bela?”

Bela: “Ya, mama. Aku sangat yakin dan bersemangat untuk merayakan ulang tahunku di sana.”

Mama: “Baiklah, kamu bisa melakukannya. Aku akan membantumu mempersiapkan semuanya dan pastikan semuanya berjalan dengan lancar.”

Baca Juga: Pengertian Teks Anekdot, Struktur, Kebahasaan & Contoh

 

20. Contoh Teks Negosiasi Tentang Jual Beli Kayu

Pembeli: Halo, saya tertarik dengan kayu yang Bapak jual. Apa jenis kayunya dan berapa harganya?

Penjual: Kami menjual kayu jati dan kayu meranti. Harganya bervariasi tergantung ukuran dan kualitasnya. Apa yang Mas butuhkan?

Pembeli: Saya membutuhkan kayu meranti ukuran 2×4 dengan kualitas baik. Biasanya harga berapa, Pak?

Penjual: Kayu meranti 2 x 4 dengan kualitas standar sekitar 2 juta per meter kubik.

Pembeli: Wah, agak lumayan ya. Kalau saya mau beli dalam jumlah besar apakah ada diskon, Pak?

Penjual: Tentu saja! Kalau pembelian dalam jumlah besar, kami bisa memberikan diskon 10% dari harga awal. Bagaimana, apakah Mas berminat untuk membeli kayu meranti dari kami?

Pembeli: Baiklah, saya setuju dengan harga yang Bapak tawarkan. Saya akan memesan 10 meter kubik kayu meranti ukuran 2×4 dengan kualitas standar.

Penjual: Baik, terima kasih telah memilih kami sebagai pemasok kayu Mas. Kami akan segera mengirimkan kayu meranti yang Mas pesan dalam waktu 3 hari. Silahkan transfer uangnya ke rekening kami setelah barang diterima ya!

Pembeli: Terima kasih juga untuk pelayanannya yang ramah dan profesional. Saya sangat senang bisa berbisnis dengan Bapak. Sampai jumpa!

Penjual: Sampai jumpa dan terima kasih atas kepercayaannya.

 

21. Contoh Teks Negosiasi Tentang Transaksi Furnitur

Pembeli: “Halo, pak, saya tertarik dengan kursi kayu ini. Berapa harganya?”

Penjual: “Halo! Kursi kayu ini seharga seratus lima puluh ribu rupiah, Mas. Kualitas bagus dan tahan lama.”

Pembeli: “Hmm, saya lihat di tempat lain harganya lebih rendah. Bisa kasih diskon?”

Penjual: “Maaf, Mas, harga sudah cukup rendah untuk kualitas ini. Tapi, kalau Mas ambil dua, saya kasih potongan sepuluh persen.”

Pembeli: “Bagus, saya ambil dua kursi ini. Tapi, tolong dikirim ke alamat rumah saya ya.”

Penjual: “Tentu, Mas! Ada ongkos kirimnya, tapi kalau dua kursi, saya kasih diskon ongkir setengah harga. Jadi, totalnya seratus delapan puluh ribu rupiah.”

Pembeli: “Hmm, baiklah, saya setuju. Bisa bayar menggunakan transfer bank?”

Penjual: “Tentu, Mas! Saya beri nomor rekeningnya. Setelah Mas transfer, segera konfirmasi, ya. Barang akan segera dikirim setelah pembayaran diterima.”

Pembeli: “Baik, Pak, terima kasih. Saya akan transfer segera.”

Penjual: “Terima kasih atas pembeliannya, Mas. Semoga kursi-kursi ini mempercantik rumah Anda.”

Pembeli: “Terima kasih kembali, Pak.”

 

22. Contoh Teks Negosiasi 4 Orang Bertema Banjir

Bapak Surya: “Silakan duduk, Pak Budi dan Ibu Retno. Selamat pagi. Boleh saya tahu Bapak dan Ibu ini berasal dari mana?”

Pak Budi: “Saya Budi, Pak. Tokoh masyarakat di Dusun Rukun. Ini Ibu Retno, anggota komite lingkungan kami, dan Pak Joko, tokoh pemuda.”

Bapak Surya: “Terima kasih atas kedatangan Bapak dan Ibu ke kantor saya. Dengan senang hati, sebagai direktur, saya akan mendengarkan aspirasi warga demi kebaikan bersama. Begini, Bapak dan Ibu. Dalam pertemuan dengan warga desa beberapa waktu lalu, bukankah sudah disepakati bahwa pihak pengembang akan tetap melanjutkan proyek pembangunan perumahan dan berjanji akan tetap menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Jadi, ada masalah apa lagi?”

Ibu Retno: “Pak, kami khawatir pembangunan ini akan meningkatkan risiko banjir di Dusun Rukun. Wilayah ini sering terdampak banjir, dan kami takut proyek perumahan ini akan memperburuk situasi.”

Pak Joko: “Ya, Pak. Kami sudah menyampaikan kekhawatiran ini beberapa kali, tapi sepertinya belum mendapatkan respons yang memadai.”

Bapak Surya: “Saya mengerti kekhawatiran Bapak dan Ibu. Namun, proyek ini sangat penting untuk perkembangan daerah ini. Bagaimana jika saya menyediakan dana tambahan untuk perbaikan saluran drainase dan sistem pengelolaan air agar risiko banjir dapat diminimalisir?”

Pak Budi: “Kami berterima kasih atas tawaran itu, Pak Surya. Namun, kami ingin memastikan bahwa proyek ini tidak hanya menguntungkan pengembang, tetapi juga aman bagi lingkungan dan warga kami. Bisakah kita bekerja sama untuk menyusun rencana perlindungan yang lebih komprehensif?”

Ibu Retno: “Ya, Pak. Kami juga ingin melibatkan ahli lingkungan untuk mengkaji dampak proyek ini secara menyeluruh.”

Bapak Surya: “Saya setuju untuk melibatkan ahli lingkungan dalam proses ini. Mari kita bentuk tim kerja bersama yang terdiri dari perwakilan warga, ahli lingkungan, dan pihak pengembang untuk menyusun solusi yang memuaskan semua pihak.”

Pak Joko: “Itu bagus, Pak. Kami yakin dengan pendekatan kolaboratif seperti ini, kita dapat mencapai solusi yang baik untuk semua pihak.”

Bapak Surya: “Baiklah, mari kita susun jadwal pertemuan berikutnya untuk membahas lebih rinci langkah-langkah yang perlu diambil. Saya berharap dengan kerjasama kita, proyek ini dapat berjalan dengan lancar tanpa mengorbankan keamanan dan kesejahteraan warga.”

Pak Budi: “Terima kasih, Pak Surya. Kami berharap bisa mencapai solusi yang baik melalui dialog ini.”

Bapak Surya: “Terima kasih kembali atas partisipasi dan kerja sama Bapak dan Ibu. Semoga kita dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.”

 

23. Contoh Teks Negosiasi Bentuk Narasi Bertema Konser 

Suatu pagi, Adi melihat pengumuman tentang konser idola musiknya yang akan digelar dalam beberapa bulan ke depan. Adi merasa sangat senang memuncak, dan ia mulai menyusun strategi untuk meyakinkan orang tua agar memberikan izin dan memberikan uang untuk membeli tiket konser tersebut.

“Mam, Pap, tahu nggak, grup band favoritku akan konser di kota ini bulan depan! Aku bener-bener pengen banget ikut. Boleh dong, Mam, Pap?” Adi membuka percakapan dengan penuh semangat.

Namun, ayah dan ibu Adi segera merespon dengan senyum dan tatapan serius. Mereka tahu bahwa tiket konser dan segala biaya yang terkait bukanlah hal yang murah.

“Adi, kita mengerti keinginanmu, tapi kamu tahu sendiri kalau itu memerlukan biaya yang cukup besar. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa itu adalah pengalaman yang berharga dan bernilai positif?” tanya ibu Adi.

Adi, tanpa menyerah, mulai memberikan argumen-argumen yang terpikirkan dengan matang. “Mam, Pap, ini konser grup band yang langka, dan pengalaman ini bisa memberikan inspirasi besar bagiku. Selain itu, aku berjanji untuk tetap fokus pada pelajaran dan tugas sekolah selama persiapan dan setelah konser selesai.”

Mendengar argumen Adi, ayah dan ibu mulai tertarik. Mereka mengajukan beberapa pertanyaan tentang rincian konser, seperti jadwal, lokasi, dan rencana Adi selama di sana.

Adi dengan penuh semangat menjelaskan, “Aku sudah melakukan riset. Konser ini pada akhir pekan, jadi tidak akan mengganggu kegiatan sekolah. Aku juga akan berangkat dan pulang bersama teman-teman, jadi tidak perlu khawatir soal transportasi.”

Melihat kesiapan dan komitmen Adi, akhirnya, ayah dan ibu memberikan persetujuan mereka dengan syarat-syarat tertentu. “Baiklah, Adi. Kami setuju memberikan izin, tapi kamu harus memastikan semua tugas sekolahmu selesai sebelum berangkat. Jangan lupakan janji baik-baikmu itu, ya.”

Adi melompat kegirangan dan segera berjanji mematuhi semua syarat tersebut. Pembicaraan ini tidak hanya meraih izin untuk pergi ke konser, tetapi juga mengajarkan Adi tentang tanggung jawab dan pentingnya meyakinkan orang lain dengan argumen yang matang.

 

24. Contoh Teks Negosiasi Bentuk Narasi di Pengadilan

Suatu hari di ruang sidang, terdengar langkah kaki dan suara ribut pembicaraan. Ruangan pengadilan yang penuh dengan aura ketegangan seketika menjadi saksi dari negosiasi yang tengah berlangsung antara dua pihak yang bersengketa, yaitu PT. Harapan Jaya dan Bapak Yusuf, seorang karyawan yang telah di-PHK secara mendadak.

Pak Yusuf, dengan wajah serius, memulai pembicaraan, “Pak Hakim, pihak PT. Harapan Jaya telah mengambil keputusan untuk memberhentikan saya tanpa pemberitahuan sebelumnya. Saya telah bekerja dengan loyal selama 10 tahun dan merasa ini tidak adil.”

Pengacara dari PT. Harapan Jaya menjawab dengan tenang, “Kami memahami ketidaknyamanan yang Anda rasakan, Pak Yusuf. Namun, ini bukanlah keputusan yang diambil dengan sembrono. Perusahaan sedang mengalami kesulitan keuangan dan harus mengambil langkah-langkah sulit demi kelangsungan bisnis.”

Pak Yusuf mencoba meyakinkan, “Tapi, Pak, saya dan rekan-rekan saya yakin bahwa ada solusi lain yang bisa diambil. Mungkin penurunan gaji atau cuti tanpa gaji untuk sementara waktu?”

Pengacara PT. Harapan Jaya merespon, “Kami mempertimbangkan opsi-opsi tersebut, tapi situasinya sangat mendesak. Kami berusaha meminimalkan dampak pada karyawan sebanyak mungkin, termasuk memberikan kompensasi berupa paket pesangon sesuai peraturan yang berlaku.”

Pak Yusuf tidak menyerah, “Saya mengerti kondisi perusahaan, tapi tolong pertimbangkan lagi opsi lain. Saya belum siap untuk kehilangan pekerjaan, terutama di tengah situasi sulit seperti ini.”

Pengacara berpikir sejenak dan kemudian berkata, “Kami akan membawa saran Anda ke manajemen dan melihat apakah ada opsi lain yang bisa dipertimbangkan. Namun, Anda juga harus memahami bahwa keputusan akhir tetap berada di tangan manajemen perusahaan.”

Pak Yusuf mengangguk, “Terima kasih, Pak. Saya bersedia untuk membicarakan lebih lanjut jika ada opsi lain yang bisa diambil. Saya hanya berharap dapat bekerja sama untuk menemukan solusi yang adil bagi kedua belah pihak.”

Negosiasi di ruang sidang pun berlanjut, diharapkan dapat mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak tanpa harus melanjutkan ke proses pengadilan yang panjang.

Baca Juga: Teks Diskusi: Pengertian, Tujuan, Ciri, Struktur, Kebahasaan & Contoh 

 

25. Contoh Teks Negosiasi Tentang Pengajuan Kerja Sama Skincare

Selamat siang, Bapak/Ibu.

Perkenalkan, kami dari PT. Kecantikan Sejahtera, ingin menawarkan kesempatan kerja sama sebagai distributor resmi untuk produk-produk kami, khususnya dalam kategori perawatan kulit atau skincare.

Jika Bapak/Ibu bersedia menjalin kemitraan dengan kami, kami akan memberikan kompensasi yang sebanding dengan kontribusi yang diberikan. Rinciannya dapat kami bahas lebih lanjut untuk memastikan kesepahaman kedua belah pihak. Kami yakin bahwa kerja sama ini dapat memberikan manfaat besar bagi kedua belah pihak.

Jika tertarik atau memiliki pertanyaan lebih lanjut, kami dengan senang hati akan menjelaskan secara detail mekanisme kerja sama ini.

Atas perhatian dan pertimbangannya, kami mengucapkan terima kasih.

Oke, itulah kumpulan contoh teks negosiasi beserta jenis, struktur, dan dalam berbagai macam situasi di kehidupan sehari-hari. Semoga contoh teks di atas, dapat menjadi referensi kamu dalam membuat teks negosiasi, ya. Nah, kalau kamu mau belajar teks negosiasi lebih lanjut dan melihat contoh-contohnya lebih banyak lagi dengan bantuan visual? Yuk, langsung buka ruangbelajar!

IDN CTA Blog ruangbelajar Ruangguru

Referensi:

Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. (2016). Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Artikel ini telah diperbarui pada 24 Februari 2023.

Shabrina Alfari

Content Writer and Content Performance at Ruangguru. Hope my writing finds you well and help you learn a thing or two! :D