Puisi Rakyat: Pengertian, Ciri, Jenis, Struktur & Contohnya | Bahasa Indonesia Kelas 7

Header - Bahasa Indonesia Kelas 7 - Puisi Rakyat

Yuk, kita bahas tuntas materi tentang puisi rakyat, mulai dari pengertian, ciri-ciri, tujuan, jenis, struktur, kaidah kebahasaan, hingga masing-masing contohnya. Simak sampai habis di artikel Bahasa Indonesia kelas 7 ini, ya!

 

Ketika mendengar kata puisi, banyak orang akan teringat pada baris-baris kata indah ala para pujangga, seperti Chairil Anwar dan Sapardi Djoko Damono. Namun, puisi ternyata sudah ada sejak zaman dahulu sebelum pujangga-pujangga itu mulai menelurkan karya terkenalnya, lho! Puisi yang berkembang pada zaman dahulu dikenal sebagai puisi rakyat.

Apa itu puisi rakyat? Apakah ciri-ciri, tujuan, jenis, struktur, dan kaidah kebahasaan puisi rakyat sama dengan puisi modern? Mari, kita cari tahu di artikel ini!

 

Pengertian Puisi Rakyat

Puisi rakyat adalah puisi yang berkembang pada masa masyarakat tradisional secara lisan, memiliki aturan-aturan yang mengikat, dan mengandung nasihat atau pesan yang baik bagi kehidupan. Puisi rakyat merupakan puisi yang diwariskan oleh nenek moyang, sehingga disebut juga puisi lama.

Uniknya, penulisan puisi rakyat tidak sebebas puisi-puisi di zaman sekarang. Puisi rakyat terikat oleh aturan jumlah suku kata, jumlah baris, jumlah bait, dan rima yang harus dipatuhi. Selain itu, puisi rakyat harus mengandung pesan untuk pembacanya.

Nah, kamu yang mau menulis puisi rakyat harus memperhatikan hal-hal itu, ya!

 

Ciri-Ciri Puisi Rakyat

Berdasarkan pengertian puisi rakyat, kita bisa menyimpulkan ciri-cirinya. Jadi, apa saja ciri-ciri puisi rakyat?

  • Sastra lisan: Puisi rakyat termasuk sastra lisan karena disebarluaskan dari mulut ke mulut secara turun-temurun oleh suatu masyarakat.
  • Anonim: Umumnya, puisi rakyat tidak diketahui siapa pengarangnya.
  • Terikat aturan: Puisi rakyat cenderung kaku karena terikat aturan, seperti jumlah suku kata pada tiap baris, jumlah baris pada tiap bait, jumlah bait pada sebuah puisi, dan rima yang dipakai di awal maupun di akhir baris-baris puisi.

 

Tujuan Puisi Rakyat

Layaknya tulisan-tulisan lainnya, puisi rakyat juga memiliki tujuan. Tujuan puisi rakyat adalah memberikan nasihat yang mendidik, mengajak pada kebaikan, melarang untuk melakukan suatu keburukan, memprotes ketidakadilan, dan menghibur pembaca. Jadi, puisi rakyat bisa menyampaikan nasihat, sindiran, bahkan humor.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Puisi Pendek Bermacam Tema dan Makna

Puisi rakyat yang berupa nasihat akan lebih mudah kamu temukan di berbagai sumber. Nah, kalau puisi rakyat yang berupa sindiran dan humor, kamu bisa cari contoh tipisnya dari para pelawak yang suka berpantun, guys!

 

Jenis-Jenis Puisi Rakyat

Dalam buku Bahasa Indonesia Kemdikbud, puisi rakyat dibagi menjadi beberapa jenis. Tiap jenis puisi rakyat punya karakteristik masing-masing. Yuk, langsung aja kita bahas tentang jenis-jenis puisi rakyat!

 

1. Pantun

Pantun adalah jenis puisi rakyat yang berasal dari budaya Melayu yang tiap baitnya terdiri dari empat baris dengan rima a-b-a-b. Pantun mengandung nilai-nilai dan budi pekerti. Jadi, kamu bisa nih sering-sering baca pantun buat jadi pedoman berperilaku.

Baca Juga: Pengertian Pantun, Ciri, Fungsi, Struktur, Jenis & Contoh

Ciri-Ciri Pantun

  • Tiap bait terdiri dari 4 baris.
  • Tiap baris terdiri dari 8—12 suku kata.
  • Baris 1 dan 2 sebagai sampiran, sedangkan baris 3 dan 4 sebagai isi.
  • Berima akhir a-b-a-b.

 

2. Gurindam

Gurindam adalah jenis puisi rakyat yang dibawa oleh orang-orang Hindu dari India yang tiap baitnya terdiri dari dua baris dengan rima akhir senada. Kata gurindam pun berasal dari bahasa Tamil, yakni kirindam yang berarti ‘mula-mula’ atau ‘perumpamaan’.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Gurindam Berbagai Tema, Ciri & Jenisnya

Ciri-Ciri Gurindam

  • Tiap bait terdiri dari 2 baris.
  • Tiap baris terdiri dari 10—14 suku kata.
  • Baris 1 dan 2 membentuk kalimat majemuk yang memiliki hubungan syarat atau sebab akibat.
  • Baris 1 berisi syarat, sedangkan baris 2 berisi jawaban.
  • Berupa nasihat, petunjuk, filosofi hidup, maupun kata-kata mutiara.
  • Berima akhir a-a.

 

3. Syair

Syair adalah jenis pusi rakyat yang berasal dari Persia yang tiap baitnya terdiri dari empat baris sebagai isi. Nah, tiap baris syair akan berisi rangkaian kisah yang saling berkesinambungan.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Syair Berbagai Macam Tema beserta Ciri & Jenisnya

Ciri-Ciri Syair

  • Tiap bait terdiri dari 4 baris.
  • Tiap baris terdiri dari 8—14 suku kata.
  • Semua baris merupakan isi syair.
  • Berima akhir a-a-a-a.
  • Menggunakan bahasa kiasan.

 

4. Mantra

Mantra adalah jenis puisi rakyat yang dianggap memiliki kekuatan magi (gaib). Biasanya, mantra berkaitan erat dengan kepercayaan, budaya, maupun adat istiadat di suatu wilayah.

Ciri-Ciri Mantra

  • Berupa rangkaian kata yang berirama.
  • Berbentuk satu bagian yang utuh sehingga tidak bisa dipahami melalui satu bagian saja.
  • Mengandung rayuan dan perintah.
  • Mementingkan keindahan permainan bunyi.
  • Berhubungan dengan kekuatan gaib yang ditujukan untuk hal tertentu.

 

Struktur Puisi Rakyat

Tiap jenis puisi rakyat memiliki struktur yang berbeda-beda. Struktur itu berkaitan dengan ciri-cirinya. Inilah struktur puisi rakyat dari tiap jenis yang sudah kita bahas.

 

1. Struktur Pantun

  • Satu bait pantun memiliki 4 baris.
  • Setiap baris dalam pantun terdiri dari 8—12 suku kata.
  • Baris 1 dan 2 merupakan sampiran yang menjadi pembuka pantun dengan rima a-b. Sampiran tidak harus berkesinambungan dengan baris berikutnya.
  • Baris 3 dan 4 merupakan isi pantun yang berima a-b. Isi pada baris 3 dan 4 berbentuk kalimat majemuk.
  • Baris 1-2-3-4 pada tiap bait pantun membentuk rima a-b-a-b.
  • Menggunakan kalimat perintah.

 

2. Struktur Gurindam

  • Satu bait gurindam memiliki 2 baris yang saling berhubungan.
  • Setiap baris dalam gurindam terdiri dari 10—14 kata.
  • Baris 1 merupakan syarat atau sebab dari baris 2.
  • Baris 2 merupakan jawaban atau akibat dari baris 1.
  • Baris 1 dan 2 dalam gurindam memiliki rima a-a.
  • Menggunakan kalimat yang menyatakan hubungan syarat.
  • Memiliki bunyi awal dan akhir yang sama.

 

struktur puisi rakyat

 

3. Struktur Syair

  • Satu bait syair memiliki 4 baris yang saling berkaitan.
  • Setiap baris dalam syair terdiri dari 8—14 suku kata.
  • Baris 1-2-3-4 memiliki rima a-a-a-a.
  • Menggunakan kalimat yang menyatakan hubungan sebab akibat.
  • Pilihan kata yang digunakan bersifat simbolik.

 

4. Struktur Mantra

  • Berbentuk puisi yang isinya menggambarkan kepercayaan suatu masyarakat.
  • Berisi satu kesatuan maksud yang diucapkan secara berurutan.
  • Menggunakan kalimat rayuan dan perintah.
  • Memperhatikan keindahan bunyi yang dihasilkan ketika diucapkan.

 

Kaidah Kebahasaan Puisi Rakyat

Selain struktur, sebuah tulisan tentu memiliki kaidah kebahasaan yang perlu diperhatikan. Dengan adanya kaidah kebahasaan, kita dapat membuat tulisan yang baik. Lalu, apa saja kaidah kebahasaan puisi rakyat? Berikut ini adalah kaidah kebahasaan puisi rakyat yang perlu kamu perhatikan.

 

1. Menggunakan kalimat pernyataan

Kalimat pernyataan adalah kalimat yang menyatakan atau memberitakan sesuatu. Ciri-ciri kalimat pernyataan antara lain berintonasi datar dan diakhiri tanda titik (.).

 

2. Menggunakan kalimat perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan untuk memerintah, menyuruh, mengajak, dan melarang. Ciri-ciri kalimat perintah yaitu berintonasi naik, menggunakan partikel lah, menggunakan imbuhan kan, diawali kata ayo, mari, jangan, atau dilarang, serta diakhiri tanda seru (!).

 

3. Menggunakan kalimat saran

Kalimat saran adalah kalimat yang bertujuan memberi usulan atau anjuran kepada orang lain. Ciri-ciri kalimat saran adalah menggunakan kata yang bersifat anjuran, seperti sebaiknya, seharusnya, hendaknya, dan sebagainya.

 

4. Menggunakan konjungsi

Konjungsi adalah kata atau ungkapan yang menghubungkan kata, frasa, klausa, ataupun kalimat. Lalu, apa saja contoh konjungsi yang sering digunakan dalam puisi rakyat?

  • Konjungsi yang menyatakan sebab, misalnya sebab dan karena.
  • Konjungsi yang menyatakan akibat, misalnya maka, sehingga, dan akibatnya.
  • Konjungsi yang menyatakan syarat, misalnya jika, jikalau, bila, apabila, kalua, dan asalkan.
  • Konjungsi yang menyatakan tujuan, misalnya agar, supaya, guna, dan untuk.

 

5. Menggunakan kalimat majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terbentuk dari dua klausa atau lebih yang dipadukan. Terus gimana cara memadukan klausa-klausa itu? Caranya, kamu dapat menggunakan konjungsi-konjungsi di atas. Gampang, kan?

 

Contoh Puisi Rakyat

 

1. Contoh Pantun

Berlomba-lomba membuka ikatan tali
Tidak akan sesulit membuka hati
Kawanku, hidup ini cuma sekali
Mari, kita belajar tanpa henti!

 

2. Contoh Gurindam

Jika surga-nya yang kau cari
Laku dan lisan buruk harus dihindari

Baca Juga: Kumpulan Contoh Puisi Rakyat: Pantun, Gurindam & Syair

 

3. Contoh Syair

Wahai, pengembara di tanah surga
Sembahlah yang memberi jiwa dan raga
Dialah yang memberi kefanaan tenaga
Dia pula yang menyaksikan baik buruk kita berlaga

 

4. Contoh Mantra

Pulanglah engkau kepada rimba yang besar
Pulanglah engkau kepada gunung guntung
Pulanglah engkau kepada sungai yang tiada berhulu
Pulanglah engkau kepada sungai yang tiada berorang
Pulanglah engkau kepada mata air yang kering
Jikalau engkau tiada mau pulang, matilah engkau

Itulah pengertian, ciri-ciri, tujuan, jenis-jenis, struktur, kaidah kebahasaan, dan contoh dari puisi rakyat. Sekarang, kamu sudah tahu dong ya bahwa puisi sudah ada sejak zaman nenek moyang kita? Nah, biar pengetahunmu semakin bertambah, jangan lupa gabung di ruangbelajar, ya!

CTA ruangbelajar

Referensi:

7 Contoh Puisi Mantra dalam Sastra Indonesia. Tautan: https://kumparan.com/ragam-info/7-contoh-puisi-mantra-dalam-sastra-indonesia-21OA38GY5ka/full (Diakses pada 25 Februari 2024)

Puisi Rakyat: Pengertian, Ciri-Ciri, Kaidah Kebahasaan, dan Contoh. Tautan: https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230214143646-569-912900/puisi-rakyat-pengertian-ciri-ciri-kaidah-kebahasaan-dan-contoh (Diakses pada 25 Februari 2024)

Puisi Rakyat, Warisan Budaya yang Melekat. Tautan:  https://ditsmp.kemdikbud.go.id/puisi-rakyat-warisan-budaya-yang-melekat/ (Diakses pada 25 Februari 2024)

Tim Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (Diakses pada 25 Februari 2024)

Tim Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 2021. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (Diakses pada 25 Februari 2024)

Sumber Gambar:

https://www.freepik.com/free-vector/speaker-man-with-microphone-stage_21186073.htm#fromView=search&page=2&position=40&uuid=a0434d6b-6b32-463a-88ca-4629b2b63865 (Diakses pada 25 Februari 2024)

https://www.freepik.com/free-vector/hand-drawn-flat-design-poetry-illustration_23252634.htm#fromView=search&page=1&position=6&uuid=e868e4e3-1249-498c-b869-34ab97edce4e (Diakses pada 5 Maret 2024)

Tri Janarti